Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH AGAMA ISLAM

MUHAMMADIYAH

S1 TEKHNIK MESIN KELAS SORE

“PUASA”

Dosen Pengampu: Budi setyono, S.PD.I, M.PD.I


Disusun oleh : Kelompok 3
1. Ilham ardiansyah Susanto ( C2A022509 )
2. Rizki ari mahendra ( C2A022500 )
3. Wafa nawalul ilmi ( C2A022529 )
4. Alwan dzaki bahtyan ( C2A022514 )

1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Puasa” dengan baik tanpa ada halangan
yang berarti.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari teman teman kelompok 2. Oleh karena itu saya sampaikan banyak
terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal
dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata
bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan
hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.

Dengan karya ini saya berharap dapat membantu pemahaman teman teman
dalam ilmu puasa.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat
luas

2
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR……………………………………..….2
DAFTAR ISI………………………………………………..…3
BAB 1…………………………………………………………..4
A. Hakekat puasa……………………………………………………..4
B. Mengapa ALLAH mewajibkan puasa……………………………..5
C. Tujuan dan fungsi puasa………………………………………..….6
D. Hikmah puasa…………………………………………………...…7
E. Makna spiritual puasa…………………………………………...…8
F. Puasa dan pembentukan insan berkarakter……………...…………9
BAB 2…………………………………………………..……..10
A. Penutup…………………………………………...……..10
 Kesimpulan………………………………………..10
 Saran………………………………………………10
B. Daftar Pustaka………………………………….………..11

3
BAB I
A. Hakekat puasa
Secara garis besar,“Puasa” adalah menahan diri dari makan, minum, dan
segala yang membatalkannya.Mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya
matahari, dengan niat puasa semata-mata karena Allah.
Puasa juga masuk dalam rukun Islam, oleh karena itu semua orang yang mengaku
Islam harus berpuasa. ( Puasa Ramadhan )
Tetapi, seringkali kita lihat tidak sedikit juga orang Islam tidak melakukan puasa.
Salah satu yang menyebabkannya adalah pemahaman yang kurang terhadap
ajaran Islam termasuk juga kurang mengetahui manfaat yang bisa didapat jika
berpuasa. Masih banyak orang-orang termasuk orang muslim bertanya mengapa
kita harus puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan.
untuk sekedar kita ketahui,sebenarnya banyak sekali “makna dan manfaat puasa
ramadhan” tersebut.

Ditinjau dari segi Agama atau Religi


kita melakukan puasa sebagai bukti kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah
sang Maha Pencipta karena puasa itu sendiri merupakan perintah- Nya.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa ” (Al-Baqarah:
183).
“Jadi jelas puasa merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh orang-orang yang
beriman (Islam).
Tujuannya pun jelas yaitu untuk mendapatkan derajat takwa di sisi Allah”.

Dari aspek fisik


dengan puasa kita dapat hidup lebih sehat. Organ tubuh, terutama pencernaan
yang selama ini terus bekerja keras, dapat beristirahat pada siang harinya. Dengan
kondisi seperti ini organ tubuh yang mengalami kerusakan dapat melakukan
recovery atau perbaikan selagi tidak bekerja. Sehingga ketika bekerja kembali
dapat bekerja secara maksimal dan tubuh dapat memperoleh hasil yang lebih
baik.

4
Puasa juga dapat mengurangi resiko terkena berbagai macam penyakit. Ketika
kita berpuasa terjadi penurunan laju metabolisme dalam tubuh. Buktinya, tubuh
menjadi dingin.Hal ini menunjukkan terjadinya pengurangan asupan dan
konsumsi oksigen secara total oleh tubuh. Dengan adanya pengurangan konsumsi
oksigen, maka produksi radikal bebas oksigen yang bersifat racun akan turun.
Kelebihan radikal bebas oksigen dapat menyebabkan menurunnya aktifitas enzim
dan dapat merusak sel-sel tubuh secara umum. Sehingga bisa menyebabkan
timbulnya penyakit.

B. Mengapa ALLAH mewajibkan puasa


Puasa pada bulan suci Ramadhan menjadi kewajiban bagi seluruh umat Muslim
yang sanggup melaksanakannya.Puasapun termasuk dalam Rukun
Islam.Ramadhan hanya tinggal beberapa hari lagi, ibadah yang dilakukan setahun
sekali ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang yang beriman. Betapa
pentingnya berpuasa pada bulan suci Ramadhan ini, sampai menjadi bukti
keislamannya seseorang.
Lalu mengapa ibadah puasa menjadi kewajiban pada seorang muslim?.
Allah telah mewajibkan ibadah puasa ini sebagaimana yang tertera dalam Al-
Quran pada surah Al-Baqarah ayat 183.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-
Baqarah : 183)
Inti disyariatkannya puasa adalah menahan diri dan mengendalikan syahwat
kemanusiaan, yaitu sesuatu yang menjadi keinginan dan kebutuhan manusia.
Seperti keinginan makan, minum dan hubungan badan dengan pasangannya,
tetapi ditahannya dalam jangka waktu tertentu yang sebenarnya halal, karena
semata-mata mengharap ridha Allah SWT.

5
C. Tujuan Dan Fungsi Puasa
Rasul SAW menegaskan bahwa sesungguhnya puasa itu ada tiga tingkatan.
Yakni, puasanya orang awam, puasa khawas, dan puasanya khawasul khawas.
Puasanya orang awam (umum) adalah sekadar menahan haus dan lapar dari terbit
fajar sampai terbenamnya matahari.
Sedangkan puasanya orang khawas adalah menahan makan dan minum serta
semua perbuatan yang membatalkannya. Misalnya mulutnya ikut berpuasa
dengan tidak berkata kotor, mencaci, mengumpat, atau mencela orang lain.
Demikian juga dengan tangan dan kakinya, dipergunakan untuk perbuatan yang
baik dan terpuji. Sementara telinganya hanya dipergunakan untuk mendengarkan
hal-hal yang baik. Puasa khawas ini adalah puasanya orang yang alim dan fakih.
Adapun puasanya khawasul khawas adalah tidak hanya sekadar menahan makan
dan minum serta hal-hal yang membatalkannya, termasuk menahan seluruh
anggota pancaindera, tetapi hatinya juga ikut berpuasa. Menurut para ulama,
inilah jenis puasanya para Nabi dan Rasul Allah. Puasa yang demikian itulah yang
akan diberikan oleh Allah secara langsung.

Sesungguhnya seluruh amal anak Adam itu untuk diri mereka sendiri, kecuali
puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. (Hadis Qudsi).

Puasa yang mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar inilah yang
mampu membentuk pribadi Muslim yang bertakwa, sebagaimana penjelasan QS
Al-Baqarah [2] ayat 183 di atas.

Bagi umat Islam, puasa di samping memiliki tujuan spiritual, juga mengandung
manfaat dan hikmah bagi kehidupan. Misalnya, puasa itu menyehatkan baik
secara fisik maupun psikis (kejiwaan). Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menetapkan standar kesehatan yang meliputi empat dimensi, yaitu sehat fisik,
psikis, sosial, dan spiritual. Dan ternyata, ibadah puasa dapat memenuhi semua
dimensi standar kesehatan yang ditetapkan oleh WHO itu. Bahkan, Dokter Alexis
Carrel (1873-1944) yang pernah meraih hadiah Nobel dua kali menyatakan,
Apabila pengabdian, shalat, puasa, dan doa yang tulus kepada Sang Maha
Pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, itu artinya kita telah
menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut.

6
Ahmad Syarifuddin dalam bukunya Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis
mengungkapkan, rumusan kesehatan psikis yang ditetapkan WHO ini bisa
dipenuhi dengan puasa yang dilakukan secara baik. Dalam beberapa hal puasa
bahkan memiliki keunggulan dan nilai lebih. Secara kejiwaan, sikap takwa
sebagai buah puasa, mendorong manusia mampu berkarakter ketuhanan
(rabbani).

Itulah manfaat secara umum dari puasa. Namun demikian, bagi umat-umat
lainnya, seperti umat terdahulu, Yahudi, Nasrani, Shabiin, Majusi, Zoroaster,
Konghucu, Manu, Buddha, Hindu, dan aliran kebatinan, dipergunakan untuk
kepentingan yang berbeda. Ada yang bertujuan untuk ketenangan batin,
mengendalikan hawa nafsu, mengekang jiwa, untuk memperoleh kemudahan
belajar olah kanuragan, untuk kekebalan, kesaktian, dan lain sebagainya. Jadi,
lain umat lain pula tujuannya dalam melaksanakan puasa. Pepatah mengatakan,
lain lubuk lain belalang, lain padang lain pula ikannya. Demikianlah beberapa
tujuan dari puasa itu.

D. Hikmah Puasa
Para ulama banyak memberi uraian tentang hikmah berpuasa. Di antaranya untuk
memperbaiki budi pekerti, menimbulkan kasih sayang terhadap fakir miskin dan
orang-orang lemah, melatih jiwa dan jasmani serta lainnya.
Perintah melaksanakan puasa ini diabadikan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah


diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa." (QS Al-Baqarah ayat
183)

Syaikh Al-Maraghi dalam kitab tafsirnya menerangkan hikmah dari puasa adalah
hadirnya sifat taqwa dalam diri seorang muslim. Karena puasa membiasakan
seorang muslim untuk takut kepada Allah Ta'ala dalam kondisi sembunyi maupun
ramai. Seorang muslim selalu merasa diawasi oleh Allah, mereka rela menahan
syahwat karena merasa bahwa Allah selalu mengawasi. Perasaan inilah yang jika
berlanjut setelah Ramadan akan menjadi sebab taqwa bagi seorang muslim.

7
Dalam Kitab Nashoihud Diniyah, Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad
menjelaskan, orang yang berpuasa pasti merasakan lapar dan rasa dahaga.
Rasa lapar dan kekosongan perut berpengaruh besar dalam menerangi hati dan
anggota badan dalam beribadah.

E. Makna spiritual puasa

Kehidupan sebenarnya adalah rangkaian peristiwa, baik yang mengandung


dimensi masalah atau yang mengandung kesebalikannya, tidak bermasalah.
Hidup sesungguhnya merupakan rangkaian dari peristiwa demi peristiwa, baik
yang kita ciptakan sendiri ataupun yang diciptakan oleh lingkungan kita. Kata
penciptaan dimaksudkan adalah merupakan hasil dari kreasi manusia sebagai
akibat dari kemampuan insting, pikiran dan hati. Binatang hanya memiliki insting
saja, sementara manusia memiliki kelengkapan potensi kehidupan, yaitu insting,
pikiran dan hati. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna
karena memiliki tiga potensi sekaligus itu. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai
makhluk yang paling utama, sebaik-baik ciptaan. Meskipun Jin terbuat dari
cahaya api yang menyala, akan tetapi dalam derajat kemakhlukannya kalah oleh
manusia yang terbuat dari segumpal tanah.
Manusia memang diberi kemampuan untuk memahami kehidupan secara
lebih utuh karena sumber potensialnya yang lebih utama. Manusia memiliki
kemampuan untuk memimpin dan mengatur dunia ini sebagai implemetasi dari
kekhalifahan yang dimilikinya. Manusia adalah ruh Allah yang ditiupkan
kepadanya. Dengan demikian, manusia mengandung di dalam dirinya potensi
ketuhanan. Yang saya maksud dengan potensi ketuhanan adalah potensi spiritual
yang memang sangat unik dan hanya dimiliki oleh manusia. Akan tetapi manusia
bisa lupa dengan potensi spiritualnya ini. Manusia mudah terlena untuk tidak
menjadikan potensi spiritualnya tersebut menjadi mengeksis di dalam
kehidupannya. Itulah sebabnya Allah lalu menurunkan Nabi-Nabi atau Rasul-
Rasul yang memiliki tugas untuk mengingatkan kembali akan potensi spiritual
manusia tersebut. Rasul dibekali dengan pedoman hidup untuk menggapai
kembali dunia spiritualnya yang hilang melalui kitab Suci. Dengan demikian,
kitab suci merupakan pedoman bagi manusia untuk kembali kepada ajaran
agamanya yang benar.

8
Salah satu ajaran yang potensial untuk mengembalikan kesadaran spiritual
manusia adalah puasa. Bagaimana puasa bisa menjadi instrument untuk
mengembalikan kesadaran spiritual dimaksud? Pertanyaan ini yang rasanya
menjadi penting untuk dijawab. Puasa adalah ajaran Tuhan yang sangat universal.
Hampir seluruh ajaran agama mengajarkan tentang puasa ini. Puasa bagi kaum
awam adalah sebuah upacara ritual keagamaan yang hanya menekankan pada
keabsahan secara lahiriyah, yaitu tidak makan, minum dan berhubugan seksual.
Akan tetapi bagi kaum spiritualis, maka dimensi puasa sangatlah luas. Ia
mencakup semua hal yang terkait dengan bagaimana membangkitkan fungsi
spiritual tersebut di dalam kehidupannya.

F. puasa dan pembentukan insan berkarakter

Tujuan dari ibadah puasa yang dikerjakan adalah membentuk pribadi yang
bertaqwa. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat
183 yang artinya “hai orang-orang yang beriman diwajbkan atas kamu berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, mdah-mudahan
kamu bertaqqa”.
Dalam ibadah puasa yang dikerjakan, terdapat banyak dimensi yang terkandung
di dalamnya. Salah satu dimensi yang paling menonjol dalam ibadah puasa adalah
dimensi ketuhanan (ilahiah).
Menurut Rasullulah, puasa itu untuk Allah dan Allah yang akan membalas
secara khusus. Makna yang bisa diperoleh dari puasa adalah bahwa aspek
tazkiyah al-Nafs (pensucian jiwa) lebih kental, artinya aspek pembangunan watak
lebih kuat. Puasa, merupakan sebuah proses pembentukan jiwa yang bersih dan
watak yang jujur. Puasa juga merupakan perisai bagi orang-orang yang
menjalankannya. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya ‘’Puasa itu perisai selama ia tidak
merusaknya dengan dusta dan umpatan. Bahkan apabila ada orang yang
mengajak bertengkar, orang yang berpuasa diperintahkan untuk mengatakan:
Saya sedang berpuasa’’.

9
BAB II
A.PENUTUP

 KESIMPULAN
Secara garis besar,“Puasa” adalah menahan diri dari makan, minum, dan segala
yang membatalkannya.Mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari,
dengan niat puasa semata-mata karena Allah.
Adapun Hikmah dari berpuasa Yaitu :
A. Menimbulkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-sama
memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
B. Menumbuhkan rasa perikemanusiaan dan suka memberi, serta peduli terhadap
orang-orang yang tak mampu.
C. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karena
dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
D. Menumbuhkan Sikap amanah ( dapat dipercaya ) , Karena dapat mengetahui
apakah seorang melakukan puasa atau tidak hanyalah diri sendiri.
E. Mnumbuhkan Sikap Bersahabat dan menghindari pertengkarasn selama
berpuasa seseorang tidak di perbolehkan saling bertengkar,
F. Menanamkan sikap jujur dan disiplin.
G. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dai hawa nafsu, sehingga mudah
menjalankan keburukan.
H. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
I. Menjaga kesehatan Jasmani.

 SARAN
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
lebih bermanfaat dan lebih baik kualitasnya di masa mendatang. Mudah –
mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jurnalasia.com/medan/puasa-dan-pembentukan-karakter/
http://nursyam.uinsby.ac.id/?p=4578 di akses pada tanggal 21 Maret 2023 jam
19.45
https://kalam.sindonews.com/read/1044511/69/hikmah-puasa-ramadan-dan-7-
https://ramadhan.republika.co.id/berita/qa0rj4430/tujuan-dan-manfaat-
puasamanfaatnya-bagi-tubuh-1678550629 di akses pada tanggal 21 Maret 2023
jam 19.49
https://aceh.tribunnews.com/2020/04/19/mengapa-puasa-menjadi-kewajiban-
pada-muslim-ini-penjelasannya?page=1 di akses pada tanggal 21 Maret 2023 jam
19.53
https://www.mastah.org/hakikat-puasa-makna-dan-manfaatnya-dalam-aspek-
kehidupan/ di akses pada tanggal 21 Maret 2023 jam 19.456

11

Anda mungkin juga menyukai