Anda di halaman 1dari 21

Dosen Pengampuh : Ratnawaty S.Pd, S.Kep, Ns. M.

Kep

KONSEP KOLABORASI
Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh :
Kelompok II
- Aldayolanda Y. Paramani
- Desi Delvianita
- Friska Pakaya
- Junaidy R. Bouty
- Meylan Hulopi
- Rahmi Artadja
- Nurain Soman
- Supandri Hanapi

Kelas : IIIA

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


JURUSAN DIII KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syujur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan karunia_Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan dengan Judul Konsep
Kolaborasi.
Kami menyadari sekali bahwa makalah ini jauh dari ketidak sempurnaan baik segi
bentuk penyusunnya ataupun secara keseluruhannya. Apabila terdapat salah penulisan
dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesarnya karena kami juga masih dalam
tahap belajar.
Dengan demikian, kami ingin mengucapkan terima kasih uantuk para pembaca yang
telah membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik
untuk kita semua.

Gorontalo, November 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kolaborasi ......................................................................................... 4


2.2 Tujuan Kolaborasi ............................................................................................... 4
2.3 Komponen Utama dalam Kolaborasi ................................................................... 5
2.4 Nilai-Nilai Dasar Kolaborasi ............................................................................... 6
2.5 Keuntungan Kolaborasi ........................................................................................ 7
2.6 Manfaat Kolaborasi .............................................................................................. 7
2.7 Karakteristik Kolaborasi ....................................................................................... 7
2.8 Dasar-Dasar Kompetensi Kolaborasi ................................................................... 8
2.9 Proses Kolaboratif ................................................................................................ 9
2.10 Indikator Sifat Kolaborasi .................................................................................... 9
2.11 Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Kolaborasi....................................................... 9
2.12 Elemen Kunci dalam Kolaborasi ..........................................................................10
2.13 Kriteria Kolaborasi ...............................................................................................11
2.14 Kolaborasi di Rumah Sakit ...................................................................................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................12
3.2 Saran .....................................................................................................................12

ROLLE PLAY ....................................................................................................................13


DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan
suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian
dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu
mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan
tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan 
apa yang sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan
National Joint Practice Commision (1977) yang dikutip Siegler dan Whitney (2000)
bahwa tidak ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya
kolaborasi dalam kontek perawatan kesehatan.
Koaborasi (ANA, 1992), hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memeberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang
diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun bentuk
dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang
memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Efektifitas hubungan kolaborasi
profesional membutuhkan mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang dicapai
dalam interaksi tersebut. Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab
mereka menghasilkan outcome yang lebih baik bagi  pasien dalam mecapai upaya
penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup.
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan
yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat
pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional
kesehatan. (Lindeke dan Sieckert,  2005). Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah
esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat
dan tim medis lainnya. Tentunya ada konsekweksi di balik kesetaraan yang
dimaksud. Kesetaraan kemungkinan dapat  terwujud jika individu yang terlibat  merasa
dihargai serta  terlibat secara fisik dan intelektual saat memberikan bantuan kepada
pasien.
Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik
bekerja dengan tim medis lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup
praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi
petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh peraturan

1
suatu negara dimana pelayanan diberika. Kolaborasi iterprofesi yang efisien akan
memberikan pelayanan yang holistik kepada pasien sehingga kualitas perawatan dari
kepuasan pasien akan meningkat,  serta  adanya  efisiensi  biaya  perawatan. Perawat dan
tim medis yang lainnya merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega,
bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagi nilai-
nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkontribusi terhadap
perawatan individu, keluarga dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Kolaborasi ?
2. Apa Tujuan dari Kolaborasi ?
3. Apa saja Komponen Utama dalam Kolaborasi ?
4. Apa saja Nilai-Nilai Dasar Kolaborasi ?
5. Apa saja Keuntungan dari Kolaborasi ?
6. Apa saja Manafat dari Kolaborasi ?
7. Apa saja Karakteristik dari Kolaborasi ?
8. Apa saja Dasar-Dasar Kompetensi Kolaborasi ?
9. Apa yang dimaksut dengan Proses Kolaboratif ?
10. Apa saja Indikator Sifat Kolaborasi ?
11. Apa saja Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi ?
12. Apa saja Elemen Kunci dalam Kolaborasi ?
13. Bagaiman Kriteria Kolaborasi ?
14. Bagaimana Kolaborasi di Rumah Sakit ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Kolaborasi !
2. Untuk Mengetahui Tujuan dari Kolaborasi !
3. Untuk Mengetahui Komponen utama dalam Kolaborasi !
4. Untuk Mengetahui Nilai-Nilai Dasar Kolaborasi !
5. Untuk Mengetahui Keuntungan dari Kolaborasi !
6. Untuk Mengetahui Manafat dari Kolaborasi !
7. Untuk Mengetahui Karakteristik dari Kolaborasi !
8. Untuk Mengetahui Dasar-Dasar Kompetensi Kolaborasi !
9. Untuk Mengetahui Proses Kolaboratif !
10. Untuk Mengetahui Indikator Sifat Kolaborasi !

2
11. Untuk Mengetahui Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Kolaborasi !
12. Untuk Mengetahui Elemen Kunci dalam Kolaborasi !
13. Untuk Mengetahui Kriteria Kolaborasi !
14. Untuk Mengetahui Kolaborasi di Rumah Sakit !

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kolaborasi


Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan
kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-
masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun bentuk dan tempatnya,
kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif
kepada seluruh kolaborator. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan
sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab
bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara
tenaga professional.
Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik
bekerja dengan dokter dan tim medis lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan
dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi
sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan
oleh pertukaran suatu negara dimana pelayanan diberikan. Bagi perawat, hubungan
kerjasama dengan dokter sangat penting apabila ingn menunjukkan fungsinya secara
independen.
Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi profesional,
kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas
menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-
masalah dalam team dari pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung
jawab.

2.2 Tujuan Kolaborasi


Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien
dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi
dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
Perawat dan tim medis lain merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja
saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai dan

4
pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan
individu, keluarga dan masyarakat.
Tim satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim administrasi, dan lain-
lain.Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok professional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi
baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota timdalam memberikan pelayanan
kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai sesama anggota tim.
Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam tim inter disiplin.
Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dari praktek profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah
penyakit.Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian
obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lain sebagai
membuat relevan pemberian pengobatan. Tim multi disiplin meliputi: tim operasi, tim
infeksi nasokomial, dan lain-lain.

2.3 Komponen Utama dalam Kolaborasi


1. Collaborative Culture, Seperangkat nilai-nilai dasar yang membentuk tingkah laku
dan sikap bisnis. Di sini yang dimaksudkan adalah budaya dari orang-orang yang
akan berkolaborasi
2. Collaborative Leadership, Suatu kebersamaan yang merupakan fungsi situasional
dan bukan sekedar hirarki dari setiap posisi yang melibatkan setiap orang dalam
organisasi.
3. Strategic Vision, Prinsip-prinsip pemandu dan tujuan keseluruhan dari organisasi
yang bertumpu pada pelajaran yang berdasarkan kerjasama intern dan terfokus
secara strategis pada kekhasan dan peran nilai tambah di pasar.
4. Collaborative Team Process, Sekumpulan proses kerja non birokrasi yang dikelola
oleh tim-tim kolaborasi dari kerjasama profesional yang bertanggung jawab penuh
bagi keberhasilannya dan mempelajari keterampilan-keterampilan yang
memungkinkan mereka menjadi mandiri.
5. Collaborative Structure, Pembenahan diri dari sistem-sistem pendukung bisnis
(terutama sistem informasi dan sumberdaya manusia) guna memastikan keberhasilan
tempat kerja yang kolaboratif. Para anggotanya merupakan kelompok intern yang

5
melihat organisasi sebagai pelanggan dan terfokus pada kualitas di segala aspek
kerjanya.

2.4 Nilai-Nilai Dasar Kolaborasi


Ada sejumlah nilai yang menjadi dasar dalam melakukan kolaborasi. Nilai (value)
tersebut harus menjadi pegangan bagi kolaborator sehingga apa yang menjadi tujuan
bersama dapat tercapai. Menurut Djumara, terdapat tujuh nilai dasar (The seven core
values) yang digunakan untuk mengembangkan hubungan kerja dengan konsep
kolaborasi, yaitu;
1. Menghormati orang lain (Respect for people), Landasan utama dari setiap organisasi
adalah kepuasan masing-masing individu.Setiap orang yang akan berkolaborasi
menginginkan posisi yang kuat dan adanya kesamaan. Mereka menginginkan
kepuasan pribadi yang tinggi dan atau lingkungan kerja yang mendukung dan
mendorong kepuasan terhadap dirinya.
2. Penghargaan dan integritas rnemberikan pengakuan, etos kerja (Honor and
integrity). Dalam banyak budaya, kehormatan dan integritas membentuk perilaku
individu.
3. Rasa memiliki dan bersekutu (Ownership and alignment). Ketika semua pegawai
merasa memiliki tempat kerjanya, pekerjaan dan perusahaannya maka mereka akan
memeliharanya dengan baik.
4. Konsensus (Consensus). Ini adalah kesepakatan umum bahwa kegunaan yang amat
besar adalah hubungan kerja yang dilandasi oleh keinginan untuk menang-menang
(win-win amounts to). Dalam tempat kerja yang kolaboratif keputusan 100% harus
fullyagreed untuk mencapai win-win. Ini artinya mereka harus melewati
ketidaksetujuannya sebagai usaha kuat dalam mencapai tujuan.
5. Penuh rasa tanggung jawab dan tanggung-gugat (Full responsibility and
Accountability). Dalam paradigma hirarki biasanya orang menjadi tertutup satu
dengan yang lainnya, karena uraian pekerjaannya, karena tugas-tugasnya dan karena
unit organisasinya. Faktanya setiap orang hanya akan bertanggung jawab pada daftar
tugas pekerjaannya saja.
6. Hubungan saling mempercayai (Trust-based Relationship). Semua orang
menginginkan adanya kepercayaan dan keterbukaan dalam bekerja. Pada prinsipnya
mereka juga ingin dipercaya. Akan tetapi kepercayaan tidak datang dengan

6
mudahnya. Pada kenyataannya, banyak di antara mereka antara satu dengan yang
lainya kurang saling mempercayai. Inilah yang menyulitkan dalam suatu organisasi.
7. Pengakuan dan pertumbuhan (Recognition and Growth). Hal yang tidak kalah
penting dalam tempat kerjayang kolaboratif adalah adanya upaya mendorong orang
untuk mau bekerja, dan segera memberi pengakuan terhadap hasil kerja seseorang
bagi semua anggota tim atau kelompok.
2.5 Keuntungan Kolaborasi
- Lebih profesional
- Pelayanan lebih berfokus
- Proses pengambilan keputusan lebih baik
- Setting tujuan lebih bermutu
- Menunjang pengprganisasian therapeutik lebih baik
- Menurunkan lama hari rawat (LOS).
- Pengembangan Interdependensi Profesi  kenyamanan kerja/lingkungan yang
kondusif.
- Lebih terintegritasi dan komperehensif.

2.6 Manfaat Kolaborasi


Manfaat yang didapatkan dengan diterapkannya kolaborasi antar profesi kesehatan,
antara lain:
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian
unik profesional.
b. Memaksimalkan produktivitas serta efektifitas dan efisiensi sumber daya.
c. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.
d. Meningkatkan kohesivitas antar tenaga kesehatan profesional.
e. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan profesional.
f. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau isu.
g. Memberikan model yang baik riset kesehatan

2.7 Karakteristik Kolaborasi


Menurut Carpenter (1990), yaitu:
1. Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
2. Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian kesuksesan. Adanya
tujuan yang masuk akal.
3. Ada pendefinisian masalah.

7
4. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
5. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
6. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat.
7. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.

2.8 Dasar-Dasar Kompetensi Kolaborasi


a. Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi
membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan komunikasi
efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim.
b. Respek dan kepercayaan
- Resepek dapat dilihat lebih kearah Honor dan Harga Diri, Sedangkan
- Kepercayaan dapat dilihat pada Mutu proses dan Hasil.
Dan Respek dan Kepercayaan bisa dapat disampaikan secara verbal
maupun non verbal serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya
sehari-hari.
c. Memberikan dan menerima feed back
- Feed back dipengaruhi oleh :
 Persepsi seseorang,
 Pola hubungan,
 Harga diri,
 Kepercayaan diri,
 Emosi,
 Lingkungan, serta
 Waktu,
- Feed back juga dapat bersifat negative maupun positif.
d. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan
kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara komperensip
sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim, Informasi yang jelas,
Fokus untuk kebaikan/kebutuhan pasien, Masing-masing profesi mempunyai
kontribusi yang unik, Masing-masing profesi mempunyai kompetensi sesuai dengan
peran dan fungsinya.
e. Manajemen konflik

8
- Konflik peran umumnya akan muncul dalam proses
- Untuk menurunkan komflik :
 Masing-masing anggota harus memahami peran dan fungsinya,
 melakukan klarifikasi persepsi dan harapan,
 Mengidentifikasi kompetensi,
 Mengidentifikasi tumpang tindih peran, serta
 Melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya.
2.9 Proses Kolaboratif
Proses Kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan dokter menentukan
kualitas praktik Kolaborasi. ANA, 1998 dalam Siegler & Whitney (2000) menjabarkan
kolaborasi sebagai hubungan rekan yang sejati, dimana masing-masing pihak
menghargai kekuasaan pihak lain dengan mengenal dan menerima lingkup kegiatan dan
tanggung jawab masing-masing dan adanya tujuan bersama.

2.10 Indikator Sifat Kolaborasi


Indikator Sifat Kolaborasi terbagi menjadi 4 yaitu :
a. Kontrol Kekuasaan
Kontrol Kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapat
kesempatan yang sama mendiskusikan pasien tertentu. Kemitraan terbentuk apabila
interaksi yang diawali sama banyaknya dengan yang diterima dimana terdapat
beberapa kategori (menanyakan informasi, memberikan informasi, menanyakan dan
memberi pendapat, memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan,
memberi pendidikan, memberi dukungan/persetujuan, menyatakan tidak setuju,
orientasi dan humor)
b. Lingkup Praktik
Menunjukan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perawat
dan dokter memiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturan masing-masing
tetapi tugas-tugas tertentu dibina yang sama.
c. Kepentingan Bersama
Kepentingan Bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing (usaha
untuk memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasam (Usaha untuk
memuaskan pihak lain).
d. Tujuan Bersama.

9
Tujuan bersam pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien dan
dapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan dengan
prognosis pasien.
2.11 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi
Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum, dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi
baik jika terjadi adanya kontribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan
kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi pasien, perawat, dokter, fisioterapis,
pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu, tim kolaborasi
hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab, dan saling
menghargai antar sesama anggota tim.
Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien
sebagai pusat anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik
dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari praktik profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai
penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati, dan mencegah
penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian
obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya
sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan.
Selain itu, keluarga serta orang-orang lain yang berpengaruh bagi pasien juga
termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi. Karena keluarga merupakan orang
terdekat dari pasien atau individu yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap
individu. Melalui keluarga tenaga kesehatan bisa mendapatkan data-data mengenai
pasien yang dapat mempermudah dalam mendiagnosis penyakit dan proses
penyembuhan pasien.

2.12 Elemen Kunci Kolaborasi


Kunci kolbarosi dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien diantaranya yaitu:
a. Kerjasama
Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk
memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan. Asertifitas
penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan keyakinan.

10
Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan konsensus
untuk dicapai.Tanggung jawab, mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari
hasil konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
b. Komunikasi
Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi
informasi penting mengenai perawatan pasien dan issu yang relevan untuk membuat
keputusan klinis. Otonomi mencakup kemandirian anggota tim dalam batas
kompetensinya.

c. Koordinasi
Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien,
mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan
permasalahan.
d. Kepercayaan
Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa rasa
pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar dari
tanggung jawab, terganggunya komunikasi.

2.13 Kriteria Kolaborasi


Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:
a. Adanya saling percaya dan menghormati
b. Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing
c. Memiliki citra diri positif.
d. Memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan
pengalaman).
e. Mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan.
f. Keinginan untuk bernegoisasi.

2.14 Kolaborasi di Rumah Sakit


Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling menghargai antar
tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi tentang kondisi klien demi
mencapai tujuan (Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson & Sayler, 1998).
 Tim Kerja di Rumah Sakit :

11
a. Tim satu disiplin ilmu: b. Tim multi disiplin :
1) Tim Perawat, 1) Tim  operasi,
2) Tim dokter, 2) Tim nosokomial infeksi,
3) Tim administrasi, 3) Dll.
4) Dll.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan
kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-
masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien
dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi
dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.

3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu dalam memberikan Asuhan Keperawatan,
perawat harus berkolaborasi dengan tim medis lainnya, karena jika tidak ada kolaborasi
antara perawat dan tim medis yang lain maka perawat dalam memberikan Asuhan
Keperawatan kepada pasien tidak akan berjalan dengan baik.

12
ROLLE PLAY
Kasus

Ny. A.S ( 45 thn ) dengan disgnose medis Asma bronkial. Keadaan umum komposmentis,
pucat, anemis. TD : 100/60 mmHg, N : 80x/mnt, RR : 25/mnt, S : 37°C. dengan keluhan
utama sesak nafas serta nyeri dada saat bernafas. Diagnosa keperawatan Pola Nafas Tidak
Efektif berhubungan dengan Hambatan upaya nafas (nyeri saat bernafas). Rencana yang akan
dilakukan, memeriksa TTV dan pemberian oksigen.

Pertanyaan :
Deskripsikan dan demonstrasikan asuhan keperawatan pada Ny. A.S dengan metode Asuhan
Keperawatan team (persiapan dan prosedur pelaksaman serta scenario hanes dipersiapkan
sebelum role play)
 Kepala Ruangan : Supandri Hanapi
 Ketua Tim : Junaidi Rifan Bouty, Rahmi Artadja
 Perawat Pelaksana / PA : Friska Pakaya, Meylan Hulopi
 Narator : Aldayolanda Y. Paramani
 Pasien : Nurain Soman
 Keluarga : Desi Delvianita (anak)

Pada sebuah Rumah Sakit A di Nurse Station Kepala ruangan, Ketua tim I, perawat pelaksana
tim 1 dan tim Il pada pukul 07.00 WITA mengadakan pre conference. Pre conference atau
timbang terima telah dilaksanakan, selanjutnya Ketua tim 1, dan perawat pelaksana menuju
ruang perawatan Ny.A.S untuk melanjutkan Asuhan Keperawatan yang belum dilaksanakan
pada sift sebelumnya.

13
Dari tim I dengan Ny.A.S dengan diagnose medis Asma bronkhial, Sedangkan dingnosa
keperawatanya adalah Pola Nafas tidak efektif b.d Hambatan uapaya nafas (nyeri saat
bernnafas). Ny.A.S mengeluh sesak nafas dan nyeri dada.
(Setelah selesai pre conferenct, Ketua tim 1 beserta Perawat pelaksana mengkaji pasien
Ny. A.S dengan diagnose keperawatan pola nafas tidak efektif b.d Hambatan uapaya
nafas (nyeri saat bernafas).

Katim I : "Assalamulaikum ? “
Pasien : “Wa’alaikumsalam pamantri”
Katim : “Selamat pagi Bu, masih ingat dengan saya bu ? ya saya Junaidi Rifan Bouty bisa
dipanggil Cun. Ketua tim Asuhan Keperawatan yang merawat Ibu sampai ibu pulang besok .
Baik bu Ain, hari ini saya bersama perawat Silvi akan memeriksa tanda-tanda vital ibu untuk
mengetahui kondisi ibu saat ini. Silahkan suster Silvi”
Pasien : “baik pak mantri”.
PA (Silvi) : “Baik Bu Ain, nama saya Silvi perawat yang bertugas merawat ibu hari ini
sampai ibu pulang seperti yang sudah disampaikan oleh perawat Cun, saya akan
memeriksa tanda-tanda vital ibu. Demikian yang akan saya periksa yaitu tekanan darah,
denyut nadi, pernafasan dan suhu tubuh ibu. Tempatnya disini ya bu dengan waktu 10
menit . Apakah ibu sudah siap ? Kita mulai saja ya bu"
Pasien : “Baik Sus”

Perawat pelaksana melakukan tindakan pemeriksaan tanda - tanda vital pada pasien ,
Perawat Pelaksana ini melakukan kesalahan dalam pemeriksaan tekanan darah,
setelah itu Ketua tim yang mengarahkannya.

PA (Silvi) : “Mantri Cun saya belum bisa menemukan nadinya, ini bagaimana ya? Pak
mantri bisa bantu saya?”
Katim I (Cun) : “Baik sus, sini saya bantu.”
PA (silvi) : “Baik, mantri Cun”

Perawat pelaksana dibantu Ketua tim dalam melakukan pemeriksaan tanda - tanda
vital.

14
PA (silvi) : “Baik bu, saya sudah selesai memeriksa tanda-tanda vital. bagaimana perasaan
ibu? bu nanti saya akan kesini lagi ya untuk memberikan oksigen supaya pernafasan ibu lebih
lancar, tempatnya disini dan waktunya 10 menit, selamat beristirahat bu. Assalamualaikum”

Setelah itu perawat mempersiapkan oksigen untuk kebutuhan pasien Ny. A.S

Katim I : “Pak karu saya ingin melaporkan bahwa keadaan pasien Ny.A.S kondisi beliau saat
ini masih lemah. TTV sudah diperiksa dengan tekanan darah 120/80, Nadi
pernafasan dan suhu, rencana selanjutnya akan pemberian oksigen yaitu pada pukul
10 nanti Ny. A.S, namun saat ini saya ada rapat dosen di POLTEKKES
KEMENKES GORONTALO, saya meminta bantuan bapak sebagai kepala ruangan
untuk menemani dan mengawasi Perawat pelaksana tim dalam pemberian oksigen.”
Karu : “Terimkasih atas laporanya saya nanti akan mendampingi perawat pelaksana tim
dalam memberikan oksigen kepada Pasien.”
Katim 1: “Terimakasih pak atas ijin dan kerjasamnya. Assalamualaikum”

Setelah itu perawat pelaksana Tim telah selesai melakukan pemasangan oksigen. Ketua
tim II dan Perawat pelaksana menuju nurse station. Dan merencanakan tindakan
selanjutnya.

Setelah itu Kepala ruangan dan Perawat pelaksana tim II segera menuju pasien Ny. A.S
untuk pemberian oksigen yang sudah direncanakan oleh Ketua tim.
Karu : “Assalamualaikum.”
Pasien : “Wa’alaikumsalam”
Karu : “Masih ingat dengan saya bu? iya saya perawat Dandi sebagai kepala ruangan yang
saat ini menggantikan katim Cun yang akan merawat ibu hari ini. Saat ini saya dan
perawat Mey akan melakukan Asuhan Keperawatan yaitu pemberian oksigen yang
akan dilaksanakan oleh perawat Mey Silahkan perawat Mey.”
PA II (Meylan) : “Baik pak mantri Dandi.
Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya Mey perawat yang akan merawat ibu,
hari ini sampai besok ibu pulang. Saat ini seperti yang telah disampaikan oleh
perawat Dandi saya akan memberikan oksigen pada ibu supaya ibu
pernafasannya lebih lancar. Tempatnya disini, dan waktunya 7 menit kedepan.
Apakah ibu sudah siap ?”
Pasien : “Siap sus”

15
Perawat pelaksana II memberikan oksigen pada Ny. A.S, dan disisi lain perawat
pelaksanan tim lainnya memeriksa tanda-tanda vital pada pasien lain.

Waktu sudah menunjukan pukul 14.00. perawat pelaksana melakukan post


conference . Tim menyampaikan Asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan dan
Asuhan keperawatan yang belum dilaksanakan. Selain itu Kepala ruangan
mengevaluasi kinerja Tim.

Karu : "Selamat siang rekan – rekan, agenda kita siang hari ini adalah laporan dari masing-
masing tim tentang kondisi pasien, Askep yang sudah dilaksanakan dan yang harus
dilanjutkan pada sift berikutnya pada pasien Ny. A.S silahkan laporan dari katim I dan II.”
Katim II : “Baik,saya mewakili dari ketua Tim Asuhan keperawatan untuk Ny. A.S sudah
dilaksanakan semua, dan kondisi sudah membaik. Pasien sudah memungkinkan
untuk dipulangkan untuk persiapan discharge lanning pada pasien Ny. A.S
sudah siap. Status pasien dan format discharge planning sudah dipersiapkan.
Untuk msalah pada pasien adalah sesak nafas memungkinkan untuk kambuh
kembali sehingga perlu diinformasikan kepada pasien dan keluraga mengenai
aktifitas gaya hidup, tempat kontrol dan tanda - tanda terjadi kekambuhan dan
kegiatan pada pasien”
Karu : “Baik, terimakasih untuk perwakilan ketua tim”
Karu : “Terimakasih atas laporannya dari masing-masing Tim. Untuk selanjutnya Tim I
persilahkan melakukan persiapan untuk kepulangan Ny. A.S dan Tim lI bersiap-siap untuk
timbang terima. Assalamualaikum”

(Setelah Kepala ruangan memeriksa kelengkapan berkas, Kepala ruangan beserta TIM
ke ruangan pasien untuk melakukan discharge planing)

Tahap pelaksanaan
Karu : “Selamat pagi Ny.A.S, bagaimana kabar ibu hari ini ?”
Pasien : “Selamat pagi pak. Alhamdulillah semakin baik, nafas tidak sesak lagi dan nyeri saat
bernafas sudah tidak ada "
Karu : “Alhamdulilah ini ada kabar gembira untuk ibu. Jadi hari ini ibu diperbolehkan
untuk pulang. Namun sebelum pulang keluarga harus mengurus administrasi”
Pasien : “Mohon maf Pak untuk administrasinya sudah diurus semua, ini berkas-berkasnya”

16
Karu : “Baik bagus sekali kalau begitu. Namun ada satu hal lagi yang perlu dilakukan
terkait dengan kepulangan ibu. Ini nanti suster Rahmi akan menyampaikan hal-hal
yang terkait dengan perawatan ibu dirumah bagaimana apakah ibu bersedia ?”
Pasien : “Iya pak, boleh Silahkan”
Katim II (Rahmi): “Baik, ibu disini saya akan menyampaikan beberapa hal yaitu yang
pertama :
1. ibu harus menjaga aktifitas supaya tidak terlalu capek
2. Jagan pola makan , hindari makan pantangan
3. Jangan menghentikan terapi obat tanpa konsultasi dengan dokter
4. Minum obat secara teratur
5. dan terakhir , apabila ibu masih merasakan keluhan ini atau timbul keluhan lain
selama berada dirumah.. ibu dan keluarga hurus segera datang untuk
mengkonsulkan penyakit ibu ini bisa ke layanan kesehatan terdekat.”

Katim : “Bagaimana ada yang ditanyakan bu?”


Pasien : “Tidak ada sus”
Katim : “Baik, kalau sudah tidak ada yang ditanyakan coba ibu ulangi lagi hal - hal yang
harus ibu perhatikan setelah kepulangan.

Setelah itu, Pasien menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan oleh perawat
Rahmi dengan baik dan benar.

Katim : “Bagus sekali bu. saya kira ibu cukup paham dengan apa yang disampaikan oleh
perawat . Terimakasih atas kerjasamanya”
Pasien : “Iya sus , sama- sama”
Karu : “Baik Ny.A.S, saya kira semua sudah disampaikan dan ibu sudah paham. Sekarang
ibu dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap pulang Dan kami mohon maaf
apabila selama perawatan ibu disini ada yang kekurang, Semoga ibu sehat selalu.”
Pasien : “Iya pak, tidak apa - apa. Terima kasih banyak”
Karu : “Iya bu sama - sama. selamat pagi bu,”
Pasien : “Selamat pagi.”

Kemudian kepala ruangan dan semua TIM kembali ke ruangan

Tahap penutup

17
Karu : “Terimakasih atas kerjasama rekan - rekan semua, saya kira untuk kegiatan
discharge planning untuk Tim pada siang hari ini cukup bagus, namun saya harap
untuk kedepannya lebih ditingkatkan lagi untuk kenyamanan dan kepuasan pasien
serta keluarga"
Seluruh Staf: “Baik pak”

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/21630/BAB%20II%20KERANGKA
%20TEORITIS.pdf?sequence=2&isAllowed=y
https://www.academia.edu/36106154/
Manajemen_keperawatan_konsep_kolaborasi_dan_negosiasi_docx
https://www.scribd.com/presentation/425864561/KONSEP-KOLABORASI-ppt
https://id.scribd.com/presentation/403878315/Konsep-Kolaborasi-Dan-Negosiasi-Autosaved

18

Anda mungkin juga menyukai