0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan46 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi kesehatan, termasuk pengertian, tujuan, perkembangan era, dan tantangan sistem informasi kesehatan di Indonesia. Sistem informasi kesehatan bertujuan untuk mengelola siklus informasi kesehatan guna mendukung pengambilan keputusan, namun saat ini masih menghadapi tantangan seperti fragmentasi data dan sumber daya yang minim.
"
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi kesehatan, termasuk pengertian, tujuan, perkembangan era, dan tantangan sistem informasi kesehatan di Indonesia. Sistem informasi kesehatan bertujuan untuk mengelola siklus informasi kesehatan guna mendukung pengambilan keputusan, namun saat ini masih menghadapi tantangan seperti fragmentasi data dan sumber daya yang minim.
"
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi kesehatan, termasuk pengertian, tujuan, perkembangan era, dan tantangan sistem informasi kesehatan di Indonesia. Sistem informasi kesehatan bertujuan untuk mengelola siklus informasi kesehatan guna mendukung pengambilan keputusan, namun saat ini masih menghadapi tantangan seperti fragmentasi data dan sumber daya yang minim.
"
• Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu, • sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. • Pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. • Menurut WHO, Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu dari 6 “Building Block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara
• Keenam komponen (building block) sistem
kesehatan tersebut adalah: 1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan) 2.Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan) 3. Health worksforce (tenaga medis) 4. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan) 5.Health information system (sistem informasi kesehatan) 6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah) • Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. • Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3 pembagian masa sebagai berikut :
Era manual (sebelum 2005)
Era Transisi (tahun 2005 – 2011) Era Komputerisasi (mulai 2012) • Era Manual (Sebelum 2005) • Pada era manual ini dimulai sebelum tahun 2005. Pada era manual: Aliran data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke pusat melalui berbagai jalan. Data dan informasi dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen Kesehatan. Bentuk data nya agregat. • Kelemahan nya : 1. Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data dan Sangat beragamnya bentuk laporan. 2. Validitas nya masih diragukan. Data yang ada sulit diakses. Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan validitas, maka data sulit diolah dan dianalisis. 3. Dalam Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga tidak ramah lingkungan. • Era Transisi (2005 – 2011) • Dimulai masa transisi pada tahun 2005 sampai 2011 : 1. Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa masih terfragmentasi). 2.Peresebaran data Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual. Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih manual. 3. Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin. Pada masa transisi ini posisi nya masih setengah setengah karena mulai menggunakan sistem komputerisasi tapi masih belum meninggalkan sistem manual. • Era Komputerisasi (Mulai 2012) 1. Era komputerisasi dimulai, pada era ini pemanfaatan data menjadi satu pintu (terintegrasi). 2. Data yang ada adalah individual (disagregat). 3. Data dari Unit Pelayanan Kesehatan langgsung diunggah (uploaded) ke bank data di pusat (e-Helath). 4. Penerapan teknologi m-Health dimana data dapat langsung diunggah ke bank data. Keamanan dan kerahasiaan data terjamin (memakai secure login). 5.Lebih cepat, tepat waktu dan efisien yang pastinya Lebih ramah lingkungan. 2.Tujuan Sistem Informasi Kesehatan
Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan adalah
sebagai berikut :
1.Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistim
K esehatan Nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas. 2.agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah informasi. • Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem
informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:
1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan
mengendalikan masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya. 2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan. • Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya: a.Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan. B. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja secara terstruktur). 3. Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan : a. Pengembangan kebijakan dan standar dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sistem informasi kesehatan (SIK) yang terintegrasi b. Pengembangan dan penyelenggaraan SIK dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan termasuk lintas sektor dan masyarakat. c. Penetapan kebijakan dan standar SIK dilakukan dalam kerangka desentralisasi di bidang kesehatan. d. Penataan sumber data dan penguatan manajemen SIK pada semua tingkat sistem kesehatan dititik-beratkan pada ketersediaan standar operasional yang jelas, pengembangan dan penguatan kapasitas SDM, dan pemanfaatan TIK, serta penguatan advokasi bagi pemenuhan anggaran e. Pengembangan SDM pengelola data dan informasi kesehatan dilaksanakan dengan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dan lintas sektor terkait serta terpadu dengan pengembangan SDM kesehatan lainnya. f. Peningkatan penyelenggaraan sistem pengumpulan, penyimpanan, diseminasi dan pemanfaatan data/ informasi dalam kerangka kebijakan manajemen data satu pintu. g. Pengembangan Bank Data Kesehatan harus memenuhi berbagai kebutuhan dari pemangku-pemangku kepentingan dan dapat diakses dengan mudah, serta memperhatikan prinsip-prinsip kerahasiaan dan etika yang berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran. h.Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan statistik vital melalui upaya penyelenggaraan Registrasi Vital di seluruh wilayah Indonesia dan upaya inisiatif lainnya. i. Peningkatan inisiatif penerapan eHealth untuk meningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan proses kerja yang efektif dan efisien. j. Peningkatan budaya penggunaan data melalui advokasi terhadap pimpinan di semua tingkat dan pemanfaatan forum-forum informatika kesehatan yang ada. k. Peningkatan penggunaan solusi-solusi mHealth dan telemedicine untuk mengatasi masalah infrastruktur, komunikasi, dan sumberdaya manusia. • KEDUDUKAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DALAM SISTEM KESEHATAN
Sistem informasi kesehatan memiliki
kedudukan yang strategis dalam sistem kesehatan dan manajamen kesehatan. Sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri melainkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem kesehatan. • Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang. Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen. • Sistem Kesehatan dan Manajemen Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan • Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya dapat terwujud, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. • Pembangunan kesehatan tersebut perlu ditingkatkan akselerasi dan mutunya dengan melandaskan pada pemikiran dasar pembangunan kesehatan sebagai makna dari paradigma sehat dan dengan menguatkan penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut. Beberapa tantangan pembangunan kesehatan yang diperkirakan akan dihadapi dalam lima tahun ke depan antara lain adalah: a. Kesenjangan status kesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah (DTPK), tingkat sosial ekonomi, dan gender; b. Continuum of care (AKI, AKB, AKBA); c. Masih ada masalah gizi stunting di wilayah timur Indonesia; d. Beban ganda penyakit, termasuk kecelakaan, narkoba, dan masalah imunisasi; e. Kualitas lingkungan, sanitasi, krisis kesehatan; f. Masalah SDM kesehatan (penyebaran, kualitas layanan, dan kompetensi); g. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat; h. Cakupan kesehatan semesta (UHC) 2019; i. Masalah pergeseran demografi, semakin besarnya proporsi lanjut usia; j. Masalah bias desentralisasi termasuk lintas sektor; k. Belum optimalnya sistem informasi kesehatan. • A. KELEMAHAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN • Dalam pelaksanaannya sistem informasi kesehatan di Indonesia memiliki permasalahan yang cukup kompleks, Permasalahan mendasar Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat ini antara lain : 1. Faktor Pemerintah – Standar SIK belum ada sampai saat – Pedoman SIK sudah ada tapi belum seragam – Belum ada rencana kerja SIK nasional – Pengembangan SIK di kabupaten atau kota tidak seragam 2.Fragmentasi - Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi (kabupaten atau kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data tidak lengkap, tidak valid dan tidak conect dengan pusat. - Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat waktu) – Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim lebih dari 300 laporan dan ada 8 macam software sehingga beban administrasi dan beban petugas terlalu tinggi. Hal ini dianggap tidak efektif dan tidak efisien. – Format pencatatan dan pelaporan masih berbeda- beda dan belum standar secara nasional. 3. Sumber daya masih minim B. TANTANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN Faktor ancaman merupakan faktor eksternal atau lingkungan dari sistem informasi kesehatan nasional. Faktor ini akan menghambat implementasi sistem jika tidak disikapi dengan baik. Beberapa faktor eksternal yang menjadi ancaman atau tantangan yang mungkin muncul dalam pengembangan sistem informasi kesehatan antara lain: 1. Era globalisasi - Menyebabkan bebasnya pertukaran berbagai hal antar negara seperti sumber daya manusia, IPTEK, dan lain-lain. - Beberapa dampak negatif tersebut antara lain adanya penyakit-penyakit serta gangguan kesehatan baru, masuknya investasi dan teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan tingginya biaya kesehatan, serta masuknya tenaga-tenaga kesehatan asing yang menjadi kompetitor tenaga kesehatan dalam negeri. 2. Tantangan Otonomi Daerah - Otonomi daerah saat ini menyebabkan masing-masing daerah sibuk mengerjakan urusannya sendiri, termasuk dalam menyusun prioritas untuk pengembangan dan pengelolaan sistem informasi kesehatannya. • Pembandingan dengan daerah lain (benchmarking) pun akan mengalami kesulitan karena tidak adanya standar. c.Tantangan Ekonomi Global dan Kemampuan Keuangan Pemerintah. - Kondisi ekonomi global dan kemampuan keuangan pemerintah sangat berpengaruh dalam implementasi teknologi informasi dan komunikasi, karena perangkat teknologi informasi dan komunikasi sebagian besar berasal dari impor. - Setiap perubahan kondisi ekonomi global akan berpengaruh kepada ekonomi dalam negeri.
d. Tantangan Untuk Membangun Jejaring
Lintas Unit dan Lintas Sektor - Adanya kebijakan pemerintah dalam memperkuat e-government akan sangat bergantung pada interoperabilitas seluruh komponen sistem. - Tidak tersedianya standar dan protokol dalam penyelenggaraan sistem informasi di setiap kementerian/lembaga mengakibatkan ketidakjelasan “aturan main”. • Sebagai contoh untuk melakukan pengukuran atau penghitungan cakupan keberhasilan program kesehatan diperlukan data diluar sektor kesehatan, seperti data penduduk sebagai denumerator yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS). • Dari kondisi tersebut maka dapat terlihat bahwa ketersediaan protokol untuk membangun jejaring serta menetapkan standarisasi yang didukung oleh aspek legal merupakan salah satu tantangan yang harus segera diintervensi
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu