Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FIQIH IBADAH

KEISTIMEWAAN PUASA MENURUT SYARI’AT ISLAM

Disusun Oleh :

1. Evi Nurkhasanah (2188203018)


2. Nita Septiani (2188203027)
3. Shoni Musthofa (2188203012)
Dosen Pengajar : H. Ali Fauzi, S.Pd.I.

UNIVERSITAS NURUL HUDA

SUKARAJA OGAN KOMERING ULU TIMUR

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang atas berkat dan karunia-Nya lah sehingga saya dapat menyusun dan
menyajikan materi dalam makalah ini.Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW pembawa risalah yang menjadi petunjuk
serta rahmat bagi seluruh alam yaitu lelaki pilihan Allah sebagai atasannya untuk
menyempurnakan akhlak dan aqidah umat manusia.

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah yang berjudul “Keistimewaan Puasa Menurut
Syari’at Islam”. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu, penyusun sangat berharap adanya kritik dan saran dari pihak manapun.
Penyusun harap makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan bagi siapa
saja pada umumnya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
B. Keistimewaan Puasa
C. Hikmah Puasa
D. Balasan Bagi Orang yang sedang Puasa

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan
dilaksanakan oleh manusia sebelum Islam.1 Islam mengajarkan antara lain
agar manusia beriman kepada Allah SWT, kepada malaikat-malaikatNya,
kepada kitab-kitabNya, kepada rosul-rosulNya, kepada hari akhirat dan
kepada qodo qodarNya. Islam juga mengajarkan lima kewajiban pokok,
yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagai pernyataan kesediaan
hati menerima Islam sebagai agama, mendirikan sholat, membayar zakat,
mengerjakan puasa dan menunaikan ibadah haji.
Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala
sesuatu”, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang
tidak bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah, puasa adalah
menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai
dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa
syarat.
Menurut Muhammad Asad, puasa adalah the obstinence of speech
memaksa diri untuk tidak bercakap-cakap dengan perkataan yang negatif,
contohnya seperti memfitnah, berbohong, mencaci maki, berkata-kata
porno, mengadu domba dan sebagainya.
Menurut Hasbi Ash Shiddieqy, puasa bisa menjadikan orang
mampu membiasakan diri untuk dapat bersifat dengan salah satu dari sifat
Allah swt, sifat tidak makan minum meskipun untuk sementara waktu,
sekaligus dapat menyerupakan diri dengan orang-orang yang muroqobah.
Menurut Yusuf Al Qardawi, puasa sebagai sarana pensucian jiwa
dan raga dari segala hal yang memberatkan dalam kehidupan dunia
sekaligus bentuk manifestasi rasa ketaatan seseorang dalam melaksanakan
perintah Allah swt, dalam hal meninggalkan segala larangan untuk melatih
jiwa dalam rangka menyempurnakan ibadah kepadaNya.
Menurut Syeikh Mansur Ali Nashif, puasa dapat menjadi benteng
dan pemelihara dari perbuatan-perbuatan maksiat. Dikatakan demikian
karena puasa dapat menghancurkan nafsu syahwat, bahkan dapat
memelihara dari pelakunya dari api neraka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa keistimewaan Puasa?
2. Apa hikmah puasa?
3. Apa balasan bagi orang yang sedang berpuasa?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk melatih penulis agar mampu
menyusun tulisan ilmiah yang baik dan benar, untuk memperluas wawasan penulis
dan pembaca tentang Keistimewaan Puasa Menurut Syari’at Islam, serta untuk
memberi sumbangan pemikiran baik berupa konsep teoritis maupun praktis.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Seperti yang sudah katakana di awal, bahwa puasa merupakan salah satu
ibadah yang dilakukan dengan cara menahan rasa lapar dan haus. Puasa
sendiri memiliki pengertian-pengertian lain baik pengertian secara umum
dan pengertian puasa dalam agama islam.
1. Pengertian Ibadah Puasa secara Umum
Secara umum, puasa merupakan salah satu kegiatan yang dinilai sebagai
kegiatan sukarela yang dilaksanakan dengan cara menahan diri dari
makanan, minuman atau juga bisa keduanya, perilaku buruk, dan semua hal
yang memiliki potensi untuk membatalkan puasa tersebut selama masih
dalam periode pelaksanaan puasa tersebut.
Puasa yang murni biasanya dilakukan dengan menahan diri untuk makan
dan minum dalam kurun waktu tertentu, umumnya puasa dilaksanakan
dalam kurun waktu satu hari atau selama 24 jam, atau juga bisa beberapa
hari. Lamanya periode puasa ini bergantung pada ketentuan puasa.
Perlu diketahui bahwa puasa ada puasa lain yang hanya membatasi
seseorang untuk mengkonsumsi zat atau makanan tertentu. Perlu Grameds
ketahui bahwa puasa juga dapat membatasi seseorang dari berbagai aktivitas
yang berhubungan dengan aktivitas seksual. Karena umumnya puasa
dilaksanakan untuk menunaikan ibadah dalam suatu agama, selain itu puasa
juga kerap dilaksanakan untuk menaikkan tingkat kespiritualan seseorang.
Puasa dengan tujuan seperti itu biasanya dilakukan oleh seseorang yang
sudah sering bertapa atau rahib. Kesimpulannya, puasa dilakukan untuk
menahan diri dengan cara mengekang diri dari berbagai macam tujuan serta
keinginan. Puasa kerap diartikan sebagai kegiatan yang sangat berguna
untuk menekan nafsu duniawi pada diri manusia.
2. Pengertian Ibadah Puasa secara Syariat Islam
Menurut agama islam, puasa disebut dengan Shaum yang berasal dari
Bahasa Arab : ‫وم‬EEEE‫ ص‬merupakan ibadah yang bersifat wajib untuk
dilaksanakan ketika bulan Ramadhan telah tiba. Ibadah ini juga dilaksanakan
selama satu bulan penuh lalu akan ditutup dengan perayaan Hari Raya Idul
Fitri.
Pelaksanaan puasa yang sesuai dengan syariat islam adalah dengan
menahan diri dari makan minum serta semua perbuatan yang dapat
membatalkan puasa dari terbitnya matahari hingga matahari tenggelam
dengan diawali niat yang sudah tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an.
Puasa ditujukan untuk dapat membentuk serta menanamkan sikap-sikap
teladan dan meningkatkan ketakwaan seorang Muslim kepada Allah SWT.
3. Pengertian Ibadah Puasa secara Bahasa
Puasa sendiri merupakan terjemahan dari istilah aslinya yang berasal dari
Bahasa Arab, yaitu kata Shaum. Kata tersebut secara Bahasa memiliki arti
mencegah atau menahan.

B. Keistimewaan Puasa Menurut Syari’at Islam


Dalam banyak riwayat dijelaskan bahwa puasa memiliki beberapa
keistimewaan dibanding ibadah-ibadah pada umumnya. Salah satu hadits
yang menjelaskan kelebihan puasa dibanding ibadah lainnya adalah hadits
qudsi berikut,
ِّ ‫ُكلُّ َع َم ِل اب ِْن آ َد َم لَهُ إِالَّ ال‬
‫ فَإنَّهُ لِي َوأنَا أجْ ِزي بِ ِه‬،‫صيَام‬
Artinya, "Semua amal perbuatan anak Adam -yakni manusia- itu adalah
untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-
Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya.”
Secara substansi hadits qudsi tersebut ingin menyampaikan bahwa ibadah
puasa memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah swt. Kata “untuk-Ku”
adalah bentuk penyandaran ibadah puasa kepada Allah swt yang
menunjukkan betapa puasa merupakan ibadah yang memiliki kedudukan
lebih dibanding ibadah lainnya. Dalam beberapa hal, penyandaran sesuatu
kepada Allah swt juga terjadi. Seperti kata Ka’bah yang memiliki nama lain
Baitullah (rumah Alllah). Kata bait disandarkan pada kata Allah. Ini
menunjukkan bahwa Ka’bah merupakan tempat yang memiliki kedudukan
tinggi dibanding tempat-tempat lainnya. Dari hadits tersebut, ada satu hal
yang perlu kita garis bawahi yaitu kalimat “karena sesungguhnya puasa itu
adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya”.
Kalau kita cermati, pasti muncul sebuah pertanyaan besar; bukankah semua
ibadah itu akan dibalas oleh Allah swt? Lalu mengapa dalam hadits di atas
seolah hanya puasa yang langsung dibalas oleh-Nya? Seolah menegasikan
ibadah-ibadah yang lainnya. Para ulama berbeda pendapat dalam
mengartikan hadits tersebut. Mengapa puasa memiliki keistimewaan di sisi
Allah swt dibanding amal ibadah lainnya? Berikut beberapa pendapat di
antaranya.
Pertama, puasa adalah ibadah yang tidak bisa terjerumus dalam riya
(pamer). Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw, ‫ ليس في الصيام رياء‬Artinya, “Pada
puasa tidak ada sifat riya (pamer).” Puasa merupakan ibadah yang bersifat
abstrak. Artinya ibadah puasa tidak memiliki gerakan yang bisa
membedakan antara orang yang sedang berpuasa dengan yang tidak. Sebagai
contoh aja, misalkan ada dua orang sedang berjalan beriringan. Yang satu
berpuasa dan yang satu lagi tidak. Apakah kita bisa membedakan mana yang
puasa dan mana yang tidak? Sulit, bukan? Berbeda dengan ibadah lainnya.
Seperti shalat, haji, zakat dan lainnya. Antara orang yang sedang shalat
dengan yang tidak, bisa kita bedakan dengan mudah, karena shalat bisa
dilihat dengan gerakan yang bisa membedakan mana yang sedang shalat dan
mana yang bukan. Antara orang yang sedang melaksanakan haji dengan
yang tidak juga demikian, karena haji memiliki gerakan yang bisa
membedakan antara mana yang sedang haji dan mana yang bukan.
Meskipun puasa bisa terjerumus dalam sifat riya (pamer), itu pun hanya bisa
diungkapkan dengan ucapan. Misal ada orang berpuasa, dengan maksud
memamerkan puasanya, ia berkata, “Saya ini sedang berpuasa, loh.” Tapi,
sekali lagi, itu hanya bisa diperlihatkan dengan ucapan.
Berbeda dengan ibadah lainnya yang bila terjerumus dalam riya melalui
gerakan atau pun ucapan. Kedua, puasa mampu melumpuhkan setan. Saat
sedang berpuasa, maka kita akan menahan diri untuk tidak makan dan
minum sampai waktu magrib tiba. Ketika makanan dan minuman tidak
masuk dalam tubuh, maka nafsu (syahwat) dalam diri akan terkendali.
Sementara nafsu (syahwat) merupakan pintu masuk utama bagi setan untuk
menjerumuskan manusia dalam lembah maksiat.
Rasulullahh saw pernah bersabda, ‫يِّقُوا‬E‫ض‬ َ َ‫ ف‬، ‫إِ َّن ال َّش ْيطَانَ يَجْ ِري ِمنَ اب ِْن آ َد َم َمجْ َرى ال َّد ِم‬
ِ ‫اريَهُ بِ ْالج‬
‫ُوع‬ ِ ‫ َم َج‬Artinnya, “Sesungguhnya setan itu menyusup dalam aliran darah
anak Adam, maka persempitlah jalan masuknya dengan lapar (puasa).”
Ketiga, pahala puasa lebih besar dibanding ibadah lainnya. Menurut Al-
Qurtubi, setiap amal ibadah sudah ditentukan besar pahala yang diperoleh,
dari mulai dilipatkan 10 kali, 700 kali, dan sampai yang Allah kehendaki.
Lain halnya dengan puasa, pahalanya tidak memiliki ketentuan khusus,
hanya Allah yang tahu.
Hal ini senada dengan hadis berikut, ‫ضا َعفُ ْال َح َسنَةُ َع ْش ُر أَ ْمثَالِهَا إِلَى‬ َ ُ‫ُكلُّ َع َم ِل اب ِْن آ َد َم ي‬
‫ ِه‬Eِ‫ ِزى ب‬Eْ‫ا أَج‬EEَ‫وْ َم فَإِنَّهُ لِى َوأَن‬E‫الص‬
َّ َّ‫ َّل إِال‬E‫ َّز َو َج‬E‫ا َل هَّللا ُ َع‬EEَ‫ْف ق‬ ِ ‫ب ِْع ِمائَ ِة‬E‫ َس‬Artinya, “Setiap amalan
ٍ ‫ع‬E ‫ض‬
kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh
kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-
Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”
Keempat, pahala melihat Allah swt. Dalam kitab Durrah an-Nashihin
(hal. 13), Syekh Utsman Syakir dengan mengutip pernyataan Abul Hasan
menjelaskan, bahwa semua amal ibadah akan mendapatkan balasan berupa
surga. Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah bersua langsung dengan
Allah swt di akhirat nanti, tanpa ada penghalang apapun. Dalam klasifikasi
level pahala, melihat Allah swt di akhirat merupakan kenikmatan yang
paling tinggi, lebih nikmat dari mendapat surga seisinya.
Terakhir, penulis tutup dengan sebuah syair, ‫من كان يشكو عظم ذنوبه فليات في‬
‫ا‬EE‫ه ي‬EE‫زي ب‬EE‫ا أج‬EE‫وم لي و أن‬EE‫ه الص‬EE‫رمضان باب طبيبه ويفوز من عرف الصيام عليه أو ليس قال هللا في ترغيب‬
‫المنى‬EEE‫وزوا ب‬EEE‫ان ف‬EEE‫ائمي رمض‬EEE‫“ ص‬Siapa yang mengadu atas dosa-dosa yang
ditanggungnya, datangilah pada bulan Ramadhan pintu Dzat yang
mengobatinya.” “Berbahagialah orang yang tahu akan puasa yang
dilakukannya, Allah telah memberi kabar gembira untuknya.” “Puasa untuk-
Ku dan Aku yang akan membalasnya. Wahai orang yang berpuasa di bulan
Ramadhan, bahagialah atas harapan.” (Is’afu Ahlil Iman bi Wadza’iz Syahri
Ramadhan, hal. 34-35)

C. Hikmah Puasa

Setiap perintah Allah Subhanahu wa ta'ala dan apa yang dicontohkan


oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pasti memiliki hikmah dan
manfaat yang dapat manusia peroleh. Bukan hanya sebagai bentuk ibadah
kepada Allah, namun juga dapat dirasakan manfaatnya bagi yang
menjalankan.

Termasuk ketika menjalankan ibadah puasa, maka akan ada manfaat


yang dapat kita peroleh. Tentu saja hikmah apa yang dijalankan setiap orang
akan berbeda-beda, namun dalam menjalankan-nya ada beberapa hal yang
kita rasakan bersama. Hal ini disampaikan dalam hadis sebagai berikut,

‫و ُل هَّللا ُ إِاَّل‬Eُ‫ا َء هَّللا ُ يَق‬E‫ا َش‬EE‫ْف َم‬


ٍ ‫ع‬E‫ض‬ ِ ‫ ِة‬Eَ‫ب ِْع ِمائ‬E‫ا إِلَى َس‬EEَ‫ُضا َعفُ ْال َح َسنَةُ بِ َع ْش ِر أَ ْمثَالِه‬َ ‫ُكلُّ َع َم ِل اب ِْن آ َد َم ي‬
ٌ‫ ة‬E‫ر ِه َوفَرْ َح‬E ِ E‫ط‬ ْ ِ‫َان فَرْ َحةٌ ِع ْن َد ف‬ِ ‫ع َش ْه َوتَهُ َوطَ َعا َمهُ ِم ْن أَجْ لِي لِلصَّائِ ِم فَرْ َحت‬ ُ ‫صوْ َم فَإِنَّهُ لِي َوأَنَا أَجْ ِزي بِ ِه يَ َد‬
َّ ‫ال‬
ْ ‫هَّللا‬ ْ ْ َ َ ُ ُ َ َ ْ
‫ك‬ِ ‫يح ال ِم ْس‬ ِ ‫ِعن َد لِقا ِء َربِّ ِه َولخلوفُ ف ِم الصَّائِ ِم أطيَبُ ِعن َد ِ ِم ْن ِر‬
“Setiap amal anak Adam akan dilipat gandakan, satu kebaikan menjadi
sepuluh hingga tujuh ratus kebaikan sekehendak Allah, Allah berfirman,
“Kecuali puasa, puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia
tinggalkan makan dan minumnya karena Aku.

Orang yang berpuasa itu mempunyai dua kebahagiaan, satu kebahagiaan


ketika tiba waktu berbuka, dan satu kebahagiaan lagi ketika berjumpa
dengan Rabbnya. Dan sungguh, bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah
lebih harum dari bau minyak kesturi. ” (HR Ibnu Majah)

Untuk itu, menjalankan ibadah puasa sunnah tentunya sebagaimana


hadis di atas, akan mendapatkan banyak sekali kebaikan termasuk mampu
menahan diri dan kebahagiaan lainnya yang dapat dirasakan oleh ummat
islam yang menjalankannya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa hikmah dari
menjalankan ibadah puasa:

1. Melatih diri melawan hawa nafsu

Puasa yang dilaksanakan dari subuh hingga adzan magrib


berkumandang tentu bukan hal mudah jika kita tidak terbiasa menahan diri.
Larangan saat berpuasa seperti makan dan berhubungan suami istri tentu
mengajarkan agar manusia dapat mengelola emosi dan dorongan hawa
nafsunya, tentu saja bukan untuk dihilangkan namun dapat dikelola dengan
baik agar dapat mencapai tujuan hidup menurut islam, dan tujuan penciptaan
manusia.

2. Mengajarkan untuk hidup sederhana


Dengan berpuasa kita pun juga dapat melatih untuk hidup sederhana.
Ketika berpuasa kita tidak banyak untuk membeli makanan atau minuman,
dan menahan diri dari segala hal duniawi. Hal ini juga sekaligus
mengajarkan kita untuk hidup berempati sosial pada lingkungan sekitar yang
mungkin hidupnya lebih kurang beruntung dari kita.

3. Menjaga kesehatan
Manfaat dari puasa adalah kesehatan tubuh lebih terjaga dan dapat
melakukan detoksifikasi atau pengeluaran racun dalam tubuh. Hal ini tentu
saja dapat membuat tubuh kita lebih fit dan sehat. Hal ini karena tubuh kita
beristirahat dari segala macam makanan atau minuman yang tidak sehat
serta dibatasi agar tidak banyak makan berlebihan. Bahkan, para pakar
kesehatan banyak merekomendasikan orang-orang yang sedang mengalami
penyakit tertentu untuk melakukan puasa.

4. Melatih diri membiasakan istiqomah beribadah


Jenis puasa banyak. Ada puasa wajib dan puasa sunnah. Jika dilakukan
terus menerus maka hal ini akan menambah keistiqomah kita dalam
beribadah dan juga melaksanakan perintah-perintah Allah lainnya.

5. Memperoleh kenikmatan sebagai umat Nabi Shallallahu


alaihi wa sallam
Kita tidak akan pernah mendapatkan kenikmatan menjadi ummat rasul
jika kita tidak pernah menjalankannya. Untuk ibadah puasa akan membuat
kita semakin bermakna dan nikmat menjadi ummat Rasulullah SAW.
Wallahu A'lam

D. Balasan Bagi Orang yang Sedang Puasa

Orang yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan


akan mendapat balasan dari Allah berupa: diangkat derajatnya ke tingkat
muttaqin, mendapat ampunan Allah, dijauhkan dari api neraka, mendapatkan
syafa’at (pertolongan) Allah, diampuni dosa-dosanya dan dimasukkan ke
dalam surga-Nya.

1. Diangkat derajatnya ke tingkat muttaqin

Ini sesuai firman Allah:

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian
bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 183).

2. Mendapat ampunan Allah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

‫ضانَ إِي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬ َ ‫َو َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬

Artinya : “Barangsiapa berpuasa (Ramadhan) karena imannya (kepada


Allah) dan hanya mengharapkan (ridha-Nya), niscaya akan diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu.”(H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu).

ُ‫ضانَ َو َع َرفَ ُح ُدوْ َدهُ َوتَ َحفَّظَ ِم َّما َكانَ يَ ْنبَ ِغ ْي اَ ْن يُتَ َحفَّظَ ِم ْنه‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬

Artinya : ”Barangsiapa puasa Ramadhan dan mengetahui segala batas-


batasnya, serta memelihara diri dari segala yang baik dipelihara diri darinya,
niscaya shaumnya itu menutupi dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R. Ahmad
dan Al-Baihaqi dari Abu Sa’id Radhiyallahu ‘Anhu).

3. Dijauhkan dari api neraka


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

ِ َّ‫َما ِم ْن َع ْب ٍد يَصُو ُم يَوْ ًما فِي َسبِي ِل هَّللا ِ إِالَّ بَا َع َد هَّللا ُ بِ َذلِكَ ْاليَوْ ِم َوجْ هَهُ ع َْن الن‬
‫ار َسب ِْعينَ خَ ِريفًا‬

Artinya : “Siapa dari seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah,
kecuali Allah jauhkan dirinya dengan neraka sejauh tujuh puluh tahun”. (H.R.
Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu).

4. Mendapatkan syafa’at

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

‫و ُل‬EEُ‫ ِه َويَق‬E‫فِّ ْعنِي فِي‬E‫ار فَ َش‬E


ِ Eَ‫ت بِالنَّه‬ ِ ‫هَ َوا‬E‫الش‬ َّ ‫ا َم َو‬EE‫صيَا ُم َو ْالقُرْ آنُ يَ ْشفَ َعا ِن لِ ْل َع ْب ِد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة يَقُو ُل الصِّ يَا ُم أَيْ َربِّ َمنَ ْعتُهُ الطَّ َع‬
ِّ ‫ال‬
َّ
ِ ‫ال فَيُ َشف َع‬
‫ان‬ ِّ َّ ُ
َ َ‫القرْ آنُ َمنَ ْعتُهُ النَّوْ َم بِالل ْي ِل فَ َشف ْعنِي فِي ِه ق‬ْ

Artinya : “Shaum dan Qur’an itu memintakan syafa’at untuk seseorang di


hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia
memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah
aku hak untuk memintakan syafa’at baginya. Dan berkata pula Al-Qur’an :
Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena
membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka
keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” (H.R..Ahmad dari Abdullah
bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).

5. Diampuni dosa-dosa

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

ُ‫ضانَ إِي َمانًا َواحْ تِ َسابًا خ ََر َج ِم ْن ُذنُوبِ ِه َكيَوْ ِم َولَ َد ْتهُ أُ ُّمه‬
َ ‫َم ْن قَا َم َر َم‬

Artinya : “Barangsiapa mendirikan (shalat malam) pada bulan Ramadhan


dengan keimanan dan pengharapan akan ridha Allah akan keluar dari dosa-
dosanya sebagaimana hari dilahirkan oleh ibunya”. (H.R. An-Nasa’i dari
Abdurrahman bin ‘Auf Radhiyallahu ‘Anhu).

ُ‫صا َمهُ َوقَا َمهُ إِي َمانًا َواحْ تِ َسابًا َخ َر َج ِم ْن ُذنُوبِ ِه َكيَوْ ِم َولَ َد ْتهُ أُ ُّمه‬ ِ ‫َب هَّللا ُ َعلَ ْي ُك ْم‬
ُ ‫صيَا َمهُ َو َسنَ ْن‬
َ ‫ت لَ ُك ْم قِيَا َمهُ فَ َم ْن‬ َ ‫َش ْه ٌر َكت‬

Artinya : “Bulan (Ramadhan) diwajibkan Allah atas kalian shaum dan


dianjurkan bagi kalian shalat (malam), maka barangsiapa yang shaum dan
shalat (malam) dengan keimanan dan pengharapan akan ridha Allah akan
keluar dari dosa-dosanya sebagaimana hari dilahirkan oleh ibunya”. (H.R.
Ibnu Majah).

‫ ِه‬EEِ‫صا َمهُ َوقَا َمهُ إِي َمانًا َواحْ تِ َسابًا خ ََر َج ِم ْن ُذنُوب‬ ُ ‫ضانَ َعلَ ْي ُك ْم َو َسنَ ْن‬
َ ‫ت لَ ُك ْم قِيَا َمهُ فَ َم ْن‬ َ ‫صيَا َم َر َم‬ َ ‫إِ َّن هَّللا َ تَبَا َر‬
َ ‫ك َوتَ َعالَى فَ َر‬
ِ ‫ض‬
ُ‫َكيَوْ ِم َولَ َد ْتهُ أُ ُّمه‬

Artinya : “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memfardhukan shaum


Ramadhan atas kalian dan menganjurkan atas kalian shalat malam di
dalamnya, maka berangsiapa shaum dan shalat malam (pada bulan Ramadhan)
dengan keimanan dan pengharapan akan ridha Allah akan keluar dari dosa-
dosanya sebagaimana hari dilahirkan oleh ibunya”. (H.R. Nasa’i).

6. Mendapatkan dua kebahagiaan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

‫ار ِه َوفَرْ َحةٌ ِحينَ يَ ْلقَى َربَّهُ َع َّز َو َج َّل‬


ِ َ‫لِلصَّائِ ِم فَرْ َحتَا ِن فَرْ َحةٌ ِع ْن َد إِ ْفط‬

Artinya : “Bagi orang yang shaum mendapat dua kebahagiaan, satu


kebahagiaan saat berbuka, dan satu kebahagiaan saat berjumpa dengan
Rabbnya”. (H.R. Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
7. Menyehatkan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

ِ َ‫اُ ْغ ُزوْ اتَ َغنَّ ُموْ ا َوصُوْ ُموْ ا ت‬


‫صحُّوْ ا َو َسافِرُوْ اتَ ْستَ ْغنُوْ ا‬

Artinya :”Berperanglah niscaya kalian mendapat ghanimah, bershaumlah


kalian niscaya kalian menjadi sehat, dan bepergianlah kalian niscaya kalian
akan berkecukupan”. (H.R. Ath-Thabrani).

8. Dimasukkan ke dalam surga-Nya

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :


َ‫ضانَ َكانَ َحقًّا َعلَى هَّللا ِ أَ ْن يُ ْد ِخلَهُ ْال َجنَّة‬ َّ ‫َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل ِ َوبِ َرسُولِ ِه َوأَقَا َم ال‬
َ ‫صاَل ةَ َو‬
َ ‫صا َم َر َم‬

Artinya : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan


mendirikan shalat, dan shaum Ramadhan, maka wajib bagi Allah
memasukkannya ke syurga”. (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu).

‫صلُّوا خَ ْم َس ُك ْم َوصُو ُموا َشه َْر ُك ْم َوأَ ُّدوا زَ َكاةَ أَ ْم َوالِ ُك ْم َوأَ ِطيعُوا َذا أَ ْم ِر ُك ْم تَ ْد ُخلُوا َجنَّةَ َربِّ ُك ْم‬
َ ‫اتَّقُوا هَّللا َ َربَّ ُك ْم َو‬

Artinya : “Bertaqwalah kepada Allah Tuhan kalian, dan shalatlah kalian


lima waktu, dan shaumlah kalian pada bulan (Ramadhan), dan tunaikanlah
zakat harta-harta kalian, dan tha’atilah perintah atas kalian, niscaya akan
dimasukkan ke dalam syurga tuhan kalian”. (H.R. At-Tirmidzi dari Abu
Umamah Radhiyallahu ‘Anhu).

َّ
َ‫ائِ ُمون‬E‫الص‬ َ‫ا ُل أَ ْين‬EEَ‫ ُرهُ ْم يُق‬E‫ ٌد َغ ْي‬E‫ ْد ُخ ُل َم َعهُ ْم أَ َح‬Eَ‫ ِة الَ ي‬E‫وْ َم ْالقِيَا َم‬EEَ‫ائِ ُمونَ ي‬E‫الص‬
َّ ُ‫ه‬E‫ ْد ُخ ُل ِم ْن‬Eَ‫هُ ال َّريَّانُ ي‬Eَ‫إِ َّن فِي ْال َجنَّ ِة بَابًا يُقَا ُل ل‬
َ ْ ُ ْ َ
‫ق فل ْم يَدخلْ ِمنهُ أ َح ٌد‬ َ ْ ُ َ َ ْ
َ ِ‫فيَدخلونَ ِمنهُ فإِذا َد َخ َل آ ِخ ُرهُ ْم أغل‬ ُ ُ ْ َ
Artinya : ” Sesungguhnya di syurga itu ada sebuah pintu yang disebut “Ar-
Rayyaan”. Pada hari kiamat berkata: Di manakah orang yang shaum? ( untuk
masuk syurga melalui pintu itu. Jika yang terakhir di antara mereka sudah
memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Maka, dengan berbagai keutamaan itulah, marilah kita kerjakan ibadah


puasa Ramadhan ini dengan penuh keikhlasan, keimanan dan kebahagiaan.
Bukan sekedar melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, tepi tentunya juga
mengisinya dengan berbagai amal shalih untuk menambah kualitas takwa kita
di hadapan Allah.

Semoga Allah berkenan menerima ibadah puasa Ramadhan kita dan amal
ibadah lainnya di sepanjang bulan suci Ramadhan tahun ini. Aamiin Yaa
Robbal ‘Aalamiin.
BAB III PENUTUPAN

KESIMPULAN

Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183

Yang artinya :

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa."

Saat menunaikan ibadah puasa umat Muslim wajib menahan diri dari lapar,
dahaga, serta aneka perbuatan yang dapat membatalkan, mulai terbit fajar sampai
terbenam matahari (magrib).

Tentunya hal ini untuk meningkatkan ketakwaan seorang Muslim. Pengertian


serupa juga dijelaskan dalam kitab Subul al-Salam, yang berbunyi:

"Menahan diri dari makan, minum, jima' (bercampur dengan istri) dan lain-lain
yang telah diperintahkan kepada kita untuk menahannya, sepanjang hari menurut
cara yang disyariatkan. Demikian pula diperintahkan menahan diri dari ucapan
yang diharamkan atau dimakruhkan, karena ada hadis-hadis yang melarang hal
itu, itu semua berdasarkan waktu dan syarat-syarat yang telah ditetapkan."
DAFTAR PUSTAKA

https://islam.nu.or.id/puasa/keistimewaan-puasa-dibanding-ibadah-lainnya-4S5pT

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiUz
7v1--D0AhW4ILcAHWe0CpwQFnoECEsQAQ&url=https%3A%2F
%2Fwww.gramedia.com%2Fliterasi%2Fpengertian-puasa
%2F&usg=AOvVaw3VIK4bmXl9OLvhSfYoifwe

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjd_
4ir_OD0AhUrIbcAHZQ3BK4QFnoECB8QAQ&url=https%3A%2F
%2Fwww.unpak.ac.id%2Fkhazanah-ramadhan%2Finilah-5-hikmah-dan-manfaat-
menjalankan-ibadah-puasa-sunnah-dan-
ramadan&usg=AOvVaw17iFwp471PdSUDShDeqHjl

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj_9
6azgeH0AhWV7nMBHSyVAXkQFnoECAIQAQ&url=https%3A%2F
%2Fwww.bola.com%2Fragam%2Fread%2F4533542%2Fpengertian-puasa-
ramadan-syarat-wajib-sunnah-makruh-dan-hikmah-yang-perlu-
diketahui&usg=AOvVaw0KYGsz05QFgDpVNCKVggzv

Anda mungkin juga menyukai