OLEH:
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah pada mata kuliah Tim Kolaborasi
Kesehatan. Makalah ini membahas pentingya kolaborasi dan kerja sama tim
kesehatan pada playanan kesehatan di Indonesia. Penulis menyusun makalah ini
dengan sebaik mungkin sehingga dapat menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Artha selaku fasilitator mata
kuliah Tim Kolaborasi Kesehatan - 42, yang telah membimbing penulis dalam
proses pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, penulis sadar masih
terdapat kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis terbuka menerima
kritik dan saran dari pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan saat ini, mengutamakan pelayanan yang
berpusat pada pasien dan keluarga untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas, kepuasan pasien, dan terhindar dari kejadian yang tidak diharapkan.
Kolaborasi yang efektif antar anggota tim kesehatan memfasilitasi
terselenggaranya pelayanan yang berkualitas, dengan demikian pengembangan
kolaborasi interprofesi dalam pelayanan kesehatan menjadi hal yang
diprioritaskan oleh semua organisasi pemberi pelayanan kesehatan. Hubungan
kolaborasi dalam pelayanan kesehatan melibatkan sejumlah tenaga profesi
kesehatan, namun kolaborasi antara dokter dan perawat merupakan faktor
penentu bagi peningkatan kualitas proses perawatan (Leever,et.al 2010).
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang
diberikan kepada klien oleh suatu tim pelayanan kesehatan. Tim pelayanan
kesehatan merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang
jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan berjalan dengan baik bila
setiap anggota tim memberikan kontribusi yang baik (Faizin & Winarsih, 2008)
Baily & Synder, (1995) menyatakan kolaborasi sebagai hubungan
kemitraan yang bergantung satu sama lain dan memerlukan perawat, dokter
dengan profesi lain untuk melengkapi satu sama lain ahli-ahli berperan secara
hirarki (Kemenkes RI, 2012). Kolaborasi menurut Asosiasi Perawat Amerika
(ANA, 1992), adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada klien. Kegiatan yang dilakukan meliputi diskusi
tentang diagnosa, kerjasama dalam asuhan kesehatan saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masingmasing bertanggung jawab pada kepercayaannya
(Sumijatun, 2010). Penelitian yang dilakukan pada kolaborasi interprofessional
pada perawat di Yunani, menunjukkan hasil bahwa pentingnya dilakukan
kolaborasi. Fenomena yang dipaparkan pada penelitian ini dimana perawat
mengalami ketegangan antara dokter dan perawat yang merupakan faktor yang
signifikan stress perawat ditempat kerja. Lingkungan yang tegang dan perilaku
2
yang kasar secara verbal menjadikan status kerja dan kondisi kerja yang buruk
ditempat kerja. Selain itu, tujuan dari kolaborasi pada pelayanan kesehatan ini,
untuk perawatan pasien yang lebih baik akan berisiko tinggi untuk kesalahan
dalam penyediaan pelayanan. Fenomena tersebut menarik minat peneliti
sehingga penelitian ini dilakukan yang menunjukkan hasil bahwa kolaborasi di
rumah sakit di Yunani sebagai tempat penelitian sangat tidak efektif dimana
dokter melihat kolaborasi sebagai kegiatan yang melibatkan antar profesi bukan
interprofesional.
Kolaborasi antar tenaga kesehatan sangat memiliki peranan penting untuk
kemajuan pelayanan kesehatan di Indonesia yang semakin hari semakin ingin
memiliki mutu yang terbaik untuk kliennya. kolaborasi tim kesehatan sangatlah
penting karena masing-masing tenaga kesehatan memiliki pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, keahlian, dan pengalaman yang berbeda. Dalam
kolaborasi tim kesehatan, mempunyai tujuan yang sama yaitu sebuah
keselamatan untuk pasien Tujuan dari pengkajian Manajemen keselamatan dan
kesehatan pasien adalah digunakan sebagai acuan untuk membentuk kolaborasi
antar tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal
tersebut perlu di ketahui bahwa tanpa adanya kolaborasi antar tenaga kesehatan
untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang baik tentunya sampai detik ini
pelayanan kesehatan di negara Indonesia tidak baik pasti adanya suatau
tanggung jawab dan bahkan akan membuat penalantaran terhadap pasien maka
dari itu sangat di butuhkannya sebuah kerjasama dan tanggung jawab yang di
pegang oleh masing-masing tenaga kesehatan demi keberlangsungan pelayanan
kesehatan yang maju dan terbaik untuk Indonesia.
3
5. Jelaskan pentingya kolaborasi dan kerjasama tim kesehatan pada playanan
kesehatan di Indonesia!
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang
pentingya kolaborasi dan kerja sama tim kesehatan pada playanan kesehatan
di Indonesia
4
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
5
Budaya dan streotip merupakan faktor yang paling banyak terdapat
dalam literature. Budaya dan streotip merupakan salah satu faktor yang
paling mempengaruhi jalannya kolaborasi tim kesehatan yang ada di
Indonesia maupun diluar Indonesia. (Denisco & Barker; World Health
Organization, 2013; Zaccagnini & White, 2015). Berdasarkan Baker, Egan-
lee, Athina, Martimianakis, & Reevs (2011) telah dilakun wawancara
dengan 25 tenaga kesehatan dan telah mendapatkan hasil dari wawancara
tersebut yang berisi bahwa tenaga kesehatan di Amerika Utara memiliki
demarkasi atau yang biasa disebut dengan adanya pemisah antara satu
tenaga kesehatan lainnya mengakibatkan terhambatnya proses kolaborasi
interprofesional yang efektif yang disebakan oleh perbedaan budaya dan
adanya streotip di perkuat dengan dengan laporan yang diungkapkan oleh
peneliti Cook & Stoecker (2014).
2. Penggunaan bahasa yang tidak konsisten dan pemahaman bahasa yang
berbeda
6
Setiap tenaga kesehatan tentunya memilki perbedaan pendapat
terkait dengan peran setiap anggota tim kolaborasi kesehatan. Baker et al.
(2011) World Health Organization (2013), telah melakukan penelitian
tentang studi yang melibatkan perawat, dokter, farmasis, serta ahli terapi
untuk mengetahui presepsi terhadap kolaborasi tenaga kesehatan.
Berdasarkan wawancara didaptkan hasil bahwa terdapat kurangnya
kesadaran mengenai peran masing-masing individu sehingga dapat terjadi
interchangcable atau tugas pokok dari sebuah profesi.
1. Peran dokter
a. Menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
mempertahankan dan meningkatkan keselamatan dan kualitas
kesehatan pasien secara optimal (UT Interprofossional
Education, 2016)
b. Fokus dalam menetukan diagnoasa dan prognosis klien
c. Berkontribusi dalam diskusi dan keputusan menegnai
peningkatan kualitas pelayanan dan hasil.
d. Menunjukkan kerja tim yang efektif dan kepemimpinan
(General medical Council, 2015).
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi terkait masalah gizi secara
berkala bersama ahli gizi, perawat, dan tenaga kesehatan lain
(Damajanti & Kasubit Bina Gizi Klini, 2014)
2. Perawat
7
Menurut American Nursing Association (2015), peran perawat
diantaranya yaitu:
a. Melakukan pemeriksaan fisik dan mengkaji riwayat kesehatan
pasien
b. Memberi promosi kesehatan, konseling dan pendidikan
kesehatan
c. Memberi obat, perawatan luka, dan intervensi mandiri lainnya
d. Meninterpretasikan informasi dan membuatkeputusan penting
tentang pemberian asuhan keperawatan yang diperlukan
e. Mengkoordinasikan perawatan pasien dan bekerjasama dengan
berbgai professional kesehatan lainnya
f. Mengawasi perawatan pasien secara langsung, dan memantau
kinerja personel kesehatan lain seperti pembantu perawat
g. Melakukan penelitian yang mendukung peningkatan praktek
dan hasil perawatan pasien
3. Ahli Gizi
a. Mengkaji hasil skrining perawat dan order diet awal dari dokter
b. Melakukan gizi lanjut pada pasien yang berisiko malnutsi,
malnutrisi atau konsi khusus meliputi pengumpulan, analisa,
dan interpretasi hasil laboratorium terkait gizi, dan riwayat
penyakit, riwayat personal, serta pengukuran antropometri.
c. Memberikan penyuluhan, motivasi, dan konseling gizi pada
klien dan keluarga
d. Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi kepada dokter
e. Melakukan pengkajian ulang apabila tujuan belum tercapai
f. Melakukan ronde pasien bersama tim tenaga kesehatan lainnya
g. Berpartisipasi aktif dalam petemuan atau diskusi dengan dokter,
perawat, anggota tim asuhan gizi lain, klien dan keluarganya
dalam rangka evaluasi keberhasilan pelayanan gizi (Damajanti
& Kasubdit Bina Gizi Klinik, 2014)
4. Farmasi
8
a. Berpartisipasi dalam perawatan pasien sebagai caregiver,
komunikator, pendidik, penetu keputusan, pimpinan, manager,
dan researcher
b. Bertanggung jawab terhadap penyembuhan penyakit,
menghilangkan atau mengurangi gejala, menghentikan atau
memperlambat perkembangan penyakit, mencegah keparahan
penyakit dan gejala (Schlaifer, 2010)
c. Bertanggung jawab mengidentifikasi, menyelesaikan dan
mecegah masalah yang berhungan dengan obat-obatan seperti
pemilihan obat yang tidak tepat, dosis yang tidak memadai,
reaksi obat yang merugikan, interaksi obat, dan penggunaan
obat-obatan tanpa indikasi ( Schailifer, 2010; APA, 2016)
d. Ikut berpartisipasi dalam system kerja kolaborasi
interprofessional (Hutchison & Castleberry, 2012; UT
Interprofessional Education, 2016)
e. Memastikan penggunaan obat yanag amana, efektif, dan tepat
f. Merekomendasikan melaksanakan, dan memantau penyesuaian
rencana perawatan farmasi
g. Mengevaluasi terapi obat pada pasien untuk indikasi yang tepat,
profil keamanan, interaksi obat, dan interaksi obat terhadap
produk lainnya yang dikonsumsi pasien
h. Mengelola sistem penggunaan obat yang mencakup pengadaan
obat-obatan dan item terkait. Memastiakn penyimpanan yang
tepat, perespan, pengeluaran, pemantauan, dan
mendokumentasikannya.
i. Berpartisipaso dalam kegiatan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit serta mendidik masyarakat tentang
berbagai kesehatan dan penegtahuan terkait obat – obatan (UT
Interprofessional Education, 2016)
9
2.5 Pentingya kolaborasi dan kerja sama tim kesehatan pada pelayanan
kesehatan di Indonesia
Kolaborasi kerja sama tim dapat terjadi apabila terdapat beberapa faktor
pendukung seperti tenaga kesehatan baik itu dokter , perawat, ahli gizi mapun
farmasi dengan memeiliki tujuan yang sama yaitu memenuhi kebutuhan klien,
dengan adanya kerja sama yang baik dari tenaga kesehatan dalam pelayanan
kesehatan di Indonesia akan semakin maju dan tidak terjadi interchancable ,
didalam kolborasi tim tenaga kesehatan harus memiliki indikasi keberhasilam
kolaborasi interproffesional yang dapat membantu mengevaluasi impelemtasi
kolaborasi. Berikut beberapa indikasi keberhasilan kolaborasi tim tenaga
kesehatan ( McMaster University, 2012)
1. Meningkatnya akses terhadap pelayan kesehatan
2. Meningktnya hasil kesehatan yang baik
3. Meningkatnya pengetahuan, sikap atau perilakua terkait peleyanan
kesehatan
4. Meningkatnya kerja tim kesehatan
5. Meningkatnya kapasitas dan keahlian terkait kesejhatan
6. Meningkatnya fungsi komunikasi interprofesional
7. Meningkatnya pencapaian tujuan pelyanan perawatan
8. Memahami peranm dan fungsi diris sendiri dna naggota tim kolaborasi
lainnya
Dengan adanya kolaborasi dan kerjasama antar tim tenaga kesehatan serta
indikasi akan sangat mempengaruhi kualitas pelayan kesehatan di Indonesia
pada dasarnya di bentuk tim kolaborasi kesehatan agar mencapai tujuan yang
sama dan berpusat pada kebutuhan klien .
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolaborasi Tim Kesehatan adalah perpaduan tenaga kesehatan dalam
bekerja sama serta mempunyai tujuan yang sama dalam menyembuhkan
pasien serta dalam meningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Dengan adanya kolaborasi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia akan
sangat penting untuk meningkatkan mutu dan kulitas pelayanan kesehatan
di Indonesia serta memperbaiki pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi
lebih baik lagi.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini semoga bisa menjadi sumber dan suatu
rujukan untuk pembaca sehingga bermanfaat bagi pembaca dan digunakan
dengan sebaik - baiknya
11
Daftar Pustaka
12
13