Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PUASA WAJIB DAN SUNAH


“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bimbingan Praktek
Ibadah”

Dosen Pengampu:

Lilis Karyawati, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh:

Rida Nurul Huda 1910631120076

Sasti Febriyanti 1910631120085

Yusuf Alfarizi 1910631120108

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa merupakan salah satu rukun islam. Salah satu pilar penegak agama
islam ini secara jelas disebutkan dalam Al quran, misalnya dalam surat Al Baqarah
ayat 183 yang kurang lebih artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertaqwa”.
Puasa juga diperintahkan kepada umat-umat sebelum umat Nabi Muhammad
SAW. Tujuan utama puasa ini adalah agar kita bertaqwa, bertaqwa kepada Allah
SWT.  Puasa merupakan ibadah mahdhoh  yang telah ditentukan syarat, rukun dan
ketentuannya. Puasa terbagi atas puasa wajib, sunnah, makruh dan haram. Puasa yang
diwajibkan misalnya, puasa pada bulan Ramadhan dan puasa nadzar. Puasa juga
sebagai sarana latihan bagi kita untuk menahan hawa nafsu yang timbul dalam diri
kita. Selain itu, puasa juga memberikan kesehatan jasmani bagi orang yang
melaksanakannya salah satunya adalah kesehatan pencernaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan puasa?
2. Macam macam puasa itu apa saja?
3. Bagaimana ketentuan puasa itu?
4. Hal apa saja yang bias membatalkan puasa?
5. Apa hikmah dari puasa menurut kesehatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui macam – macam puasa.
2. Mengetahui hal apa saja yang bisa membatalkan puasa.
3. Untuk meningkatkan kesempurnaan dalam hal puasa.
4. Mengetahui hikmah dari puasa menurut ilmu kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Puasa “Saumu” menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”,
seperti  menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan
sebagainya.

Sedangkan menurut istilah, puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang
membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya
matahari dengan niat dan beberapa syarat.

Firman Allah swt:

‫ َو ُكلُ ْوا‬ ‫ااْل َ ْبيَضُ ْال َخ ْيطُ لَ ُك ُم يَتَبَي ََّن َح ٰتّى َوا ْش َرب ُْوا‬ ‫ ْال َخي ِْط ِم َن‬ 
‫ااْل َ ْس َو ِد‬ ‫ ِم َن‬ ‫ْالفَجْ ۖ ِر‬
“Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu
fajar.” (Al-baqarah:187).

Menurut Muhammad Asad, puasa adalah the obstinence of speech memaksa


diri untuk tidak bercakap-cakap dengan perkataan yang negatif, contohnya seperti
memfitnah, berbohong, mencaci maki, berkata-kata porno, mengadu domba dan
sebagainya.

Menurut Hasbi Ash Shiddieqy, puasa bisa menjadikan orang mampu


membiasakan diri untuk dapat bersifat dengan salah satu dari sifat Allah swt, sifat
tidak makan minum meskipun untuk sementara waktu, sekaligus dapat menyerupakan
diri dengan orang-orang yang muroqobah.

Menurut Syeikh Mansur Ali Nashif, puasa dapat menjadi benteng dan
pemelihara dari perbuatan-perbuatan maksiat. Dikatakan demikian karena puasa dapat
menghancurkan nafsu syahwat, bahkan dapat memelihara dari pelakunya dari api
neraka.

Anda mungkin juga menyukai