Anda di halaman 1dari 2

DISASTER VICTIM IDENTIFICATION

Oleh, Andi Hasnita Dewi, 1806265154 - PB 45

Indonesia berada di wilayah Rings of Fire dimana penggunungan vulkanik berada di


pertemuan lempeng Eurasian, pasifik dan Indo-Australian sehingga kondisi menjadi aktif dan
rawan terjadi bencana alam. Bencana dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat natural dan
unnatural.

• Natural disaster yaitu bencana yang di sebabkan oleh sifat alami Contohnya gunung
Meletus, Banjir, Gempa, Tsunami, dll.

• Un-Natural disaster yaitu bencana yang disebabkan oleh factor manusia contohnnya
kecelakaan, Gedung runtuh dan juga kelalaian manusia seperti kasus terorisme, Bom
Gedung.

Closed disaster yaitu terduga korban dengan nama-nama yang sudah diketahui sedangkan
Open disaster korban yang tidak diketahui jumlahnya, siapa saja yang menjadi korban contoh
nya tsunami di aceh.

Human victim dibagi menjadi 2 yaitu ada korban yang mati di tangani langsung oleh DIV
indonesia sedangkan yang cedera ditangani oleh medis. DIV nasional bekerja sama dengan
TNI/POLRI dengan sistem komando dalam suatu wilayah untuk berkoordinasi.

Regionalisasi DIV di Indonesia di bagi menjadi 4 wilayah penugasan dengan masing-masing tim
DIV di wilayah tersebut yaitu:

1. Komite DIV Reg.barat 1 meliputi wilayah Provinsi aceh sampai dengan jambi
2. Komite DIV Reg.barat 2 meliputi wilayah Kalimantan barat, tengah, sumatera selatan,
jawa barat sampai dengan jawa tengah
3. Komite DIV Reg. tengah meliputi wilayah Kalimantan timur, selatan, jawa timur, bali dan
nusantenggara
4. Komite DIV Reg. timur meliputi Sulawesi sampai Papua Phase DVI tahun 2013/2014 di
bagi menjadi 4 yaitu

1. Phase 1 - scene (Fase di tempat bencana) bertugas mengumpulkan barang bukti utk
menentukan identitas korban, beri label, catat kejadian, mengumpulkan sepihan barang
, evakuasi jasad atau properti korban. Label human remains orange dipakai utk jasad
manuia atau bagian tubuh, label property hijau untuk dipakai barang korban. Dalam
mencatat data-data DIV menggunakan form berwarna pink.
2. Phase 2 - Post Mortem (Jasad korban diperiksa) sebuah unit yang dibangun darurat
untuk memeriksa korban bencana dalam bentuk jasad maupun bagian dimana
pemeriksaan secara umum, Fotograpi, Autopsi, Dental examination yaitu dilakukan
pemeriksaan gigi, Ahli DNA untuk melakukan sampling DNA. Menggunakan form
pink dari fase 1.
3. Phase 3 - Ante Mortem (Pengumpulan data korban) menggunkan form kuning
4. Phase 4 - Reconciliation (Para ahli mengumplkan data dan mencocokkan dengan fase
2 dan 3) bertugas sebagi Tim/ board meeting terbuka dalam ekspart sehingga sesuai
dan diterima dalam pertemuan.
Cara pengidentifikasi dengan Primary Identifier yaitu:
1. Fingerprint yaitu sidik jari
2. Dental Record yaitu dimana identiffikasi gigi korban
3. DNA profile dimana jasad dilakukan sampling DNA, jaringan biologis dengan metode
primer misalnya korban tenggelam sehingga gigi tidak ada dll.

Secondary Identifier yaitu:

1. Medical record misalkan korban yang sudah pernah melakukan pemasangan pan sehingga
dapat diidentifikasi properti korban

2. Property misalnya cincin pernikahan, kalung, dompet KTP menggunakan metode primer

3. Photography kecuali jasad korban masih segar, masih utuh/ baru

Anda mungkin juga menyukai