Anda di halaman 1dari 27

Keistimewaan dan Keutamaan Puasa Senin Kamis bagi Umat Islam

Fera Masithoh Nur Azizah

Universitas Trunojoyo Madura

190721100072@student.trunojoyo.ac.id

Abstrak

Puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang bisa membatalkan puasa dari
terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat karena Allah SWT. Menurut
syariat Islam puasa ada dua macam yaitu puasa wajib dan puasa sunah. Salah satu puasa
sunah diantaranya yaitu puasa Senin Kamis. Puasa Senin Kamis merupakan puasa yang
dilakukan pada hari Senin dan Kamis dengan niat karena Allah. Namun sekarang ini
banyak orang yang enggan melakukan puasa sunah ini. Kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui betapa luar biasanya keistimewaan dan keutamaan puasa Senin Kamis. Oleh
karena itu, jurnal ini bertujuan agar pembaca mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
puasa terutama puasa Senin Kamis dari segi keistimewaan, keutamaan, dan manfaat dari
puasa sunah ini. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal yaitu pengumpulan data
yang menggunakan metode studi pustaka. Melalui metode studi pustaka ini penulis
mencari teori dan materi yang berkaitan dengan ruang lingkup pembahasan dan
mempelajari referensi yang ada dalam buku. Hasil pembahasan jurnal ini menunjukkan
bahwa puasa Senin Kamis memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri bagi orang
yang mengerjakannya. Puasa Senin Kamis juga memiliki beragam manfaat bagi tubuh,
pikiran, kesehatan, dan sosial.
Kata kunci: Puasa, puasa Senin Kamis, keistimewaan, keutamaan
Abstract
Fasting is to refrain from something that can cancel fasting from the dawn to
sunset with the intention of Allah SWT. According to Islamic law there are two types of
fasting namely compulsory fasting and sunnah fasting. One of the sunnah fasts includes
Monday Thursday fasting. Monday Thursday fasting is fasting which is carried out on
Monday and Thursday with the intention of Allah. But, now many people are reluctant to
do this sunnah fasting. Most of them don’t know how extraordinary the benefits and

1
virtues of fasting are Monday Thursday. Therefore, this journal aims to make the reader
aware of matters relating to fasting, especially Monday Thursday fasting in terms of the
features, virtues, and benefits of this sunnah fast. The research method used in journals is
data collection using literature study methods. Through this literature study method, the
writer looks for theories and material related to the scope of the discussion and studies
the references in the book. The results of the discussion of this journal show that Monday
Thursday fasting has special features and virtues for those who do it. Monday Thursday
fasting also has a variety of benefits for the body, mind, health, and social.
Keywords: Fasting, Monday Thursday fasting, privileges, excellence
I. PENDAHULUAN
Puasa merupakan rukun Islam yang keempat. Sebagai umat Islam, kita semua
diwajibkan untuk menjalankan puasa apalagi puasa di bulan Ramadhan. Puasa
merupakan suatu aktivitas ibadah berupa menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu,
dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa tersebut dari terbit fajar hingga
terbenamnya matahari. Sekarang ini, banyak orang yang melakukan puasa dengan
berbagai motif dan dorongan. Puasa dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kesehatan,
mengharap ridha dan pahala Allah, sebagai pengendalian diri, dan melatih kesabaran.
Tujuan tersebut bisa dicapai dengan menghayati arti puasa itu sendiri dan semata-mata
hanya untuk mengharap ridha dari Allah SWT. Selain puasa wajib juga ada puasa sunnah
yang banyak dikerjakan oleh umat Islam seperti puasa Daud, puasa Senin Kamis, puasa
Syawal, puasa Rajab, dan lain-lain. Puasa sunnah yang paling populer yaitu puasa Senin
Kamis. Alasan kepopuleran puasa sunnah ini yaitu dengan terbukti banyaknya
masyarakat yang telah melakukannya dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak
sampai dengan usia lanjut, mulai dari masyarakat kelas bawah sampai dengan masyarakat
kelas atas, bahkan mulai dari orang awam sampai dengan para agamawan dan ilmuwan.
Atas dasar tujuan serta niat yang beragam, semuanya pernah melakukan puasa sunnah
Senin Kamis. Mereka beranggapan bahwa puasa Senin Kamis memiliki keistimewaan
dan keutamaan tersendiri.
Puasa sunah Senin Kamis relatif sulit dan berat untuk dilakukan karena kita
melakukan puasa ini sendirian serta tidak didukung oleh lingkungan. Hanya orang yang
memiliki kesadaran yang kuat saja yang mampu menjalankannya dengan rutin. Di

2
samping itu, menjalankan puasa sunah Senin Kamis juga membutuhkan perjuangan dan
motivasi yang tinggi. Kita harus bisa melampaui rintangan dan godaan yang tidak ringan.
Kita harus mampu menahan rasa lapar dan haus, lemah dan lunglai di tengah banyaknya
makanan dan minuman yang mudah didapat di mana-mana. Namun sekarang ini,
sebagian umat Islam banyak yang tidak mengetahui apa keutamaan dan keistimewaan
puasa Senin Kamis. Mereka hanya sekedar melakukannya saja tanpa mengetahui
bagaimana tata cara pelaksanaan puasa, niat puasa,hukum puasa, yarat sah puasa, dan
rukun puasa itu sendiri. Akibatnya, saat berpuasa mereka hanya merasakan lapar saja.
Oleh karena itu, dalam jurnal ini saya akan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan puasa Senin Kamis.
II. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan jurnal ini, metode penelitian yang digunakan penulis yaitu
dengan cara mengumpulkan data dengan metode studi pustaka. Studi pustaka adalah
segala upaya yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh dan mengumpulkan segala
informasi tertulis yang relavan dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
Sumber data dari jurnal ini menggunakan sumber data sekunder yaitu informasi atau data
dapat diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, jurnal ilmiah, artikel, dan sumber-
sumber lain seperti Hadits dan Al-Quran. Dalam hal ini, penulis mempelajari teori-teori
dan materi yang akan dibahas. Dengan mempelajari teori dan materi tersebut, penulis
dapat memperoleh data secara sistematis kemudian menuangkannya dalam bentuk
rangkuman yang utuh. Melalui metode studi pustaka ini penulis mencari teori dan materi
yang berkaitan dengan ruang lingkup pembahasan dan mempelajari referensi yang ada
dalam buku.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Kata “puasa” merupakan kata yang sering kita kenal sebagai penyebutan dari
sebuah aktivitas tidak makan dan tidak minum dalam jangka waktu beberapa jam. Puasa
“saumu” menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti makan,
minum, nafsu, menahan bicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah,
puasa yaitu “menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya,

3
mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.1 Puasa
atau shiyaam berasal dari kata ‘shaama’ yang artinya ‘amsaka’ yaitu menahan. Puasa
(shiyaam) secara istilah adalah menahan diri dari sesuatu yang khusus (misalnya,
menahan diri dari makanan, minuman, dan berhubungan badan) dan dilakukan dengan
niat puasa. Puasa dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “upawasa”
yang bearti cara atau metode untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puasa artinya menghindari makan, minum, dan
sebagainya dengan sengaja terutama bertalian dengan keagamaan. Namun, ada pula yang
menyebutkan bahwa puasa berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “paase” yang berarti
menyiksa diri. Arti tersebut tentu saja tidak tepat jika digunakan sebagai arti puasa yang
ada dalam ajaran agama Islam. Kata puasa dengan segala bentuknya dalam bahasa Arab
disebut sebanyak tigabelas kali dalam Al-Quran. Kata yang paling sering digunakan
sebagai padanan puasa adalah kata “shiam” sedangkan kata “shaum” hanya disebut satu
kali.2 Puasa merupakan pendidikan dan pelurusan jiwa dan penyembuh bagi berbagai
penyakit jiwa dalam tubuh. Hal ini dikarenakan upaya pencegahan dari makan dan
minum, sejak sebelum fajar hingga terbenamnya matahari pada semua hari di bulan
ramadhan, merupakan latihan bagi manusia dalam melawan dan menundukkan hawa
nafsunya. Dengan ini, dapat tertanam semangat ketakwaan pada dirinya. 3
Allah
berfirman dalam surat Al- Baqarah ayat 183:
َ‫ب َعلَى ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ٱلصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ ِ‫وا ُكت‬ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa". (Q.S Al-Baqarah:
183)
Dalam hal ini, puasa hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman saja bukan
kepada orang lain.4 Hal tersebut dikarenakan orang-orang beriman adalah orang yang
paling berhak dan paling patut melaksanakan perintah-perintah-Nyaa. Selain itu, puasa
juga memperingatkan mereka bahwa puasa adalah syariat bagi mereka sebagaimana ia
juga syariat orang-orang terdahulu sebelum mereka. Dengan puasa seorang muslim dapat

1
Sulaiman Rasid, Fiqih Islam, (Bandung:Sinar Baru Algesindo,2012) , hlm. 220.
2
Asrar Mabrur Faza, “ Mengapa Harus Puasa Senin-Kamis?”, (Jakarta: Qultum Media,2010), hlm. 1-2.
3
Mohammad Usman Najati, Al-qur'an dan Ilmu Jiwa, (Bandung: Pustaka, 2004), hlm. 316.
4
Abdulloh Arief Cholil, Studi Islam II, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hal. 112.

4
memelihara dirinya dari kemaksiatan, mengendalikan hawa nafsu dan keinginan untuk
melakukan kemaksiatan akan terbendung. Berpuasa merupakan ibadah yang tergolong
berat karena puasa tidak hanya membutuhkan kemampuan fisik jasmani saja, tetapi juga
membutuhkan kemampuan mental yang luar biasa. Kemampuan yang kedua tersebut
sangat dibutuhkan dalam kaitannya dengan pengendalian diri dan perubahan kondisi saat
berpuasa. Puasa dapat menghindarkan diri dari berbagai maksiat karena puasa bisa
menundukkan hawa nafsu yang mendorong pada tindakan maksiat. Puasa juga
merupakan latihan bagi manusia untuk bersabar dalam menahan lapar, haus, dan
mencegah hawa nafsu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa puasa adalah
menahan diri dari sesuatu yang bisa membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai
terbenamnya matahari dengan niat karena Allah SWT.
B. Macam-macam Puasa
Sebagai umat nabi Muhammad SAW tentunya kita mengenal apa itu puasa. Puasa
yang disyariatkan dalam agama Islam ada dua macam yaitu puasa wajib dan puasa
sunnah. Puasa wajib yaitu puasa yang harus dilakukan oleh umat Islam dan waktu
pelaksanaanya sudah ditentukan oleh Allah SWT yaitu pada bulan Ramadhan selama
sebulan penuh. Sedangkan puasa sunnah yaitu puasa yang tidak wajib dilakukan oleh
umat Islam namun sangat dianjurkan untuk dikerjakan dan waktu pelaksanaanya juga
pada waktu tertentu. Namun, ada juga puasa sunnah yang bisa dilakukan kapanpun.
Puasa sunnah yang disyariatkan dalam agama Islam jumlahnya sangat banyak. Dalam
jurnal ini, penulis akan memfokuskan pada pembahasan mengenai puasa sunnah Senin
Kamis. Meskipun demikian, penulis juga akan menjabarkan macam-macam puasa secara
ringkas. Pembagian puasa dari segi hukum Islam dibagi menjadi empat macam yaitu:
1. Puasa Wajib

Puasa wajib merupakan puasa yang diperintahkan Allah Swt. bagi seluruh umat muslim
yang mesti dilaksankan sesuai waktu yang telah ditentukan. Puasa wajib ini dibagi
menjadi empat yaitu sebagai berikut:

a. Puasa Ramadhan

5
Puasa ramadhan merupakan puasa wajib Allah perintahkan untuk di kerjakan
setiap bulan suci ramadhan selama satu bulan penuh sesuai perintah Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

َ‫ب َعلَى ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ٱل‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ ِ‫وا ُكت‬ َ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
(QS. Al-Baqarah:183)

Kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadan dimulai pada 10 Sya’ban


tahun kedua Hijrah Nabi Muhammad Saw. dari Makkah ke Madinah. Dengan
demikian, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah atau ketika berada di Makkah,
Allah SWT masih belum mewajibkan berpuasa terhadap umat Islam. Hal ini
sesuai dengan hadits nabi yaitu: Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah SAW
bersabda: "Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada tuhan
selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan". (HR. Bukhari)
Berdasarkan dalil di atas ulama sepakat bahwa puasa Ramadan itu wajib
dilaksanakan oleh setiap orang muslim.
b. Puasa Nadzar

Puasa nadzar adalah puasa yang dilakukan oleh seseorang yang pernah
mengucapkan nadzar untuk melakukan puasa jika apa yang di inginkan menjadi
kenyataan. Kata nadzar sendiri memiliki pengertian mewajibkan suatu ibadah
yang pada dasarnya tidak diwajibkan dalam islam, akan tetapi orang itu sendiri
yang memang ingin melakukan amalan ibadah tertentu. Puasa Nazar hukumnya
wajib, yakni bagi orang yang menazarkannya. Puasa Nazar memiliki beragam
cakupan seperti ada yang dengan puasa, tidak bicara, sedekah, atau bahkan
menjauhi kemaksiatan.5 Contoh nadzar yaitu seperti “Jika saya diterima untuk
kuliah di Universitas Airlangga , maka saya akan menjalankan ibadah puasa
selama tiga hari penuh.” Kata-kata tersebut merupakan sebuah janji seseorang

5
Wawan Susetya, Keajaiban Puasa Senin Kamis, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2015), hlm. 19.

6
kepada Allah, sehingga orang tersebut harus memenuhi dan melaksanakan janji
tersebut.

c. Puasa Karafat/ Tebusan

Puasa Karafat adalah puasa yang dilakukan untuk menebus atau menutupi
dosa-dosa yang telah disengaja dilakukan. Kafarat secara bahasa artinya
mengganti, menutupi, membayar, dan memperbaiki. 6 Puasa Kafarat hukumnya
wajib dan dilaksanakan sebagai pengganti beberapa syarat syariat agama yang
dilanggar. Seperti bersetubuh dengan sengaja di waktu berpuasa pada siang hari
pada bulan Ramadhan, pembunuhan, sumpah, dan lain-lain. Terdapat ketentuan
tentang puasa kafarah ini, yaitu:

 Kafarah sumpah
 Kafarah bersetubuh dengan sengaja di siang hari Ramadhan dalam keadaan
berpuasa
 Kafarah pengganti dam
 Kafarah pembunuhan

Sebagai contoh, seseorang puasanya batal karena suami istri bersenggama


ketika puasa bulan Ramadhan yang hukumnya wajib. Dikarenakan batalnya
puasa itu dilakukan dengan sengaja, maka Allah memberikan hukuman harus
menutupi kesalahannya itu dengan cara memerdekakan seorang budak, memberi
makan kepada enam puluh orang miskin, atau menjalankan ibadah puasa selama
dua bulan berturut-turut.

d. Puasa Qadha
Qadha menurut bahasa berartyi memnuhi, melaksanakan, membayar, atau
melunasi. Puaasa qadha merupakan puasa yang dilakukan untuk mengganti
kekurangan hari dalam puasa wajib oada bulan Ramadhan ketika sesorang tidk
melaksankannya seara sempurna karena ada halangan atau udzur yang
diperbolehkan oleh syara’. Udzur atau halangan tersebut bisa berupa sakit,

6
Akhyar As-Shiddiq Muhsin dan Dahlan Harnawisastra, Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunah, (Jakarta: Qultum
Media, 2010), hlm. 72.

7
halangan, atau berpergian.Sebagiamana firman Allah SWT : “ Barangsiapa sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain”. (QS. Al-Baqarah:185)7

2. Puasa Sunnah

Puasa sunah adalah puasa yang apabila dilakukan akan mendapatkan pahala dan
apabila ditinggalkan tidak berdosa. Macam-macam puasa sunah diantaranya yaitu:

a. Puasa enam hari dibulan Syawal, bisa dilakukan secara berurutan maupun acak
selama masih dalam bulan Syawal. “Keutamaan puasa Ramadhan yang diiringi
puasa Syawal ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun.” (HR. Muslim).
b. Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, yang dimaksud adalah puasa
sembilan hari yang pertama pada bulan Dzulhijah tidak termasuk hari yang
kesepuluh, karena hari kesepuluh adalah Hari Raya Idul Adha dan diharamkan
untuk berpuasa.
c. Puasa Hari Arafah, yaitu puasa pada hari kesembilan bulan Dzulhijah.
Keutamaannya adalah akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu dan dosa-dosa
pada tahun yang akan datang (HR.Muslim). Yang dimaksud dengan dosa-dosa
disini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa dihapus
dengan cara bertaubat.
d. Puasa Muharam, yaitu puasa pada bulan Muharam terutama pada hari Asyura.
Keutamaan puasa pada bulan ini yaitu puasa yang paling utama setelah puasa
bulan Ramadhan. (HR.Bukhari)
e. Puasa Asyura, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharam (lebih baik
bila dilakukan selama dua hari, yaitu 9 dan 10 Muharam). Bila memilih dua hari,
maka seharusnya kita berpuasa sejak tanggal 9 Muharam. Keutamaannya akan
dihapus dosa-dosa kecil pada tahun sebelumnya. (HR.Muslim)
f. Puasa Sya’ban, yaitu puasa yang dilakukan pada bulan Sya’ban dan disunahkan
untuk memperbanyak puasa pada bulan ini. Keutamaan bulan ini adalah bulan
ketika semua amal diangkat kepada Tuhan semesta alam. (HR. An-Nasa’i dan
Abu Daud)
7
Ibid, hlm. 76-77.

8
g. Puasa Senin Kamis, yaitu puasa yang dilakukan pada hari Senin dan Kamis.
Keduanya merupakan hari ketika amal-amal hamba diangkat dan diperlihatkan
kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, afdhalnya puasa Senin diikuti dengan puasa
pada hari Kamis.
h. Puasa Daud, yaitu puasa sehari dan tidak puasa sehari. Keutamaannya adalah
puasa ini merupakan puasa yang paling disukai oleh Allah SWT. (HR.Bukhari dan
Muslim)8
3. Puasa Makruh

Puasa makruh adalah puasa yang dilaksanakan atas dasar kesanggupan yang tidak
dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Puasa Makruh merupakan puasa yang tidak dilarang,
tapi jika dilakukan tidak mendapatkan pahala dan justru menjadi sesuatu yang sia-sia
sehingga lebih baik puasa makruh ini tidak dilakukan Puasa ini dibagi menjadi beberapa
bagian, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Puasa sunnah khusus pada hari jumat saja.


b. Puasa sunnah khusus pada hari sabtu saja.
c. Puasa sunnah khusus pada hari ahad saja.
d. Puasa sunnah tanggal 10 Muharram saja.
Namun agar puasa diatas tidak dihukumi makruh maka kata para ulama
dianjurkan untuk berpuasa satu hari sebelumnya atau satu hari setelahnya. Jika
didahului satu hari sebelumnya atau satu hari setelahnya maka hukumnya tidak makruh.
Wallahu a’lam.9
4. Puasa Haram
Puasa haram adalah puasa yang dilarang untuk dikerjakan dalam ajaran agama
islam dan apabila kita mengerjakannya maka akan mendapat dosa dan sia-sia. Diantara
puasa yang diharamkan untuk dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Puasa Hari Raya

8
Asrar Mabrur Faza, Mengapa Harus Puasa Senin-Kamis?, (Jakarta: Qultum Media,2010), hlm. 6-8.

9
AjibMuhammad, Fiqih Puasa Dalam Mazhab Syafi’i, (Jakarta:Rumah,Fiqih,Publishing,2019), hlm. 19-21.

9
Para ulama sudah sepakat mengenai keharaman puasa pada 2 hari raya ini,
baik puasa fardhu ataupun puasa sunah. Hal ini berdasarkan pada perkataan Umar
ra: “rasulullah SAW melarang puasa di 2 hari raya. Idul fitri adalah hari dimana
kalian berbuka dari bulan puasa Ramadhan, sedangkan Idul adha adalah hari
dimana kalian memakan korban-korban kalian” (HR. Ahmad).

b. Puasa di hari Tasyriq


Berpuasa di 3 hari sesudah idul adha (hari tasyriq) adalah dilarang. Hal ini
berdasarkan riwayat Abu Hurairah ra: ”bahwa Rasulullah mengutus Abdullah bin
Khudzaifah untuk berkeliling di Mina (dan mengumumkan):”janganlah kalian
berpuasa di hari-hari ini karea hari ini adalah hari untuk makan, minum, dan
dzikir kepada Allah”(HR.Ahmad).
c. Puasa di hari jum’at.
Hari jum’at adalah hari raya bagi umat Islam. Oleh karena itu, puasa dihari
jum’at ini dilarang.
d. Puasa di hari sabtu.
Larangan puasa di hari sabtu dikarenakan hari sabtu adlah hari yang diagung-
agungkan oleh orang Yahudi dan kita dilarang menyerupai perilaku mereka.
e. puasa hari yang diragukan.
Hari yang diragukan adalah ketik di akhir bulan sya’ban belum terlihat hilal
Ramadhan, dan hari itu masi diragukan apakah masuk bukan Ramadhan aau
belum.
f. Puasa setahun penuh.
Diharamkannya melakukan puasa setahun penuh, termasuk puasa di hari-hari
yang dilarang oleh ajaran agama islam.
g. Puasa wanita tanpa izin suami.
Rasulullah SAW melarang wanita berpuas jika tidak meminta izin kepada
suaminya terlebih dahulu. Bersumber dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW
bersabda: “janganlah seseorang wanita berpuasa walau seharipun ketika suami
ada disisinya, kecuali dia telah mendaoatkan izin atau melakukan puasa
Ramadhan”.
h. Puasa Wishal (puasa setiap hari terus menerus tanpa sahur dan berbuka puasa)

10
Hal ini berdasarkan pada riwayat dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi
Muhammad bersabda: “jauhilah puasa wishal” (Nabi mengucapkan sampai 3
kali), para sahabat berkata: “Engkaupun melakukan puasa wishal wahai
Rasulullah?”, Nabi menjawab: “kalian tidak seperti aku, jika malam hari, Allah
selalu memberi aku makan dan minum(memberi kekuatan), maka kerjakanlah
ibadah yang kalian mampu”(HR. Bukhari dan Muslim).10
C. Pengertian Puasa Senin Kamis
Puasa Senin Kamis adalah puasa sunnah yang dilakukan pada hari Senin dan hari
Kamis. Puasa ini merupakan salah satu puasa sunnah yang sering dikerjakan oleh
Rasulullah SAW sepanjang hidupnya. Rasulullah SAW selalu mengerjakan puasa sunnah
ini dan sangat jarang beliau meninggalkannya, mengingat adanya keutamaan dan manfaat
yang demikian besar dari puasa ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa puasa
sunah Senin Kamis yaitu suatu ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan makan,
minum, hubungan seksual, dan meninggalkan hal-hal yang bisa membatalkan puasa dari
terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari pada hari Senin dan Kamis. Secara khusus,
puasa ini dinyatakan Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim dan
Tirmidzi berikut :
Abu Qatadah r.a berkata, pernah Rasululloh SAW ditanya puasa
pada hari senin. Jawabnya: “Hari itu saya dilahirkan dan dihari
itu saya diutus serta Qur’an diturunkan kepadaku”. (HR.Muslim)
Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim tersebut menegaskan bahwa hari Senin adalah
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dipilihnya ia sebagai Rasulullah, dan hari
diturunkannya Al-Qur’an. Oleh karena itu, Nabi gemar berpuasa di hari Senin.
D. Landasan Puasa Senin Kamis
Puasa Senin Kamis hukumnya sunnah dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah.
Puasa ini sering dilakukan oleh nabi Muhammad SAW. Sebagaimana dalam hadits nabi
berikut ini:
‫صاِئ ٌم‬ َ ‫يس فَُأ ِحبُّ َأ ْن يُ ْع َر‬
َ ‫ض َع َملِى َوَأنَا‬ ِ ‫تُع َْرضُ اَأل ْع َما ُل يَوْ َم ا ِال ْثنَ ْي ِن َو ْال َخ ِم‬

10
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 241-244.

11
Artinya: “Amal manusia diperiksa setiap hari Senin dan Kamis. Maka, aku suka jika
amal-amalku diperiksa ketika aku sedang berpuasa.” (HR.Tirmidzi)11

E. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Senin Kamis


Tata cara pelaksanaan puasa sunah Senin Kamis ini sama dengan puasa
Ramadhan. Secara khusus, puasa ini dinyatakan Rasulullah SAW dalam sebuah ḥadits
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a “Amal-amal perbuatan itu diajukan (diaudit)
pada hari Senin dan kamis, oleh karena itu aku ingin amal perbuatanku diajukan
(diaudit) pada saat aku sedang puasa.” (HR. an-Nasa’i)
Tata cara puasa sunah Senin Kamis yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan niat puasa sunah
Salah satu bagian terpenting dalam melakukan puasa adalah niat. Niat puasa sunah bisa
dilakukan sebelum terbit fajar atau pada malam hari. Menurut ulama ahli fiqih, niat puasa
sunnah tidak harus dilakukan saat fajar, namun boleh melakukan niat untuk berpuasa
sunnah ketika siang hari asalkan sebelum zawal, yaitu sebelum tergelincirnya matahari.
Melakukan niat bisa dilakukan dengan dua cara yaitu berniat dalam hati dan berniat
dengan melafalkannya. Adapun lafal niat puasa sunnah Senin Kamis yaitu:
ِ ‫صوْ َم يَوْ َم ْال َخ ِمي‬
1. Niat puasa Senin : ‫ْس ُسنَّةً ِهللِ تَ َعالَى‬ ُ ‫ن ََوي‬
َ ‫ْت‬

NAWAITU SAUMA YAUMAL ITSNAINI SUNNATAN LILLAHI TAA’ALA

Artinya : “Saya niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah ta’ala.”

ِ ‫صوْ َم يَوْ َم ْال َخ ِمي‬


2. Niat puasa Kamis : ‫ْس ُسنَّةً ِهللِ تَ َعالَى‬ ُ ‫ن ََوي‬
َ ‫ْت‬

NAWAITU SAUMA YAUMAL KHOMIISI SUNNATAN LILLAHI TAA’ALA

Artinya : “Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta’ala.”12

2. Makan sahur
Makan sahur hukumnya sunah, namun sebaiknya kita melakukan sahur terlebih
dahulu sebelum berpuasa. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Janganlah kamu

11
Mahmud Ahmad Mustafa, Puasa Senin-Kamis Bikin Hidup Lebih Mudah, (Yogyakarta: Mutiara Media, 2009),
hlm. 13.
12
M. Syukron Maksum, Kedahsyatan Puasa Jadikan Hidup Penuh Berkah, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2009),
hlm. 129-131.

12
meninggalkan makan sahur walaupun ada di antara kamu yang hanya minum seteguk
air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang
yang makan sahur.” (HR.Ahmad dari Abu Said)
Makan sahur memiliki beberapa manfaat seperti mendapatkan keutamaan amalan sunah,
mendapatkan syafaat dari Allah SWT dan malaikat-malaikat-Nya, dan memiliki energi
yang cukup untuk melakukan puasa. Kita dianjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur
yaitu dilakukan pada saat mendekati waktu shubuh. Dalam kitab Qurratul ‘Ain karya
Sulaiman bin Muhammad dikatakan bahwa keistimewaan sahur itu ada lima macam,
yaitu sebagai berikut:
a. Mendapatkan keberkahan dari Allah karena telah mencintai Rasulullah SAW
dengan mengamalkan sunahnya.
b. Membedakan puasa umat Islam dengan umat yang lain.
c. Memberikan kekuatan untuk tetap kuat pada siang hari saat berpuasa.
d. Sesungguhnya rahmat dan ampunan Allah SWT turun pada saat sahur. Sehingga
sahur menjadi momen yang tepat untuk melakukan amalan laimmya seperti
beristighfar dan memohon limpahan rahmat Allah.
e. Membantu untuk tetap taat kepada Allah SWT.
3. Menahan diri hingga waktu berbuka
Setelah sahur, barulah fokus untuk menjalankan ibadah puasa sunnah. Dalam upaya
mempertahankan puasa sunnah dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari ada tiga
hal yang harus diperhatikan yaitu:
a. Harus mengetahui hal-hal yang diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa.
Hal-hal yang diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa seperti bersiwak atau
menggosok gigi, tidak berlebihan dalam berkumur, menyelam kedalam air,
keramas, mandi, suntik untuk pengobatan, melakukan bekam, dan menelan air
ludah.
b. Harus mengetahui hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat berpuasa.
Hal-hal yang dilarang untuk dilakukan saat berpuasa seperti makan dan minum
dengan sengaja, muntah dengan sengaja, melakukan hubungan suami istri pada
siang hari, keluarnya darah haid dan nifas, junun atau gila, mabuk dan keluar air
mani.

13
c. Harus mengetahui hal-hal yang diharapkan untuk tidak dilakukan saat berpuasa.
Hal-hal yang makruh untuk dilakukan saat berpuasa menikmati wangi-wangian
parfum atau bunga secara sengaja, mencicipi makanan tanpa alasan,
mengucapkan kata dusta, menipu, dan berlebihan dalam berkumur.
Hal-hal yang dilarang, diperbolehkan, dan makruh untuk dilakukan saat berpuasa
tersebut juga berlaku pada saat puasa bulan Ramadhan. Jadi, agar puasa yang
dilakukan bisa bernilai ibadah, lakukan kegiatan atau amalan yang bermanfaat
dan positif ketika ada waktu luang seperti membaca Al-Quran dan sholat sunnah.
4. Berbuka puasa
Waktu berbuka puasa yaitu ketika terbenamnya matahari. Ketika waktu berbuka
puasa tiba, kita dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa. Rasulullah SAW
bersabda, “Manusia akan selalu berada dalam kebaikan, selagi mereka
menyegerakan berbuka puasa.” (HR.Muttafaq ‘Alaih dari Sahl bin Sa’ad ra.)
Menyegerakan berbuka bukan berarti mendahulukan berbuka sebelum waktu berbuka
puasa itu tiba. Namun harus didasarkan pada keyakinan bahwa waktu berbuka
memang telah tiba. Keyakinan tersebut bisa didapatkan dengan mencari informasi
waktu berbuka untuk daerahnya masing-masing. Sebelum berbuka puasa, sebaiknya
kita membaca doa berbuka puasa dan diiringi oleh doa sebelum makan. Ketika
berbuka puasa, kita juga bisa membaca doa-doa lainnya seperti doa untuk
keselamatan, kesuksesan, dan meminta rezeki yang banyak dan barokah. Hal tersebut
dikarenakan doa yang dipanjatkan oleh orang yang berpuasa ketika berbuka puasa
akan dikabulkan oleh Allah SWT.13 Oleh karena itu, usahakan membaca doa sebelum
berbuka puasa.
F. Keistimewaan Hari Senin dan Kamis

Dalam Islam, kita mengenal ada hari-hari yang istimewa, bulan-bulan yang istimewa
dan malam-malam yang istimewa pula. Hari jum’at diagungkan dan diutamakan dari
hari-hari lainnya, malam lailatul qadar diistimewakan atas malam-malam lainnya. Bulan
Ramadhan dipilih lebih istimewa dari bulan-bulan lainnya. 14 Diriwayatkan dari ‘Aisyah
ra., ia mengatakan: “ Rasulullah SAW, sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam
13
Mukhlis Aliyudin dan Enjang AS, Mempercepat Datangnya Rezeki dengan Ibadah Ringan, (Bandung: Ruang
Kata, 2012), hlm. 45-50.
14
Mahmud Ahmad Mustafa, Puasa Senin-Kamis ..., hlm. 9.

14
melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah,
Imam Ahmad). Jika beliau memilih hari Senin dan Kamis sebagai hari yang disunnahkan
untuk berpuasa, pasti ada rahasia atau keistimewaan dibalik kedua hari tersebut. Berikut
ini beberapa keistimewaan yang berkaitan dengan hari Senin dan Kamis:

1. Senin adalah hari diturunkannya Al-Qur’an


Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW melalui perantara malaikat Jibril sebagai pedoman hidup bagi seluruh
umat Islam. Ulama berbeda pendapat mengenai kapan pertama kali Al-Qur’an di
turunkan. Tetapi sebagian besar ulama sepakat bahwa Al-Quran pertama kali di
turunkan kepada nabi Muhammad SAW pada tanggal 17 Ramadhan tepatnya
pada hari Senin. Hal ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW yaitu:
َّ َ‫ت َأوْ ُأ ْن ِز َل َعل‬
‫ى فِي ِه‬ ُ ‫ت فِي ِه َويَوْ ٌم بُ ِع ْث‬
ُ ‫ك يَوْ ٌم ُولِ ْد‬
َ ‫َذا‬
Artinya: “Itulah hari ketika aku dilahirkan,hari ketika aku diangkat sebagai
rosul,dan hari ketika aku menerima Al-Quran.” (HR.Muslim)
Oleh karena itu sebagai bentuk penghormatan terhadap hari senin, nabi
Muhammad SAW membiasakan diri untuk berpuasa sunnah pada hari itu.15
2. Senin adalah hari kelahiran dan wafat nabi Muhammad SAW
Senin adalah hari yang istimewa dan sangat bersejarah bagi seluruh umat Islam,
karena pada hari itu telah lahir manusia yang paling sempurna yang diutus oleh
Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya. Dialah Baginda Rasulullah
Muhammad SAW, sosok manusia kekasih Allah SWT yang telah berhasil
menunjukkan kegemilangannya dalam mengubah dunia dari zaman Jahiliyah
menjadi zaman yang terang benderang dengan cahaya keimanan. Beliau
dilahirkan dari keluarga Bani Hasyim. Nabi Muhammad SAW lahir dikota
Makkah pada tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi. Ketika beliau lahir,
Makkah berada dalam kondisi yang mencekam. Pasukan gajah yang dipimpin
oleh Raja Abrahah bermaksud untuk menghancurkan Ka’bah. Tetapi Allah
menghancurkan pasukan gajah Abrahah dengan mengirimkan pasukan burung
Ababil, maka selamatlah kota Makkah. Peristiwa itu terjadi pada hari Senin. 16
15
Amirulloh Syahbini dan Sumantri Jumhari, Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunah Rekomendasi Rasulullah,
( Jakarta: Qultum Media, 2012), hlm. 99-100.
16
Ibid, hlm.101.

15
Selain menjadi hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, hari Senin juga menjadi
hari wafatnya beliau. Nabi Muhammad SAW wafat pada usia 63 tahun.
3. Senin adalah hari penetapan kerasulan Nabi Muhammad SAW
Diturunkannya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW merupakan simbol
diangkatnya beliau menjadi rasul,yakni orang yang berkewajiban menyampaikan
risalah allah kepada manusia.Al-quran diturunkan pada hari senin.Karenanya
secara otomatis nabi Muhammad SAW resmi diangkat menjadi rasul juga pada
hari itu. Itulah keistimewaan lain dari hari senin. Karena keistimewaan itu,nabi
Muhammad SAW selalu berpuasa pada hari tersebut.
4. Senin dan Kamis adalah hari pemeriksaan dan pelaporan amal manusia
Semua perbuatan manusia baik yang baik maupun yang buruk semuanya tidak
luput dari pengetahuan Allah SWT. Semua amal manusia akan dicatat oleh dua
malaikat Allah yaitu Malaikat Raqib dan Malaikat Atid. Malaikat Raqib bertugas
sebagai pencatat amal baik sedangkan Malaikat Atid bertugas sebagai pencatat
amal buruk. Ternyata catatan perbuatan manusia diperiksa pada hari Senin dan
Kamis. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

‫صاِئ ٌم‬ َ ‫يس فَُأ ِحبُّ َأ ْن يُ ْع َر‬


َ ‫ض َع َملِى َوَأنَا‬ ِ ‫تُع َْرضُ اَأل ْع َما ُل يَوْ َم ا ِال ْثنَ ْي ِن َو ْال َخ ِم‬

Artinya: “Amal manusia diperiksa setiap hari Senin dan Kamis. Maka, aku suka
jika amal-amalku diperiksa ketika aku sedang berpuasa.” (HR.Tirmidzi)
Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa amal-amal manusia akan diperiksa
pada setiap tahunnya yaitu pada bulan Sya’ban dan dalam setiap pekannya yaitu
pada hari Senin dan Kamis. Oleh karena itu, jika pemeriksaan dan pelaporan
amal manusia dilakukan pada hari Senin dan Kamis saat kita sedang berpuasa,
maka diharapkan nilai keburukan akan berkurang dan nilai kebaikan akan
bertambah. Rasulullah SAW juga bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu
dipersembahkan setiap Senin dan Kamis. Maka Allah SWT berkenan
mengampuni setiap muslim, kecuali dua orang yang bermusuhan. Ia
berfirman,”Tangguhkanlah keduanya.” (HR.Ahmad)

16
Dengan demikian, Rasulullah SAW selalu mengerjakan puasa sunnah Senin
Kamis karena mengingat adanya keistimewaan tersendiri pada hari Senin dan
Kamis.
5. Senin dan Kamis adalah hari dibukanya pintu-pintu surga

Masuk surga adalah dambaan dan impian semua orang Islam. Maka untuk
mencapai surga, kita harus terus berjuang meningkatkan keimanan dan amal
shaleh. Allah telah memilih waktu-waktu tertentu untuk membukakan pintu
surga bagi para hambanya yang beriman. Setiap tahun, Allah SWT membukakan
pintu surga yaitu pada bulan Ramadhan, sedangkan setiap pekan Allah
membukakan pintu surga pada hari Senin dan Kamis. Hal tersebut sesuai dengan
hadits nabi yaitu diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW
bersabda:

‫َت بَ ْينَهُ َوبَ ْينَ َأ ِخي ِه‬


ْ ‫ك بِاهَّلل ِ َش ْيًئا ِإالَّ َر ُجالً َكان‬ ِ ‫اال ْثنَي ِْن َويَوْ َم ْال َخ ِم‬
ُ ‫يس فَيُ ْغفَ ُر لِ ُكلِّ َع ْب ٍد الَ يُ ْش ِر‬ ِ ‫تُ ْفتَ ُح َأب َْوابُ ْال َجنَّ ِة يَوْ َم‬
‫شَحْ نَا ُء فَيُقَا ُل َأ ْن ِظرُوا هَ َذ ْي ِن َحتَّى يَصْ طَلِ َحا‬

Artinya: “Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka
diampuni dalam kedua hari itu setiap hamba yang tidak menyekutkan Allah
dengan sesuatu apapun, kecuali orang yang diantaranya dan saudaranya
terdapat permusuhan. Kemudian dikatakan, lihatlah kedua orang ini hingga
keduanya berdamai.” (HR. Al-Khatib,Muslim, Abu Daud, Nasa’i, At-Tirmidzi,
dan Ibnu Hibban)17

Begitulah keistimewaan hari Senin dan Kamis yang menjadi hari dibukanya
pintu surga. Terbukanya pintu surga berarti terbukanya pintu rahmat dan
ampunan Allah. Allah SWT telah memberi kesempatan dan peluang kepada
hambanya untuk masuk surga dan meraih ampunan serta rahmat pada hari itu.
Orang yang berpuasa pada hari Senin dan Kamis akan mendapat kesempatan
yang besar untuk meraih pahala yang besar dan keberuntungan surga pada hari
itu.
6. Senin dan Kamis adalah hari yang diberkahi

17
Ibid, hlm. 102-103.

17
Hari Senin dan Kamis merupakan hari-hari yang diberkahi oleh Allah SWT.
Keberkahan ini diperuntukkan bagi seluruh umat Islam. Nabi Muhammad SAW
juga selalu membiasakan berpuasa sunnah Senin Kamis. Contoh keberkahan
yang diperoleh secara keseluruhan adalah kesuksesan hijrah Nabi Muhammad
SAW ke Madinah bersama kaum muslimin yang terjadi pada hari Senin. Tidak
kalah agungnya dengan hari Senin, hari Kamis juga merupakan hari yang
diberkahi. Ini tidak lain karena hari Kamis mendapatkan keberkahan dari doanya
Nabi Muhammad SAW. Beliau telah berdoa untuk umatnya, “Ya Allah,
berkahilah umatku di waktu pagi mereka di hari Kamis”. Keberkahan untuk hari
Kamis ini juga tidak hanya disebabkan oleh doa Nabi SAW. Tapi juga ada
historitas khusus yang terjadi di hari Kamis. Dalam hadits riwayat Thabrani
selanjutnya disebutkan, setelah beliau berdoa meminta keberkahan untuk
umatnya, “pada hari Kamis itu para Malaikat yang mengatur urusan-urusan
alam diciptakan”.18 Hari Kamis begitu istimewa bagi Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu, beliau selalu membiasakan berpuasa. Bahkan, ketika hendak
bepergian beliau lebih sering memilih bepergian pada hari Kamis. 19Inilah di
antara kemuliaan yang dimiliki hari Senin dan Kamis.

7. Senin dan Kamis adalah hari diciptakannya pepohonan dan makhluk melata
Hari Senin dan Kamis merupakan hari diciptakannya pepohonan dan makhluk
melata. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “ Allah
Azza wa Jalla menciptakan tanah pada hari Senin, kandungan bumi pada hari
Selasa, cahaya pada hari Rabu, dihamparkan binatang-binatang pada hari
Kamis, dan terakhir menjadikan Adam as. Setelah waktu sore dan akhir
perhitungan waktu antara sore sampai malam pada hari Jumat.” (HR. Muslim
dari Abu Hurairah)20
G. Keutamaan Puasa Senin Kamis
a. Mendapatkan banyak pahala

18
Mahmud Ahmad Mustafa, Puasa Senin-Kamis.., hlm. 32.
19
Ubaidurrahim el- Hamdy, The Miracle of Puasa, ( Jakarta: Wahyu Qolbu,2014), hlm. 26.
20
Mukhlis Aliyudin dan Enjang AS, Mempercepat Datangnya Rezeki dengan Ibadah Ringan, (Bandung: Ruang
Kata, 2012), hlm. 39.

18
Puasa Senin Kamis bisa menambah jumlah pahala. Allah akan menambah
pahala seseorang yang mengerjakannya secara langsung. Hal ini sesuai dengan
hadits nabi yaitu dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah SAW bersabda, “Setiap
kebaikan amal yang dilakukan oleh anak Adam adalah untuknya dan satu diatas
sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah SWT
berfirman:“ kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itulah untuk-Ku dan Aku
sendirilah yang akan membalasnya.” (Hadits Qudsi)21
b. Memperoleh dua kebahagiaan
Orang yang berpuasa akan memperoleh dua kebahagiaan yaitu kebahagian
saat berbuka puasa dan saat berjumpa Tuhannya. Hal ini sesuai dengan hadits
yaitu Rasulullah SAW bersabda: “orang yang berpuasa akan mendapat dua
kesenangan yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika
berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih
harum daripada aroma kasturi.” (HR. Bukhari)
c. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW
Salah satu keutamaan puasa Senin Kamis yaitu mengikuti sunnah nabi
Muhammad SAW. Allah akan memberikan pahala yang besar bagi orang yang
mengikuti sunnah nabi. Kebiasaan Rasulullah SAW dalam melakukan puasa
Senin Kamis secara istiqomah dapat dilihat melalui hadits berikut ini :

ِ ‫ن َو ْالخَ ِم‬¤ِ ‫صيَا َم ا ِال ْثنَ ْي‬


‫يس‬ ِ ‫ َكانَ يَتَ َحرَّى‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ِإ َّن َرسُو َل هَّللا‬.

Artinya: “ Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa menaruh pilihan berpuasa pada


hari Senin dan Kamis.” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi, dan Nasa’i)22
d. Menghapus amal-amal buruk
Orang yang berpuasa Senin Kamis, dosa-dosanya akan diampuni oleh
Allah SWT dan amal buruknya akan dihapus. Hal ini sesuai dengan hadits nabi
yaitu:

“Abu Hurairah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lebih sering


pada hari Senin dan Kamis. Lalu ada sahabat yang bertanya tentang hal itu.

21
Opcit, hlm. 16.
22
Muhammad Habibillah, Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari, (Yogyakarta: Laksana, 2018), hlm. 217.

19
Maka Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya seluruh amal akan dipersembahkan
pada setiap hari Senin dan hari Kamis. Lalu Allah mengampuni setiap muslim
atau setiap orang mukmin kecuali orang yang bermusuhan. Sebab Allah
berfirman, ‘Tangguhkanlah amal kedua orang itu.’” (HR. Ahmad)23

Pada saat inilah orang-orang Mukmin diampuni, kecuali dua orang Mukmin yang
sedang bermusuhan. Amal-amal manusia juga diperiksa di hadapan Allah pada
kedua hari ini.

e. Mendapat kesempatan dan peluang untuk masuk surga

Hari Senin dan Kamis adalah hari yang sangat istimewa, karena pada
kedua hari tersebut pintu-pintu disurga sedang dibuka. Betapa beruntungnya
orang-orang yang berpuasa pada hari itu karena bisa mendapat kesempatan dan
peluang yang besar untuk memasukinya. Dari Abu Harrairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ” Pintu-pintu Surga dibuka
pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang
antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah
pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai’.” (HR.
Muslim)

f. Memiliki pintu khusus di surga

Hadits lain yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyebutkan adanya


pintu surga di hari Kiamat yang dibuat khusus untuk orang-orang yang rajin
puasa. Allah SWT akan menunggu orang-orang yang rajin berpuasa. Ia akan
dimasukkan ke dalam surga dari pintu khusus yang bernama Ar-Rayyan.
Rasulullah SAW bersabda:

”Sesungguhnya di Surga ada satu pintu yang namanya ‘Ar-Rayyan’ yang


akan dimasuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari Kiamat,
tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. Di katakan:

23
Ubaidurrahim el- Hamdy, The Miracle of Puasa, ( Jakarta: Wahyu Qolbu,2014), hlm. 14.

20
manakah orang-orang yang suka berpuasa? Maka mereka pun berdiri dan tidak
masuk lewat pintu itu kecuali mereka. Jika mereka telah masuk, maka pintu itu
ditutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi.” (HR. Bukhari dan
Muslim)24

g. Terhindar dari siksa api neraka


Puasa Senin Kamis ternyata dapat menjauhkan seseorang dari panasnya
siksa api neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah seorang hamba
berpuasa satu hari di jalan Allah SWT, melainkan Allah akan menjauhkan
wajahnya dengan hari itu dari neraka selama 70 tahun.” (HR.Bukhari dan
Muslim)
h. Meningkatkan amalan dan lebih dekat dengan Allah SWT
Puasa Senin Kamis dapat menambah dan meningkatkan amalan-amalan
baik. Selain itu, dengan berpuasa seseorang bisa menjadi lebih produktif dalam
beribadah dan bisa lebih dekat dengan Allah. Puasa dapat menanamkan dalam diri
manusia rasa takwa kepada Allah SWT dengan senantiasa melaksanakan
perintah-perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya.
i. Menjadi syafaat atau penolong pada hari kiamat
Puasa termasuk amal shalih yang bisa menjadi syafaat bagi orang yang
melakukannya pada hari kiamat kelak. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Puasa
dan Al-Quran dapat memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari
kiamat.” (HR. Ahmad)
H. Hikmah Puasa Senin Kamis
1. Menjadikan manusia untuk lebih bertaqwa kepada Allah SWT
Seseorang akan dididik untuk selalu bertaqwa kepada Allah SWT dengan berpuasa.
Orang yang berpuasa tidak akan tergoda dengan segala bentuk kemewahan dunia karena
telah dibentengi oleh rasa iman dan taqwa pada diri mereka masing-masing. Orang yang
bertaqwa juga akan merasa bahwa semua perbuatan yang dilakukan akan dilihat langsung
oleh Allah SWT sehingga mereka akan mengerjakan semua perintah-Nya dan menjauhi

24
Ibid, hlm. 48-49.

21
larangan-Nya dengan tulus dan ikhlas semata-mata hanya untuk mengharap ridha Allah.
25

2. Melatih kesabaran

Puasa merupakan ibadah yang melatih kita untuk membiasakan kesabaran. Berpuasa
dapat menjadi sarana pendidikan bagi jiwa dan membiasakannya untuk tetap sabar dan
tahan terhadap segala penderitaan dalam menempuh dan melaksanakan perintah Allah
SWT. Puasa dapat memperkuat motivasi, mendorong kemauan, mengajarkan kesabaran,
membantu menjernihkan pikiran, dan mengilhami pendapat yang cerdas. Puasa juga bisa
membentuk karakter manusia yang tabah, sabar menghadapi masalah, tidak mudah
menyerah dan berputus asa, dan selalu optimis menatap masa depan.26

3. Melatih hawa nafsu

Puasa juga dapat menjadikan orang dapat mengontrol dan menahan diri dari segala
keinginan hawa nafsunya. Hal ini sesuai dengan sebuah hadist ketika Rasulullah
menyarankan pemuda untuk menikah namun belum mempunyai kecukupan dan belum
mampu menikah, maka mereka dianjurkan untuk berpuasa karena puasa dapat menjadi
benteng dan mengontrol hawa nafsu.

4. Melatih kedisiplinan dan meningkatkan rasa syukur


Seseorang yang berpuasa akan dilatih untuk selalu disiplin dalam segala hal
termasuk menahan diri dari perbuatan dosa yang dapat membatalkan puasa dari waktu
fajar hingga terbenamnya matahari karena merasa Allah SWT selalu mengawasi setiap
perbuatan yang kita lakukan. Selain itu, puasa juga akan meningkatkan rasa syukur
terhadap apa yang kita dimiliki saat ini. Rasa empati terhadap orang lain juga akan
semakin meningkat. Kita akan menyadari bahwa masih ada yang kurang beruntung dari
kita dan dengan berpuasa kita juga lebih tahu cara mensyukuri nikmat yang diberikan
oleh Allah SWT.
5. Bermanfaat bagi kesehatan tubuh

25
Anwar Ibrahim,Muhammad Sarbini,dan Ali Maulida, Implementasi Metode Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Puasa Senin-Kamis pada Pembentukan Akhlak Karimah di Sekolah Unggulan Islami (SUIS) Leuwiliang Bogor,
Prosiding Pendidikan Agama Islam, hlm. 133.
26
Alhamdu Diana Sari, Intensitas Melakukan Puasa Senin Kamis dan Kecerdasan Emosional, Jurnal RAP UNP,
Vol 9 No 1, Juni 2018, hlm. 8-9.

22
Penelitian lain yang dilakukan Sri Astutik Zulianti mengungkapkan bahwa puasa
memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan fisik dan psikis. Manfaat puasa bagi
kesehatan fisik adalah:

a. Mencegah penyakit jantung.


b. Penambahan sel darah putih.
c. Menghindari penyakit kanker.
d. Menghindari penyakit diabetes.
e. Mengurangi kecanduan merokok.

Sedangkan manfaat bagi kesehatan psikis antara lain;

a. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.


b. Memupuk kepedulian sosial.
c. Meredam marah.
d. Meningkatkan kecerdasan.27
6. Menutup jalan setan
Salah satu manfaat puasa yaitu dapat mempersempit jalan aliran darah yang
merupakan jalan setan pada diri anak Adam. Setan masuk dalam tubuh anak Adam
melalui jalan aliran darah. Dengan berpuasa, seseorang bisa merasa aman dari gangguan
setan, kekuatan nafsu syahwat, dan kemarahan. 28 Puasa juga menjadi penghadang upaya
setan untuk mempengaruhi jiwa dan tubuh manusia untuk melakukan perbuatan
kemaksiatan atau hal-hal yang dilarang oleh Allah.
7. Membersihkan rohani

Puasa bisa membersihkan rohani. Hal ini ditandai dengan kemampuan orang yang
berpuasa untuk meninggalkan sifat-sifat hewani seperti makan dan minum pada siang
hari, mampu menjaga pancaindra dari perbuatan-perbuatan maksiat dan bisa memusatkan
pikiran dan perasaan untuk berdzikir kepada Allah SWT. Setelah berpuasa, seseorang
diharapkan menjadi orang yang bersih dan sehat baik jasmani atau rohaninya.29

27
Lelya Hilda, Puasa dalam Kajian Islam dan Kesehatan, HIKMAH, Vol. VIII, No. 01 Januari 2014, hlm. 60.

28
Herdiansyah Achmad, Meraih Surga dengan Puasa, (Jakarta: Kaysa Media,2007), hlm.10-14.
29
Ibid, hlm. 14.

23
8. Terhindar dari siksa api neraka
Puasa itu bisa memelihara dan melindungi manusia dari siksa neraka, artinya puasa
berperan sebagai pelindung yang membentengi manusia dari perbuatan yang terlarang.
Sebaliknya, puasa akan membimbing manusia untuk memperbanyak amal kebajikan
dengan imbalan surga yang telah disediakan Allah SWT bagi orang-orang yang bertaqwa.
9. Sebagai sarana menumbuhkan rasa solidaritas sesama makhluk sosial

Dalam hubungannya dengan sesama manusia, puasa dapat menumbuhkan rasa


persaudaraan dan kasih sayang yang tinggi. Puasa juga dapat memupuk rasa solidaritas
dan gotong royong di kalangan orang Islam. Dengan berpuasa, mereka bisa merasakan
lapar sehingga terdorong untuk saling tolong-menolong dan membantu orang-orang yang
kurang bercukupan.

IV. KESIMPULAN

Puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang bisa membatalkan puasa dari
terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat karena Allah SWT.
Pembagian puasa menurut syariat Islam dibagi menjadi empat macam yaitu puasa
wajib, puasa sunnah, puasa makruh, dan puasa haram. Puasa wajib diantaranya adalah
puasa Ramadhan, puasa kafarat, dan puasa nadzar. Sedangkan puasa sunnah ada
berbagai macam seperti puasa enam hari dibulan Syawal, puasa sepuluh hari pertama
bulan Dzulhijah, puasa Hari Arafah, puasa Muharam, puasa Asyura, puasa Sya’ban,
puasa Senin Kamis, dan puasa Daud. Puasa makruh diantaranya adalah puasa sunnah
khusus pada hari Jum’at saja, puasa sunnah khusus pada hari Sabtu saja, puasa sunnah
khusus pada hari Ahad saja, dan puasa sunnah tanggal 10 Muharram saja. Terakhir yaitu
puasa haram yang terdiri dari puasa Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, puasa di hari
Tasyriq, puasa di hari Jum’at, puasa setahun penuh, puasa wanita tanpa izin suami, dan
puasa Wishal (puasa setiap hari terus menerus tanpa sahur dan berbuka puasa).

Puasa sunah Senin Kamis yaitu suatu ibadah kepada Allah SWT dengan cara
menahan makan, minum, hubungan seksual, dan meninggalkan hal-hal yang bisa
membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari pada hari Senin
dan Kamis. Puasa Senin Kamis hukumnya sunnah. Puasa ini sering dilakukan oleh nabi

24
Muhammad SAW. Tata cara pelaksanaan puasa sunah Senin Kamis ini sama dengan
puasa Ramadhan yaitu melakukan niat puasa, makan sahur, menahan diri hingga waktu
berbuka, lalu berbuka puasa. Keistimewaan hari Senin dan Kamis yaitu Senin adalah
hari diturunkannya Al-Qur’an, Senin adalah hari penetapan kerasulan Nabi Muhammad
SAW, Senin dan Kamis adalah hari pemeriksaan dan pelaporan amal manusia, Senin
dan Kamis adalah hari dibukanya pintu-pintu surga, Senin dan Kamis adalah hari yang
diberkahi, Senin dan Kamis adalah hari diciptakannya pepohonan dan makhluk melata.
Kutamaan puasa Senin dan Kamis yaitu mendapatkan banyak pahala, memperoleh dua
kebahagiaan, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, menghapus amal-amal buruk,
mendapat kesempatan dan peluang untuk masuk surga, memiliki pintu khusus di surga,
terhindar dari siksa api neraka, meningkatkan amalan dan lebih dekat dengan Allah
SWT, dan bisa menjadi syafaat atau penolong pada hari kiamat. Hikmah yang dapat
diambil dari pelaksanaan puasa Senin Kamis yaitu menjadikan manusia untuk lebih
bertaqwa kepada Allah SWT, melatih kesabaran, melatih hawa nafsu, membersihkan
rohani, melatih kedisiplinan dan meningkatkan rasa syukur, bermanfaat bagi kesehatan
tubuh, bisa menutup jalan setan, dan terhindar dari siksa api neraka.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Herdiansyah. 2007. Meraih Surga dengan Puasa. Jakarta: Kaysa Media.

Aliyudin, Mukhlis dan Enjang AS. 2012. Mempercepat Datangnya Rezeki dengan Ibadah
Ringan. Bandung: Ruang Kata.

25
Cholil, Abdulloh Arief. 2015. Studi Islam II. Jakarta: Rajawali Pers.

El- Hamdy, Ubaidurrahim. 2014. The Miracle of Puasa. Jakarta: Wahyu Qolbu.

Faza, Asrar Mabrur. 2010. Mengapa Harus Puasa Senin-Kamis?. Jakarta: Qultum
Media.

Habibillah, Muhammad. 2018. Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari.


Yogyakarta: Laksana.

Hasbiyallah. 2015. Fiqh dan Ushul Fiqh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hilda, Lelya. 2014. Puasa dalam Kajian Islam dan Kesehatan. HIKMAH Vol. VIII, No.
01.

Ibrahim, Anwar , Muhammad Sarbini, dan Ali Maulida, Implementasi Metode


Pembiasaan Shalat Tahajud dan Puasa Senin-Kamis pada Pembentukan Akhlak Karimah
di Sekolah Unggulan Islami (SUIS) Leuwiliang Bogor, Jurnal Prosiding Pendidikan
Agama Islam.

Maksum, M. Syukron. 2009. Kedahsyatan Puasa Jadikan Hidup Penuh Berkah.


Yogyakarta: Pustaka Marwa.

Muhammad, Ajib. 2019. Fiqih Puasa Dalam Mazhab Syafi’. Jakarta:Rumah Fiqih
Publishing.

Muhsin, Akhyar As-Shiddiq dan Dahlan Harnawisastra. 2010. Dahsyatnya Puasa Wajib
dan Sunah. Jakarta: Qultum Media.

Mustafa, Mahmud Ahmad. 2009. Puasa Senin-Kamis Bikin Hidup Lebih Mudah.
Yogyakarta: Mutiara Media.

Najati, Mohammad Usman. 2004. Al-qur'an dan Ilmu Jiwa. Bandung: Pustaka.

26
Rasid, Sulaiman. 2012. Fiqih Islam. Bandung:Sinar Baru Algesindo.

Sari, Alhamdu Diana. 2018. Intensitas Melakukan Puasa Senin Kamis dan Kecerdasan
Emosional, Jurnal RAP UNP, Vol 9 No 1.

Susetya, Wawan. 2015. Keajaiban Puasa Senin Kamis. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer.

Syahbini, Amirulloh dan Sumantri Jumhari. 2012. Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunah
Rekomendasi Rasulullah. Jakarta: Qultum Media.

27

Anda mungkin juga menyukai