Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FON II KELOMPOK 2

INTERPROFESSIONAL COLLABORATION
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fundamental Of
Nursing II
Dosen Pengampu: Ns. Puspita Palupi, S.Kep., Sp.KMat

Disusun Oleh
Serina Aulia Noviani (11181040000009)
Vivi Putri Andaresta ( 11181040000024)
Selvi Dianasari (11181040000036)
Nanda Syifa Fauzianthi (11181040000043)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
“Interprofessional Collaboration” membahas mengenai konsep kolaborasi antar
tim medis. Terimakasih saya ucapkan kepada ibu Puspita Palupi yang telah
memberikan tugas ini kepada saya, semoga tugas tersebut dapat menambah
pengetahuan saya lebih jauh dan bermanfaat bagi pembaca.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan namun,
terlepas dari itu saya memahami makalah ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik. Semoga Allah SWT.
memberikan balasan dan menjadikan amal saleh aamiin.

Tangerang Selatan, 14 Mei 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Kolaborasi.............................................................................................. 5
2.2 Elemen-Elemen Kolaborasi..................................................................................... 6
2.3 Upaya Meningkatkan Kolaborasi.......................................................................... 7
2.4 Keuntungan Dan Kerugian Dari Praktik Kolaborasi.......................................9
2.5 Prinsip kolaborasi kesehatan................................................................................. 9
2.6 Keberhasilan Kolaborasi Perawat Dalam Pelayanan Kesehatan..............10
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................... 12
3.2 Kesimpulan................................................................................................................ 12
3.2 Saran............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era kemajuan ilmu kesehatan saat ini, pendidikan merupakan suatu
hal yang penting dalam mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan,
berdasarkan hal tersebut maka untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakan
perlunya sistem pendidikan yang bermutu dan mempunyai orientasi pada
ilmu pengetahuan yang berkembang pesat seperti saat ini yang (Febriyani,
2014). Peningkatan permasalahan pasien yang kompleks membutuhkan
keterampilan dan pengetahuan dari beberapa tenaga profesional (Keshtkaran
et al., 2014). Oleh karena itu kerja sama dan kolaborasi yang baik antar
profesi kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan pasien
dalam melakukan pelayanan kesehatan.

Pendekatan kolaborasi yang masih berkembang saat ini yaitu


interprofessional collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya
mewujudkan praktik kolaborasi yang efektif antar profesi. Terkait hal itu
maka perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini dengan melalui proses
pembelajaran yaitu dengan melatih mahasiswa pendidikan kesehatan. IPC
merupakan wadah kolaborasi efektif untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada pasien yang didalamnya terdapat profesi tenaga kesehatan
meliputi dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan fisioterapi (Health
Professional Education Quality ,2011)

(Balqis, dkk, 2018)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud
dengan kolaborasi?
2. Apa saja macam-macam elemen-elemen kolaborasi?
3. Bagaimana upaya meningkatkan kolaborasi?

3
4. Apa saja keuntungan dan kerugian dari praktik kolaborasi?
5. Apa saja prinsip kolaborasi kesehatan?
6. Bagaimana keberhasilan kolaborasi perawat dalam pelayanan kesehatan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan kolaborasi?
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam elemen-elemen kolaborasi?
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan kolaborasi?
4. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian dari praktik
kolaborasi?
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip kolaborasi kesehatan?
6. Untuk mengetahui bagaimana keberhasilan kolaborasi perawat dalam
pelayanan kesehatan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kolaborasi


Kolaborasi adalah hubungan timbal balik, dimana pemberi pelayanan
memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam
kerangka kerja bidang respektif mereka. Praktik keperawatan kolaboratif
menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien
dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-masing
pendidikan dan kemampuan praktisi (siegler & whitney,2000)
Kolaborasi perawat dan dokter digambarkan sebagai suatu hubungan
kerjasama yang dibangun berdasarkan rasa saling percaya, rasa hormat, dan
kekuasaan, serta Memahami pentingnya peran masing-masing anggota tim
mampu bertindak dalam situasi kesehatan stres tinggi, kolegialiti, dan
komunikasi (messmer, 2008)
2.1.1 Pengertian Interprofessional Collaboration
Menurut parellangi (2015), kolaborasi interprofesional adalah bekerja
sama dengan profesi kesehatan lain dalam melakukan kolaborasi dan
komunikasi untuk memastikan bahwa perawatan yang diberikan kepada
pasien riebel dan berkelanjutan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi
2.1.2 Manfaat Interprofessional Collaboration
Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari
kolaborasi yaitu antara lain:
1. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien, dengan
tujuan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi klien.
2. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau
isu.
3. Memberikan model yang baik riset kesehatan.

5
Penelitian yang dilakukan pada kolaborasi interprofessional pada
perawat di Yunani, menunjukkan hasil bahwa pentingnya dilakukan
kolaborasi. Fenomena yang dipaparkan pada penelitian ini dimana perawat
mengalami ketegangan antara dokter dan perawat yang merupakan faktor
yang signifikan stress perawat ditempat kerja. Lingkungan yang tegang dan
perilaku yang kasar secara verbal menjadikan status kerja dan kondisi kerja
yang buruk ditempat kerja. Selain itu, tujuan dari kolaborasi pada pelayanan
kesehatan ini, untuk perawatan pasien yang lebih baik akan berisiko
tinggiuntuk kesalahan dalam penyediaan pelayanan.
Fenomena tersebut menarik minat peneliti sehingga penelitian ini
dilakukan yang menunjukkan hasil bahwa kolaborasi di rumah sakit di
Yunani sebagai tempat penelitian sangat tidak efektif dimana dokter melihat
kolaborasi sebagai kegiatan yang melibatkan antar profesi bukan
interprofesional.
(Martiningsih, Wiwin. 2017.)

2.2 Elemen-Elemen Kolaborasi

Elemen-elemen kolaborasi dalam praktik keperawatan


Praktik kolaborasi memerlukan waktu dan energi. Profesi kesehatan tidak
selalu bergerak cepat dalam satu tim yang baik. Untuk mengerti praktik
kolaborasi, berikut elemen kolaborasi:
1. Multiple provider : kerja sama yang meliputi satu atau lebih pemberi
pelayanan kesehatan dan dapat lebih dari satu jenis grup profesi.
2. Service Koordinasi: pendekatan umum yang digunakan untuk menjamin
asuhan dan pelayanan dalam disiplin ilmu yang sama dan beberapa disiplin
ilmu dalam bidang kesehatan.
3. Communication: berkomitmen untuk saling memberikan informasi pada
grup pemberi pelayanan kesehatan.
Kolaborasi keperawatan merupakan bekerja sama dalam tim kesehatan
dalam upaya perawat mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
dibutuhkan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam menentukan bentuk

6
pelayanan keperawatan yang memimiliki prinsip-prinsip kolaborasi yaitu:
menguasai/memahami masalah pasien, mampu melakukan komunikasi
efektif,memiliki penegtahuan yang berkaitan dengan masalah pasien, mampu
berpikir kristis, dan mampu mengambil keputusan.
(Martiningsih, Wiwin. 2017.)

2.3 Upaya Meningkatkan Kolaborasi

Ada 10 pelajaran untuk meningkatkan kolaborasi yang dapat dilakukan


dalam praktik sehari-hari sebagai upaya dalam meningkatkan kolaborasi,
yaitu:
1. Pelajaran 1
Mengenal diri sendiri (know thyself), ada banyak realitas yang muncul
secara bersamaan. Realita setiap orang didasarkan pada pengembangan
persepsi diri. Diperlukan untuk percaya diri dan orang lain untuk mengetahui
model mental diri (bias, nilai-nilai, dan tujuan).
2. Pelajaran 2
Belajar untuk menghargai dan mengelola keragaman (learn to value and
manage diversity). Perbedaan adalah aset penting untuk proses kolaboratif
yang efektif dan hasil.
3. Pelajaran 3
Mengembangkan keterampilan resolusi konflik yang konstruktif (develop
constructive Conflict resolution skills). Dalam paradigma kolaboratif, konflik
dipandang alami sebagai sebuah kesempatan untuk memperdalam
pemahaman dan kesepakatan.
4. Pelajaran 4
Gunakan kekuatan anda untuk menciptakan situasi menang-menang (use
your power to create win-win situations) berbagi kekuasaan dan mengakui
kekuasaan dasar seseorang adalah bagian dari kolaborasi yang efektif.
5. Pelajaran 5

7
Menguasai keterampilan interpersonal dan proses (Master interpersonal
and process skills). Kompetensi klinis, kerjasama, dan fleksibilitas yang
paling sering diidentifikasi sebagai atribut penting untuk praktik kolaboratif
efektif.
6. Pelajaran 6
Menyadari bahwa kolaborasi adalah sebuah perjalanan (recognize That
collaboration is a Journey). Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk kolaborasi efektif membutuhkan waktu dan latihan. Resolusi konflik,
keunggulan klinik, menghargai Penyelidikan, dan pengetahuan tentang proses
kelompok adalah keterampilan belajar seumur hidup.
7. Pelajaran 7
Pengaruh semua forum multidisiplin (leverage all multidisciplinary
forums). Menjadi baik hadir secara fisik dan mental dalam tim forum, dapat
memberikan kesempatan untuk menilai Bagaimana dan kapan menawarkan
komunikasi kolaboratif untuk membangun kemitraan.
8. Pelajaran 8
Menghargai bahwa kolaborasi dapat menjadi secara spontan (appreciated
that collaboration can occur spontaneosly). Kolaborasi adalah suatu kondisi
yang saling mapan yang bisa menjadi secara spontan jika faktor-faktor yang
tepat di tempat
9. Pelajaran 9
Keseimbangan otonomi dan persatuan dalam hubungan kolaboratif
(autonomy and Unity in collaborative relationships). Belajar dari keberhasilan
dan kegagalan kolaborasi anda. Menjadi bagian dari sebuah tim yang
eksklusif sama buruknya dengan bekerja dalam isolasi. Bersedia mencari
umpan balik dan mengakui kesalahan untuk keseimbangan dinamis.
10. Pelajaran 10
Mengingat bahwa kolaborasi tidak diperlukan untuk semua keputusan
(remember the collaboration is not required for all decisions). kolaborasi
bukanlah obat mujarab, yang diperlukan dalam segala situasi
(Parellangi, Andi. 2015)

8
2.4 Keuntungan Dan Kerugian Dari Praktik Kolaborasi

Praktek kolaborasi dapat meningkatkan a


1. Akses serta koordinasi layanan kesehatan
2. Penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai
3. Kesehatan bagi pasien penyakit kronis
4. Pelayanan serta keselamatan pasien

Dan dapat pula menurunkan


1. Total komplikasi yang dialami pasien
2. Jangka waktu rawat inap yang pendek
3. Ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan
4. Staff turnover
5. Biaya rumah sakit
6. Rata-rata clinical error
7. Rata-rata jumlah kematian pasien

2.5 Prinsip kolaborasi kesehatan

1. Pelayanan yang berpusat pada pasien (patient centered care)


2. Terdapat hubungan dokter pasien yang baik (recognition of patient-physician
relatonship)
3. Terdapat pemimpin yang efektif (physician as the clinical leader)
4. Terdapat rasa saling menghormati (mutual respect and trust)
5. Terdapat komunikasi yang efektif (clear communication)
6. Terdapat kejelasan peran dan lingkup pelayanan kesehatan (clarification of
roles and scopes of practice)
7. Terdapat kejelasan tanggung jawab (clarification of accountability and
responsibility)
8. Terdapat perlindungan kesalahan untuk seluruh anggota tim (liability protection
for all members of the team)

9
9. Terdapat SDM & fasilitas yang memadai (sufficient human resources and
infrastructure)
10. Terdapat pendanaan & pengaturan pembayaran yang memadai (sufficient
funding and payment arrangements)
11. Terdapat sistem edukasi yang baik (supportive education system)
12. Terdapat penelitian dan evaluasi (research and evaluation)
(Scele. 2014)

2.6 Keberhasilan Kolaborasi Perawat Dalam Pelayanan Kesehatan

Menurut hanson & Spross, 1996 terwujudnya suatu kolaborasi tergantung


pada beberapa kriteria yaitu:

1. Adanya rasa saling percaya dan menghormati


2. Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing
3. Memiliki citra diri positif
4. Memiliki kematangan profesional yang setara (yang timbul dari
pendidikan dan pengalaman)
5. Mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan
6. Keinginan untuk bernegosiasi
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika:
a. Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama
b. Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya
c. Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
d. Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang tergabung
dalam tim
Model Praktik Kolaborasi:
a. Interaksi perawat-dokter dalam persetujuan praktik
b. Kolaborasi perawat-dokter dalam memberikan pelayanan
c. Tim interdisiplin atau komite
Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi kurang
berdasar jika hanya dipandang dari hasilnya saja. Pembahasan Bagaimana

10
proses kolaborasi itu terjadi justru menjadi poin penting yang harus
disikapi. Bagaimana masing-masing profesi memandang arti kolaborasi
harus dipahami oleh kedua belah pihak sehingga dapat diperoleh persepsi
yang sama. Penerapan hubungan antara perawat dan profesi lain yang
memiliki bidang kesehatan yang saling ketergantungan satu sama lain
misalnya seorang dokter pasti membutuhkan perawat, apoteker dan lain-
lain, yang saling berkaitan satu sama lain. Selain penerapan-penerapan
dengan perawat dan profesi lain, perawat juga harus menerapkan
hubungan antara perawat dan masyarakat. Perawat mengemban tugas
tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung
berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dan
tetap menghargai privasi yang ada dalam masyarakat berupa privasi
pasien. Menghargai harkat martabat pasien, sopan santun dalam pergaulan,
saling menghormati, saling membantu, peduli terhadap lingkungan.

11
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Kolaborasi dalam praktik keperawatan sangat berguna untuk keberhasilan
dalam merawat pasien yang sakit bisa cepat untuk sembuh dan dapat melatih
komunikasi juga pengalaman para tenaga kesehatan menjadi lebih baik dan lebih
profesional. Tujuan utama nya adalah untuk membantu klien yang sakit menjadi
sembuh tidak hanya perawat tetapi tenaga kesehatan dengan profesi yang lain
juga ikut membantu pasien untuk sembuh.

3.2 Saran
Tenaga kesehatan lebih mengutamakan kesembuhan pasien dan lebih
mengembangkan kolaborasi antar tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
melatih berkomunikasi lewat kolaborasi dengan profesi yang lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

Balqis,Nadiyah, Enita Dewi, dkk. 2018. Perbedaan Persepsi Mahasiswa


Kesehatan Terhadap Interprofessional Education (IPE). Diakses dari
https://eprints.ums.ac.id pada tangggal 14 Mei 2019 pukul 12.00 WIB
Martiningsih, Wiwin. 2017. Praktik Kolaborasi Perawat-Dokter Dan Faktor
Yang Memengaruhinya. Diakses dari https:// e-journal.unair.ac.id pada
tanggal 14 Mei 2019 pukul 11.20 WIB
Parellangi, Andi. 2015.Home Care Nursing. Jakarta : penerbit Andi
Scele. 2014 . Konsep Kolaborasi. Diakses dari https://scele.ui.ac.id pada tanggal
14 Mei 2019 Pukul 11.50 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai