Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Definisi, Tujuan, Metode dan Contoh Pelaksanaan InterProfessional Education

Mata Kuliah InterProfessional Education (IPE)

Dosen Pembelajaran:

DR. Kartini, S,SiT. M.Kes

Disusun Oleh:

NURUL PUTRI SUSILAWATI


P00324021145
II D

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul :. Definisi, Tujuan, Metode dan Contoh
Pelaksanaan InterProfessional Education. Makalah ini kami selesaikan untuk memenuhi
salah satu tugas dengan Mata kuliah InterProfessional Education (IPE) pada Program Studi
DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. DR. Kartini, S,SiT. M.Kes. selaku dosen mata kuliah InterProfessional Education
(IPE)
2. Teman teman yang mendukung dengan memberikan dorongan dan semangat
agar makalah ini segera terselesaikan.

Penulis menyadari oleh karena ketidaksempurnaan makalah ini, maka kami


mengharapakan masukan, saran, dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca serta
menjadi referensi yang dapat dijadikan dasar pengetahuan khususnya bagi kami dalam
mengarungi masa depan.Aamiin

Kendari, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................

C. Tujuan..................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi InterProfessional Education (IPE)…………………………………………………

B. Tujuan InterProfessional Education (IPE)………………………………………………….

C. Metode InterProfessional Education (IPE)………………………………………………....

D. Contoh Pelaksanaan InterProfessional Education (IPE)……………………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan seorang pasien sebagai manusia yang utuh secara biopsikososiokultural


semakin kompleks sehingga membutuhkan perawatan lebih dari satu disiplin ilmu terkait
status kesehatan mereka (Bridges et al, 2011).
Peningkatan populasi serta pergeseran perawatan penyakit dari akut ke kronis
membutuhkan perhatian dari beberapa tenaga medis yang berbeda untuk membantu
perawatan pasien lebih efektif (Reeves et al., 2009). Kerja sama antara dokter dan perawat
adalah hal yang berpengaruh dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada pasien
(Liaw, 2013).
Kemampuan bekerja sama secara interprofesi (interprofessional teamwork) tidak
muncul secara tiba-tiba, melainkan harus ditemukan dan dilatih mulai dari tahap perkuliahan
agar mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman mengenai cara bekerja
sama dengan profesi lain dalam tim yang baik sebelum mereka ke dunia kerja yang
sesungguhnya (Liston, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Liston pada mahasiswa
kedokteran dan keperawatan di Ohio State University pada tahun 2011 menunjukkan bahwa
penerapan kurikulum interprofessional kepada mahasiswa tersebut dapat memperbaiki
kerja sama tim dalam pembuatan keputusan tindakan untuk pasien simulasi.
Institute of Medicine (IOM) dalam Buring et al (2009) menyatakan semua profesi
kesehatan sebaiknya dibekali pembelajaran tentang perawatan pasien dalam suatu kerja
sama inter profesi dalam suatu tim dan menekankan praktek 2 pengobatan berdasarkan
bukti untuk perbaikan kualitas layanan dan informasi. Hal ini mendorong para profesional
dan pendidik tenaga kesehatan untuk menyadari pentingnya Inter Professional Education
(IPE) dalam pendidikan dan profesi kesehatan. Inter Professional Education (IPE) memberi
kemampuan untuk saling berbagi ketrampilan dan pengetahuan antara profesi dan
memungkinkan pemahaman yang lebih baik, berbagi tentang nilai – nilai dan menghormati
peran tenaga kesehatan profesional lainnya (Bridges, 2011).
Menurut Barbara Brandt et al (2014), rencana terapi atau perawatan merupakan salah
satu dari komponenn IPE yang langsung berhubungan dengan status kesehatan dan
kesejahteraan pasien membutuhkan keabsahan dan perbaruan literatur. Jurnal ilmiah
sebagai literatur dan referensi penunjang belajar mahasiswa menyajikan informasi dan ilmu
yang selalu terbarui dan mengikuti perkembangan dunia kesehatan atau medis terkini
berdasarkan bukti (evidence based).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Definisi InterProfessional Education (IPE) !
2. Jelaskan Tujuan InterProfessional Education (IPE) !
3. Jelaskan Metode InterProfessional Education (IPE) !
4. Jelaskan Contoh Pelaksanaan InterProfessional Education (IPE) !

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang Definisi InterProfessional Education (IPE)


2. Untuk mengetahui tentang Tujuan InterProfessional Education (IPE)
3. Untuk mengetahui Metode InterProfessional Education (IPE)
4. Untuk mengetahui Contoh Pelaksanaan InterProfessional Education (IPE)
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)

Interprofesional education (IPE) merupakan pendidikan antarprofesi yang terjadi


ketika dua atau lebih profesional kesehatan belajar dengan, dari dan tentang satu sama lain
untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas perawatan (G, Vos, Christoph, & de Vos, 2019;
Grymonpre, 2016; Guraya & Barr, 2018; Keijsers, Dreher, Tanner, Forde-Johnston, &
Thompson, 2016; Soubra et al., 2018).

Menurut definisi, IPE didasarkan pada teori pendidikan, termasuk teori


pembelajaran orang dewasa, pembelajaran berbasis kasus, pembelajaran pengalaman ,
pembelajaran kelompok kecil, dan pembelajaran kooperatif (Grymonpre, 2016). IPE
memiliki potensi untuk secara positif mempengaruhi sikap dan persepsi terhadap
kolaborasi antarprofesional dan meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan klinis
dan kualitas perawatan. Banyak kompetensi utama untuk IPE terutama berkaitan dengan
kerja tim, termasuk keterampilan dalam menetapkan tujuan bersama, komunikasi,
pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, dan negosiasi untuk penyelesaian konflik
(G et al., 2019). Saat ini pasien memiliki kebutuhan terkait kesehatan yang kompleks dan
memerlukan lebih dari satu disiplin untuk mengatasi kebutuhan ini. Ketika para
profesional perawatan kesehatan seperti perawat, apoteker, ahli gizi, ahli terapi fisik dan
dokter berkolaborasi, akan memberikan lingkungan perawatan yang positif dan
bermanfaat untuk hasil perawatan kesehatan yang lebih baik dan terjamin (Soubra et al.,
2018).

B. TUJUAN INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)

Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan


berbagai profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk
berkolaborasi secara efektif. Keuntungan penerapan IPE dalam pelayanan kesehatan
didapat dari tercapainya kolaborasi yang lebih baik antara praktisi kesehatan.
Tujuan IPE adalah untuk melatih mahasiswa untuk lebih mengenal peran profesi
kesehatan yang lain, sehingga diharapkan mahasiswa akan mampu untuk berkolaborasi
dengan baik saat proses perawatan pasien. Proses perawatan pasien secara
interprofessional akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan
kepuasan pasien.

Menurut The Canadian InterprofessionalHealth Collaborative (2009), praktek


kolaborasi terjadi ketika penyelenggara pelayanan kesehatan bekerja dengan orang yang
berasal dari profesinya sendiri, luar profesinya sendiri, dan dengan pasien atau klien serta
keluarganya. WHO (2010) juga menekankan pentingnya penerapan kurikulum IPE dalam
meningkatkan hasil perawatan pasien. IPE merupakan langkah yang sangat penting untuk
dapat menciptakan kolaborasi yang efektif antar tenaga kesehatan profesional sehingga
dapat meningkatkan hasil perawatan pasien.

Menurut Cooper (2001) dalam Fauziah (2010), tujuan pelaksanaan IPE antara lain
meningkatkan pemahaman interdisipliner dan meningkatkan kerjasama, membina
kerjasama yang kompeten, membuat penggunaan sumberdaya yang efektif dan efisien,
meningkatkan kualitas perawatan pasien yang komprehensif. ACCP (2009) menyebutkan
bahwa hasil yang diharapkan dari sebuah pembelajaran IPE antara lain, reaksi, modifikasi
sikap dan persepsi, tambahan pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap, perubahan
dalam sebuah praktek berorganisasi, serta manfaat untuk pasien.

C. METODE INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)

Klasifikasi metode pembelajaran IPE dibagi menjadi 5 metode yaitu exchange -


based learning, action based learning, practice based learning, simulation-based
learning,dan observation - based learning.

1. Exchange based learning merupakan salah satu cara metode yang digunakan untuk
memungkinkan para peserta mengungkapkan perasaan, membandingkan pandangan
pertukaran pengalaman, bertukar argumentasi sehingga dapat meningkatkan peran aktif
peserta dari profesi lain untuk memperkenalkan pemahaman yang berbeda dan
menyarankan intervensi berbeda sebagai kelompok kerja terhadap respon kolaboratif.
2. Action-based learning; sistem ini mendorong kebebasan, kerja tim, ilmu pengetahuan
yang lebih terintegrasi dan pembelajaran mendalam. Metode yang digunakan termasuk
dalam problem solving. Peserta akan diberikan suatu masalah dan menyelesaikan masalah
tersebut dengan berdiskusi antar profesi.

3. Practice based learning yaitu dapat berupa penugasan luar di lingkungan kerja. Peserta
di tempatkan dilingkungan kerja seperti pelatihan bangsal.

4. Simulated-based learning dapat menggunakan permainan peran yang diadaptasi untuk


memaparkan hubungan kerja antar profesi.

5. Observation - based learning yaitu dengan menggunakan metode studi observasional,


dimana peserta diminta mengamati hubungan kerja interprofesi.

Metode pembelajaran IPE bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi interprofesional


perawatan kesehatan dari berbagai disiplin ilmu dalam memberikan perawatan pasien
yang lebih aman, lebih efektif, dan lebih efisien. Berbagai model metode pembelajaran yang
diterapkan dalam IPE yaitu kursus bersama, studi kasus, diskusi berbasis web,
pembelajaran layanan masyarakat, penempatan klinis, interaksi dengan simulasi,
konferensi kasus berbasistim (Nagge, Lee-Poy, & Richard, 2017), diskusi berbasis seminar,
dan bermain peran.

D. CONTOH PELAKSANAAN INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)

1. Pelaksanaan Interprofessional Education di Dunia


Beberapa universitas jurusan ilmu kesehatan di beberapa negara seperti Amerika,
Kanada, Australia, dan Eropa telah menerapkan Interprofessional Education. Sebuah
penelitian menyebutkan bahwa persepsi mahasiswa tentang IPE bernilai positif (Ker dkk.,
2003). Sementara penelitian lain menunjukkan bahwa rata-rata skor kesiapan mahasiswa
kedokteran, kedokteran gigi, keperawatan, kebidanan, fisioterapi, gizi kesehatan, farmasi,
dan teknik okupasi terhadap pelaksanaan IPE termasuk tinggi (Coster dkk., 2008).
Australasian Interprofessional Practice and Education Network (AIPPEN), Centre for the
Advancement of Interprofessional Education (CAIPE), dan Nordic Interprofessional
Network (NITNET) membahas tentang segala yang berhubungan dengan Interprofessional
Education. Konferensi itu menunjukkan bahwa IPE sudah sangat berkembang (Univesity of
Pittsburgh dan National Center of Interprofessional Education, 2014).

2. Pelaksanaan Interprofessional Education di Indonesia


Terdapat 12 universitas negeri di Indonesia yang melaksanakan pendidikan formal
yang di dalamnya terdapat dua atau lebih profesi kesehatan yang memungkinkan
terjadinya interaksi bahkan kolaborasi. Hal ini menjadi kelebihan untuk dapat
mengembangkan konsep IPE di Indonesia (DIKTI, 2006). Beberapa faktor kunci yang perlu
diperhatikan bagi seorang perencana dalam mengimplementasikan Interprofessional
Education, yaitu mempromosikan interaksi interprofessional, dinamika kelompok,
relevansi dan status, fasilitasi ahli, dukungan fasilitator dan pelatihan, pelaksanaan
organisasi, dan dukungan organisasi (Reeves, 2007). Dunia kesehatan Indonesia baru
dikenalkan tentang IPE sejak tahun 2011 dan saat itulah pemerintah Indonesia
memasukkan IPE dalam kurikulum kesehatan. Beberapa universitas besar telah
menerapkan IPE sebagai salah satu metode pembelajaran kepada mahasiswa. Seminar atau
program tertentu telah dilaksanakan untuk menyukseskan IPE. Pemerintah Indonesia
sendiri masih mendapat kesulitan dalam pelaksanaan dan pengembangannya karena
kurangnya sumber daya manusia, fasilitas, dan motivasi seluruh pihak terkait untuk
menyukseskan IPE.
Secara umum, penerapan sistem IPE di Fakultas adalah untuk mempersiapkan
peserta didik yang mampu berkolaborasi (collaboration practice) serta membentuk
pengetahuan, sikap, dan perilaku sesuai dengan interprofessional team sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan individu dan masyarakat (Utami, 2016). Salah satu
bentuk pelaksanaan IPE di adalah pada tahap klinik. Kompetensi yang digunakan oleh
sistem IPE klinik adalah kompetensi yang dibuat oleh CIHC 2010. Kompetensi tersebut
dapat dicapai dengan strategi pembelajaran (Learning Strategy) yang diterapkan dalam IPE
klinik berupa diskusi berkelompok menggunakan skenario kasus. Unsur-unsur yang harus
ada dalam berjalannya diskusi, yaitu: tempat diskusi, waktu penyelenggaraan diskusi,
peserta diskusi, skenario, pemimpin jalannya diskusi, dan pembimbing (Utami, 2016).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Praktik pelayanan kesehatan pada era modern ini berkembang semakin kompleks
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kolaborasi antar tenaga
kesehatan sebagai strategi penguatan sistem kesehatan juga perlu diterapkan agar dapat
meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada pasien. Sistem kerja
kolaborasi antar tenaga kesehatan ini dikenal dengan istilah interprofessional Education
(IPE). Pengenalan dan penanaman nilai terkait IPE kepada mahasiswa kesehatan perlu
dilakukan sejak tahap pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesiapan
berkolaborasi ketika nanti telah bekerja dalam pelayanan kesehatan dan tergabung dalam
tim praktik kolaborasi. Pendidikan yang berfokus pada kolaborasi dan kerja sama
interdisipliner tersebut dapat diupayakan melalui penerapan kurikulum interprofessional
education (IPE) dalam kurikulum pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Haerul Anwar1 , Elsye Maria Rosa2,Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi dengan


Interprofessional Education (IPE): iterature Review, Jurnal Keperawatan Muhammadiyah
Edisi Khusus 2019.

urnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, Mei 2020 (5)1: 71-79: Sudarmi1, Bertalina2 Aprina3:
EFEKTIFITAS PENERAPAN INTERPROFESSIONAL EDUCATION-COLLABORATIVE
PRACTICE(IPE–CP) TENTANG GIZI SEIMBANGTERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
HAMIL: Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang, Lampung. Indonesia.

The Canadian InterprofessionalHealth Collaborative:WHO


(2010):http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/BABII.pdfTujuanIPEadalahuntukmelat
ih,kualitaspelayanankesehatandanmeningkatkanpelayanankesehatan.

http://eprints.undip.ac.id/55709/1/Proposal_skripsi_Isna_Intan_J.pdf: Isna Intan Jauhara:


GAMBARAN KERJASAMA (TEAMWORK) INTERPROFESI MAHASISWA FK UNDIP YANG
TERPAPAR INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) PADA TAHUN 2017: DEPARTEMEN
ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG,
JULI 2017.

Al Achkar, Hanauer, Colavecchia, & Seehusen, 2018:MetodeInterprofessionaleducationJurnal


Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus 2019.

ELMA RAHMADAYANI, NI PUTU WARDANI, PUTU GEDE SUDIRA: PELAKSANAAN


INTERPROFESSIONAL EDUCATION DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2016.

Yulia, Krida Asta (2017) HUBUNGAN PELAKSANAAN INTER PROFESSIONAL EDUCATION


(IPE) TERHADAP EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP) MAHASISWA KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG. Undergraduate (S1) thesis, University of
Muhammadiyah Malang.
Dania, R. A. Ratu and Shafira, Nyimas Natasha Ayu and Ayudia, Esa Indah (2021) Studi
Literatur Gambaran Implementasi Kurikulum Interprofessional Education (IPE) di Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan di Asia Tenggara. S1 thesis, Universitas Jambi.

Wahyuni, Yeni Tri and , Enita Dewi , S.Kep.,Ns.,M.N (2019) Gambaran Persepsi Mahasiswa


Fakultas Ilmu Kesehatan terhadap Pelaksanaan Interprofessional Education (IPE) di
Komunitas. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Israbiyah, Siti Rohmah and , Enita Dewi,S.Kep.,Ns.,MN (2016) Persepsi Mahasiswa Tentang


Interprofessional Education (Ipe) Di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi thesis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
SOAL INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) BESERTA JAWABAN

1. Berikut ini proses pembelajaran IPE yang baik adalah, kecuali…….


a. Tim pengajar yang kompeten
b. Fasilitas mendukung
c. Diterapkan di lahan praktek nyata
d. menjaga gengsi antar Profesi.
e. Negosiasi masing - masing profesi

2. Kekurangan Dalam Proses Pembelajaran IPE secara indivudal dibawah ini


adalah…
a. Dapat fokus perseorangan
b. lebih melatih kemandirian
c. Bisa dimana saja
d. Fleksibel
e. Sumberdaya butuh lebih banyak

3. Tantangan dilaksanakannya IPE pada antar profesi kesehatan di bawah ini


adalah…
a. Dapat fokus perseorangan
b. lebih melatih kemandirian
c. konflik
d. Bisa dimana saja
e. Fleksibel

4. Keuntungan pembelajaran IPE secara kelompok kecil kecuali….


a. Biaya lebih besar
b. Efektif untuk memahami materi
c. Interaktif dua arah
d. student centred
e. sudah mengontrol

5 .Tujuan utama dari IPE sebagai interaksi antar tenaga kesehatan


yang menghasilkan beberapa usaha kesehatan diantaranya, kecuali….
a. Promotif
b. intensif
c. Preventif
d. kuratif
e. rehabilitatif
6. model pembelajaran mahasiswa apa yang tepat untuk melakukan
Interprofesional Education yang tempat pelaksanaannya di rumah sakit,
terkecuali…..
a. Focus group Discussion
b. Problem Based learning
c. student group Discussion
d. fase study
e. lecture center learning

7. Interprofessional education IPE merupakan kondisi ketika calon profesi


kesehatan dari dua atau lebih profesi yang berbeda belajar bersama sama dalam
satu ruang dan satu waktu, IPE memiliki kelebihan antara lain, kecuali…..
a .kemungkinkan mahasiswa untuk bekerjasama, memahami kekuatan serta
keterbatasan dari profesi lain.
b.mencegah model kurikulum yang terlalu memisah misahkan satu profesi dengan
profesi yang lain.
c.menyingkat waktu dalam pemecahan kasus kesehatan pasien
d. kemungkinkan adanya pembagian peran, tanggung jawab, dan minat yang lebih
sesuai dengan profesi.
e. kemungkinkan adanya kolaborasi dalam pelatihan dan penelitian antar
departemen dalam suatu institusi.

8.suatu kondisi ketika berbagai profesi kesehatan bekerja sama dengan pasien,
keluarga pasien, masyarakat, dan profesi kesehatan lain untuk memberikan
pelayanan kesehatan dengan kualitas terbaik merupakan pengertian dari…
a. Interprofessional Collaborative Practice
b. Interprofessional Education
c. Team Based Practice
d. Intraprofessional Collaborative Practice
e. Intraprofessional Education

9. Proses pembelajaran yang dapat menghasilkan keefektivan dalam memahami


teori,komunikasi dengan menggunakan metode dua arah, dan mudah mengontrol
siswa didiknya merupakan karakteristik dari proses pembelajaran….
a. kelas besar
b. kelas kecil
c. kelas - arah
d. andragogi
e. Pedagogi
10. IPE memiliki keunggulan bagi kelas besar, kelas kecil dan individu. keunggulan
IPE bagi individu adalah dibawah ini, kecuali….
a. Dapat fokus perseorangan 6 custom
b. lebih melatih kemandirian
c. Bisa dimana saja
d. Fleksibel
e. Standarisasi

Anda mungkin juga menyukai