KEPERAWATAN JIWA
1
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas rahmat
hidayah dan izinnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pelayanan
Kolaborasi Dan Interdisiplin Dalam Keperawatan Jiwa” dimana dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah “Keperawatan Jiwa 1” penyusunan
makalah ini kami mengalami kendala atau hambatan namun semua dapat di atasi dengan baik
karena bantuan dari semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami.
Kami yakin makalah yang kami susun ini, masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah
kami berikutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………................................................................................................................2
Daftar Isi….................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................9
Daftar Pustaka.........................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan
suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian
dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu
mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan
tanggung gugat.
Dalam hal medis, kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan
dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan
lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai
terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga dan masyarakat (American Medical Assosiation (AMA),
1994).
Intinya kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing
pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat
pasien. Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita
gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dengan ahli medis lainnya.
Berdasarkan uraian diatas kami sangat tertarik untuk memperjelas materi tentang
pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa.
4
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Pelayanan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan
Jiwa
2. Untuk Mengetahui Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin Efektif
3. Untuk Mengetahui Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Keperawatan
Jiwa
4. Untuk Mengetahui Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin Dalam
Keperawatan Jiwa
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pelayanan dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter,
tim kesehatan lainnya maupun pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai
hubungan yang jelas, dengan tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis,
dorongan moral dan kepedulian khususnya kepada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan
berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan
pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sakit jiwa. Anggota tim kesehatan meliputi :
pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh
karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya memiliki komunikasi yang efektif,
bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.
Secara integral, pasien adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai
pusat anggota tim. Karena dalam hal ini pasien sakit jiwa tidak dapat berpikir dengan nalar
dan pikiran yang rasional, maka keluarga pasienlah yang dapat dijadikan pusat dari
anggota tim. Disana anggota tim dapat berkolaborasi dalam menentukan tindakan-
tindakan yang telah ditentukan. Apabila pasien sakit jiwa tidak memiliki keluarga terdekat,
maka disinilah peran perawat dibutuhkan sebagai pusat anggota tim. Karena perawatlah
yang paling sering berkomunikasi dan kontak langsung dengan pasien sakit jiwa. Perawat
berada disamping pasien selam 24 jam sehingga perawatlah yang mengetahui semua
masalah pasien dan banyak kesempatan untuk memberikan pelayanan yang baik dengan
tim yang baik.
Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim.
Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari
praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara
pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit.
Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan
pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagaimana
membuat referal pemberian pengobatan.
6
2.2 Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin Efektif
Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak
dalam mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi interdisiplin yang
efektif meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, kewenangan dan
kordinasi seperti skema di bawah ini :
1. Kewenangan
kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya
2. Komunikasi
komunikasi Artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi
informasi penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan isu yang relevan untuk
membuat keputusan klinis
3. Tanggung jawab
tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari
hasil konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya
4. Tujuan umum
tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan memiliki
tujuan untuk kesehatan pasien sakit jiwa
5. Kolaborasi interdisiplin
6. Kerjasama
Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk
memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan
7. Ketegasan
Ketegasan penting ketika individu Dalam tim mendukung pendapat mereka
dengan keyakinan tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar
didengar dan konsensus untuk dicapai
7
8. Pemberian pertolongan
Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan
tindakan pertolongan namun tetap mengacu pada aturan aturan yang telah
disepakati
9. Koordinasi
Koordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan
pasien Sakit Jiwa mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi
dalam menyelesaikan permasalahan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka keluarga,
perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satu dengan yang lainnya.
Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-
masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika
digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi
yang efektif antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan
keperawatan jiwa yang berkualitas.
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah dalam
keperawatan jiwa. Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi
ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim, struktur organisasi yg konvensional,
konflik peran dan tujuan, kompetisi interpersonal, status dan kekuasaan, dan individu itu
sendiri
3.2 Saran
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi yang kami
uraikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Berger, J. Karen and Williams. 1999. Fundamental Of Nursing; Collaborating for Optimal
Health, Second Editions. Apleton and Lange. Prenticehall. USA
Dochterman , Joanne McCloskey PhD, RN, FAAN. 2001 Current Issue in Nursing. 6th Editian
. Mosby Inc.USA
Sitorus, Ratna, DR, S.Kp, M.App.Sc. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit : Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat. EGC. Jakarta
Siegler, Eugenia L, MD and Whitney Fay W, PhD, RN., FAAN , alih bahasa Indraty Secillia,
2000. Kolaborasi Perawat-Dokter ; Perawatan Orang Dewasa dan Lansia, EGC. Jakarta
10