Anda di halaman 1dari 12

Nama : Lulu Lutfiyah

NIM : 11181040000005
PSIK A 2018
Transfuse Darah
2.1 Pengertian
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian
darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi
bertujuan mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar,
mengatasi shock dan mempertahankan daya tahan tubuh terhadap
infeksi (Setyati, 2010). 
2.2 Etiologi
Kita hanya boleh memberikan tranfusi darah pada indikasi
yang tegas, baik untuk menjaga darah donor yang berharga itu maupun
untuk tidak membebani penderita dengan resiko yang tidak perlu, yang
terikat pada setiap tranfusi.
Darah penuh
1. Kehilangan darah akut (trauma, operasi)
2. Tranfusi yang berganti-ganti
Konsentrat eritrosit
1. Anemia (misal, Hgb <5mm/ol) kita berikan konsentrat eritrosit,
apabila kadar Hgb dengan obat-obatan (Fe, Vit12, Asam Folium)
tidak dapat dibawa kepada tingkat yang lebih.
2. Eritrosit yang telah dicuci
Penderita yang menunjukan reaksi yang gawat setelah
pemberian plasma donor.
Konsentrat trombosit
Apabila seorang penderita dengan trombopenia yang juga
membutuhkan darah, maka kita berikan darah segar yang tidak boleh
lebih tua sampai selambat-lambatnya 1 hari. Apabila penderita itu

1
tidak membutuhkan darah, maka kita berikan konsentrat trombosit.
Hal ini hanya ada artinya kalau trombopenia itu tidak merupakan
akibat dari peningkatan hancuran.
Darah yang miskin akan leukosit
1. Penderita yang berhubungan transplantasi (pencangkokan yang
akan datang tidak boleh di imunisasikan terhadap HL-A-antigen.
2. Mencegah reaksi pendesakan kepada penderita yang dicangkok.
3. Penderita yang bereaksi dengan demam sebagai akibat dari badan-
anti leukosit pada pemberian leukosit dalam darah donor.

2.3 Indikasi
a. Sel darah merah
Indikasi satu-satunya untuk transfusi sel darah merah adalah
kebutuhan untuk memperbaiki penyediaan oksigen ke jaringan
dalam jangka waktu yang singkat.
1. Kehilangan darah yang akut, jika darah hilang karena trauma
atau pembedahan, maka baik penggantian sel darah merah
maupun volume darah dibutuhkan.
2. Transfusi darah prabedah diberikan jika kadar Hb 80 g/L atau
kurang.
3. Anemia yang berkaitan dengan kelainan menahun, seperti
penderita penyakit keganasan, artritis reumatoid, atau proses
radang menahun yang tidak berespon terhadap hematinik perlu
dilakukan transfusi.
4. Gagal ginjal, anemia berat yang berkaitan dengan gagal ginjal
diobati dengan transfusi sel darah merah maupun dengan
eritropoetin manusia rekombinan.

2
5. Gagal sumsum tulang karena leukemia, pengobatan sitotoksik,
atau infiltrat keganasan membutuhkan transfusi sel darah
merah dan komponen lain.
6. Penderita yang tergantung transfusi seperti pada talasemia
berat, anemia aplastik dan anemia sideroblastik membutuhkan
transfusi secara teratur.
7. Penyakit sel bulan sabit, beberapa penderita ini juga
membutuhkan transfusi secara teratur, terutama setelah stroke.
Indikasi lain untuk transfusi pengganti pada penyakit hemolitik
neonatus, malaria berat karena plasmodium falciparum dan
septikemia meningokokus.
b. Indikasi untuk transfusi trombosit adalah
1. Gagal sumsum tulang yang disebabkan oleh penyakit atau
pengobatan mielotoksik.
2. Kelainan fungsi trombosit, yaitu berupa kelainan fungsi
trombosit yang diturunkan seperti pada penyakit Glanzmann,
sindrom Bernard-Soulier, dan defisiensi tempat penyimpanan
trombosit. Penderita defek fungsi trombosit yang didapat,
sekunder terhadap mieloma, paraproteinemia dan uremia.
3. Trombositopenia akibat pengenceran yang sekunder terhadap
transfusi masif atau transfusi pengganti, dan penderita
mengalami perdarahan.
4. Pintas kardiopulmoner, baik selama atau setelahnya perdarahan
dapat terjadi karena trombositopenia akibat pengenceran,
begitu juga karena gangguan fungsi trombosit.
5. Purpura trombositopenia autoimun, walaupun kemungkinan
tidak efektif karena trombosit yang ditransfusikan hancur oleh
autoantibodi yang sirkulasi.
(anindita ,2011)

3
2.4 Kontra indikasi
a. Penyakit destruktif trombosit: ITP, TTP, DIC (Diberikan
bila perdarahanm aktif)
b. Trombositopeni pada sepsis, hiperaplenisme kecuali
perdarahan aktif

2.5 Manifestasi Klinis


 Rasa hangat divena yang menerima darah
 Demam dan menggigil
 Nyeri dada, pinggang, atau punggung sebelah bawah
 Nyeri abdomen disertai mual muntah
 Penurunan tekanan darah disertai peningkatan kecepatan
denyut jantung
 Dispnea (sensasi kulit bernafas)
 Kemerahan diwajah yang segera terlihat
2.6 Patiofisiologi
 Pada transfusi, seorang donor menyumbangkan darah
lengkap dan seorang resipien menerimanya. Tetapi konsep ini
menjadi luas. Tergantung kepada keadaan, resipien bisa hanya
menerima sel dari darah, atau hanya menerima faktor pembekuan
atau hanya menerima beberapa komponen darah lainnya.
Transfusi dari komponen darah tertentu memungkinkan
dilakukannya pengobatan yang khusus, mengurangi resiko
terjadinya efek samping dan bisa secara efisien menggunakan
komponen yang berbeda dari 1 unit darah untuk mengobati
beberapa penderita. Pada keadaan tertentu, resipien bisa menerima
darah lengkapnya sendiri (transfusi autolog).
 Proses Transfusi Darah.

4
a. Pengisian Formulir Donor Darah.
b. Pemeriksaan Darah
 Pemeriksaan golongan, tekanan darah dan hemoglobin darah.
a. Pengambilan darah
 Apabila persyaratan pengambilan darah telah dipenuhi barulah
dilakukan pengambilan darah.
a. Pengambilan darah
b. Pengelolaan darah.
 Beberapa usaha pencegahan yang dikerjakan sebelum darah
diberikan kepada penderita adalah penyaringan terhadap penyakit
diantaranya:
a) Penyakit Hepatitis B
b) Penyakit HIV/AIDS
c) Penyakit Hipatitis C
d) Penyakit Kelamin (VDRL)
 Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah selama 1 – 2 jam
 Penyimpanan Darah
Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 2 – 6 derajat celcius.
 Darah ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen seperti:
a) PRC
b) Thrombocyt
c) Plasma
d) Cryo precipitat

2.7 Jenis jenis tranfusi darah


1. Darah Lengkap (Whole Blood)
Whole blood atau darah lengkap pada transfusi adalah
darah yang diambil dari donor menggunakan container atau
kantong darah dengan antikoagulan yang steril dan bebas

5
pyrogen. Whole blood merupakan sumber komponen darah
yang utama. Whole blood diambil dari pendonor ± 450-500 ml
darah yang tidak mengalami pengolahan. Komposisi whole
blood adalah eritrosit, plasma, lekosit dan trombosit (Hutomo,
2011).
2. Sel Darah Merah (Packed Red Cell)
Packed Red Cell (PRC) adalah suatu konsentrat eritrosit
yang berasal darisentrifugasi whole blood, disimpan selama 42
hari dalam larutan tambahan sebanyak 100 ml yang berisi
salin, adenin, glukosa, dengan atau tanpa manitol untuk
mengurangi hemolisis eritrosit (Anindita, 2011).
3. Trombosit
Trombosit dibuat dari konsentrat whole blood (buffy
coat), dan diberikan pada pasien dengan perdarahan karena
trombositopenia. Produk trombosit harus disimpan dalam
kondisi spesifik untuk menjamin penyembuhan dan fungsi
optimal setelah transfusi. Umur dan fungsi trombosit optimal
pada penyimpanan di suhu ruangan 20-24oC (Cahyadi, 2011).
4. Plasma Beku (Fresh Frozen Plasma)

Fresh Frozen Plasma (FFP) adalah plasma segar yang


dibekukan dalam waktu 8 jam dan disimpan pada suhu
minimal -20°C dapat bertahan 1 tahun, yang berisi semua
faktor koagulasi kecuali trombosit. FFP diberikan untuk
mengatasi kekurangan faktor koagulasi yang masih belum jelas
dan defisiensi anti-thrombin III. FFP berisi plasma, semua
faktor pembekuan stabil dan labil, komplemen dari protein
plasma. Volume sekitar 200 sampai 250 ml. Setiap unit FFP
biasanya dapat menaikkan masing-masing kadar faktor

6
pembekuan sebesar 2-3 % pada orang dewasa, dosis inisial
adalah 10-15 ml/kg (Harlinda, 2010)

2.8 Praposedur dan Prosedur


 Praprosedur
1. Periksa kembali apakah pasien telahmenandatangani inform
consent.
2. Teliti apakah golongan darah pasien telah sesuai.
3. Lakukan konfirmasi bahwa transfuse darah memeng telah
diresepkan
4. Jelaskan prosedur kepada pasien
5. saat menerima darah atau komponen darah
6. periksa ulang lebel dengan perawat lain untuk meyakinkan bahwa
golongan ABO dan RH nya sesuai dengan catatan
7. periksa adanya gelembung darah dan adanya warna yang abnormal
dan pengkabutangelembung udara menunjukkan adanya bakteri
warna abnormal dan pengkabutan menunjukkan hemolysis
8.periksa jumlah jenis darah donor sesuai dengan catatan resipien
9.periksa identitas pasien dengan menanyakan pasien dan memeriksa
gelang identitas
10.periksa ulang jumlah kebutuhan dan jenis darah resipien
11.periksa suhu dan denyut nadi, respirasi dan tekanan darah pasien
sebagai dasar perbandingan tanda vital selanjutnya.

 Prosedur
1 .pakai sarung tangan yang dianjurkan oleh universal precaution yang
menanyakan bahwa sarung tangan harus dikenakan selama prosedur
yang memungkinkan kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya
2. catatlah tanda-tanda vital sebelum memulai transfuse

7
3. jangan sekali-kali menambah obat kedalam darah atau produk darah
4. yakinkan bahwa darah sudah harus diberikan dalam 30 menit
setelaqh dikeluarkan dari pendingin
5. bila darah harus dihangatkan maka hangatkanlah dalam penghangat
darah in-line dengan system pemantauan darah tidak boleh dihangat
dalam air atau microwave
6. gunbakan jarum ukuran 19 atau lebih pada vena
7. gunakan selang khusus yang memiliki filter darah untuk menyaring
pembekuan fibrin dan bahan partikel lainnya
8. jangan lubangi kantung darah
9. untuk 15 menit pertama berikan transfuse secara perlahan, tidak
lebih dari 5 ml/menit
10. lakukan observasi pasien dengan cermat akan adanya efek samping
11. apabila tidak terjadi efek samping dalam 15 menit, naikkanlah
kecepatan aliran kecuali jika pasien beresiko tinggi mengalami
kelebihan sirkulasi
12. observasi pasien sesering mungkin selama pemberian transfuse
a. lakukan pemantauan ketat selama 15-30 menit, untuk mendeteksi
adanya tanda reaksi atau kelebihan beban sirkulasi
b. lakukan pemantauan tanda vital dengan interfal teratur
13. perhatikan bahwa waktu pemberian tidak melebihi 4 jam karena
akan terjadi peningkatan resiko poliferasi bakteri
14. siagalah terhadap adanya tanda reaksi samping seperti:
a. kelebihan beban sirkulasi
b. sepsis
c. reaksi febris
d. reaksi alergi
e. reaksi hemolitik akut
2.9 Syarat-syarat Menjadi Donor Darah

8
Untuk menjadi calon donor, seorang calon harus memenuhi syarat-
syarat
sebagai berikut (PMI 2013):
a. Antara usia 17-60 tahun (pada usia 17 tahun diizinkan untuk
menjadi donor apabila mendapat izin tertulis dari orang tua. Sampai
usia tahun 60 donor masih dapat mendonorkan darahnya dengan
jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter).
b. Berat badan minimum 45 kg.
c. Temperatur tubuh: 36,6 - 37,5°C (oral).
d. Tekanan darah baik, yaitu nilai sistole antara 110 - 160 mm Hg dan
diastole antara 70 - 100 mm Hg.
e. Denyut nadi teratur 50 - 100 kali/ menit.
f. Kadar Haemoglobin bagi wanita harus minimal 12,0 gr %, dan pada
pria
minimal 12,5 gr %.
g. Jumlah penyumbangan dalam setahun paling banyak 4 kali dengan
jarak
penyumbangan sekurang kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus
sesuai dengan keadaan umum donor.

 Terdapat beberapa keadaan dimana seseorang tidak boleh


menjadi donor
antaranya seperti di bawah ini (PMI, 2013):
a. Pernah menderita hepatitis.
b. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza,
cholera,
tetanus dipteria atau profilaksis.
c. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
d. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.

9
e. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup
parotitis
epidemica, measles, tetanus toxin.
f. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita
hepatitis, sesudah transfusi, sesudah tattoo/tindik telinga dan
sesudah operasi kecil.
g. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.
h. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi
rabies terapeutik dan sesudah transplantasi kulit.
i. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan
atau sedang menyusui.
j. Ketergantungan obat atau alkoholisme akut dan kronik.
k. Menderita Sifilis, tuberkulosa secara klinis, epilepsi dan sering
kejang, dan penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang
akan ditusuk.
l. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah,
misalnya defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
m. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai
risiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis,
berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).
n. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor
darah.
2.10 Penyakit Yang Membutuhkan Pengobatan Transfusi Darah
1. Talasemia
Talasemia berasal dari kata Yunani Thalassa dan memiliki
makna laut, digunakan pada sejumlah kelainan darah bawaan yang di
tandai dengan defisiensi kecepatan produksi rantai globin yang
spesifik dalam Hb (Wong, 2009).
2. Hemofilia

10
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter yang
bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermitten.
3. Anemia berat
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel
darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006: 256)
4. ITP
ITP adalah suatu penyakit pembekuan darah, pada keadaan ini
semua sel darah dalam keadaan normal kecuali untuk platelet darah.
Pada orang yang menderita ITP semua sel darahnya normal kecuali
untuk platelet darah. Trombositopenia purpura adalah salah satu
gangguan perdarahan yang paling umum terjadi. Merupakan sindrom
yang didalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang
bersikulasi dalam keadaan sum – sum normal. Trombosit dalam darah
berperan dalam pembekuan darah serta mempertahankan integritas
pembuluh darah, khususnya kapiler.
5. Leukemia
Leukemia adalah produk sel darah putih yang tidak terkontrol
disebabkan oleh mutasi yang bersifat kanker pada sel myologen atau
sel limpogen. Hal ini menyebabkan leukemia, yang biasanya ditandai
dengan jumlah sel darah purih abnormal yang sangat meningkat dalam
sirkulasi darah .

Daftar pustaka

Anindita, K. & Cahyadi, A. 2011. Komponen Darah dan Indikasi Penggunaanya.

11
Harlinda. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. WIMI : Jakarta.
Hutomo, F. Pramono.2011. Dasar-Dasar Transfusi Darah. WIMI : Jakarta.
Setyati, S. 2010. Transfusi Darah yang Rasional. Pelita Insani : Semarang.
WIMI : Jakarta.
Wong, et al. (2009). Wong buku ajar keperawatan pediatrik. (alih bahasa: Andry
Hartono, dkk). Jakarta. EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai