Anda di halaman 1dari 16

Interprofessional Collaborative Care

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bioetik Profesionalisme Bidan

Oleh Kelompok 6 :

1. Ramla R Nur (P102202003)


2. Elva Febri Ashari (P102202027)
3. Nur Mufidah Alfi (P102202035)
4. Iski Jufri (P102202039)
5. Eni Nahumuri (P102202045)
6. Irmawati (P102202047)
7. Harsina (P102202061)

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Interprofessional Collaborative Care” ini dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini memberikan manfaat
bagi pembacanya.

Ucapan terima kasih selalu kami haturkan kepada :

1. Dr, Werna Nontji, S.Kp., M.Kep sebagai dosen pembimbing mata


kuliah Interprofessional Collaborative Care.
2. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu manambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini kedepannya sehingga dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun.

Makassar, 23 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan Makalah...............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Interprofessional Collaborative Care ...............................................4


2. Tujuan Interprofessional Collaborative Care..................................................5
3. Manfaat Interprofessional Collaborative Care................................................6
4. Kompetensi Interprofessional Collaborative Care..........................................7
5. Prinsip Interprofessional Collaborative Care..................................................7
6. Infrastruktur Interprofessional Collaborative Care.........................................9
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................11

3.2 Saran..............................................................................................................11

Daftar Pustaka......................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era kemajuan ilmu kesehatan saat ini, Pendidikan merupakan suatu hal

yang penting dalam mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan, berdasarkan

hal tersebut maka untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat perlukan system

Pendidikan yang bermutu dan mempunyai orientasi pada ilmu pengetahuan yang

pesat seperti saat ini yang (Febriayani, 2014). Peningkatan permasalahan pasien

yang kompleks membutuhkan ketrampilan dan pengetahuan dari beberapa tenaga

professional (Keshtkaran ., 2014). Oleh karena itu kerja sama dan kolaborasi

yang baik antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

kepuasan pasien dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.

Pendekatan kolaborasi yang masih berkembang saat ini yaitu

Interprofesional Collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya mewujudkan

praktik kolaborasi yang efektif antar profesi. Pelayanan kesehatan yang diberikan

dirumah sakit merupakan pelayanan dari berbagai profesi tenaga kesehatan yang

berkolaborasi untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan (Sitorus, 2006).

Institusi of Medicine (IOM) dan World Health Organization (WHO) meminta

tenaga kesehatan professional untuk bekerja sama dalam Interprofessional

Collaboration (IPC) untuk meningkatkan pelayanan kesehatan (IOM, 2010).

Menurut Undang-undang No 36 Tahun 2014, IPC merupakan wadah

kolaborasi efektif untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien.

1
Berbagai profesi yang terlibat dalam pelayanan kesehatan yang terdiri dari

dokter, psikologi klinis, keperawatan, Kebidanan, farmasi, ahli gisi fisioterapi,

Keteknisian medis Teknik biomedika. Kolaborasi Interprofessional collaboration

(IPC) adalh kemitraan antara orang dengan latar belakang profesi yang berbeda

dan bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan

pelayanan kesehatan (Morgan ,2015).

Menurut WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi kesehatan bekerja sama

dengan pasien, keluarga dan komunitas untuk menyediakan pelayanan

komprehensif dan berkualitas tinggi (WHO, 2010). IPC dimaksud untuk

mencapai tujuan dan memberikan manfaat Bersama bagi semua yang terlibat

(Green and Johnson, 2015). Salah satu factor yang menghambat pelaksanaan

kolaborasi Interprofessional adalah karena buruknya komunikasi antar profesi

(Setiadi, 2017). Komunikasi adalah aspek terpenting dalam kolaborasi antar

profesi. Tanpa komunikasi yang efektif maka perawatan pasien akan menjadi

kehilangan arah dan berdasar pada stereotype semata (Cross-Sudworth, 2007).

Komunikasi dalam pelaksanaan IPC juga merupakan unsur penting dalam

peningkatan kualitas perawatan dan keselamatan pasien (Reni, 2010).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Interprofessional Collaboration Care/IPC?

2. Bagaimana tujuan Interprofessional Collaboration Care/IPC

3. Bagaimana manfaat Interprofessional Collaboration Care/IPC

4. Bagaimana kompetensi Interprofessional Collaboration Care/IPC?

5. Bagaimana prinsip Interprofessional Collaboration Care/IPC?

2
6. Bagaimana Infrastruktur Sistem KesehatanInterprofessional Collaboration

Care/IPC?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui definisi Interprofessional Collaboration Care/IPC

2. Mahasiswa mengetahui tujuan Interprofessional Collaboration Care/IPC

3. Mahasiswa mengetahui manfaat Interprofessional Collaboration Care/IPC

4. Mahasiswa mengetahui kompetensi Interprofessional Collaboration

Care/IPC

5. Mahasiswa mengetahui prinsip Interprofessional Collaboration Care/IPC

6. Mahasiswa mengetahui infrastruktur Interprofessional Collaboration

Care/IPC

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Interprofessional collaboration (IPC)

Kolaborasi dalam bahasa inggris collaboration, berasal dari kata collaborate

yang berarti bekerja antara satu dengan yang lain, berkooperasi satu sama lain.

Menurut kamus besar bahasa indonesia online, kolaborasi adalah suatu perbuatan

berupa kerjasama dengan musuh, teman dan sebagainya. Menurut Arthur T.

Himmelman, kolaborasi berupa pertukaran informasi, berbagai segala sumber

pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas satu dengan yang lain demi

tercapainya tujuan bersama.

The Canadian interprofessional health collaborative menyebutkan

interprofessional collaborative adalah kemitraan antara tim penyedia layanan

kesehatan dan klien dalam pendekatan kolaboratif dan terkoordinasi partisipatif

untuk pengambilan keputusan bersama seputar masalah kesehatan dan sosial.

Praktik interprofessional collaboration telah didefinisikan sebagai proses yang

mencakup komunikasi dan pengambilan keputusan memungkinkan pengaruh

sinergis dari pengetahuan dan keterampilan yang dikelompokkan. Kolaborasi

interprofesional adalah ketika "Praktik kolaboratif terjadi ketika banyak petugas

kesehatan dari latar belakang profesional yang berbeda bekerja sama dengan

pasien, keluarga, pengasuh, dan komunitas untuk memberikan perawatan dengan

kualitas terbaik di seluruh rangkaian” (WHO). Melalui jenis komunikasi dan

kerja tim ini, individu dapat lebih memahami pentingnya keahlian unik masing-

4
masing profesional kesehatan dan memberikan pengalaman perawatan kesehatan

yang jauh lebih baik kepada pasien.

Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung jawab, akuntabilitas,

koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling

menghormati. Kemitraan inilah yang menciptakan tim interprofesional yang

dirancang untuk bekerja pada tujuan bersama untuk meningkatkan hasil pasien.

interaksi kolaboratif menunjukkan perpaduan budaya profesional Dan tercapai

meskipun berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas

perawatan pasien ada karakteristik penting yang menentukan efektivitas tim,

termasuk anggota yang melihat peran mereka sebagai penting bagi tim

komunikasi terbuka keberadaan otonomi, dan kesetaraan sumber daya. penting

untuk dicatat bahwa kolaboratif interprofessional yang buruk dapat berdampak

negatif pada kualitas perawatan pasien. dengan demikian keterampilan dalam

bekerja sebagai tim interprofessional diperoleh melalui pendidikan

interprofessional, penting untuk perawatan berkualitas tinggi.

B. Tujuan Kolaborasi Interprofesional

a. peningkatan akses ke intervensi kesehatan dan peningkatan koordinasi antara

berbagai sektor untuk individu dan keluarga mereka dengan lebih banyak

keterlibatan dalam pengambilan keputusan;

b. sistem kesehatan yang komprehensif, terkoordinasi dan aman yang tanggap

terhadap kebutuhan penduduk;

c. penggunaan sumber daya yang efisien;

5
d. mengurangi insiden dan prevalensi kecacatan. Khususnya kecacatan yang

terkait dengan penyakit tidak menular ketika sistem kesehatan merangkul

ICP di seluruh perjalanan penyakit (promosi kesehatan, pencegahan penyakit

dan cedera serta manajemen dan penyembuhan penyakit, dan rehabilitasi);

dan

e. kepuasan kerja yang meningkat, dengan berkurangnya stres dan kelelahan

para profesional kesehatan.

C. Manfaat Interprofessional Collaboration

Pada tahun 1972, Institute of Medicine mulai mendorong "Interprofessional

collaborative care", tetapi ide tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan pada saat

itu. Dalam beberapa dekade, muncul beberapa masalah, beberapa penelitian

menunjukkan kesalahan medis sebagai penyebab utama kematian. Komunitas

keperawatan menyelidiki praktik mereka dan memperoleh solusi bahwa masalah

tersebut dapat diatasi dengan cara memperkecil kesalahan medis melalui berbagi

informasi dan tanggung jawab antar tim dan dengan mendorong kolaborasi.

Melalui dedikasi untuk berbagi pengetahuan dan tugas ini, komunitas tersebut

menemukan bahwa interprofesionalisme meningkatkan hasil pasien dan tingkat

kepuasan mereka, menghemat biaya, dan bahkan meningkatkan kepuasan kerja

perawat medis.

World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42

negara tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan

menunjukkan hasil bahwa praktek kolaborasi dapat meningkatkan

keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan, penggunaan sumber daya

6
klinis spesifik yang sesuai, outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan

pelayanan serta keselamatan pasien. WHO (2010) juga menjelaskan praktek

kolaborasi dapat menurunkan komplikasi yang dialami pasien, jangka waktu

rawat inap, ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers), biaya

rumah sakit, rata-rata clinical error, dan rata-rata jumlah kematian pasien.

D. Kompetensi Interprofessional Collaboration

Barr (1998) menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu:

1. memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas

2. bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan

perawatan dan pengobatan pasien

3. bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau

perawatan pasien

4. menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain

5. memfasilitasi pertemuan interprofessional

6. memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.

E. Prinsip Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

1. Tujuan bersama

2. Pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan masing-masing dan

perbedaan

3. Pengambilan keputusan yang adil dan efektif

4. Fokus pada pasien

5. Komunikasi yang jelas dan teratur

Prinsip di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

7
a) Patien-centered Care

1) Mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien

2) Pasien dan keluarga sebagai pemberian keputusan dalam masalah

kesehatannya

b) Mutual respect and trust

1) Saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan kompetensinya

masing

2) Saling menghormati dan menghargai masing-masing profesi

c) Clear communication

1) Komunikasi efektif antara tenaga kesehatan

2) Rekam medis atau catatan lain yang ditulis dengan lengkap

d) Clarification of roles and scopes of practice

1) Memahami lingkup kerja dan tanggung jawab masing-masing sebagai

tenaga kesehatan

2) Lingkup pekerjaan dalam kolaborasi kesehatan dijelaskan dalam job

description dan kontrak pegawai

3) Pasien juga dilibatkan untuk memahami peranannya dalam mewujudkan

kesehatan

e) Clarification of accountability and responsibility

Bertanggung jawab dengan perawatan terhadap pasien yang ditanganinya

f) Liability protection for all member of the team

Setiap anggota tim kesehatan memiliki perlindungan atau jaminan formal

untuk mengakomodasi tugasnya

8
g) Sufficient human resources and infrastructure

1) Mengefektif kerja dari tim kolaborasi kesehatan. Untuk itu, pemerintah

membantu menambah jumlah tenaga kesehatan

2) Mengaplikasikan teknologi untuk membantu kolaborasi kesehatan

h) Sufficient payment and payment arragement

1) Tim kolaborasi tidak mendasari pekerjaannya sebatas upah yang

diterimanya

2) Pemerintah membantu secara finansial dan teknis dalam

mengembangkan kolaborasi

i) Supportive education system

Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan efektivitas kolaborasi

kesehatan.

j) Research and evaluation

Evaluasi dengan melihat kenyatan lapangan dari kolaborasi kesehatan

memperbaiki standar kualitas yang ada.

F. Infrastruktur Sistem Kesehatan IPC

1. Harus ada persediaan tenaga kesehatan yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan penduduk.

2. Tim kolaboratif harus memiliki keterampilan yang sesuai dan saling

melengkapi, sehingga memastikan akses ke profesional yang tepat pada waktu

yang tepat di tempat yang tepat. Perpaduan keterampilan akan berbeda sesuai

dengan tujuan tim yang telah dipersatukan, karakteristik dan kebutuhan pasien

/ klien dan tempat praktik.

9
3. Sistem administrasi (termasuk sumber daya manusia dan perencanaan

keuangan, pengaturan anggaran dan penggantian) harus mendukung

kolaborasi.

4. IPC harus diterapkan di seluruh rangkaian layanan kesehatan, termasuk

layanan profesional preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

kolaborasi adalah suatu perbuatan berupa kerjasama dengan musuh, teman dan

sebagainya. interprofessional collaborative adalah kemitraan antara tim penyedia

layanan kesehatan dan klien dalam pendekatan kolaboratif dan terkoordinasi

partisipatif untuk pengambilan keputusan bersama seputar masalah kesehatan dan

sosial. Kolanorasi internasional bertujuan untuk peningkatan akses ke intervensi

kesehatan dan peningkatan koordinasi antara berbagai sektor untuk individu dan

keluarga mereka dengan lebih banyak keterlibatan dalam pengambilan keputusan,

sistem kesehatan yang komprehensif, terkoordinasi dan aman yang tanggap

terhadap kebutuhan penduduk, penggunaan sumber daya yang efisien, mengurangi

insiden dan prevalensi kecacatan. Khususnya kecacatan yang terkait dengan

penyakit tidak menular ketika sistem kesehatan merangkul ICP di seluruh

perjalanan penyakit (promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan cedera serta

manajemen dan penyembuhan penyakit, dan rehabilitasi) dan kepuasan kerja yang

meningkat, dengan berkurangnya stres dan kelelahan para profesional kesehatan.

B. Saran

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan diterapkan dengan baik

akan tetapi makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami

menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

11
Daftar Pustaka

Bkrnc, G., Kco, G. O., Ngmmceguc, G., & Cahck, R. O. G. (n.d.). \ GM @[ BJO @ J

JB ^ BAC [ CO JBHBOJB ^ ECO [ BO \ UGFUCH ^ [ RK @ \ BOK @ K @

JCO \ UGDB ^ @ OBU ^.

Canadian Nurses Association. (2015). Position Statement: Interprofessional

Collaboration. 9, 1–5. Retrieved from https://www.cna-aiic.ca/en/on-the-

issues/better-care/interprofessional-collaboration

Care, I. C. (1970). Practice Direction. Reports of Patent, Design and Trade Mark

Cases, 87(5), 101–102. https://doi.org/10.1093/rpc/87.5.101

Fadilah, L. (2018). Interprofessional Education Dan InterprofessionalCollaboration

Retrieved from https://www.scribd.com/document/391560459/Interprofessional-

Education-Dan-Interprofessional-Collaboration

Hall, P., Bouvette, M., Heilmann-Stille, K., & Weaver, L. (2012). Interprofessional

collaborative practice in palliative care. Palliative Medicine: A Case-Based

Manual, (4111). https://doi.org/10.1093/acprof:oso/9780199694143.003.0012

Horder, J. (2004). Interprofessional collaboration and interprofessional educations.

British Journal of General Practice, 54(501), 243–245.

https://doi.org/10.17140/pnnoj-2-111

Kaini, B. K. (2017). (1) (PDF) Interprofessional Team Collaboration in Health Care

| Dr Bachchu Kailash Kaini - Academia.edu. 17(2). Retrieved from

https://www.academia.edu/33146990/Interprofessional_Team_Collaboration_in

_Health_Care?email_work_card=title

12
13

Anda mungkin juga menyukai