Anda di halaman 1dari 7

TENTANG

PELAKSANAAN UUD
NO.38 TAHUN 2014
Kelompok 4

Iqra mulhak kumai


Alfitriawanti gunawan
Putri mutia lamusu
Maharani alfviyanti mayulu
Fikra nurain Ibrahim
Chairunisa yusuf
Ni Nengah Mariyani
Tiara Sukma Dewi Husain
Nurjana Ali
Sisilya maruf
 
Penjelasan

 Perawat menurut UU 38 tahun 2014 tentang Keperawatan


adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang
diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan. Keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok,
atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
 Pelayanan Keperawatan dalam UU 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat,
baik sehat maupun sakit. Praktik Keperawatan adalah
pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam
bentuk Asuhan Keperawatan. Keperawatan sekarang
memiliki Undang-undang tersendiri.
Pelaksanaan

 Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (3), Pasal 23,


Pasal 28 ayat (5), Pasal 34, Pasal 35 ayat (5), dan Pasal 57 Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan.
 Pasal 4 ayat 3
 STRP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5 (lima)
tahun.
 Pasal 23
 Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi Klien
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b, Perawat
berwenang:
 melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik di tingkat
individu dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;
 melakukan pemberdayaan masyarakat;
 melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
 menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan
 melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.
 Perawat Profesi memiliki wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf e.
 Perawat Vokasi memiliki wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a terbatas di tingkat
individu, huruf d, dan huruf e kecuali konseling.
 Pasal 28 ayat (5)
 Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan kepada
Perawat Profesi atau Perawat Vokasi terlatih.
 Pasal 34
 Dalam melakukan Praktik Keperawatan, Perawat wajib
melakukan pencatatan.
 Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
 Pasal 57
 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat; dan
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
473), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
 Pembentukan

 untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai salah satu


tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan;
 penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan
melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan keperawatan;
 penyelenggaraan pelayanan keperawatan harus dilakukan
secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan
terjangkau oleh perawat yang memiliki kompetensi,
kewenangan, etik, dan moral tinggi;
 mengenai keperawatan perlu diatur secara komprehensif
dalam Peraturan Perundang-undangan guna memberikan
pelindungan dan kepastian hukum kepada perawat dan
masyarakat;
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai