Anda di halaman 1dari 22

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Kelompok I :
Muhammad W Wicak
Mandalifa Manggopa
Sartika Mamelas
Angglia Van Gobel
Bryant Rantung
Nurul Septiani Gay
Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan adalah gabungan komponen2

sistem yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara

sistematis, terpadu, dan menyeluruh untuk memberikan pelayanan

kesehatan kpd masyarakat. yang tentunya harus dengan data yang

lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya

sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.


Sistem informasi kesehatan dunia

Informasi adalah suatu hal yang sangat


penting bagi kehidupan, tanpa informasi
seseorang akan tertinggal dengan
perkembangan dunia sekitarnya. Selain untuk
manusia, informasi juga sangat dibutuhkan oleh
organisasi kesehatan seperti WHO
World Health Organization (WHO) didirikan pd tgl 7
april 1948 di Jenewa, Swiss yang bertugas untuk
melakukan koordinasi kegiatan dalam hal peningkatan
kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia. WHO
terdiri dari Lembaga Perwakilan (The World Health
Assembly) dan Badan Eksekutif (Executive Board).
WHO
Lembaga Perwakilan (The World Health
Assembly) Badan Eksekutif (Executive Board).

Lembaga perwakilan Badan Eksekutif WHO


beranggotakan 193 negara dan terdiri dari 34 orang yang
bersidang setiap bulan Maret dipilih setiap tiga tahun sekali.
untuk merumuskan Mereka terdiri dan orang-
keputusan-keputusan penting orang yang memiliki keahilan
WHO. Dan menentukan siapa khusus dalam bidang
yang menjadi Direktur kesehatan dan merumuskan
Jenderal, merencanakan kebijakan dan resolusi WHO.
anggaran organisasi
Tujuan WHO
• Bertugas menanggulangi kesehatan dengan cara membantu
melakukan pembatasan terhadap penyakit-penyakit menular

• Memberikan bantuan kesehatan kepada negara-negara yang


membutuhkan

• Membantu meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan ibu dan anak

• Mendorong dan membantu pelaksanaan penelitian-penelitian dalam


bidang kesehatan.
Menurut WHO ada 6 komponoen utama sistem
kesehatan di suatu negara, berikut komponennya :

1.Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)

2.Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin,

dan teknologi kesehatan)

3.Health worksforce (tenaga medis)

4.Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)

5.Health information system (sistem informasi kesehatan)

6.Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)


Selain untuk menyediakan informasi kesehatan, sistem informasi bagi

suatu organisasi kesehatan seperti WHO berfungsi untuk:

• Memberikan informasi kepada seluruh komponen pelayanan kesehatan

yaitu pengelola atau user, yaitu para administrator atau manajer

kesehatan untuk dasar pertimbangan menentukan kebijakan dan

pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi

administrasinya sebagai pengelola dan pelayanan kesehatan.

• Memberi informasi kepada masyarakat, dalam upaya untuk

meningkatkan kemampuannya untuk menolong dirinya sendiri dalam

memenuhi kebutuhan kesehatannya.


Konsep-konsep Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan
Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara umum,
ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para
pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi
(designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi
2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus
hidup system
Sejarah SIKNAS di indonesia
SIKNAS = Sistem informasi kesehatan nasional yg melingkupi
sistem jaringan kesehatan mulai dri Kab smpai pusat. Namun
pada saat itu SIKNAS masih jauh dari kata memadai, dikarenakan
keterbatasan sumberdaya sehingga dilakukanlah pengembangan
SIKNAS pertama sejak pelita 1, yg diatur secara Sentralistis yg
tertata melalui KANWNIL dan KANDEP sehingga di bberapa
daerah tertentu sudah mulai memakai KOMPUTERISASI untuk
SIK.
Dan sampai pd krisis moneter yg sngt berpengaruh trhdap SIKNAS di

thn 1997 – 1998

Sehingga pd tahun 2001 pelaksanaan pengembangan SIKNAS

disentralisasi, tetapi dgn disentralisasi SIKNAS bukannya menjadi lebih

baik` tapi malah berantakan, yg dikarenakan belum adanya infra

struktur yg memadai di daerah2 tertentu, dan pencatatan-pelaporan

bnyk yg overlaps yg membebankan daerah2 tertentu. Sehingga

departemen kesehatan mempertimbangkan dan mengeluarkan

KEBIJAKAN & STRATEGI SIKNAS melalui KEPMENKES NO.511 DI

KAB/KOTA melalui KEPMENKES NO.932 dengan konsep Pendekatan

Baru dalam Pengembangan SIKNAS di Era Otonomi Daerah.


Strategi Pengembangan SIKNAS di Era Otonomi
Daerah diarahkan pada :

1. Integrasi & Simplifikasi Pencatatan & Pelaporan yang ada.


2. Penetapan dan Pelaksanaan Sistem Pencatatan &
Pelaporan Baru
3. Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Daerah
4. Pengembangan Teknologi & Sumber Daya
5. Pengembangan Pelayanan Data & Informasi untuk
Manajemen
6. Pengembangan Pelayanan Data & Informasi untuk
Masyarakat
Manfaat Sistem Informasi
Tujuan Sistem Kesehatan Nasional Kesehatan

• Mendukung manajemen
Tujuan SKN adalah kesehatan
terselenggaranya pembangunan • Mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan
kesehatan oleh semua potensi • Mengintervensi masalah
bangsa, baik masyarakat, swasta, kesehatan berdasarkan prioritas
• Pembuatan keputusan dan
maupun pemerintah secara pengambilan kebijakan kesehatan
berdasarkan bukti (evidence-
sinergis, berhasil guna dan
based decision) 
berdaya guna, sehingga tercapai • Mengalokasikan sumber daya
secara optimal 
derajat kesehatan masyarakat
• Membantu peningkatan
yang setinggi-tingginya. efektivitas dan efisiensi 
• Membantu penilaian transparansi 
Perkembangan SIK di indonesia
Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah
dan akan mengalami 3 pembagian masa sebagai
berikut : 
• Era manual (sebelum 2005) 
• Era Transisi (tahun 2005 – 2011) 
• Era Komputerisasi (mulai 2012) 
Era manual (before 2005)
Aliran data terfragmentasi. Data dari sumber
dikirim ke pusata melalui berbagai jalan. Lalu data
dan informasi akan disimpan oleh unit di
departemen kesehatan :

a) Bentuk data : agregat.


b) Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data.
c) Sangat beragamnya bentuk laporan.
d) Validitas diragukan.
e) Data sulit diakses.
f) Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan
validitas, maka data sulit diolah dan dianalisis.
g) Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga
tidak ramah lingkungan.
Era transisi (2005 – 2011) Era komputerisasi (mulai 2012).

• Pemanfaatan data menjadi satu


• Komunikasi data sudah
pintu (terintegrasi).
mulai terintegrasi (mulai
• Data iasic (disagregat).
mengenal prinsip 1 pintu,
• Data dari Unit Pelayanan
walau beberapa masih Kesehatan langsung diunggah
terfragmentasi). (uploaded) ke bank data di pusat
(e-Health).
• Sebagian besar data • Penerapan teknologi m-Health
agregat dan sebagian dimana data dapat langsung
diunggah ke bank data.
kecil data individual.
• Keamanan dan kerahasiaan data
terjamin (memakai secure login).
• Sebagian data sudah • Lebih cepat, tepat waktu dan
terkomputerisasi dan efisiensi.
sebagian masih manual. • Lebih ramah lingkungan
Perkembangan SIKNAS saat ini
karena desentralisasi, era sentralisasi menjadi
overlaps. Dan tentu saja hal ini membebankan
kabupaten kota. Sehingga mentri mengambil keputusan
yaitu: Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentng
kebijkan dan Stategi pengembangan SIKNAS ,dan
Nomor 932 tahun 2002 tentang petunjuk pelaksanaan
pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
kabupten/kota dikembangkan beragai strategi, yaitu :
1) Integrasi  dan simplifkasi pencatatan dan
pelaporan yan ada;
2) Penetapan dan pelaksanaan sistem
pencatatan dan pelaporan;
3) Fasilitasi pengembangan sistem-sistem
informasi kesehatan daerah;
4) Pengembangan teknologi dan sumber daya;
5) Pengembangan pelayanan data dan informasi
untuk managemen dan pengambilan
keputusan;
6) Pengembangan pelayanan data dan informasi
untuk masyarakat.
Selanjutnya, pada melalui keputusan menteri
kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang
pengembangan jaringan computer online SIKNAS di
rencanakan beberapa iasic dalam setiap tahunnya;
yaitu :

• Terselenggaranya jaringan komunikasi data


terintegrasi antara 80 % dinas kesehatan
kabupaten/kota dan 100 % dinas provinsi dengan
kementerian kesehatan pada tahun 2007.
• Terselenggaranya jaringan komunikasi data
online terintegrasi antara 90 % dinas
kesehatan kabupaten/kota,  100 % dinas
kesehatan provinsi, 100 % rumah sakit pusat,
100 % unit pelaksana teknis (UPT) pusat
dengan kementerian kesehatan tahun 2009.
• Terselenggaranya jaringan komunikasi data
online terintegrasi antara seluruh dinas
kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
provinsi, rumah sakit pusat, dan UPT pusat
kementeri an kesehatan pada tahun 2010.
Dari beberapa hal tersebutlah, maka
pemerintah daerah pun berupaya mengembangkan
sistem informasi yang sesuai dengan keunikan
dan karakteristiknya.Pengembangan sistem
informasi kesehatan daerah melalui software atau
web. Seperti SIMPUS, SIMRS, SIKDA dan
sebagainya.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai