Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Collaborative Care

Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan memegang tanggung jawab paling besar terhadap asuhan yang diberikan. Kolaborasi
kesehatan merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperkuat hubungan diantara profesi
kesehatan yang berbeda. Kolaborasi tim kesehatan terdiri dari berbagai profesi kesehatan seperti
dokter, perawat, psikiater, ahli gizi, farmasi, pendidik di bidang kesehatan, dan pekerja sosial.
Tujuan utama dari kolaborasi tim kesehatan adalah memberikan pelayanan yang tepat, di waktu
yang tepat, serta di tempat yang tepat.

Kemenkes RI (2012) menyatakan kolaborasi sebagai hubungan kemitraan yang bergantung


satu sama lain dan memerlukan perawat/bidan, dokter dengan profesi lain untuk melengkapi satu
sama lain ahli-ahli berperan secara hirarki (Yulifah dan Surachmindari, 2013). Kolaborasi
merupakan proses kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan dan menjadi tanggung
jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara
tenaga professional. Tujuan pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan
berkualitas sesuai ruang lingkup masing-masing (Wahyuningsih dkk, 2010). selain itu adapun
Tujuan Collaborative Care lainnya adalah meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap
anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar
hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan
untukuntuk membahas masalahmasalah tentang klien dan untuk bekerjasama.
Bidan berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit.Pada
situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan.
Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lain sebagai proses membuat relevan pemberian
pengobatan.

Elemen-elemen Collaborative Care


1. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda,yang dapat
bekerjasama secara timbal balik dengan baik
2. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama
3. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari
kombinasi pandangan dan keahlian yang diberikan oleh setiap anggota
tim tersebut.
4. Kerjasama, Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan
bersedia untuk memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan
kepercayaan. Asertifitas penting ketika individu dalam tim mendukung
pendapat mereka dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa
pendapatnya benar-benar didengar dan konsensus untuk dicapai.
Tanggung jawab, mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil
konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
5. Komunikasi, Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung
jawab untuk membagi informasi penting mengenai perawatan pasien dan
issu yang relevan untuk membuat keputusan klinis. Otonomi mencakup
kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
6. Koordinasi, Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam
perawatan pasien, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang
berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan.
7. Kepercayaan, Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen
kolaborasi. Tanpa rasa pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi
ancaman, menghindar dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi
(Heryani, 2011).’

Manfaat Kolaborasi Tim Kesehatan


Manfaat dari kolaborasi tim kesehatan, yaitu
1.      Kemampuan dari pelayanan kesehatan yang berbeda dapat terintegrasikan sehingga
terbentuk tim yang fungsional
2.      Kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah penawaran pelayanan meningkat sehingga
masyarakat mudah menjangkau pelayanan kesehatan
3.      Bagi tim medis dapat saling berbagi pengetahuan dari profesi kesehatan lainnya dan
menciptakan kerjasama tim yang kompak
4.      Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan manggabungkan keahlian unik
profesional
5.      Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas dan efisiensi sumber daya
6.      Meningkatkan kepuasan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja
7.      Peningkatan akses ke berbagai pelayanan kesehatan
8.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan
9.     Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan profesional
sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama
10.  Untuk tim kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

kesimpulan
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan rekan sejawat
atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien. Dalam praktiknya, kolaborasi
dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama dalam penatalaksanaan dan
pemberian asuhan. Masing-masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap
muka langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan
dilakukan. Petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien bertanggung jawab terhadap
keseluruhan penatalaksanaan asuhan.
Dalam praktik pelayanan keperawatan, layanan kolaborasi adalah asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua pemberi pelayanan yang terlibat.
Misalnya: bidan, dokter, dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, Heni Puji. (2010). Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
Yulifah, Rita dan Surachmindari. (2013). Konsep Kebidanan untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika
Salma , Dkk. (2019). “Collaborative Care”. Makasar: Universitas Hasanuddin
Nur Fauziah Simamora. 2021. Meningkatkan Kolaborasi Interprofesional Terhadap Keselamatan
Pasien
Pecci, Christine Chang. (2012). Kelahiran Model Kolaborasi Dokter Kandungan, Bidan, dan
Dokter Keluarga.

Anda mungkin juga menyukai