Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INTERPROFESSIONAL EDUCATION AND INTERPROFESSIONAL


COLLABORATION:TEAM AND TEAM WORK:TEAM WORK
CULTURE OF THE IPE. TEAM THAT FACILITATES OR INHIBITS
COLLABORATION

Disusun Oleh :
DIAH A.R : 2211411012
DINAR TRI AGUSTINA A : 2211411013
MOCHAMAD RISKI S : 2211411028
MOH UMAR FAROQ HARBY : 2211411029

Dosen Pengampu :
EKO BUDI SANTOSO S.KEP., NS., M. KES

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
STIKES SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada
berbaga isumber untuk menyelesaikan makalah ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga saya ucapkan terima
kasih kepada bapak dosen yang telah membimbing kami.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan
dalam menambah wawasan keilmuan para mahasiswa walaupun makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 26 September 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................................... 4
B. Tujuan ............................................................................................................ 6
C. Manfaat ..........................................................................................................6
D. Sistematik Penulisan......................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7

A. Interprofessional Education...........................................................................7
B. Interprofessional Colaboration.......................................................................9

BAB III PENUTUP...................................................................................................12

A. Simpulan ...........................................................................................................12
B. Saran ................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

3
BAB I
DEFINISI PUSTAKA

A. Latar Belakang

Interprofessional teamwork (IPT) merupakan komponen penting untuk meningkatkan


pelayanan kesehatan dan menghindari medical error. Komponen IPT meliputi kolaborasi
yang baik dan pemahaman peran dari masing-masing profesi kesehatan. Kolaborasi dan
komunikasi yang kurang baik antara dokter dan perawat dapat menimbulkan medical error
akibat kesalahan dalam mendiagnosis pasien dan menetapkan dosis obat. Medical error
merupakan suatu kejadian yang dapat mengancam nyawa pasien dan penyebab tertinggi
kematian akibat dari pelayanan kesehatan yang tidak baik.

Kemampuan kerjasama dalam interprofesi atau interprofessional teamwork (IPT) tidak dapat
muncul begitu saja, melainkan harus dilatih sejak dini dalam kegiatan pembelajaran supaya
mahasiswa memiliki pengalaman yang baik tentang kerjasama dalam suatu tim dalam bentuk
Interprofesional Education (IPE). IPE sebagai pendekatan edukasi diharapkan dapat
membangun kompetensi kolaboratif dan mampu meningkatkan teamwork serta
meningkatkan kesadaran untuk menyelesaikan ketegangan antarprofesi dalam melakukan
praktek. Meski demikian, belum banyak dilaporkan maupun dipublikasikan manfaat dari IPE
terhadap peningkatan teamwork mahasiswa interprofesi Kelalaian medis yang disebabkan
oleh karena buruknya kolaborasi antar profesi kesehatan membuat pasien merasa kecewa
karena mereka telah mengeluarkan banyak biaya untuk pengobatan. Buruknya komunikasi
antar anggota tim dan fungsi dari tim yang tidak berjalan dengan baik dapat menyebabkan
kesalahan medis.

Akibat dari tim yang tidak sinergi dan kurangnya pemahaman peran antar anggota tim dapat
menyebabkan buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Kesalahan dan
kelalaian medis yang biasanya terjadi dikarenakan kurangnya komunikasi yang baik antara
perawat dengan dokter dalam merawat pasien. Laporan National Prescribing Service
Australia menyebutkan bahwa, sekitar 6% kasus medical error di rumah sakit disebabkan
karena efek samping obat dan tingkat kesalahan yang tinggi selama pemindahan perawatan
akibat kolaborasi yang kurang baik antar tenaga kesehatan.

Dalam mewujudkan interprofessional teamwork yang efektif dan optimal,


mahasiswa bidang kesehatan perlu dipaparkan IPE secara rutin dalam mencapai kompetensi
dan kemampuan. Kolaborasi antarprofesi yang dilakukan profesi kesehatan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan.

4
Komunikasi dalam kolaborasi antar profesi dapat menjadi faktor penting dalam
pelayanan kesehatan karena mampu meningkatkan efektivitas klinis dan kepuasan
dalam melakukan suatu pekerjaan.
Dengan adanya kolaborasi antar profesi yang dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan dapat memberikan perubahan perilaku pada pasien yaitu
melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan dan partisipasi pasien dalam
perawatan. Kolaborasi yang dilakukan oleh antar profesi kesehatan memberikan
hubungan yang saling menguntungkan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien. WHO mengembangkan interprofessional education yang bertujuan
untuk mempersiapkan seluruh mahasiswa profesi kesehatan sejak dini untuk saling
bekerjasama dengan tugas membentuk system pelayanan kesehatan yang aman dan
baik.

Dengan adanya interprofessional education dalam praktik klinis mampu merubah


perilaku dan meningkatkan kinerja baik individu maupun tim sehingga dapat
meningkatkan kerjasama yang baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Kolaborasi antar profesi kesehatan dapat meningkatkan output dari hasil terapi
pasien. Mahasiswa telah mengimplementasikan IPE sejak 2016 pada beberapa modul
termasuk modul respirasi. Kegiatan IPE dikaitkan pada modul, sehingga menjadi
kegiatan wajib yang harus diikuti mahasiswa. Pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah tutorial PBL dan simulasi. Meskipun demikian, dari seluruh
penelitian tersebut belum ada yang meneliti Teamwork sebelum dan sesudah
mengikuti IPE modul respirasi.

B. Tujuan

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas IPE terhadap interprofessional


teamwork.

5
2. Mengidentifikasi gambaran kerjasama interprofesi dilihat dari komponen
kepemimpinan.

3. Mengidentifikasi gambaran kerjasama interprofesi dilihat dari komponen


monitoring situasi.

C. Manfaat

1. Manfaat teoritis : hasilnya dapat menjadi landasan bagi peneitian selanjutnya


tentang IPE dan Interprofessional Teamwork.

2. Manfaat prakis : sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan dalam perbaikan

D. Sistematik Penulisan
1.Cover
2.Kata pengantar
3.Daftar pustaka
-Bab 1 pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Sistematik penulisan
-Bab 2 pembahasan
A. Interprofesional Education
B. Interprofesional Collaboration
-Bab 3 penutup
A. Saran
B. Simpulan
-Dafrar pustaka

BAB II

PEMBAHASAN

6
A. Interprofessional Education

Menurut The Center for the Advancement of Interprofessional Education (IPE)


adalah dua atau lebih profesi belajar dengan, dari, dan tentang satu sama lain untuk
meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan. Sebuah rekomendasi dari WHO
(2010) yang bertema “Framework For Action On Interprofessional Education &
Collaborative Practice” menjelaskan bahwa IPE merupakan strategi pembelajaran
inovatif yang menekankan pada kerjasama dan kolaborasi interprofesi dalam
melakukan proses perawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
pasien. Lebih jauh WHO (2010) menjelaskan bahwa kerjasama interprofesi
merupakan kemampuan yang harus selalu dipelajari dan dilatih melalui IPE.
Kemampuan kerjasama interprofesi yang baik dapat dilihat dari kemampuan
mahasiswa untuk menjadi team leader dan mampu mengatasi hambatan dalam
kerjasama interprofesi.
Topik dan konten yang dapat dipelajari dalam IPE meliputi epidemiologi, promosi
kesehatan, keterampilan klinis, pengambilan keputusan klinik, rencana perawatan,
analisis kritis, etik, komunikasi, patient safety dan lain-lain. Dengan pengalaman
pembelajaran IPE ini mahasiswa akan dapat saling bertukar pengalaman tentang
pengetahuan, keterampilan terkait peran dan tugas masing- masing profesi dalam
menangani pasien sehingga akan muncul sikap saling menghargai antar profesi yang
nantinya akan meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi bahwa IPE merupakan
komponen penting dalam pelayanan kesehatan primer pada tahun 1978, berbagai
universitas di seluruh dunia mulai mengembangkan IPE dalam kurikulum pendidikan
mereka. Salah satu universitas yang telah menerapkan pembelajaran IPE adalah
Griffith University dan Queensland University di Australia.
(1) BST, Tujuan BST adalah :
a. Mengajarkan keterampilan klinis (keterampilan klinik dasar

7
maupun prosedural.
b. Mengamati pencapaian keterampilan klinis dengan memberikan
feedback.
Hal hal yang dapat diajarkan dari kegiatan BST adalah :
a ) Kemampuan wawancara medis
b) Kemampuan pemeriksaan fisik dan keterampilan prosedural
c) Keputusan klinik
d) Kemampuan konseling dan kualitas humanistik/profesionalisme
e) Keterampilan klinik prosedural
f) Kompetensi klinis keseluruhan

(2) Tutorial Klinik


Kegiatan ini berupa pembelajaran berbasis kasus nyata yang ditemui di klinik.
Tutorial klinik difasilitasi oleh 1 orang dosen pembimbing klinik IPE.

(3) Presentasi Kasus


Tujuan dari kegiatan ini adalah mahasiswa IPE mampu melaporkan kasus klinik
secara lengkap berikut langkah – langkahnya secara bertahap dan lengkap. Presentasi
kasus difasilitasi oleh perwakilan dosen pembimbing masing – masing program studi.

(4) Refleksi Kasus


Refleksi kasus meliputi proses pengungkapan kembali atas observasi, analisis dan
evaluasi dari pengalaman klinik yang didapat peserta. Refleksi kasus dilakukan 1 kali
setiap mahasiswa dan dipresentasikan kepada 1 dosen pembimbing klinik IPE.
(5) Tes Sumatif
Tes sumatif merupakan tes tulis yang diberikan kepada mahasiswa IPE untuk
mengevaluasi proses pembelajaran mengenai IPE. Tes tulis ini berisikan sekitar 30
soal yang harus dikerjakan oleh setiap mahasiswa IPE.

8
B. Interprofessional Collaboration

Interprofessional Collaboration(IPC) adalah proses dalam mengembangkan dan


mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, pasien/ klien/
keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan. penulisan ini
yaitu untuk mengetahui gambaran pelaksanaan IPE dan IPC untuk memiliki
hubungan interprofesional yang efektif melalui berbagi keterampilan dan
pengetahuan kolaboratif. IPCP melibatkan lebih dari sekadar penyedia layanan
kesehatan yang berbeda yang menerapkan keterampilan dan pengetahuan unik
mereka untuk pengelolaan pasien. Kolaborasi terjadi ketika individu saling
menghormati satu sama lain dan profesi satu sama lain dan bersedia berpartisipasi
dalam suasana kooperatif. Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana
melibatkan berbagai profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama
dengan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk
berkolaborasi secara efektif.

Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan


untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi bertahap,
sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan
keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi
kesehatan yang lain. Framework for Action on Interprofessional Education &
Collaborative Practice, WHO (2010) menjelaskan IPE berpotensi menghasilkan
berbagai manfaat dalam beberapa aspek yaitu kerjasama tim meliputi mampu untuk
menjadi pemimpin tim dan anggota tim, mengetahui hambatan untuk kerja sama tim;
peran dan tanggung jawab meliputi pemahaman peran sendiri, tanggung jawab dan
keahlian, dan orang-orang dari jenis petugas kesehatan lain; komunikasi meliputi

9
pengekspresikan pendapat seseorang kompeten untuk rekan, mendengarkan anggota
tim; belajar dan refleksi kritis meliputi cermin kritis pada hubungan sendiri dalam
tim, mentransfer IPE untuk pengaturan kerja; hubungan dengan pasien, dan mengakui
kebutuhan pasien meliputi bekerja sama dalam kepentingan terbaik dari pasien,
terlibat dengan pasien, keluarga mereka, penjaga dan masyarakat sebagai mitra dalam
manajemen perawatan; praktek etis meliputi pemahaman pandangan stereotip dari
petugas kesehatan lain yang dimiliki oleh diri dan orang lain, mengakui bahwa setiap
tenaga kesehatan memiliki pandangan yang sama-sama sah dan penting (WHO,
2010).

Bridges menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu:


1) memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas.
2) bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan
perawatan dan pengobatan pasien.
3) bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau
perawatan pasien.
4) menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain.
5) memfasilitasi pertemuan interprofessional.
6) memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.

ACCP 2009 membagi kompetensi untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu
pengetahuan, keterampilan, orientasi tim, dan kemampuan tim.
menyebutkan bahwa penilaian hasil dari pengalaman pembelajaran IPE ini dapat
dilihat melalui pemahaman tentang sikap tenaga kesehatan terhadap kolaborasi tim
kesehatan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan kerjasama


IPE mahasiswa dapat saling bertukar pengalaman serta keterampilan terkait peran dan
tugas masing-masing dalam menangani pasien sehingga akan muncul sikap saling
menghargai yang nantinya akan meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien.

B. Saran

11
Agar kerjasama dalam IPE berjalan dengan efektif diharapkan agar semua
anggita tim dapat berperan aktif, memiliki tujuan yang sama serta saling berbagi
pengalaman dan ketrampilan.

DAFTAR PUSTAKA

Becker, K.L, Hanyok, L.A, Walton-Moss, B. (2014). The turf and baggage of nursing
and medicine: Moving forward to achieve success in interprofessional
education.The Journalfor Nurse Practitioners, 10:4, 240-244Bennet, P.N, Gum,
L., Lindeman, I., Lawn, S., McAllister, S., Richards, J., Kelton, M., Ward, H.
(2011). Faculty perceptions of interprofessional education,Nurse Education Today,
31,571-576

HPEQ-Project. Apa kata mahasiswa? Hasil kajian partisipasi & kolaborasi


mahasiswa kesehatan di Indonesia. Jakarta : Dikti-Kemendikbud; 2012

12
Zakiyyatul, Dina dan Hapsara, Sunarti. Kesiapan mahasiswa untuk belajar
kerjasama interprofesi dalam perawatan antenatal. J Ners. 2012;9:226–35

Referensi
Isna Intan Juahara. Gambaran kerjasama (team work) interprofesi mahasiswa undip
yang terpapar interprofessional education (IPE) pada tahun 2017

13

Anda mungkin juga menyukai