TUJUAN TRITMEN
1. Pencegahan perilaku membahayakan diri sendiri dan orang lain
2. Stabilisasi untuk dilakukan tritmen pada tingkat pelayanan yang kurang restriktif
3. Inisiasi proses tritmen pada klien dengan risiko kemanan untuk pemantauan ekstra
4. Manajemen gejala yang berat
5. Kebutuhan untuk evaluasi diagnostikmultidisiplin
Psikosis
Skizofrenia
nonorganik
RSJ
Gangguan
Mood
mental
disorder
organik
Program Hospitalisasi Parsial
(PHP)
PHP merupakan bagian penting dari kontinuitas tritmen kesehatan jiwa dan
ketergantungan zat
PHP dirancang untuk mencegah kekambuhan dan rawat ulang
PHP menggunakan stabilisasi krisis dan pendekatan yang berorientasi pada
pemulihan
Klien yang mengikuti PHP mendapatkan pelayanan 4-5 jam per minggunya
Klien menerima pelayanan yang maksimal minggu pertama sampai dua minggu
pasca rawat
Tim PHP merupakan multidisiplin antara lain:
1. Psikiater
2. Perawat jiwa
3. Pekerja sosial
4. Terapis okupasi
5. Konselor
Peran Perawat
Penatalaksan
Implementasi
aan
Kegiatan
Lingkungan
Askep
Terapeutik
Integrasi dan
Koordinasi
Pemberian Layanan
Keperawatan
Komunitas Terapeutik
Pengkajian Menyeluruh Wawancara dan pemeriksaan diagnostic yang lengkap pada waktu yang Manajemen gejala
tepat
Penetapan Tujuan Mengidentifikasi persepsi klien terhadap penyakit dan tritmen, Dukungan
mengidentifikasi tujuan klien, menentukan tritmen klien rawat inap secara
realistis yang bisa diberikan
Membuat Normal Kembali Memperbaiki pola tidur, memastikan nutrisi yang cukup, melibatkan kembali Struktur
dalam sosialisasi,
Mengatasi Krisis Meningkatkan persepsi klien terhadap control, meningkatkan dukungan Keamanan,
system klien, menurunkan gejalan keparahan klien dukungan,
manajemen gejala
Pemahaman terhadap Rencana rawat jalan, pendidikan untuk klien dan keluarga, rekomendasi Manajemen gejala
Medikasi, strategi perilaku farmakologi dan rujukan potensial agensi pelayanan
kognitif, dan alasan rujukan
Discharge Planning
Perencanaan pulang adalah sebuah proses yang dimulai ketika klien baru
saja dimulai
Area perencanaan pulang termasuk obat-obatan, aktivitas sehari-hari,
perawatan kesehatan secara komprehensif, perumahan dan bantuan
keuangan
Pelayanan transisi bagi klien dengan gangguan jiwa ketika meninggalkan
rumah sakit sering tidak memadai
Hubungan komunikasi yang kuat antara rumah sakit dan komunitas sangat
penting untuk menjamin kontinuitas perawatan, memaksimalkan nilai yanan
berbasis rumah sakit dan meminimalkan perawatan kembali ke rumah sakit
Integrasi Pelayanan
Pelayanan unit gawat darurat untuk klien gangguan jiwa di tatanan rumah
sakit mencapai tingkat kritis
Keterbatasan waktu, pelatihan risiko dan masalah hukum untuk kasus
kesehatan jiwa, menyebabkan klien harus menjalani rawat inap
Klien dengan percobaan bunuh diri paling sering dijumpai di unit gawat
darurat
Memberikan pelayanan yang efektif dan aman untuk klien gangguan jiwa
di unit gawat daruta merupakan sebuah tantangan
Pelayanan Kesehatan Jiwa di Rumah
Kesadaran akan latar belakang budaya dan etnis klien merupakan hal
yang penting bagi pelayanan yang efektif di berbagai tatanan
Perawat terpapar budaya klien dan klien akan melihat reaksi perawat
terhadap lingkungannya
Pengakuan dan keyakinan budaya klien pada penyampaian asuhan
keperawatan dapat mempengaruhi partisipasi klien dalam pemulihan
Perawat harus memahami latar belakang budaya dan penilaian yang
memungkinkan terhadap status social ekonomi, jenis kelamin, struktur
keluarga dan cara menangani emosi dari latar belakang tesrebut
Populasi Rentan di Komunitas
Tunawisma
Disabilitas
Narapidana
Sosial
Penyalahgunaan Kemiskinan
Zat terlarang