Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MUHAMMAD WAHYU WICAKSANA

NIRM : (1901022)
KELAS : (A) SEMESTER (2)
PRODI : S1 KEPERAWATAN
Waktu Ujian : Sabtu, 18 April 2020,
Jam : 09.00 – selesai WITA

Jawaban :
1. (1.1) Secara Terminologi Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan
perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. Ibadah juga merendahkan diri kepada
Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa
mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

(1.2)  Ibadah Mahdhah  atau (Ibadah Khusus)


Yang dimaksud dengan ibadah mahdhah adalah hubungan manusia dengan Tuhannya,
yaitu hubungan yang akrab dan suci antara seorang muslim dengan Allah SWT yang
bersifat ritual (peribadatan),.
Contohnya :
Shalat,zakat,puasa,ibadah haji,umrah,bersuci dari hadast besar dan kecil

Ibadah Ghairu Mahdhah (Umum)


ibadah ghairu mahdhah sering disebut sebagai ibadah umum atau muamalah, yaitu
segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah baik berupa perkataan atau
perbuatan, lahir maupun batin yang mencakup seluruh aspek kehidupan seperti aspek
ekonomi, sosial, politik, budaya, seni dan pendidikan.
Seperti : qurban, pernikahan, jual beli, aqiqah, sadaqah, wakaf, warisan dan lain
sebagainya.

2. (2.1) Yaitu harus mengikuti aturan tata cara Sholat menurut hukum Fiqih dan Hadist
Nabi, tidak boleh berisik dan hanya dapat bergerak sampai 3 kali saja. Bacaan harus
dibaca dengan benar dan tanpa ada kesalahan. Serta Lakukanlah Sholat dengan
Khusyuk

(2.2) menurut pendapat saya : orang yang rajin sedakah, infaq tetapi lalai dalam solat
nya itu ibarat seperti punya badan yang utuh namun kepala sudah tidak ada lagi.Orang
ini juga ibarat punya amalan apapun tapi tidak mengerjakan sholat, Maka tidak jadi
manfaat lagi amalan amalan sedekahnya dan infaqnya . tetapi agar syarat di terima
semua amalan itu adalah harus shalat

3. (3.1) Pengertian puasa dalam bahasa (syiam atau shaum) adalah menahan atau
berpantang dari sesuatu. Pengertian puasa dalan istilah adalah menahan diri dari
segala hal yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga tenggelam
matahari disertai niat dan syarat tertentu.
Dalam Alquran QS. Al-Baqarah, Ayat 184 :
Ayat ini memiliki arti: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa
diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberikan makan bagi seorang miskin. Barangsiapa yang
dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengethaui.” (QS. Al-Baqarah, Ayat 184)

Dalil Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya : Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku
dan Aku sendiri yang akan membalasnya, puasa adalah perisai, maka apabila salah
seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata-kata keji, dan janganlah
berteriak-teriak, dan janganlah berperilaku dengan perilakunya orang-orang jahil,
apabila seseorang mencelanya atau menzaliminya maka hendaknya ia mengatakan:
Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di
tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada
hari kiamat dari wangi kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan
yang ia berbahagia dengan keduanya, yakni ketika ia berbuka ia berbahagia dengan
buka puasanya dan ketika berjumpa dengan Rabbnya ia berbahagia dengan
puasanya.” (HR Bukhari, Muslim dan yang lainnya)

(3.2) 1. Ramadan : Seperti yang kita tahu, puasa Ramadan adalah puasa selama satu bulan
penuh di bulan Ramadan yang mana hukumnya wajib bagi setiap umat Muslim yang sudah
baligh dan memenuhi syarat. Perihal wajibnya umat Muslim untuk berpuasa di bulan ini
sendiri, diterangkan melalui firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah : 183).
2. Nadzar : Ini adalah jenis puasa yang harus dilakukan karena adanya sebuah janji, nadzar
secara bahasa adalah janji. Sehingga puasa yang dinadzarkan hukumnya wajib karena orang
yang sudah bernadzar adalah orang yang sudah berjanji, maka janji wajib untuk ditepati.
3. Kafarat atau kifarat : Ialah ibadah puasa yang dilakukan untuk menggantikan dam atau
denda atas pelanggaran yang hukumnya wajib. Puasa ini dikerjakan karena adanya perbuatan
dosa, sehingga bertujuan untuk menghapus dosa yang telah dilakukan tersebut. Puasa kafarat
sendiri dibagi, puasa kafarat karena melanggar sumpah atas nama Allah, puasa kafarat dalam
melakukan ibadah haji, puasa kafarat karena berjima’ atau berhubungan badan suami istri di
bulan ramadhan, membunuh tanpa sengaja, membunuh binatang saat sedang ihram.
Puasa sunnah(pahala bagi yang menjalani, namun tidak berdosa jika tidak dilakukan)
1. Arafah : Ibadah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah bagi
mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji.
2. Senin-Kamis : Seperti namanya, yakni puasa Senin dan Kamis maka puasa ini adalah
ibadah puasa yang dilakukan khusus pada hari Senin dan Kamis. Diketahui, Rasulullah SAW
telah memerintah umatnya untuk senantiasa berpuasa di dua hari ini, sebab Senin adalah hari
kelahiran Rasulullah sedangkan hari Kamsis adalah hari pertama kali Al-Quran diturunkan.
Dan pada hari Senin serta Kamis juga, amal perbuatan manusia diperiksa, sehingga beliau
menginginkan ketika sedang diperiksa, beliau dalam keadaan berpuasa.
3. Tasu’a : Puasa sunnah yang dikerjakan setiap pada tanggal 9 Muharam. Puasa ini
dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10
Muharram, atau biasa disebut puasa Asyura.
4. Asyura : Ialah puasa sunnah yang dilakukan pada keesokan hari setelah melakukan puasa
sunnah Tasu’a, atau dengan kata lain puasa Asyura ini adalah ibadah puasa yang dijalankan
di tanggal 10 Muharam.
5. Syawal : Puasa enam hari pada bulan Syawal atau setelah selesai bulan Ramadan. Puasa
syawal disebutkan bisa dilakukan secara berurutan dimulai dari hari kedua syawal atau
dilakukan secara tidak berurutan. Soal puasa syawal ini, Rasulullah SAW sendiri bersabda
yang artinya: “Keutamaan puasa ramadhan yang diiringi dengan puasa syawal ialah seperti
orang yang berpuasa selama setahun (HR. Muslim).
6. Daud : Atau biasa dikenal dengan puasa selang-seling, satu hari ini berpuasa lalu
keesokannya harinya tidak berpuasa. Sehari puasa, sehari berbuka ( tidak puasa). Mengenai
puasa Daud ini, dari Abdullah bin Amru radhialahu ‘anhu, Rasulullah SAW diketahui pernah
bersabda;
“Maka berpuasalah engkau sehari dan berbuka sehari, inilah (yang dinamakan) puasa Daud
‘alaihissalam dan ini adalah puasa yang paling afdhal. Lalu aku berkata, sesungguhnya aku
mampu untuk puasa lebih dari itu, maka Nabi SAW berkata: “Tidak ada puasa yang lebih
afdhal dari itu, ” (HR. Bukhari: 1840)
7. Arafah : Puasa pada hari ke-9 Dzuhijjah, di mana keistimewaan bagi yang menjalankannya
ialah, akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu dan dosa-dosa di tahun yang akan datang
(HR. Muslim). Namun, dengan catata dosa-dosa yang dimaksud ialah khusus untuk dosa-
dosa kecil, bukan dosa besar karena dosa-dosa besar hanya bisa diampuni dengan jalan
bertaubat atau taubatan nasuha.
8. 3 Hari pada pertengahan bulan : Puasa ini dikenal dengan sebutan puasa Ayyamul Bidh,
dilakukan di tiga hari setiap pertengahan bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15. Keutamaan
Puasa Ayyamul Bidh dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasai, dan at-
Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai Abu Dzarr, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah
pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)

4. (4.1)  Ibadah Haji merupakan salah satu pilar agama Islam yang termasuk dalam lima
rukun Islam. Hukum ibadah diwajibkan bagi umat Islam yang mampu menjalaninya,
tidak hanya materi melainkan fisik dan akal.

Haji juga merupakan suatu ibadah istimewa di antara semua ibadah Islam dan salah
satu rukun utama di antara kelima rukun lainnya.

Ibadah yang menjadi impian seluruh umat Islam ini, telah diatur hukumnya dalam Al-
Qur'an surah Ali Imran ayat 97.
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban
haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam" QS 3:97.

Selain itu, hukum haji juga terdapat pada As-Sunnah, yakni sabda Rasullah SAW
yang menyebutkan bahwa Islam didirikan atas lima hal yang tertera pada lima rukun
Islam yaitu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, mendirikan shalat, membayar
zakat, berpuasa ramadhan dan berhaji.

(4.2) Bahwa menunaikan ibadah Haji harus memenuhi di antaranya : syarat-syarat


haji, Rukun haji, Wajib haji, dan tidak melakukan apa yang dilarang dalam proses
ibadah haji serta menjalankan apa yang di perbolehkan saat ibadah haji.

(4.2.1) Syarat-syarat Haji : Islam, Berakal sehat jasmani rohani, baligh, merdeka dan
mampu

(4.2.2) Rukun Haji : Ihram, Wukuf di Arafah, Tawaf, Sa’i, Tahalulu, Tertib

(4.2.3) Wajib Haji : Mabit di Muzdalifa, Lempar Jumrah Aqabah 7 kali, Lempar 3
Jumrah di hari tasriq (11, 12, dan 13 zulhijjah), Mabit pada malam tasriq, iqram dan
miqat, Tawaf wada (Bagi yang meninggalkan mekkah)

(4.2.4) Hal-hal yang boleh dilakukan saat berhaji :

 Melaksanakan apa yang diwajibkan Allah SWT kepadanya.


 Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT berupa rafats (berkata buruk, bercumbu
mesra dengan istri), fusuq (melanggar perintah agama), jiddal (berbantah-bantahan),
dan perbuatan maksiat lainnya.
 Menghindari ucapan atau perbuatan yang mengganggu dan menyakiti sesama muslim.
 Bagi yang sedang berihram, boleh mengenakan sandal, kacamata, alat bantu
pendengaran (earphone), jam tangan, ikat pinggang biasa, ikat pinggang bersaku
untuk menyimpan uang, dan lain-lain.
 Diperbolehkan mengganti pakaian ihram dan mencucinya, serta mandi dan membasuh
kepala. Apabila saat mandi dan membasuh terdapat rambut yang rontok tanpa
disengaja, hal tersebut tidak apa-apa, begitu juga bila ia terluka.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat berhaji :

 Memakai wewangian, kecuali sudah terpakai di badan sebelum niat ihram.


 Memotong kuku serta mencukur atau mencabut rambut.
 Memburu binatang buruan darat yang liar dan boleh dimakan.
 Membunuh dan menganiaya binatang buruan darat dengan cara apa pun, kecuali
binatang yang membahayakan.
 Nikah, menikahkan, atau meminang wanita.
 Bercumbu atau berhubungan suami-istri.
 Berkata kotor, mencaci, atau bertengkar.

(4.2.5) Rukun haji merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah
haji, dan jika tidak dilakukan hajinya tidak sah.

Wajib haji merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji,
jika salah satu wajib haji ditinggalkan maka hajinya tetap sah, tapi harus membayar
dengan dam atau denda sesuai dengan wajib haji yang ditinggalkan

5. (5.1) Ibadah Maliyah adalah suatu amalan amalan ibadah yang lebih banyak dilakukan
dengan serta harta benda atau ibadah yang diwujudkan dalam bentuk pemberian harta atau
berkaitan dengan harta. Tujuan yakni berkorban. jadi hakikat dari ibadah maliyah adalah
pengorbanan, kerelaan untuk mengeluarkan sesuatu dari milik kita. sebagai pembuktian
bahwa harta tersebut hanya titipan sehingga kita memiliki kewajiban moral untuk
membagikannya kepada yang berhak.Salah satu tujuan nya :
1. Membersihkan harta dari kotoran
2. Merupakan sarana bagi hamba untu taqqarub krepada Allah
3. Merupakan Sarana Penghapus Dosa

(5.2) Ibadah maliyah memiliki : fungsi sosial yaitu dengan memberikan zakat atau infaq
dan lainnya kepada fakir miskin bisa menjaga keseimbangan hidup atau kesenjangan dan
menghindari ketidakadilan social, mengikis segala bentuk kejahatan yang bisa terjadi
dalam masyarakat akibat kesenjangan dan ketidakadilan social.
Manfaat Ibadah Maliyah :
1. Membersihkan harta
2. Membersihkan hati dari penyakit tamak, rakus dan kikir
3. Menyuburkan sifat sifat kebaikan
4. Menjaga keseimbangan social dan menghindari kesenjangan social

(5.3) Macam dan Bentuk Ibadah Maliyah :


1. Zakat
2. Infaq
3. Sedekah
4. Fidyah
5. Kifarat
6. Qurban
7. Aqiqah
8. Al-Hadyu
9. Dam

(5.4) 1. Zakat Menurut istilah, artinya harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang
yang beragama islam dan diberikan kepada golongan yang berhak untuk menerimanya.
Menurut Bahasa Bersih,suci,subur,berkat dan berkembang.
2. Infaq adalah mengeluarkan sebagian harta untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
oleh Allah SWT.
3. Sedekah Menurut Bahasa artinya Jujur atau Benar.

(5.5) Harta yang dititipkan Allah kepada manusia harus dijadikan sebagai bekal beribadah
kepada Allah SWT. Banyak harta harus mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah
kepada-Nya. Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang
bermanfaat dan akan membuahkan berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan.
Kewajiban syukur atas nikmat harta harus dibuktikan dengan cara menggunakan harta
tersebut sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT.
Pelaksanaan tugas ibadah kepada Allah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah
fisik saja, tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk ibadah harta. Investasi amal yang tidak
akan berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia adalah harta
yang disumbangkan untuk amal jariah. Ibadah maliah atau ibadah dengan harta termasuk
bagian penting dalam syari’at Islam.

Anda mungkin juga menyukai