Anda di halaman 1dari 10

1

MAKALAH

KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Sebagai Tugas Mandiri Matakuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa 1

Dosen pengampu : Nasrah Halim, S. Kep., Ns, M. Kep.,sp J

Disusun oleh :

Maichel William Foor 2021081024063 (Kelas A)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2023/2024

1
2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 3


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 4
1.4 Manfaat ............................................................................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 5

2.1 Pengertian Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Kesehatan .................... 5

2.2 Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin Efektif .................. 6

2.3 Manfaat Kolaborasi Interdisiplin dalam Pelayanan .......................................... 8

2.4 Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam Pelayanan Kesehatan8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9

3.2 Saran.................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

2
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik interdisiplin atau kolaborasi interprofesional adalah kerjasama kemitraan dalam
tim kesehatan yang melibatkan antar profesi kesehatan dan pasien, melalui koordinasi dan
kolaborasi untuk pengambilan keputusan bersama seputar masalah kesehatan. Kolaborasi
merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja
sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut
pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama,
berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Dalam hal medis, kolaborasi
adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega,
bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi
nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk
memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat (American
Medical Assosiation (AMA), 1994). Intinya kolaborasi merupakan proses komplek yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama
untuk merawat pasien. Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi
yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dengan ahli medis lainnya.
Berdasarkan uraian diatas kami sangat tertarik untuk memperjelas materi tentang pelayanan
dan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dituntut
untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan
kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik Pendidikan dalam
keperawatan dibarengi dengan penelitian yang selalu dilakukan dan implikasinya dilakukan
melalui kegiatan pengabdian masyarakat sesuai dengan tuntutan Tri Dharma Keperawatan
dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan setiap saat
untuk dapat mengembangkan keilmuannya (Potter dan Perry, 2005)

3
4

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan kesehatan?

1.3 Tujuan
a. Tujuan khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 1

b. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan kesehatan
1.4 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Agar Mahasiswa dapat memahami tentang kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan
kesehatan

b. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat dapat menggunakan makalah ini sebagai bahan bacaan maupun refrensi
khususnya tentang kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan kesehatan

4
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Kesehatan

Kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan


yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter, ahli gizi,
apoteker,pekerja sosial, psikoterapi,laboratorium,manager tim kesehatan lainnya maupun
pasien dan keluarga pasien ) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan tujuan
menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian khususnya
kepada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari
anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sakit . Anggota
tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager,
dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya memiliki komunikasi
yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim. Secara
integral, pasien adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam pengambilan
keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif. Tercapainya tujuan
kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota tim.
Karena dalam hal ini pasien tidak dapat berpikir dengan nalar dan pikiran yang rasional, maka
keluarga pasienlah yang dapat dijadikan pusat dari anggota tim. Disana anggota tim dapat
berkolaborasi dalam menentukan tindakan-tindakan yang telah ditentukan. Apabila pasien
tidak memiliki keluarga terdekat, maka disinilah peran perawat dibutuhkan sebagai pusat
anggota tim. Karena perawatlah yang paling sering berkomunikasi dan kontak langsung
dengan pasien. Perawat berada disamping pasien selam 24 jam sehingga perawatlah yang
mengetahui semua masalah pasien dan banyak kesempatan untuk memberikan pelayanan
yang baik dengan tim yang baik. Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik
dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai
penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan. Dokter memiliki peran

5
6

utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter
menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering
berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagaimana membuat referal pemberian
pengobatan.

2.2 Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin Efektif

Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam
mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi interdisiplin yang efektif
meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, kewenangan dan kordinasi
seperti skema di bawah ini.

1. Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa beberapa
alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
2. Ketegasan penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan
keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan
konsensus untuk dicapai.
3. Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsensus
dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
4. Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi
penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan issu yang relevan untuk membuat
keputusan klinis.
5. Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan tindakan
pertolongan namun tetap mengacu pada aturan-aturan yang telah disepakati.
6. Kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
7. Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien sakit jiwa,
mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan
permasalahan.
8. Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan memiliki tujuan untuk
kesehatan pasien
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :
• Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama

6
7

• Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya


• Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
• Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang tergabung dalam
tim.

1. Kolaborasi 1 arah (dimana dokter tokoh yang dominan)

2. Kolaborasi tipe 1 (dimana masih mengedepankan seorang dokter sebagai


sumber pelayanan kesehatan. Namun kontribusi perawat dan tenaga kesehatan
lainnya dapat mempengaruhi keputusan klien

3. Kolaborasi tipe 2 (dimana kolaborasi semua tenaga kesehatan yang


mengedepankan pasien sebgai pusat pelayanan kesehatan dengan kerja sama
perawat, dokter serta pemberi pelayanan kesehatan lainnya yang salin
berinteraksi dan saling memberikan masukan untuk sama-sama mencapai
tujuan bersama yaitu kesembuhan dan kepuasan pasien dalam pelayanan
kesehatan

7
8

2.3 Manfaat Kolaborasi Interdisiplin dalam Pelayanan

Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi profesional,


kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas menekankan
pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam tim dari
pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung jawab. Beberapa tujuan kolaborasi
interdisiplin dalam pelayanan kesehatan antara lain :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik


profesional untuk pasien
2. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
3. Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohesifitas antar profesional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang lain.

2.4 Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam Pelayanan Kesehatan

Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah. Ada banyak
hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi :

1. Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim


2. Struktur organisasi yang konvensional

8
9

3. Konflik peran dan tujuan


4. Kompetisi interpersonal
5. Status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien yang efektif maka keluarga, perawat, dokter
dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok
yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing profesi memiliki
kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif antara anggota tim kesehatan
memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa yang berkualitas. Kolaborasi
interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah dalam pelayanan kesehatan. Ada
banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi ketidaksesuaian pendidikan dan latihan
anggota tim, struktur organisasi yg konvensional, konflik peran dan tujuan, kompetisi
interpersonal, status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri.

3.2 Saran

Demikian isi makalah ini, saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi yang saya uraikan. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Ibu Dosen, teman-
teman Mahasiswa dan para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.

9
10

DAFTAR PUSTAKA

erger, J. Karen and Williams. 1999. Fundamental Of Nursing; Collaborating for Optimal Health,
Second Editions. Apleton and Lange. Prenticehall. USA 2015

Dochterman , Joanne McCloskey PhD, RN, FAAN. 2001 Current Issue in Nursing. 6th Editian .
Mosby Inc.USA

Sitorus, Ratna, DR, S.Kp, M.App.Sc. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit : Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat.
EGC. Jakarta 2021

Siegler, Eugenia L, MD and Whitney Fay W, PhD, RN., FAAN , alih bahasa Indraty Secillia,
2000. Kolaborasi Perawat-Dokter ; Perawatan Orang Dewasa dan Lansia, EGC. Jakarta 2020

10

Anda mungkin juga menyukai