DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Al Husna (2207201002)
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Interprofessional Education" dengan tepat
waktu. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novia selaku
guru pembimbing. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
i
DARTAR ISI
BAB II ......................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5
PENUTUP ................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat diperoleh dari kolaborasi yang baik
antar profesi seperti dokter, perawat, & apoteker dalam kerjasama tim (Keith, 2008). Sistem
pendidikan sebagai salah satu penentu utama dari penerapan keaboratif Interprofessional
Education antara profesional perawatan kesehatan masa depan terutama penerapan modul
Interprofesional Education. Salah satu upaya dalam mewujudkan kolaborasi yang efektif antar
profesi perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini melalui proses pembelajaran yaitu
dengan melatih mahasiswa pendidikan kesehatan menggunakan strategi Interprofessional
Education (IPE) (WHO, 2010).
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Interprofessional Education.?
2. Apa tujuan dari Interprofessional Education?
3. Apa saja manfaat dari Interprofessional Education?
4. Bagaimana metode pelaksanaan dari Interprofessional Education?
C. Tujuan
1. Melatih mahasiswa untuk lebih mengenal peran profesi kesehatan yang lain, sehingga
diharapkan mahasiswa akan mampu untuk berkolaborasi dengan baik saat proses
perawatan pasien.
2. Meningkatkan pehamahaman interdisipliner dan meningkatkan kerja sama, membina
kerja sama yang kompeten, membuat penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien,
meningkatkan kualitas perawatan pasien yang komperehensif.
D. Manfaat
1. Membantu mempersiapkan mahasiswa pendidikan kesehatan untuk mampu terlibat dan
berkontribusi secara aktif dalam memecahkan permasalahan (problem solving).
2. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi(Clifton et al., 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Broers (2009) praktek kolaborasi antar
profesi didefinisikan sebagai beragam profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim
yangmemiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien/klien dengan saling mengerti
atas batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional
Collaboration (IPC) adalah proses dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan
kerja yang efektif antara praktisi,pasien/klien/keluarga serta masyarakat untuk
mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
Menurut WHO (2010), hasil dari pelaksanaan IPE dapat dikelompokkan menurut
domain, antara lain (1) kerja tim: mampu menjadi seorang pemimpin dan mengetahui
hambatan dalam kerja tim; (2) peran dan tanggungjawab: mampu memahami area
kompetensi masing-masing profesi dan melakukannya dengan penuh tanggung jawab; (3)
komunikasi: mampu mengungkapkan pendapat dan mampu menjadi pendengar yang baik
terhadap anggota tim yang lain; (4) pembelajaran dan refleksi yang kritis: menggambarkan
adanya hubungan yang kritis dalam tim, mentransfer Interprofessional learning ke dalam
lingkungan kerja; (5) hubungan dengan dan mengenali kebutuhan pasien: mampu
bekerjasama dalam kepentingan pasien sebagai mitra dalam manajemen perawatan.
6
(6) etika praktik: memahami pandangan dari stereotype dari diri sendiri dan profesi lain,
mengakui bahwa pandangan yang dimiliki oleh setiap petugas kesehatan itu sama
pentingnya dan berlaku.
7
D. METODE PELAKSANAAN IPE
Praktik pembelajaran IPE dilaksanakan dengan menerapkan beberapa metode yang sudah ada
atau telah diterapkan di Negara lain, dimulai dengan diberikannya suatu masalah kepada
mahasiswa yang akan melakukan IPE yaitu dihadapkan langsung dengan pasien dengan kasus
tertentu kemudian mahasiswa melakukan peran masing-masing untuk penanganan pasien,
kemudian dilakukan diskusi dalam kelompok atau disebut dengan tutorial untuk membahas
manajemen penanganan kasus pada pasien, sehingga mahasiswa didorong untuk menjelaskan
sesuai dengan disiplin ilmu mereka dan diharapkan hasilnya dapat memberikan tindakan yang
sesuai pada pasien (Modul Kegiatan IPE).
Penelitian yang dilakukan oleh Mitchell (2010) menyatakan tentang pengaruh model
pembelajaran tutorial yang melibatkan mahasiswa keperawatan dan kedokteran terhadap
peningkatan hasil pendidikan interprofessional. Hasilnya pembelajaran dengan tutorial efektif
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interprofessional. Dengan adanya komunikasi
yang baik juga dapat meningkatkan kerjasama interprofessional.
8
E. HAMBATAN DALAM IPE
Saat ini praktik pembelajaran IPE telah diterapkan selama beberapa dekade, banyak
ditemukannya hambatan yang telah diidentifikasi. Hambatan dalam IPE ini terdapat pada
pengorganisasian, pelaksanaan, komunikasi, budaya ataupun sikap. Oleh karenanya sangat
penting diperlukan tindakan dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut sebagai
persiapan mahasiswa dan praktisi profesi kesehatan yang lebih baik demi berjalannya
praktek kolaborasi yang efektif hingga dapat merubah sistem pelayanan kesehatan (ACCP,
2009).
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Meida Tri dan Ira, tahun 2018. Makalah IPE dan IPC. Tasikmalaya.
11