Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


GANGGUAN DEHIDRASI LOW INTAKE

A. Konsep Dasar

1. DEFINISI
Dehidrasi adalah suatu keadaan penurunan total air didalam tubuh
karenahilagnya cairan secara patologis, asupan air tidak adekuat atau kombinasi
keduanya(Mentes dan Kang, 2013).
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang
disebabkan pengeluaran dalam tubuh melebihi pemasukan dalam tubuh sehingga
jumlah airdalam tubuh berkurang (Prescilla, 2009).
Dehidrasi adalah kehilangan cairan dan elektrolit karena kehilangan air
atauoutput lebih banyak daripada asupan/input (Anik Maryunani, 2010).

2. KLASIFIKASI
Klasifikasi dehidrasi berdasarkan derajatnya adalah sebagai berikut
(Hidayat & Uliyah, 2015:34).
a. Dehidrasi berat, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1) Pengeluaran / kehilangan cairan sebanyak 4-6 liter.
2) Serum natrium mencapai 159-166 mEq/liter.
3) Hipotensi.
4) Turgor kulit buruk.
5) Oliguria.
6) Nadi dan pernapasan meningkat.
7) Kehilangan cairan mencapai > 10% BB.
b. Dehidrasi sedang, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1) Kehilangan cairan 2-4 liter atau antara 5-10% BB.
2) Serum natrium mencapai 152-158 mEq/liter.
3) Mata cekung.
c. Dehidrasi ringan, dengan ciri-ciri kehilangan cairan mencapai 5% BB atau
1,5-2 liter.

3. ETIOLOGI
Faktor - faktor penyebab dehidrasi dapat dijabarkan sebagai berikut
(Syaifuddin, 2011).
a. Berkeringat terlalu banyak.
b. Muntah hebat.
c. Diare hebat.
d. Diuresis (jumlah air kemih berlebihan).

4. PATOFISIOLOGI
Kekurangan volume cairan adalah keadaan yang umum terjadi pada
berbagaikeadaan dalam klinik. Keadaan ini hampir selalu berkaitan dengan
kehilangan cairantubuh melalui ginjal atau di luar ginjal. Penyebab tersering
kekurangan volumecairan yang juda sering terjadi adalah tersimpannya cairan
pada cidera jaringan luna,luka bakar berat, peritonitis / obstruksi saluran cerna.
Terkumpulnya cairan di adlamruang non ECF dan non ECF. Pada prinsipnya
cairan menjadi terperangkapdan tidakdapat dipakai oleh tubuh. Penumpulkan
volume cairan yang cepat dan banyak padaruang-ruang seperti beradal dari
volume ECF sehingga dapta mengurangi volumesirkulasi darah efektif.
Perdarahan, muntah, diare, keringat adalah cairan hipotonik yang
terdiri dariari, Na (30-70 m Eg/l) dan klorida. Selama latihan berat pada
lingkungan yang panas, bisa terjadi kehilagnan 1 L keringat / jam.
Sehingga dapat menyebabkan kekuranganvolume jika asupannya tidak
mencukupi. Jumlah besar cairan dapat hilang melaluikulit karna penguapan
jika luka bakar dirawat dengan metode terbuka.
Kehilangan Na dan air melalui ginjal tanpa adanya penyakit ginjal
terjadi pada3 keadaan yang paling sering adalah pemakaian diuretik yang
berlebihan, terutamatiazid atau diuretik sampai yang kuat seperti furosemid.
Diuresis osmotik obligatorik juga sering menyebabkan kehilangan Na dan air
yang terjadi selama glikosuria pada DM yang tidak terkontrol atau koma
hipermosmolar non ketonik pada
kasus pemberian makanan tinggi protein secara enternal atau parenteral dapat
Terbentuk urea dalam jumlah besar yang bisa bertindak sebagai agen
osmotik.
Apapun penyebab dari kekurangan volume cairan, berkurangnya
volume ECF menganggu curah jantung dengan mengurangi alir balik vene ke
jantung sehinggamengakibatkan penurunan curah jantung. Karena tekanan
arteri rata-rata = curah xtahanan perifer total maka penurunan curah jantung
mengakibatkan hipotensi.Penurunan tekanan darah dideteksi oleh baroreseptor
pada jantung dan arteri karotisdan diteruskan ke pusat vasomotor di batang
otak, yang kemudian menginduksirespon simpatis. Respon berupa
vasokonstriksi perifer, peningkatan denyut dankontraktilitas jantung bertujuan
untuk mengembalikan curah jantung dan perfusi jarignan yang normal.

5. MANIFESTASI KLINIS
Berikut ini tanda dan gejala dehidrasi berdasarkan tingkatannya:
a) Dehidrasi Ringan (kehilangan cairan 2-5% dari BB semula)
1) Haus, gelisah
2) Denyut nadi 90-110 x /menit, napas normal
3) Turgor kulit normal
4) Pengeluaran urine (1300 ml/hari)
5) Kesadaran baik
6) Denyut jantung meningkat
b) Dehidrasi Sedang (kehilangan cairan 5% dari BB semula )
1) Haus meningkat
2) Nadi cepat dan lemah
3) Turgor kulit kering, membran mukosa kering
4) Pengeluaran urine berkurang
5) Suhu tubuh meningkat
c) Dehidrasi Berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula)
1) Penurunan kesadaran
2) Lemah, lesu
3) Takikardi
4) Mata cekung
5) Pengeluaran urine tidak ada
6) Hipotensi
7) Nadi cepat dan halus
8) Ekstremitas dingin

6. KOMLIKASI
Adapun komplikasi yang dapat muncul akibat dehidrasi yang tidak
ditangani,yaitu:
a. Kejang
b. Permasalaha pada ginjal dan saluran kemihc.
c. Cidera akibat suhu tinggi (heat injury)
d. Syok hipovolemik
7. Pemeriksaan penunjang
a. Urine
1) Osmolalilas kemih > 450 m osmol / kg
2) Natrium urine < 10 meg / L (penyebab di luar ginjal)
3) Natirum urine > 10 meg / L (penyebab pada ginjal / adrenal)
4) OJ urine meningkate.
5) Jumlah urine menurun (30-50 cc / jam)
b. Darah
1) Ht meningkat
2) Kadar protein serum meningkatc.
3) Na+ seruim normald.
4) Rasio buru / kreatin serum > 20 : 1 (N = 10 : 1)e.
5) Glukosa serum : normal / meningkatf.
6) Hb menurun
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Penatalaksanaan Terapi Intravena
Pemberian cairan intravena diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
cairan danelektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi
kebutuhan cairan ekstra sel secara langsung. Secara umum, tujuan
terapi intravena adalah untuk memenuhi kebutuhan cairan pada klien
yang tidak mampu mengonsumsi cairan oral, menambah asupan
elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menyediakan
glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolism, memenuhi
kebutuhan vitaminlarut air, serta menjadi media untuk vemberian obat
melalui vena. Lebih khusus,terapi intravena diberikan pada pasien
yang mengalami syok, intoksikasi berat, pasien pra dan pasca
bedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu
b. Cairan Intravena
Jenis cairan intravena yang biasa digunakan meliputi :
1) Larutan nutrient Larutan ini berisi beberapa jenis karbohidrat
(mis. Dekstrosa dan glukosa) danair. Larutan
nutrient yang umum digunakan adalah 5%dekstrosa dalam air
(D5W); 3,3% glukosa dalam 0,3%NaCl; dan 5% glukosa
alam 0,45% NaCl.Setiap 1 liter cairan Dextrose 5%
mengandung 170-200 kalori ; mengandungasam amino
(Amigen, Anunosol, Travamin) atau lemak (Lipomul
danLyposyn).
2) Larutan Elektrolit
Larutan ini meliputi larutan saline baik isotonik, hipotonik,
maupun hipertonik. Jenis larutan elektrolit yang paling
banyak digunakan adalah normal salin (isotonic),
yaitu NaCl 0,9%.
Contoh larutan elektrolit lainna adalah laktat Ringer
(Na+K, Cl-, Ca2+) dan cairan Butler (Na+, K +,
Mg2+,Cl-,HCO3-)
3) Cairan asam-basa Jenis cairan yang termasuk cairan asam-
basa adalah natrium laktat dan natrium bikarbonat. Laktat
merupakan sejenis garam yang dapat mengikat ion H+ dari
cairan sehingga mengurangi keasaman lingkungan.
4) Volume ekspander Jenis larutan ini berfungsi meningkatkan
volume pembuluh darah atau plasma, misalnya pada kasus
hemoragi atau kombustio berat. Volume ekspander
yangumum digunakan antara lain dekstran, plasma, dan
albumin serum. Carakerjanya adalah dengan meningkatkan
tekanan osmotik darah.
5) Infus Intravena
a) Area Pemasangan InfusSecara umum, penginfusan
dapat dilakukan pada vena lengan (vena
sefalika, basilika, dan mediana kubiti),
vena tungkai (vena safena), atau vena di daerah kepala
(vena temporalis frontalis).Pada individu dewasa,
infus biasanya dipasang di daerah lengan atas, tangan
dan kaki. Sedangkan pada bayi, infus dipasang pada
daerah kepala. Untuk penginfusan jangka panjang,
pembuluh darah yang sebaiknya digunakan pertama
kali adalah pembuluh darah distal.Ini dilakukan untuk
mengantisipasi kegagalan saat melakukan penusukan
vena.Jika pembuluh darah distal rusak akibat
penusukan pertama, pembuluh
darah proksimal dapat digunakan untuk penusukan be
rikutnya. Akan tetapi,
jika pembuluh darah proksimal telah rusak,
penusukan tidak bisa dialihkan ke pembuluh darah
distal.
b) Prosedur Pemasangan InfusSaat melakukan
pemasangan infus, perawat harus selalu memerhatikan
prinsipsteril. Hal ini penting mengingat prosedur
tersebut berkaitan langsung dengancairan tubuh.
Sebelum memulai infus, beberapa hal yang
perludipertimbangkan antara lain jenis dan jumlah
cairan yang akan diinfuskan,dosis obat yang akan
ditambahkan ke dalam larutan yang kompatibel,
dankecepatan infus atau waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan infus.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian
1. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil,lingkar kepala, lingkar abdomen membesar, turgor kulit.
2. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
3. Kepala : ubun-ubun teraba sedikit cekung pada dehidrasi sedang dan
sangatcekung pada dehidrasi berat.
4. Mata : cekung/sangat cekung.
5. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristalticmeningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum
normalatau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau
kelihatan bisa minum.
6. Sistem pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena
asidosismetabolic (kontraksi otot pernafasan).
7. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun
padadiare sedang.
8. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat> 37, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill
timememajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
9. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/24
jam),frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan dehidrasi,yaitu:
1. Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan adanya hipoventilasi.
2. Pola nafas tidak efektif, berhubungan dengan adanya hipoventilasi.
3. Penurunan curah jantung, berhubungan dengan nadi yang meningkat.
4. Perfusi serebral tidak efektif, berhubungan dengan suplai ke otak menurun.
5. Hipertermi, berhubungan dengan inflamasi penyakit.
6. Defisit volume cairan, berhubungan dengan kehilangan cairan dan
elektrolityang berlebih.
7. Gangguan eliminasi urine, berhubungan dengan adanya oliguri
8. Gangguan integritas kulit, berhubungan dengan turgor kulit menurun.
9. Defisit nutrisi, berhubungan dengan kehilangan cairan dan masukan yang
tidakadekuat.
10. Intoleransi aktivitas, berhubungan dengan kelemahan otot.
11. Ansietas, berhubungan dengan perubahan status kesehatan .
C. Intervensi
a. Diagnosa : Defisit volume cairan, berhubungan dengankehilangan cairan dan
elektrolit yang berlebih.
Tujuan dan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatn selamat3x24jam,
diharapkan kebutuhan cairan terpenuhidengan
kriteria hasil:
1. TTV dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
3. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
4. Membran mukosa lembab
5. Ubun-ubun datar
6. Turgor kulit baik <2detik
Intervensi Rasional
1. Ukur TTV, turgor kulit, membranmukosa dan status mental setiap 4 jam atau
sesuai indikasi
Rasional : Untuk mengkaji dehidrasi
2. Timbang berat badan
Rasional : Untuk mengkaji hidrasi
3. Beri larutan rehidrasi oral (LRO)
Rasional : Untuk rehidrasi dan penggantiankehilangan cairan melalui feses
4. Beri LRO sedikit tapi sering,khususnya bila anak muntah
Rasional : Karena muntah, kecuali jika muntahitu hebat, bukan lah kontra
indikasiuntuk penggunaaan LRO
5. Ganti LRO dengan cairan rendah natrium seperti air, ASI,
formula bebas laktosa atau formula yangmengandung setengah laktosa
Rasional : Untuk mempertahankan terapi cairan
6. Pertahanakan pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaran
Rasional : Untuk mengevaluasi keefektifanintervensi
7. Instruksikan keluarga dalam memberikan terapi yang tepat,
pemantauan pemasukan dankeluaran, dan mengkaji tanda-tanda dehidrasi.
Rasional : Untuk menjamin hasil optimum dan memperbaiki kepatuhan
terhadapaturan terapeutik.
8. Kolaborasi dalam pemberian dan pantau cairan IV sesuai ketentuan Kolaborasi
Rasional ; Untuk dehidrasi hebat dan muntah
9. beri agens antimikrobasesuai ketentuan
rasional : Untuk mengobati pathogen khususyang menyebabkan kehilangan
cairanyang berlebihan

b. Diagnosa : Defisit nutrisi, berhubungan dengan kehilangancairan dan masukan yag


tidak adekuat
Tujuan dan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatn selamat3x24jam,
diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil:
1. TTV dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi3)
3. Adanya peningkatan BB
4. Nafsu makan baik
Intervensi Rasional
1. Observasi dan catat respon terhadap pemberian makan
Rasional : Untuk mengkaji toleransi pemberianmakan
2. Hindari pemberian diet dengan pisang, beras, apel, dan roti panggangatau teh
Rasional : Diet ini rendah dalam energy
dan protein, terlalu tinggi dalamkarbohidrat dan rendah elektrolit
3. Instruksikan ibu menyusui untuk pemberian ASI
Rasional : Hal ini cenderung dapat mengurangikehebatan dan durasi penyakit
4. Instruksikan keluarga dalammemberikan diet yang tepat
Rasional : Untuk meningkatkan kepatuhanterhadap program terapeutik

c. Diagnosa : Hipertermi, berhubungan dengan inflamasi penyakit.


Tujuan dan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatn selamat3x24jam,
diharapkan panas badan dapat teratasidengan kriteria hasil:
1. TTV dalam rentang normal
2. Membran mukosa lembab
3. Badan tidak tampak lemas

Intervensi Rasional
1. Ukur TTV
Rasional : Untuk mengetahui status suhu
2. Ajarkan cara kompres hangat
Rasional : Utuk membantu menurunkan panas
3. Kolaborasi denga dokter dalam pemberian antibiotik
Rasional : Untuk mengcegah terjadinya dehi-drasi
DAFTAR PUSTAKA

Leksana, E. 2015. Strategi Terapi Cairan pada Dehidrasi. Jakarta: Salemba


Medika.Maryunani, Anik. 2010.

Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: CV Trans Info Media.Mentes dan Kang. 2013. Hydration
Management. Prescilla. 2009.

Gangguan Gastrointeritis pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.Syaifudin. 2011.

Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.Uliyah, Musrifatul, dan Azis Alimu Hidayat. 2015.
Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik . Jakarta: DPP PPNI.

https://www.scribd.com/document/417348594/LAPORAN-PENDAHULUAN-DEHIDRASI

Anda mungkin juga menyukai