PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu
exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan
tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari
total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan
ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan
di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal
disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh
mempertahankan keseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit serta keseimbangan asam dan basa.
b. Tujuan Khusus
a) Gangguan Keseimbangan cairan
1. Mengetahui Defisit volume cairan
2. Mengetahui volume cairan berlebih
b) Gangguan Keseimbangan Elektrolit
1. Mengetahui Hiponatremia dan hipernatremia
2. Mengetahui Hipokalemia dan hiperkalemia
3. Mengetahui Hipokalsemia dan hiperkalsemia
4. Mengetahui Hipomagnesemia dan hipermagnesemia
5. Mengetahui Hipokloremia dan hiperkloremia
6. Mengetahui Hipofosfatemia dan hiperfosfatemia
2. Alkalosis Respiratorik
Terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan PCO2 (hipokapnia)
yang dapat menyebabkan peningkatan ph. Hiperventilasi alveolar timbul
karena adanya stimulus baik langsung maupun tidak langsung pada pusat
pernafasan, penyakit paru akut dan kronik, overventila siatrogenic
(penggunaan ventilasi mekanik).Beberapa etiologi alkalosis respiratorik:
a. Rangsangan hipoksemik :penyakit jantung dengan edema paru, penyakit
jantung dengan right to left shunt, anemia gravis
b. Stimulasi pusat pernafasan di medulla : kelainan neurologis, psikogenik
(panic, nyeri), gagal hati dengan ensefalopati, kehamilan
c. Mechanical overventilation
d. Sepsis
e. Pengaruh obat : salisilat, hormone progesterone
3. Asidosis Metabolik
Ditandai dengan turunnya kadar ion HCO3 diikuti dengan penurunan
tekanan parsial CO2 di dalamarteri. Kompensasi umumnya terdiri dari
kombinasi mekanisme respiratorik dan ginjal, ion hydrogen berinteraksi
dengan ion bikarbonat membentuk molekul CO2 yang dieliminasi di paru
sementara ituginjal mengupayakan ekskresi ion hydrogen ke urin dan
memproduksi ion bikarbonat yang dilepaskan ke cairan ekstraseluler.Beberapa
penyebab asidosis metabolik:
a. Pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuh : asidosis laktat,
ketoasidosis, intoksikasi salisilat, intoksikasi etanol
b. Berkurangnya kadar ion HCO3 di dalam tubuh : diare, renal tubular
acidosis
c. Adanya retensi ion H di dalam tubuh :penyakit ginjal kronik dari
persamaan Henderson-Hasselbalch pH dipengaruhi oleh rasio kadar
bikarbonat (HCO3-) dan asam karbonat darah (H2CO3) sedangkan kadar
asam karbonat darah dipengaruhi oleh tekanan CO2darah (pCO2). Bila
rasio ini berubah, pH akan naik atau turun. Penurunan pH darah di bawah
normal yang disebabkan penurunan kadar bikarbonat darah disebut
asidosis metabolik. Sebagai kompensasi penurunan bikarbonat darah, akan
dijumpai pernafasan cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul) sehingga
tekanan CO2 darah menurun (hipokarbia). Di samping itu ginjal akan
membentuk bikarbonat baru (asidifikasi urine) sehingga pH urine akan
asam. Penurunan kadar bikarbonat darahbisa disebabkan hilangnya
bikarbonat dari dalam tubuh (keluar melalui saluran cerna atau ginjal)
ataupun disebabkan penumpukan asam-asam organik, -baik endogen
maupun eksogen-, yang menetralisir bikarbonat. Khusus penilaian
terhadap faktor penyebab asidosis metabolic terdapat dua cara yaitu
caratradisional dengan kesenjangan anion (anion gap), dan cara kuantitatif
kimia-fisik (stewart) dengan menghitung strong ion gap dan atau BE gap.
Menurut analisis stewart, untuk mencari factorpenyebab asidosis
metabolic diperlukan pemeriksaan elektrolit natrium, klor dan juga
albumin.
4. Alkalosis Metabolik
Suatu proses terjadinya peningkatan primer bikarbonat dalam arteri.
Akibat peningkatan ini, rasioPCO2 dan kadar HCO3 dalam arteri berubah.
Usaha tubuh untuk memperbaiki rasio ini dilakukan oleh paru dengan
menurunkan ventilasi (hipoventilasi) sehingga PCO2 meningkat dalam arteri
dan meningkatnya konsentrasi HCO3 dalam urin. Penyebab alkalosis
metabolik:
a. Terbuangnya ion H - melalui saluran cerna atau melalui ginjal dan
berpindahnya ion H masuk kedalam sel
b. Terbuangnya cairan bebas bikarbonat dari dalam tubuh
c. Pemberian bikarbonat berlebihan
Pengaturan
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrigen dalam cairan tubuh
untuk mencegah asidosis atau alkalosis adalah:
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan segera
bergabung dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion
hidrogen yang berlebihan.
2. Pusat pernapasan yang mengatur pembuangan CO2 dari cairan ekstraseluler.
3. Ginjal yang dapat mengekskresikan urin asam atau urin alakalin, sehingga
menyesuaikan kembali konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler menuju
normal selama asidosis dan alkalisis.
Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen ,sistem penyangga
cairan tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk menimbulkan perubahan-
perubahan ini. Sistem penyangga tidak mengeliminasi ion-ion hidrogen dari
tubuh atau menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya menjaga agar mereka tetep
terikat sampai keseimbangan tercapai kembali. Kemudian sistem pernafasan juga
bekerja dalam beberapa menit untuk mengeliminasi CO2 dan oleh karena itu
H2CO3 dari tubuh. Kedua pengaturan ini menjaga konsentrasi ion hidrogen dai
perubahan yang terlalu banyak sampai pengaturan yang ketiga bereaksi lebih
lambat,Ginjal dapat mengeliminasi kelebihan asam dan basa dari tubuh.
Walaupun ginjal relatif lambat memberi respon,dibandingkan sistem
penyangga dan pernafasan, ginjal merupakan sistem pengaturan asam-basa yang
paling kuat selama beberapa jam sampai beberapa hari.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-
basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
ammonia Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau
basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer).
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan
perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang paliing penting dalam
darah menggunakan bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada
dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika
lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika
lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan
lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
A. Kesimpulan
Defisit volume cairan adalah suatu kondisi ketidakseimbangan yang ditandai
dengan defisiensi cairan dan elektrolit di ruang ekstrasel, namun proporsi antara
keduanya (cairan dan elektrolit) mendekati normal. Volume cairan berlebih
(overhidrasi) adalah kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan kelebihan
(retensi) cairan dan natrium di ruang ekstrasel. Kondisi ini dikenal juga dengan
istilah hipervolemia. Gangguan keseimbangan elekrolit meliputi Hiponatremia
dan hipernatremia, Hipokalemia dan hiperkalemia, Hipokalsemia dan
hiperkalsemia, Hipomagnesemia dan hipermagnesemia, Hipokloremia dan
hiperkloremia, Hipofosfatemia dan hiperfosfatemia. Gangguan Keseimbangan
Asam Basa meliputi:Asidosis Respiratorik, Alkalosis Respiratorik, Asidosis
Metabolik, Alkalosis Metabolik
B. Saran
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar. Penulis menyadarai bahwa makalah ini jauh dari sempurna, terdapat
banyak kekurangan dalam makalah ini. Berbagai kendala dan kesulitan yang
dihadapi penulis dalam pencarian sumber-sumber menambah ketidaksempurnaan
makalah ini. Sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi untuk mendekati kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA