Anda di halaman 1dari 46

SISTIM INFORMASI KESEHATAN

1. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi terdiri dari


• Sistem adalah kumpulan elemen yang
berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu,
• sedangkan informasi adalah data yang telah
diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam
mengambil keputusan saat ini atau
mendatang.
• Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
(SIK)  adalah gabungan perangkat dan
prosedur yang digunakan untuk mengelola
siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik informasi)
untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan kinerja sistem kesehatan.
• Menurut WHO, Sistem Informasi
Kesehatan merupakan salah satu dari 6
“Building Block” atau komponen utama dalam
sistem kesehatan di suatu negara

• Keenam komponen (building block) sistem


kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan
kesehatan)
2.Medical product, vaccine, and technologies (produk
medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (sistem pembiayaan
kesehatan)
5.Health information system (sistem informasi
kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan
pemerintah)
• Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan
Nasional, SIK merupakan bagian dari sub
sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen,
informasi dan regulasi kesehatan.
• Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah
dan akan mengalami 3 pembagian masa
sebagai berikut :

Era manual (sebelum 2005)


Era Transisi (tahun 2005 – 2011)
Era Komputerisasi (mulai 2012)
• Era Manual (Sebelum 2005)
• Pada era manual ini dimulai sebelum tahun
2005. Pada era manual: Aliran data
terfragmentasi. Aliran data dari sumber data
(fasilitas kesehatan) ke pusat melalui berbagai
jalan. Data dan informasi dikelola dan
disimpan oleh masing-masing Unit di
Departemen Kesehatan. Bentuk data nya
agregat.
• Kelemahan nya :
1. Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data
dan Sangat beragamnya bentuk laporan.
2. Validitas nya masih diragukan. Data yang ada sulit
diakses. Karena banyaknya duplikasi, permasalahan
kelengkapan dan validitas, maka data sulit diolah dan
dianalisis.
3. Dalam Pengiriman data masih banyak menggunakan
kertas sehingga tidak ramah lingkungan.
• Era Transisi (2005 – 2011)
• Dimulai masa transisi pada tahun 2005 sampai
2011 :
1. Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai
mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa masih
terfragmentasi).
2.Peresebaran data Sebagian besar data agregat dan
sebagian kecil data individual. Sebagian data sudah
terkomputerisasi dan sebagian masih manual.
3. Keamanan dan kerahasiaan data kurang
terjamin. Pada masa transisi ini posisi nya
masih setengah setengah karena mulai
menggunakan sistem komputerisasi tapi masih
belum meninggalkan sistem manual.
• Era Komputerisasi (Mulai 2012)
1. Era komputerisasi dimulai, pada era ini
pemanfaatan data menjadi satu pintu
(terintegrasi).
2. Data yang ada adalah individual (disagregat).
3. Data dari Unit Pelayanan Kesehatan
langgsung diunggah (uploaded) ke bank data di
pusat (e-Helath).
4. Penerapan teknologi m-Health dimana data
dapat langsung diunggah ke bank data.
Keamanan dan kerahasiaan data terjamin
(memakai secure login).
5.Lebih cepat, tepat waktu dan efisien yang
pastinya Lebih ramah lingkungan.
2.Tujuan Sistem Informasi Kesehatan

Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan adalah


sebagai berikut :

1.Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistim


K esehatan Nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan
informasi untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang
adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti
Rumah Sakit ataupun Puskesmas.
2.agar dapat mentransformasi data yang
tersedia melalui sistem pencatatan rutin
maupun non rutin menjadi sebuah informasi.
• Manfaat Sistem Informasi Kesehatan

World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem


informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:

1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan


mengendalikan masalah kesehatan, memantau perkembangan
dan meningkatkannya.
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan
mudah dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas
pelayanan kesehatan.
• Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan
dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya:
a.Memudahkan setiap pasien untuk melakukan
pengobatan dan mendapatkan pelayanan
kesehatan.
B. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk
mendaftar setiap pasien yang berobat.
Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol
dengan baik (bekerja secara terstruktur).
3. Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan :
a. Pengembangan kebijakan dan standar
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sistem
informasi kesehatan (SIK) yang terintegrasi
b. Pengembangan dan penyelenggaraan SIK
dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan termasuk lintas sektor dan
masyarakat.
c. Penetapan kebijakan dan standar SIK dilakukan
dalam kerangka desentralisasi di bidang kesehatan.
d. Penataan sumber data dan penguatan
manajemen SIK pada semua tingkat sistem
kesehatan dititik-beratkan pada ketersediaan
standar operasional yang jelas, pengembangan
dan penguatan kapasitas SDM, dan pemanfaatan
TIK, serta penguatan advokasi bagi pemenuhan
anggaran
e. Pengembangan SDM pengelola data dan
informasi kesehatan dilaksanakan dengan
menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi
dan lintas sektor terkait serta terpadu dengan
pengembangan SDM kesehatan lainnya.
f. Peningkatan penyelenggaraan sistem
pengumpulan, penyimpanan, diseminasi dan
pemanfaatan data/ informasi dalam kerangka
kebijakan manajemen data satu pintu.
g. Pengembangan Bank Data Kesehatan harus
memenuhi berbagai kebutuhan dari
pemangku-pemangku kepentingan dan dapat
diakses dengan mudah, serta memperhatikan
prinsip-prinsip kerahasiaan dan etika yang
berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran.
h.Peningkatan kerjasama lintas program dan
lintas sektor untuk meningkatkan statistik vital
melalui upaya penyelenggaraan Registrasi
Vital di seluruh wilayah Indonesia dan upaya
inisiatif lainnya.
i. Peningkatan inisiatif penerapan eHealth
untuk meningkatan kualitas pelayanan
kesehatan dan meningkatkan proses kerja
yang efektif dan efisien.
j. Peningkatan budaya penggunaan data
melalui advokasi terhadap pimpinan di semua
tingkat dan pemanfaatan forum-forum
informatika kesehatan yang ada.
k. Peningkatan penggunaan solusi-solusi
mHealth dan telemedicine untuk mengatasi
masalah infrastruktur, komunikasi, dan
sumberdaya manusia.
• KEDUDUKAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
DALAM SISTEM KESEHATAN

Sistem informasi kesehatan memiliki


kedudukan yang strategis dalam sistem
kesehatan dan manajamen kesehatan. Sistem
informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri
melainkan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem kesehatan.
• Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di semua jenjang.
Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat
yang efektif bagi manajemen.
• Sistem Kesehatan dan Manajemen Kesehatan dalam
Pembangunan Kesehatan
• Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah
upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tingginya dapat terwujud,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
• Pembangunan kesehatan tersebut perlu
ditingkatkan akselerasi dan mutunya dengan
melandaskan pada pemikiran dasar
pembangunan kesehatan sebagai makna dari
paradigma sehat dan dengan menguatkan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan
tersebut.
Beberapa tantangan pembangunan kesehatan
yang diperkirakan akan dihadapi dalam lima
tahun ke depan antara lain adalah:
a. Kesenjangan status kesehatan masyarakat
dan akses terhadap pelayanan kesehatan
antar wilayah (DTPK), tingkat sosial ekonomi,
dan gender;
b. Continuum of care (AKI, AKB, AKBA);
c. Masih ada masalah gizi stunting di wilayah
timur Indonesia;
d. Beban ganda penyakit, termasuk
kecelakaan, narkoba, dan masalah imunisasi;
e. Kualitas lingkungan, sanitasi, krisis kesehatan;
f. Masalah SDM kesehatan (penyebaran, kualitas
layanan, dan kompetensi);
g. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat; h.
Cakupan kesehatan semesta (UHC) 2019;
i. Masalah pergeseran demografi, semakin besarnya
proporsi lanjut usia;
j. Masalah bias desentralisasi termasuk lintas sektor;
k. Belum optimalnya sistem informasi kesehatan.
• A. KELEMAHAN SISTEM INFORMASI
KESEHATAN
•    Dalam pelaksanaannya sistem informasi
kesehatan di Indonesia memiliki permasalahan
yang cukup kompleks, Permasalahan mendasar
Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat ini
antara lain :
1. Faktor Pemerintah
– Standar SIK belum ada sampai saat
– Pedoman SIK sudah ada tapi belum seragam
– Belum ada rencana kerja SIK nasional
– Pengembangan SIK di kabupaten atau kota tidak
seragam
2.Fragmentasi
- Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di
semua jenjang administasi (kabupaten atau
kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi
duplikasi data, data tidak lengkap, tidak valid
dan tidak conect dengan pusat.
- Kesenjangan aliran data (terfragmentasi,
banyak hambatan dan tidak tepat waktu)
– Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa :
Puskesmas harus mengirim lebih dari 300 laporan
dan ada 8 macam software sehingga beban
administrasi dan beban petugas terlalu tinggi. Hal
ini dianggap tidak efektif dan tidak efisien.
– Format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-
beda dan belum standar secara nasional.
3. Sumber daya masih minim
B. TANTANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Faktor ancaman merupakan faktor eksternal
atau lingkungan dari sistem informasi kesehatan
nasional. Faktor ini akan menghambat
implementasi sistem jika tidak disikapi dengan baik.
 Beberapa faktor eksternal yang menjadi ancaman
atau tantangan yang mungkin muncul dalam
pengembangan sistem informasi kesehatan antara
lain:
1. Era globalisasi
- Menyebabkan bebasnya pertukaran berbagai hal
antar negara seperti sumber daya manusia, IPTEK, dan
lain-lain.
- Beberapa dampak negatif tersebut antara lain
adanya penyakit-penyakit serta gangguan kesehatan
baru, masuknya investasi dan teknologi kesehatan
yang dapat meningkatkan tingginya biaya kesehatan,
serta masuknya tenaga-tenaga kesehatan asing yang
menjadi kompetitor tenaga kesehatan dalam negeri.
2. Tantangan Otonomi Daerah
- Otonomi daerah saat ini menyebabkan
masing-masing daerah sibuk mengerjakan
urusannya sendiri, termasuk dalam menyusun
prioritas untuk pengembangan
dan pengelolaan sistem informasi
kesehatannya.
• Pembandingan dengan daerah lain
(benchmarking) pun akan mengalami kesulitan
karena tidak adanya standar.
c.Tantangan Ekonomi Global dan
Kemampuan Keuangan Pemerintah.
- Kondisi ekonomi global dan kemampuan
keuangan pemerintah sangat berpengaruh
dalam implementasi teknologi informasi dan
komunikasi, karena perangkat teknologi
informasi dan komunikasi sebagian
besar berasal dari impor.
- Setiap perubahan kondisi ekonomi global
akan berpengaruh kepada ekonomi dalam
negeri.

d. Tantangan Untuk Membangun Jejaring


Lintas Unit dan Lintas Sektor
- Adanya kebijakan pemerintah dalam
memperkuat e-government akan
sangat bergantung pada interoperabilitas
seluruh komponen sistem.
- Tidak tersedianya standar dan protokol
dalam penyelenggaraan sistem informasi di
setiap kementerian/lembaga mengakibatkan
ketidakjelasan “aturan main”.
• Sebagai contoh untuk melakukan pengukuran
atau penghitungan cakupan keberhasilan
program kesehatan diperlukan data diluar
sektor kesehatan, seperti data
penduduk sebagai denumerator yang berasal
dari Badan Pusat Statistik (BPS).
• Dari kondisi tersebut maka dapat terlihat
bahwa ketersediaan protokol
untuk membangun jejaring serta menetapkan
standarisasi yang didukung oleh aspek legal
merupakan salah satu tantangan yang harus
segera diintervensi

Anda mungkin juga menyukai