Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INTERPROFESSIONAL INTERPROFESSIONAL
COLLABORATION

Disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

DOSEN PENGAMPU
Husnul Khotimah, N.S, M.Kep

DISUSUN OLEH
Uswatun Hasanah
Nur Fadilah
Siti Qurrotul F

UNIVERSITAS NURUL JADID


FAKULTAS KESEHATAN PRODI KEPERAWATAN
PAITON PROBOLINGGO
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang ’’Pelayanan Keperawatan Dalam Sistem
Pelayanan Kesehatan, Keperawatan Sebagai Suatu Profesi Dan Interprofesional
Collaboration’’.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan
dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat
memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.

Paiton, 13 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Masalah.....................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Pengertian Interprofesional Colaboration.............................................3
B. Definisi Interprofesional Colaboration (IPC).......................................5
C. Langkah-Langkah IPC..........................................................................5
D. Tujuan IPC............................................................................................6
E. Manfaat Interprofesional Collaboration...............................................6
F. Kompetensi Interprofesional Collaboration.........................................7
G. Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan........................................................7
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10

ii
DAFTAR PUSTAKA 11BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakangan ini ada sebuah hal yang baru diterapkan untuk


memperbaiki sistem dan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu
Interprofesional education atau disingkat dengan IPE adalah sebuah inovasi
yang sedang dieksplorasi dalam dunia pendidikan khususnya untuk profesi
kesehatan. Pendidikan merupakan salah satu bagian dari Indonesia yang terus
berkembang. Interprofessional education merupakan suatu proses dimana
sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar
belakang profesi melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu,
berinteraksi sebagai tujuan yang utama, serta untuk berkolaborasi dalam
upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan jenis pelayanan kesehatan
yang lain (WHO,1988).
Menurut CIHC (2009), manfaat dari Interprofessional Education
antara lain meningkatkan praktik yang dapat meningkatkan pelayanan dan
membuat hasil yang positif dalam melayani klien; meningkatkan pemahaman
tentang pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan kerja secara
kolaborasi; membuat lebih baik dan nyaman terhadap pengalaman dalam
belajar bagi peserta didik; secara fleksibel dapat diterapkan dalam berbagai
setting. Hal tersebut juga dijelaskan oleh WHO (2010) tentang salah satu
manfaat dari pelaksanaan praktek IPE dan kolaboratif yaitu strategi ini dapat
mengubah cara berinteraksi petugas kesehatan dengan profesi lain dalam
memberikan perawatan yang prima dan holistik untuk seluruh pasien di
pelayanan kesehatan (CIHC,2009).
Melalui Interprofesional education (IPE) diharapkan berbagai profesi
kesehatan dapat menumbuhkan kemampuan antarprofesi, dapat merancang
hasil dalam pembelajaran yang memberikan kemampuan berkolaborasi,
meningkatkan praktik pada masing-masing profesi dengan mengaktifkan
setiap profesi untuk meningkatkan praktik agar dapat saling melengkapi,
membentuk suatu aksi secara bersama untuk meningkatkan pelayanan dan

1
memicu perubahan; menerapkan analisis kritis untuk berlatih kolaboratif,
meningkatkan hasil untuk individu, keluarga, dan masyarakat; menanggapi
sepenuhnya untuk kebutuhan mereka, mahasiswa dapat berbagi pengalaman
dan berkontribusi untuk kemajuan dan saling pengertian dalam belajar
antarprofesi dalam menanggapi pertanyaan, di konferensi dan melalui
literatur profesional dan antarprofesi (CIHC,2009).
B. Remain Masalah
Pada rumusan maslaah kali ini menjelaskan sebagaimana berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan interprofessional Collaboration?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini sebagaimana rumusan masalah yang ada diatas:
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gambaran pelaksanaan
Interprofessional Collaboration.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian interprofesional collaboration


Interprofesional Collaboration Tenaga kesehatan akan mampu :
a. Menghadapi tantangan di atas
b. Memberdayakan sistem kesehatan; dan...
c. Akhirnya meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kolaborasi Interprofesional bukan hanya sekedar bersepakat dan
berkomunikasi, tetapi lebih merupakan sinergi dan kreasi. Saat ini
kementerian kesehatan membentuk sebuah program nusantara sehat dalam
rangka meningkatkan Interprofessional Collaboration pada 120 pelayanan
kesehatan primer di Indonesia terutama di perbatasan. Kolaborasi
Interprofesional terwujud bila 2 orang atau lebih dari profesi yang berbeda
berinteraksi untuk menghasilkan pemahaman bersama yang tidak akan
mungkin terjadi jika mereka bekerja sendiri-sendiri.
(IPC) Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam
mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara
pelajar, praktisi, pasien/ klien/ keluarga serta masyarakat untuk
mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
Satu-satunya cara tenaga kesehatan dapat menerapkan Kolaborasi
Interprofesional adalah melalui Pendidikan Interprofesional.
The Canadian interprofessional health collaborative menyebutkan
interprofessional collaborative adalah kemitraan antara tim penyedia
layanan kesehatan dan klien dalam pendekatan kolaboratif dan terkoordinasi
partisipatif untuk pengambilan keputusan bersama seputar masalah
kesehatan dan sosial. Praktik interprofessional collaboration telah
didefinisikan sebagai proses yang mencakup komunikasi dan pengambilan
keputusan memungkinkan pengaruh sinergis dari pengetahuan dan
keterampilan yang dikelompokkan.
Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung jawab, akuntabilitas,
koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling

3
menghormati. Kemitraan inilah yang menciptakan tim interprofesional yang
dirancang untuk bekerja pada tujuan bersama untuk meningkatkan hasil
pasien. interaksi kolaboratif menunjukkan perpaduan budaya profesional
Dan tercapai meskipun berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk
meningkatkan kualitas perawatan pasien ada karakteristik penting yang
menentukan efektivitas tim, termasuk anggota yang melihat peran mereka
sebagai penting bagi tim komunikasi terbuka keberadaan otonomi, dan
kesetaraan sumber daya. penting untuk dicatat bahwa kolaboratif
interprofessional yang buruk dapat berdampak negatif pada kualitas
perawatan pasien. dengan demikian keterampilan dalam bekerja sebagai tim
interprofessional diperoleh melalui pendidikan interprofessional, penting
untuk perawatan berkualitas tinggi.
Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal
dibutuhkan kooperasi dan kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja
sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama (tetapi bukan tujuan
yang semestinya) Contoh kerjasama yaitu misalnya Anda berkeluarga lalu
cara bekerja sama dengan istri Anda dengan meletakkan pakaian kotor di
mesin cuci turut membantu mencuci piring dan sebagainya.
Lalu apa makna kolaborasi? Kolaborasi dalam bahasa inggris
collaboration, berasal dari kata collaborate yang berarti bekerja antara satu
dengan yang lain, berkooperasi satu sama lain. Menurut kamus besar bahasa
indonesia online, kolaborasi adalah suatu perbuatan berupa kerjasama
dengan musuh, teman dan sebagainya. Menurut Arthur T. Himmelman,
kolaborasi berupa pertukaran informasi, berbagai segala sumber pengetahuan
untuk meningkatkan kapasitas satu dengan yang lain demi tercapainya tujuan
bersama.
kolaborasi adalah kerjasama yang lebih terfokus pada tugas atau misi
biasa terjadi dalam bisnis, perusahaan atau organisasi lainnya. Misalnya,
untuk menampilkan suatu pentas seni yang luar biasa perlu kolaborasi antara
penari, penyanyi, pemusik, dsb. Kolaborasi adalah proses yang
membutuhkan hubungan dan interaksi antara profesional kesehatan terlepas
dari apakah atau tidak mereka menganggap diri mereka sebagai bagian dari

4
tim. (Kolaborasi kesehatan)
B. Definisi Interprosfessional Collaboration (Ipc)
 Profesi tenaga kerja kesehatan seperti dokter, perawat, farmasi , ahli gizi
dan fisioterapi dapat sailing berkolaborasi secara efektif untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan. Kolaborasi yang terjadi diantara
praktisi kesehatan tersebut disebut dengan Interprofessional Collaboration
(IPC) (HPEQ,2010)
 Menurut Collage of Nurses of Ontario (2008), Interprofessional
Collaboration adalah kerja sama dengan satu atau lebih anggota tim
kesehatan untuk mencapai tujuan umum dimana masing – masing anggota
memberikan kontribusi yang unik sesuai dengan batasannya masing –
masing.
 Menurut CIHC (2010) Interprofessional Collaboration adalah proses
dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang
efektif antara pelajar, praktisi ,pasien / klien / keluarga serta masyarakat
untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
Kesimpulan :
Interprofessional Collaboration merupakan suatu bentuk kerja sama
dalam bidang kesehatan yang melibatkan berbagai tenaga atau praktisi
kesehatan professional yang bekerja untuk mencapai tujuan yang sama dalam
meningkatkan kesehatan pasien/klien/keluarga serta masyarakat sesuai dengan
batasan masing – masing profesi kesehatan.

C. Langkah Langkah Ipc


a. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapat
kesempatan yang sama mendiskusikan pasien tertentu. U terbentukapabila
interaksi yang diawali sama banyaknya dengan yang diterima dimana
terdapat beberapa kategori antara lain: menanyakan informasi,
memberikan informasi, menanyakan dan memberi pendapat, memberi
pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan, memberi pendidikan,
memberi dukungan/persetujuan, menyatakan tidak setuju, orientasi dan

5
humor.
b. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak.
Perawat dan dokter memiliki bidang praktik yang berbeda dengan
peraturan masing-masing tetapi tugas-tugas tertentu dibina yang sama.
c. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing
(usaha untuk memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasama
(usaha untuk memuaskan pihak lain).
d. Tujuan Bersama
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien dan
dapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan
dengan prognosis pasien.

D. Tujuan IPC
IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai
profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk
berkolaborasi secara efektif (Sargeant, 2009). Implementasi IPE di bidang
kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk
menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi
bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat
mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).

E. Manfaat Interprofessional Collaboration


World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42
negara tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia
kesehatan menunjukkan hasil bahwa praktek kolaborasi dapat meningkatkan
keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan, penggunaan sumber daya
klinis spesifik yang sesuai, outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan
pelayanan serta keselamatan pasien. WHO (2010) juga menjelaskan praktek
kolaborasi dapat menurunkan komplikasi yang 8 dialami pasien, jangka

6
waktu rawat inap, ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan
(caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error, dan rata-rata jumlah
kematian pasien.

F. Kompetensi Interprofessional Collaboration


Barr (1998) menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu: 1) memahami
peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas, 2) bekerja
dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan
perawatan dan pengobatan pasien, 3) bekerja dengan profesi lain untuk
mengkaji, merencanakan, dan memantau perawatan pasien, 4) menoleransi
perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain, 5) memfasilitasi
pertemuan interprofessional, dan 6) memasuki hubungan saling tergantung
dengan profesi kesehatan lain. American College of Clinical Pharmacy
(ACCP) (2009) membagi kompetensi untuk IPE terdiri atas empat bagian
yaitu pengetahuan, keterampilan, orientasi tim, dan kemampuan tim yang
dijabarkan pada tabel 2.1. e. Pengaruh persepsi pada interprofessional
education Buku Acuan Umum CFHC-IPE (Tim CFHC-IPE, 2014)
menyatakan keefektifan komunikasi antar profesi dipengaruhi oleh persepsi,
lingkungan, dan pengetahuan. Persepsi yaitu suatu pandangan pribadi atas
hal-hal yang telah terjadi. Persepsi terbentuk melalui apa yang diharapkan
dan pengalaman. Perbedaan persepsi antar profesi yang berinteraksi akan
menimbulkan kendala dalam komunikasi.

G. Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan


A.Prinsip Kolaborasi dalam Tim Kesehatan
1) Tujuan bersama
2) Pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan masing-masing dan
perbedaan
3) Pengambilan keputusan yang adil dan efektif
4) Fokus pada pasien
5) Komunikasi yang jelas dan teratur Prinsip di atas dapat dijabarkan sebagai
berikut:

7
1. Patien-centered Care
 Mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien
 Pasien dan keluarga sebagai pemberian keputusan dalam masalah
kesehatannya
2. Mutual respect and trust
 Saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan
kompetensinya masing
 Saling menghormati dan menghargai masing-masing profesi
3. Clear communication
 Komunikasi efektif antara tenaga kesehatan
 Rekam medis atau catatan lain yang ditulis dengan lengkap
4. Clarification of roles and scopes of practice
 Memahami lingkup kerja dan tanggung jawab masing-masing
sebagai tenaga kesehatan
 Lingkup pekerjaan dalam kolaborasi kesehatan dijelaskan dalam
job description dan kontrak pegawai
 Psien juga dilibatkan untuk memahami peranannya dalam
mewujudkan kesehatan
5. Clarification of accountability and responsibility
 Bertanggung jawab dengan perawatan terhadap pasien yang
ditanganinya
6. Liability protection for all member of the team
 Setiap anggota tim kesehatan memiliki perlindungan atau
jaminan formal untuk mengakomodasi tugasnya
7. Sufficient human resources and infrastructure
 Mengefektif kerja dari tim kolaborasi kesehatan. Untuk itu,
pemerintah membantu menambah jumlah tenaga kesehatan
 Mengaplikasikan teknologi untuk membantu kolaborasi kesehatan
8. Sufficient payment and payment arragement
 Tim kolaborasi tidak mendasari pekerjaannya sebatas upah yang
diterimanya
 Pemerintah membantu secara finansial dan teknis dalam

8
mengembangkan kolaborasi
9. Supportive education system
 Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan efektivitas kolaborasi
kesehatan.
10. Research and evaluation
 Evaluasi dengan melihat kenyatan lapangan dari kolaborasi
kesehatan memperbaiki standar kualitas yang ada

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sedangkan, interprofessional collaboration merupakan salah satu hal yang sangat
diperlukan dalam menangani masalah kesehatan. Elemen praktik kolaboratif termasuk
tanggung jawab, akuntabilitas, koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya
dan saling menghormati Tanpa adanya kolaborasi dari tim kesehatan, pengobatan tidak dapat
berjalan secara optimal. Dalam kolaborasi tim kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan
mempunyai peran dan tanggung jawabnya masing-masing.

B. SARAN
Penulis berharap agar semua mahasiswa keperawatan dapat memahami dan
mendalami materi IPE supaya kolaborasi antara petugas kesehatan dapat berjalan lebih baik
untuk keselamatan pasien nantinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, Theo, Martinus Th. 2008. Kelompok kerja yang efektif. Yogyakarta: kanisius
Kusumaningrum, P. R., & Anggorowati, A. (2018). Interprofesional Education (IPE) Sebagai
Upaya Membangun Kemampuan Perawat Dalam Berkolaborasi Dengan Tenaga
Kesehatan Lain. Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, 1(1), 14-19.

Israbiyah, S. R., & Dewi, E. (2016). Persepsi Mahasiswa Tentang Interprofessional Education


(Ipe) Di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah

11

Anda mungkin juga menyukai