Anda di halaman 1dari 12

INTERPROFESIONAL EDUCATION

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Al Husna (2207201002)

Asmaul Husna (2207201004)

Ika Lestari (2207201026)

Reyhan egiansyah (2207201042)

Salma Assyifa (2207201047)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Interprofessional Education" dengan tepat
waktu. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novia selaku
guru pembimbing. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

i
DARTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
D. Manfaat ........................................................................................................................... 4

BAB II ......................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5

A. Pengertian Interprofessional Education ........................................................................... 5


B. Tujuan Interprofessional Education ................................................................................. 6
C. Manfaat interprofessional Education ............................................................................... 7
D. Metode Interprofessional Education ................................................................................. 8
E. Hambatan Interprofessional Education ............................................................................ 9

BAB III ........................................................................................................................................ 10

PENUTUP ................................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat diperoleh dari kolaborasi yang baik
antar profesi seperti dokter, perawat, & apoteker dalam kerjasama tim (Keith, 2008). Sistem
pendidikan sebagai salah satu penentu utama dari penerapan keaboratif Interprofessional
Education antara profesional perawatan kesehatan masa depan terutama penerapan modul
Interprofesional Education. Salah satu upaya dalam mewujudkan kolaborasi yang efektif antar
profesi perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini melalui proses pembelajaran yaitu
dengan melatih mahasiswa pendidikan kesehatan menggunakan strategi Interprofessional
Education (IPE) (WHO, 2010).

Kolaborasi Interprofessional Education diperlukan pada penyelesaian permasalahan asuhan


malnutrisi pada anak yang sangat komplek. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari
model Interprofessional Education (IPE), yaitu membantu mempersiapkan mahasiswa
pendidikan kesehatan untuk mampu terlibat dan berkontribusi secara aktif dalam memecahkan
permasalahan (problem solving), serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan (HPEQ
Project, 2011 & Barr, 2012).

Dengan adanya penerapan modul sebagai pengembangan bahan ajar tentang


Interprofessional Education ini, diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemegang kebijakan dan
penyusun kurikulum ndidikan dalam mengembangkan modul Interprofessional Education,
sehingga kemampuan kolaborasi Interprofessional Education di tingkat institusi dapat
diterapkan. Di karenakan Mahasiswa dan profesional muda kesehatan adalah aset berharga untuk
peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia, mereka tidak hanya
sekedar berjuang bersama untuk melanjutkan program (Continuity) tetapi berusaha untuk
menjaga keberlanjutan (Sustainability) dengan mengembangkan inovasi program baru yang
efektif.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Interprofessional Education.?
2. Apa tujuan dari Interprofessional Education?
3. Apa saja manfaat dari Interprofessional Education?
4. Bagaimana metode pelaksanaan dari Interprofessional Education?

C. Tujuan

1. Melatih mahasiswa untuk lebih mengenal peran profesi kesehatan yang lain, sehingga
diharapkan mahasiswa akan mampu untuk berkolaborasi dengan baik saat proses
perawatan pasien.
2. Meningkatkan pehamahaman interdisipliner dan meningkatkan kerja sama, membina
kerja sama yang kompeten, membuat penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien,
meningkatkan kualitas perawatan pasien yang komperehensif.

D. Manfaat
1. Membantu mempersiapkan mahasiswa pendidikan kesehatan untuk mampu terlibat dan
berkontribusi secara aktif dalam memecahkan permasalahan (problem solving).
2. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INTERPROFESSIONAL EDUCATION


Interprofessional Education (IPE) adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang
diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan
kualitas pelayanan dan pelaksanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik
itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan
yang professional.
Menurut WHO (2010), “Building a regional network to support interprofessional
collaboration not only ensured there was no competition for funding between project, it
also mase it possible for all interprofessional project to share best practices, challenges
and opportunities.” Dalam dunia Pendidikan tinggi di bidang kesehatan, Interprofesional
Education (IPE) akan membantu mempersiapkan mahasiswa profesi Kesehatan untuk
nantinya mampu terlibat dan berkonstribusi aktif positif dalam collaborative practice.
Pengembangan IPE di institusi pendidikan kesehatan tidak terlepas dari konsep
berubah. Perubahanmerupakan suatu proses Dimana terjadinya peralihan atau perpindahan
dari status tetap (statis) menjadistatus bersifat dinamis. Perubahan dapat mencapai
keseimbangan personal, sosial maupun organisasiuntuk dapat menerapkan ide atau konsep
terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE,2002)
menyebutkan, IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan belajar bersama, belajar
dari profesi kesehatan lain, danmempelajari peran masing-masing profesi kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan kolaborasi dankualitas pelayanan kesehatan. IPE adalah suatu
pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk
meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelakasanaanya dapat dilakukan
dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik
untukmenciptakan tenaga kesehatan yang profesional (Lee et al., 2009). IPE adalah metode
pembelajaran yang interaktif dan berbasis kelompok, yang dilakukan dengan menciptakan
suasana belajar berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga
untuk menyampaikan pemahaman mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan

5
hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi(Clifton et al., 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Broers (2009) praktek kolaborasi antar
profesi didefinisikan sebagai beragam profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim
yangmemiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien/klien dengan saling mengerti
atas batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional
Collaboration (IPC) adalah proses dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan
kerja yang efektif antara praktisi,pasien/klien/keluarga serta masyarakat untuk
mengoptimalkan pelayanan kesehatan.

B. TUJUAN INTERPROFESSIONAL EDUCATION


Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai
profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif
(Sargeant, 2009). Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa
dengan tujuan untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi
bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat
mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).

Menurut WHO (2010), hasil dari pelaksanaan IPE dapat dikelompokkan menurut
domain, antara lain (1) kerja tim: mampu menjadi seorang pemimpin dan mengetahui
hambatan dalam kerja tim; (2) peran dan tanggungjawab: mampu memahami area
kompetensi masing-masing profesi dan melakukannya dengan penuh tanggung jawab; (3)
komunikasi: mampu mengungkapkan pendapat dan mampu menjadi pendengar yang baik
terhadap anggota tim yang lain; (4) pembelajaran dan refleksi yang kritis: menggambarkan
adanya hubungan yang kritis dalam tim, mentransfer Interprofessional learning ke dalam
lingkungan kerja; (5) hubungan dengan dan mengenali kebutuhan pasien: mampu
bekerjasama dalam kepentingan pasien sebagai mitra dalam manajemen perawatan.

6
(6) etika praktik: memahami pandangan dari stereotype dari diri sendiri dan profesi lain,
mengakui bahwa pandangan yang dimiliki oleh setiap petugas kesehatan itu sama
pentingnya dan berlaku.

C. MANFAAT INTERPROFESSIONAL EDUCATION


World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara tentang
dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan menunjukkan hasil
bahwa praktek kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi layanan
kesehatan, penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, outcome kesehatan bagi
penyakit kronis, dan pelayanan serta keselamatan pasien. WHO (2010) juga menjelaskan
praktek kolaborasi dapat menurunkan komplikasi yang dialami pasien, jangka waktu
rawat inap, ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers), biaya rumah
sakit. rata-rata clinical error,dan rata-rata jumlah kematian pasien. Framework for Action
on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO (2010) menjelaskan IPE
berpotensi menghasilkan berbagai manfaat dalam beberapa aspek yaitu kerjasama tim
meliputi mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim, mengetahui hambatan
untuk kerjasama tim.
Peran dan tanggung jawab meliputi pemahaman peran sendiri, tanggung jawab dan
keahlian, dan orang-orang dari jenis petugas kesehatan lain: komunikasi meliputi
pengekspresikan pendapat seseorang kompeten untuk rekan mendengarkan anggota tim:
belajar dan refleksi kritis meliputi cermin kritis pada hubungan sendiri dalam tim,
mentransfer IPE untuk pengaturan kerja; hubungan dengan pasien, dan mengakui
kebutuhan pasien meliputi bekerja sama dalam kepentingan terbaik dari pasien, terlibat
dengan pasien, keluarga mereka, penjaga dan masyarakat sebagai mitra dalam manajemen
perawatan; praktek etis meliputi pemahaman pandangan stereotip dari petugas kesehatan
lain yang dimiliki oleh diri dan orang lain, mengakui bahwa setiap tenaga kesehatan
memiliki pandangan yang samasama sah dan penting. Proses IPE membentuk proses
komunikasi, tukar pikiran, proses belajar. sampai kemudian menemukan sesuatu yang
bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian
suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas kesehatan (Thistlethwaite dan Moran,
2010).

7
D. METODE PELAKSANAAN IPE

Praktik pembelajaran IPE dilaksanakan dengan menerapkan beberapa metode yang sudah ada
atau telah diterapkan di Negara lain, dimulai dengan diberikannya suatu masalah kepada
mahasiswa yang akan melakukan IPE yaitu dihadapkan langsung dengan pasien dengan kasus
tertentu kemudian mahasiswa melakukan peran masing-masing untuk penanganan pasien,
kemudian dilakukan diskusi dalam kelompok atau disebut dengan tutorial untuk membahas
manajemen penanganan kasus pada pasien, sehingga mahasiswa didorong untuk menjelaskan
sesuai dengan disiplin ilmu mereka dan diharapkan hasilnya dapat memberikan tindakan yang
sesuai pada pasien (Modul Kegiatan IPE).

Penelitian yang dilakukan oleh Mitchell (2010) menyatakan tentang pengaruh model
pembelajaran tutorial yang melibatkan mahasiswa keperawatan dan kedokteran terhadap
peningkatan hasil pendidikan interprofessional. Hasilnya pembelajaran dengan tutorial efektif
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interprofessional. Dengan adanya komunikasi
yang baik juga dapat meningkatkan kerjasama interprofessional.

8
E. HAMBATAN DALAM IPE

Saat ini praktik pembelajaran IPE telah diterapkan selama beberapa dekade, banyak
ditemukannya hambatan yang telah diidentifikasi. Hambatan dalam IPE ini terdapat pada
pengorganisasian, pelaksanaan, komunikasi, budaya ataupun sikap. Oleh karenanya sangat
penting diperlukan tindakan dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut sebagai
persiapan mahasiswa dan praktisi profesi kesehatan yang lebih baik demi berjalannya
praktek kolaborasi yang efektif hingga dapat merubah sistem pelayanan kesehatan (ACCP,
2009).

Hambatan-hambatan yang mungkin mucul adalah penanggalan akademik, peraturan


akademik, truktur penghargaan akademik, lahan praktek klinik, masalah komunikasi,
bagian kedisiplinan, bagian professional, evaluasi, pengembangan pengajar, sumber
keuangan, jarak geografis, kekurangan pengajar interdisipliner, kepemimpinan dan
dukungan administrasi, tingkat persiapan peserta didik, logistik, kekuatan pengaturan,
promosi, perhatian dan penghargaan, resistensi perubahan, beasiswa, system penggajian,
dan komitmen terhadap waktu (ACCP, 2009).

Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dapat


dilakukan dengan penyesuaian jadwal antar profesi yang bersangkutan, adanya sikap
disiplin dan saling memahami untuk terciptanya komunikasi dan kedisiplinan yang baik,
menyiapkan bahan diskusi di hari sebelumnya, financial yang cukup untuk pengadaan
fasilitas pendukung dalam IPE.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya


peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,
pendekatan kolaboratif berpusat pada pasien, berfungsinya tim, serta manajemen konflik)
pada mahasiswa kedokteran dan kebidanan.
2. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memiliki dampak yang kuat pada pencapaian
berfungsinya tim dan berdampak sedang pada kompetensi pendekatan kolaboratif
berpusat pada pasien.
3. Proses pembelajaran IPE berbasis komunitas pada mahasiswa kedokteran dan kebidanan
telah berjalan sesuai dengan panduan IPE terdokumentasikan dengan baik oleh
mahasiswa.
4. Aspek evaluasi dan refleksi mahasiswa berdasarkan laporan mahasiswa yang mengikuti
pembelajaran IPE berbasis komunitas masih belum berjalan sesuai dengan panduan IPE
sehingga mahasiswa perlu dibekali keterampilan refleksi dan self assessment.

B. SARAN

Penulis berharap agar semua mahasiswa keperawatan dapat memahami dan


mendalami materi IPE supaya kolaborasi antara petugas kesehatan dapat berjalan lebih
baik untuk keselamatan pasien.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya dan Dwiky, tahun 2018. Interprofessional Education. Jakarta.

Meida Tri dan Ira, tahun 2018. Makalah IPE dan IPC. Tasikmalaya.

Velanuari Rostagama dan Ratika tahun 2022. Interprofessional Education. Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai