Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Amelani Maya Sofa CKR0170004
2. Ernawati CMR0170076
3. Fani Nurul Syamsiah CMR0170082
4. Nunung Alfidayanti CMR0170087
5. Raka Muhamad Zakaria CKR0170038
6. Sabila Nurul Faizah CKR0170044
7. Shema Tri Pelita I CKR0170048
8. Siti Dewi Rahmadhani CKR0170050
9. Sri Mulyani CKR0170051
10. Sururiyya Maulida CMR0170093
11. Via Alfiyah Awaliyani CKR0170056
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas limpahan
rahmat dan karunia Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini
sesuai waktunya. Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian
rupa dengan harapan dapat membantu pembaca dalam memahami praktek dan
pengembangan interprofesional education dan callaboration untuk peningkatan
outcome kesehatan yang optimal.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Simpulan.......................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada pasien secara optimal.n
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui terkait Interprofesional Education
1.3.2 Untuk mengetahui cara Penerapan Interprofesional Education agar
berjalan dengan optimal
1.3.3 Untuk mengetahui Efektifitas Praktek Kolaborasi Interpofesional
Education dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di lapangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
d) Staff Turnover,
3
a) harus melibatkan tenaga ahli dengan bidang keahlian yang berbeda, yang
dapat bekerjasama timbal balik secara mulus,
2. Proses
3. Hasil.
4
kesehatan memberikan peluang bagi tenaga kesehatan untuk menerapkan
kolaborasi interprofesi dalam sistem pelayanan kesehatan.
3. Adanya kerja sama untuk meningkatkan pelayanan dan inovasi dengan cara
menerapkan analisis kritis dalam kolaborasi Interprofessional.
5
Tim interprofesi dapat terdiri atas berbagai profesi kesehatan seperti
konsultan, dokter, perawat, dokter spesialis, dan fisioterapis dan tim ini dapat
diterapkan pada berbagai macam tatanan perawatan misalnya pada ruang operasi
maupun pada perawatan geriatri. Dalam penerapan kerjasama interprofesi,
anggota tim interprofesi mungkin saja mengalami konflik karena beragamnya
latar belakang profesi.
6
Kemampuan bekerjasama secara interprofesi (interprofessional teamwork)
tidak muncul begitu saja, melainkan harus ditemukan dan dilatih sejak dini mulai
dari tahap perkuliahan agar mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan dan
keterampilan. Dalam dunia kesehatan, IPE dapat terwujud apabila para mahasiswa
dari berbagai program studi di bidang kesehatan serta disiplin ilmu terkait
berdiskusi bersama mengenai konsep pelayanan kesehatan dan bagaimana
kualitasnya dapat ditingkatkan demi kepentingan masyarakat luas. Secara spesifik,
IPE dapat dimanfaatkan untuk membahas isu-isu kesehatan maupun kasus tertentu
yang terjadi di masyarakat supaya melalui diskusi interprofesional tersebut
ditemukan solusi-solusi yang tepat dan dapat diaplikasikan secara efektif dan
efisien.
2.2.3 Konstribusi dari tiap profesi yang secara terintegrasi melakukan asuhan
kesehatan
7
akan berubah harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam
tahap proses perubahan agar perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai
tujuan yang ada. Tahapan tersebut meliputi unfreezing, moving dan refreezing.
Tahap Pencairan (Unfreezing) merupakan tahap awal. Pada kondisi ini mulai
muncul persepsi terhadap hal yang baru. Persepsi mencakup penerimaan stimulus,
pengorganisasian stimulus dan penterjemahan atau penafsiran stimulus yang telah
terorganisir yang akhirnya mempengaruhi pembentukan sikap. Walgito (2004)
mengungkapkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
8
penerapan kolaborasi antarprofesi kesehatan yaitu memudahkan tenaga kesehatan
untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas sehingga mereka
dapat menyelesaikan berbagai macam tugas. Hal ini akan menciptakan suasana
kerja yang lebih efektif dan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada
(Romijn, A, et al., 2017).
Beberapa penelitian telah membuktikan dampak positif dari penerapan
kolaborasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan maternitas. Salah satunya,
adalah penelitian yang dilakukan oleh Margaret, H, et al. (2011) mendeskripsikan
keberhasilan rumah sakit di San Fransisco, California dalam memberikan
pelayanan yang prima kepada ibu dan bayi yang dicapai dengan adanya kolaborasi
yang baik antara dokter obgyn dan bidan selama lebih dari 30 tahun. Kolaborasi
yang bertahan lama antara bidan dan dokter obsgyn ini ditopang dengan
persamaan nilai, tujuan, dan komitmen untuk memberikan pelayanan yang unggul
bagi pasien dan juga melakukan kaderisasi dengan melatih generasi bidan dan
dokter selanjutnya dengan pola yang sama. Selain itu, keberhasilan juga dikaitkan
dengan adanya rasa saling menghargai perbedaan antar profesi dan memanfaatkan
keahlian masing-masing profesi secara maksimal. Dengan demikian, hal tersebut
dapat meningkatkan outcome yang optimal.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Mengingat pentingnya sebuah kolaborasi antar tenaga kesehatan, maka
kita perlu memperhatikan cara agar praktik kolaborasi tersebut dapat berjalan
dengan lancar dengan cara adanya Pendidikan, pelatihan dan penerapan
asuhan kesehatan perlu dilakukan di Institusi pendidikan kesehatan demi
10
tercapainya pelayanan kesehatan yang meningkat serta tercapainya penerapan
IPE dan IPC yang optimal dalam praktiknya yang di sertai konsep perubahan
di Institusi kesehatan agar dapat terkendali.
11
DAFTAR PUSTAKA
12