DISUSUN OLEH :
HASIHOLAN SITUMORANG
OVITA PERMATA SARI
i
KATA PENGANTAR
Hormat Kami
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan........................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Pengertian ..................................................................................3
B. Elemen Penting..........................................................................4
C. Manfaat......................................................................................4
D. Hambatan...................................................................................6
BAB IV PENUTUP....................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................7
B. Saran...........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan
utama di Negara- negara maju, meskipun masalah kesehatan jiwa tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung,
namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu
dalam berperilaku yang dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak
produktif (Hawari, 2009). Kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan
jiwa menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi
pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta mampu menangani
tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa diterjemahkan sebagai suatu
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional
yang optimal dari seseorang. Perkembangan tersebut berjalan selaras dengan
keadaan orang lain (Febriani, 2008).
1
lainnya. Berdasarkan uraian diatas kami sangat tertarik untuk memperjelas
materi tentang pelayanan dankolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan Jiwa ?
C. Manfaat
Dapat memahami tentang pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam
keperawatan jiwa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam
interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi
pelayanan kesehatan. Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis,
mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan
modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka
sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagaimana membuat
referal pemberian pengobatan.
4
Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk
membagi informasi penting mengenai perawatan pasien dan issu yang relevan
untuk membuat keputusan klinis. Otonomi mencakup kemandirian anggota
tim dalam batas kompetensinya. Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang
dibutuhkan dalam perawatan pasien, mengurangi duplikasi dan menjamin
orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan.
Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi
profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada
pasien.Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan
profesional untuk masalah-masalah dalam team dari pada menyalahkan
seseorang atau atau menghindari tangung jawab. Hensen menyarankan
konsep dengan arti yang sama : mutualitas dimana dia mengartikan sebagai
suatu hubungan yang memfasilitasi suatu proses dinamis antara orang-orang
ditandai oleh keinginan maju untuk mencapai tujuan dan kepuasan setiap
anggota.
Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi.
Tanpa rasa pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman,
menghindar dari tanggungKolaborasi didasarkan pada konsep tujuan
umum, konstribusi, praktisi profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek
yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas menekankan pada saling
menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam tim
dari pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung jawab.
Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan jiwa
antara lain :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa
2. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja dan loyalitas
4. Meningkatnya kohesifitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar professional
5
6. Menumbuhkan komunikasi,kolegalitas dan menghargai dan memahami
orang lain.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien gangguan jiwa yang
efektif maka keluarga, perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus
berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok yang dapat
menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing profesi
memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan
dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi
yang efektif antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya
pelayanan keperawatan jiwa yang berkualitas.
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan
mudah dalam keperawatan jiwa. Ada banyak hambatan antara anggota
interdisiplin, meliputi ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim,
struktur organisasi yg konvensional, konflik peran dan tujuan, kompetisi
interpersonal, status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri
B. Saran
Semoga seluruh perawat mampu berkolaborasi dalam memberikan
pelayanan yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diharapkan
terutama dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan jiwa
7
DAFTAR PUSTAKA