Anda di halaman 1dari 9

Reviwe

Tentang Puasa

1. Mahmud Muhsinin Dan Abdul Azis “PUASA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL

DALAM ISLAM”

2. Rohmansyah, Fiqh Ibadah dan Mu’amalah, Yogyakarta: Lembaga Penelitian,

Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, 2017, hal. 70.

3. Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum "HIKMAH DISYARIATKANNYA PUASA RAMADHAN”

4. Ustadz Dzulqarnain Bin Muhammad Sunusi A l-A tsary "Panduan Puasa

Ramadhan Di Bawah Naungan Al-Qur`an Dan As-Sunnah"

5. http://digilib.uinsby.ac.id/15720/6/Bab%202.pdf

Ditulis olah :

Muhammad Fauzan

(2114110230)1

Disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fikih, Dosen:
1

Lisnawati, S.H., M.H., Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya
Reviwe Dan Analisis

pengertian,hukum,dan,dasar hukum puasa

A. Pengertian Puasa,hukum dan dasar hukum puasa

Puasa adalah merupakan ibadah yang sudah dikenal oleh umat-umat sebelum

Islam, baik pada zaman jahiliyah atau umat-umat lainnya

Saum atau puasa dalam islam (Arab: ‫( صوم‬secara bahasa artinya menahan

atau mencegah. Menurut syariat agama Islam artinya menahan diri dari makan dan

minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar

hinggalah terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan

ketakwaan seorang muslim Dalam sebuah hadistDari Abu Hurairah, Rasulullah

shallallahu„alaihi wasallambersabda

“Setiap amal kebaikan yang di lakukan oleh manusia akan di lipat Gandakan

dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat Allah Ta‟ala

berfirman (yang artinya), “Kecualia malan puasa Amalan puasa tersebut adalah

untuk-Ku Aku sendiri yang akan membalasnya. Di sebabkan dia telah

meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.Bagi orang yang berpuasa akan

mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan

kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang

berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no.

1904, 5927 dan Muslim no. 1151)2

2
Mahmud Muhsinin Dan Abdul Azis “PUASA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM
ISLAM”
Hukum Puasa

Hukum puasa yamg pertama adalah wajib sebagai mana di jelaskan dalam

Q.S Al-Baqarah ayat 183 sebagai berikut:

‫ب ا َمنُ ْوا الَّ ِذيْنَ يٰٓاَيُّ َها‬


َ ِ‫علَ ْيكُ ُم كُت‬ َ َ‫تَتَّقُ ْونَ لَعَلَّكُ ْم قَ ْب ِلكُ ْم ِم ْن الَّ ِذيْن‬.
َ ِ‫علَى كُت‬
ِ ‫ب َك َما‬
َ ‫الصيَا ُم‬

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS Al-

Baqarah ayat 183)

Puasa wajib adalah puasa yang wajib dilakukan, karena jika dikerjakan akan

mendapatkan pahala dan jika tidak dikerjakan mendapatkan dosa. Dalam

hukumnya, yang termasuk dalam puasa wajib yaitu, puasa ramadan, puasa nazar,

puasa qadha (puasa ganti), puasa kafarat (puasa denda), dan puasa orang yang

sedang menunaikan haji.

Hukum yang ke dua adalah sunnah

Puasa sunah merupakan puasa yang jika dilakukan akan mendapatkan

pahala dan jika seseorang tidak menjalankannya tidak mendapatkan dosa. Puasa

Senin-Kamis yang biasa kita lakukan termasuk dalam puasa sunah.

Ada pula puasa sunah lainnya, seperti puasa Asyura (10 Muharam), puasa

Arafah, puasa Sya’ban, Puasa di awal Syawal, dan puasa Daud (satu hari puasa,

satu hari berbuka).

Hukum puasa yang ke tiga adalah makruh


Puasa ini termasuk puasa yang disengaja atau dikhususkan, maka termasuk

ke dalam puasa makruh. Dari dalil yang ada, terdapat berapa puasa yang termasuk

ke dalamnya. Di antaranya mengkhususkan puasa pada Jum’at atau Sabtu. Semua

tidak dapat dilakukan, kecuali tujuan puasa kita adalah puasa ganti Ramadan, puasa

kifarat, dan puasa nazar.

Hukum puasa ke empat adalah haram

Puasa yang tidak boleh dikerjakan karena jika dikerjakan akan mendapatkan

dosa dan jika tida dikerjakan akan mendapatkan pahala. Di antaranya, puasa saat

Idul Fitri, karena hari tersebut adalah hari kemenangan. Puasa Idul Adha karena

merupakan haru raya kedua yang dirayakan umat Islam,

hari tasyrik yaitu setiap 11, 12, dan 13 Zulhijah, dan puasa setiap hari atau

sepanjang tahun atau selamanya. (dari berbagai sumber)


Dasar Hukum Puasa

Dasar hukum di syariatkannya ibadah puasa adalah, berdasarkan Al-Qur’an,

hadits dan ijma’ ulama’. Dasar hukum dari Al-Qur’an sebagaimana yang arti: “Hai

orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah :

183) Sedangkan dalam hadis sebagaimana yang artiny: Dari Ibnu Umar

Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “

Islam di tegakan diatas lima perkara, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan

Muhammad adalah utusan Allah, Mendirikan Shalat, mengeluarkan zakat,

mengerjakan haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari-

Muslim).

Analisis
Dengan semua hal di atas dapat dilihat bahwa puasa adalah menahan diri makan

dan minum tetapi bukan hanya menahan makan dan minum tapi juga menahan

nafsu kita dan dengan berpuasa kita akan meningkatkan iman kita sebagai seorang

muslim
Ringkasan dan analisis

tentang tujuan dan hikmah puasa

Tujuan puasa

Tujuan puasa adalah membentuk seorang muslim yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT dengan berusaha menjauhi segala yang membatalkan

ibadah puasa seperti makan, minum dan jima’ (bersenggama) dengan istri pada

waktu siang hari, dan menjauhi segala yang mengurangi nilai pahala puasa seperti

perkataan kotor, pandir, berkelahi dan perbuatan maksiat lainnya 3

Hikmah puasa

Pertama, puasa menjadi sarana untuk meraih ketakwaan kepada Allah SWT.

Hikmah puasa untuk meraih ketakwaan kepada Allah SWT, disebutkan dalam al-

Qur’an surat alBaqarah, surat ke-2 ayat 183, yang artinya: “Wahai orang-orang

yang beriman diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan

kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertakwa”.

Maka orang yang berpuasa dilarang mengkonsumsi sesuatu yang dibolehkan dan

dihalalkan Allah SWT pada siang hari, seperti makan, minum dan berjimak, dengan

tujuan untuk mendidik setiap individu hamba-Nya dalam meninggalkan hal-hal

yang diharamkan Allah dalam setiap waktu.

3
Rohmansyah, Fiqh Ibadah dan Mu’amalah, Yogyakarta: Lembaga Penelitian, Publikasi dan
Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2017, hal. 70.
Kedua, puasa dapat mengingatkan kepada kenikmatan Allah SWT. Ketika

seorang hamba Allah dilarang makan, minum, jimak dan seluruh hal-hal yang

membatalkan puasa, maka pada saat itu juga ia akan ingat kepada kenikmatan dari

Allah dengan berbagai wujud kenikmatan dan kemudahan pada saat berbuka puasa.

Ia selalu bersyukur akan kenikmatan dari-Nya yang tidak bisa terhitung.

Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat Ibrahim, surat ke-14 ayat 34, yang

artinya: “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah niscaya tidak bisa

menghitungnya, sesunggunya manusia itu amat zalim dan amat mengingkari

(nikmat Allah)”. 4

Ketiga, puasa bisa mengingatkan kepada orang-orang fakir dan miskin.

Apabila orang yang berpuasa merasakan lapar, dan haus maka akan

mengingatkannya kepada saudaranya, yakni orang-orang fakir dan miskin,

kemudian ia menyayangi mereka dengan memberikan sebagian hartanya kepada

mereka. Puasa berarti mendidik seorang hamba Allah agar berbagi dengan sesama

yang sudah merasakan lapar dan dahaga, bukan hanya di bulan ramadhan tetapi di

bulan selain ramadhan. Allah SWT menyuruh hamba-Nya beribadah kepada-Nya

tetapi juga menyuruh hamba-Nya untuk berbuat baik kepada sesama,

4
Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum "HIKMAH DISYARIATKANNYA PUASA RAMADHAN"
Analisis

Dengan semua hal diatas bisa dikatakan bahwa memiliki tujuan dari puasa adalah

agar kiita selalu beriman ke pada allah dan untuk hikmah adalah hal yang kita dapat

ketika berpuasa

Ringkasan dan anaisis

syarat dan rukun puasa

Puasa ramadhan diwajibkan atas orang yang sudah memenuhi syaratsyarat.


Syarat-syarat puasa ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1) Syarat Wajib Puasa artinya syarat yang apabila telah dimiliki seseorang,
maka ia wajib puasa.
2) Syarat wajib puasa adalah : a. Orang islam. b. Baligh (cukup umur). c.
Berakal atau tidak gila. d. Kuat berpuasa. e. Mengetahui masuknya bulan
ramadhan.
3) Syarat sah Puasa ialah sesuatu yang harus ada sebelum melakukan ibadah.
Apabila salah satu syarat tersebut tidak ada maka puasanya batal. Syarat
tersebut yaitu : a. Islam. b. Mumayyiz (dapat membedakan mana yang baik
dan buruk). c. Suci dari haid dan nifas. d. Dalam waktu yang diperbolehkan
berpuasa e. Tidak ada hal yang membatalkannya.
Rukun puasa artinya satu amalan yang harus dipenuhi ketika seseorang
menjalankan puasa. Jika rukun tidak dipenuhi, maka puasanya menjadi tidak sah
atau batal. Rukun puasa yaitu :
a. Niat, niat puasa hendaknya dilakukan pada malam hari.
b. Berikut ini adalah niat berpuasa :

َ ‫ع ْن غَد‬
ُ‫ص ْو َم ن ََويْت‬ َ ِ‫ض اَدَاء‬
ِ ‫ضانَ شَ ْه ِر فَ ْر‬ َّ ‫تَعَالَى للِ ال‬
َ ‫سنَ ِة ه ِذ ِه َر َم‬
Artinya : “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan
Ramadhan tahuun ini karena Allah ta’ala.”
c. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar
hingga terbenamnya matahari
Analisis
Dengan hal di atas dapat di katakan bahwa syarat dan rukun puasa adlah hal wajib
dilakukan ketika seorang muslim ingin berpuasa kalau 1 hal di antara tidak
dilakukan maka batallah puasa seseorang itu

Ringkasan dan analisis


tentang hal-hal yang membatalkan puasa

Hal yang membatalkan puasa sebagai berikut:


1. Makan dan minum dengan senga ja merupakan pemba tal puasa , adapun
kalau seseorang melakukannya dengan tidak senga ja a tau lupa , tidaklah
memba talkan puasanya .
2. Suntikan–suntikan penambah kekuatan berupa vitamin dan yang se jenisnya
yang masuk dalam makna makan dan minum
3. Menelan darah mimisan dan darah yang keluar dari bibir juga merupakan
pembatal puasa
4. Muntah dengan sengaja juga membatalkan puasa, adapun kalau muntah
dengan tidak sengaja tidak membatalkan
5. Haid dan nifas.
6. Berse tubuh5
Analisis

Dengan hal diats bisa kita ketahu I bahwa dengan melakukan 1 hal diatas dengan
sengaja maka kita sama saja dengan membatalkan puasa

5
Ustadz Dzulqarnain Bin Muhammad Sunusi A l-A tsary "Panduan Puasa Ramadhan Di Bawah
Naungan Al-Qur`an Dan As-Sunnah"

Anda mungkin juga menyukai