Anda di halaman 1dari 11

INTERPROFESIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Kehamilan, Persalinan, dan Nifas

OLEH:
Sitti Nurjannah (P102211003)
Rahma Winahyu Jannata (P102211005)
Andriani (P102211021)
Desi Heriyana (P102211023)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN


PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah tentang “Interprofessional dalam Pelayanan Kesehatan”. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari


kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dari
pembaca penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Makassar, 31 Agustus 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga kesehatan adalah professional dengan berbagai keterampilan
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berfokus
pada kesehatan pasien (Frenk et al., 2010). Di era globalisasi ini, tenaga
kesehatan dituntut untuk menyediakan layanan kesehatan yang prima dan
berkualitas (Kenda, C.et al., 2011). Sistem kesehatan di seluruh dunia saat
ini sedang mengalami kondisi krisis (Frenk et al., 2010).
Distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata berdampak terhadap
layanan kesehatan yang terfragmentasi (IOM, 2011). Kondisi ini
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan akan layanan kesehatan di
daerah tertentu. Jika masalah ini tidak segera diatasi, akan menjadi
penghalang utama untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs) (Noguchi, I., 2014).
Pemerintah di seluruh dunia mencari solusi inovatif dan
transformasi sistem yang akan memastikan pasokan, pemerataan, dan
distribusi tenaga kerja kesehatan yang sesuai (IOM, 2011). Salah satu solusi
yang menjanjikan adalah penerapan kolaborasi interprofesi (Reeves et al.,
2007). Menurut Canadian Interprofessional Health Collaborative (CIHC)
(2010) kolaborasi interprofesi terjadi ketika professional kesehatan
bekerjasama dengan rekan kerja, profesi lain, pasien dan dengan keluarga
mereka.

Interprofessional education (IPE) telah dimulai di beberapa negara


maju seperti Kanada, Inggris, Amerika, dan Australia sejak 53 tahun yang
lalu. Penerapan IPE dalam kurikulum pendidikan kesehatan telah terbukti
memberikan dampak positif terhadap peningkatan keterampilan komunikasi
dan team work dari tenaga kesehatan. Penelitian ini merupakan Literature
review yang bertujuan untuk mengeksplorasi dampak dari penerapan
pendidikan interprofesi di kurikulum pendidikan kesehatan dalam
peningkatan kualitas pelayanan maternitas.

Keterampilan komunikasi sebagai bagian dari praktik kolaborasi


juga memainkan peran penting untuk menghasilkan pelayanan berkualitas
(Barr, H,et al., 2015). Salah satu masalah komunikasi yang dapat ditemukan
dalam praktek klinis adalah pekerjaan yang tumpang tindih dalam tim
interprofessional yang disebabkan oleh komunikasi yang tidak efektif di
antara anggota tim yang kemudian mempengaruhi outcome pasien (Frenk
et al., 2010).

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penyajian makalah ini


dirumuskan ke dalam beberapa bagian penting menyangkut interprofesional
dalam pelayanan Kesehatan yaitu:

1. Pengertian Interprofessional Education and Collaboration


2. Manfaat Interprofessional Education and Collaboration
3. Tujuan Interprofessional Education and Collaboration
C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas penyusun


makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengertian Interprofessional Education and


Collaboration
2. Mengetahui manfaat Interprofessional Education and
Collaboration
3. Mengetahui tujuan Interprofessional Education and Collaboration
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Interprofessional education atau disingkat dengan IPE adalah
sebuah inovasi yang sedang di eksplorasi dalam dunia pendidikan profesi
Kesehatan. Interprofessional education merupakan suatu proses di mana
sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan
latar belakang profesi melakukan pembelajaran bersama dalam periode
tertentu berinteraksi sebagai tujuan yang utama serta untuk berkolaborasi
dalam upaya promotive, preventif, kuratif, rehabilitatif dan jenis pelayanan
kesehatan yang lain.
Berdasarkan WHO (2010) tenaga kesehatan tidak cukup lagi untuk
sekedar bersikap professional dalam iklim globalisasi seperti saat ini tenaga
kesehatan juga harus bersikap interprofessional tenaga kesehatan sehingga
mampu:
1. Menghadapi tantangan bagi subsistem profesi kesehatan
2. Memberdayakan sistem kesehatan
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat

Kolaborasi Interprofesional Education bukan hanya sekedar


bersepakat dan berkomunikasi Tetapi lebih merupakan sinergi dan kreasi.
Kolaborasi Interprofesional Education terwujud bila dua orang atau lebih
dari profesi yang berbeda berinteraksi untuk menghasilkan pemahaman
bersama yang tidak akan mungkin terjadi jika mereka bekerja sendiri-
sendiri. Satu-satunya cara tenaga kesehatan dapat menerapkan kolaborasi
Interprofesional Educationa dalah melalui pendidikan interprofessional.

Menurut Muktamiroh, et al. (2019), implementasi IPE dengan


mendata nilai profesionalisme perlu ditambahkan dalam pendidikan
akademik supaya mahasiswa memiliki kemampuan kerjasama dan
kolaborasi interprofesi, memodifikasi kegiatan yang telah dilakukan di
institusi pendidikan serta memanfatkan beberapa infrakstruktur yang telah
dimiliki dan modal lain yang telah dimiliki sebagai peluang (Muktamiroh,
et al., 2019). Hal ini di dukung oleh penelitian dari Pratiwi, et al. (2018)
yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara kemampuan tim dengan kinerja mahasiswa pada pelaksanaan IPE,
dimana mahasiswa memiliki persepsi, keterampilan, sikap, dan kemampuan
yang baik dengan adanya penerapan program IPE dalam pendidikan
akademik (Pratiwi, et al., 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Liaw, et al.
(2014) juga menunjukan bahwa pelatihan interprofesional dalam program
sarjana memberikan perkembangan kinerja kerja dalam tim interprofesional
dan kemampuan berkomunikasi yang bermanfaat bagi keselamatan pasien
(Liaw, et al., 2014).

Interprofessional Collaboration merupakan bentuk kerjasama


berbagai profesi kesehatan dengan pasien, keluarga dan komunitas untuk
menyediakan pelayanan komprehensif dan berkualitas. Kolaborasi
interprofesi yang dilakukan dengan baik akan membuat keputusan asuhan
atau pemecahan masalah menjadi lebih efektif dan bermanfaat bagi semua
yang terlibat.

Disamping itu adanya kolaborasi akan dapat menurunkan


komplikasi, konflik diantara tim kesehatan dan menurunkan kematian.

Istilah kolaborasi umum digunakan dalam bidang penelitian,


pendidikan profesi kesehatan, dan praktek klinis, jadi konsep bekerca secara
interprofesional bukan lagi merupakan sebuah konsepbaru, utamanya dalam
bidang ilmu kesehatan hal ini sangat bermanfaat, dimana tenaga kerja harus
belajar untuk menghargai budaya profesilainnya meskipun memiliki banyak
tantangan. Setelah belajar, kemampuan untuk melakukan kolaborasi ini
dapat diimplementasikan di berbagai daerah dimana untuk mencapai tujuan
bersama, diperlukan adanya kerja. Hal ini didukung oleh defenisi kolaborasi
itu sendiri yakni kerjasama antara satu atau lebih organisasi atau lembaga
publik yang terlibat secara langsung dalam sebuah keputusan yang bersifat
kolektif dan formal. Beragam bentuk kolaborasi telah dilakukan dalam
pelayanan kesehatan di masyarakat. Sebuah penelitian di Belanda yang
menunjukkan bahwa keterlibatan kerjasama antara bidan desa dan dokter
kandungan juga telah dievaluasi. Karena kedua sector tersebut merupakan
bagian titik awal yang perlu ditingkatkan kerjasamanya dalam perawatan
wanita. Hal ini menunjukkan perbedaan intensitas kerjasama antara
professional perawatan kesehatan.

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai peran penting


dalam pelayanan maternal dan perinatal dengan jumlah tenaga profesi bidan
tentu berada dekat dengan masyarakat salah satu tantangan yang harus
dihadapi adalah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas.

Untuk itu bidan harus mampu terampil memberikan pelayanan


sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Bidan diakui sebagai tenaga yang professional dan bertanggung jawab,
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, nasehat dan
asuhan, baik pada masa kehamilan, masa persalinan dan memberi asuhan
kepada bayi yang barulahir, serta promosi persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, juga memberikan bantuan secara medis atau
bantuan lain yang sesuai, sekaligus melaksanakan kegawatdaruratan.

B. Manfaat dan tujuan Interprofessional Education

Interprofessional Education (IPE) merupakan langkah awal


terimplementasinya praktik kolaborasi tenaga kesehatan yang efektif
sebagai salah satu solusi permasalahan kesehatan yang ada. Berbagai negara
di dunia telah mengaplikasikan IPE. Di Indonesia, aplikasi IPE masih dalam
tahap perkembangan (Annisa, 2019).

Menurut HIHC (Canadian Interprofessional Health Collaborative


2019) manfaat dari Interprofessional Education antara lain meningkatkan
praktik yang dapat meningkatkan pelayanan dan membuat hasil yang positif
dalam melayani pelayanan klien meningkatkan pemahaman tentang
pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan kerja secara kolaborasi,
membuat lebih baik dan nyaman terhadap pengalaman dalam belajar bagi
peserta secara fleksibel dapat diterapkan dalam berbagai setting. Hal
tersebut juga dijelaskan oleh Who (2010) tentang salah satu manfaat dari
pelaksanaan praktek Interprofessional Educationdan kolaboratif yaitu
strategi ini dapat mengubah cara berinteraksi petugas kesehatan dengan
profesi lain dalam memberikan perawatan.

Manfaat dari Interprofesional Collaboration (IPC) memungkinkan


peserta untuk mencapai hasil yang lebih secara bersama dari pada yang
mereka peroleh secara individual, melayani kelompok orang yang lebih
besar dan tumbuh pada tingkat individu ketingkat organisasi. Bekerjasama
menjadi hal yang sangat penting bagi individu untuk mencapai perspektif
interprofessional dan manfaat kerjas ecara tim kerja dan klien. Kolaborasi
interprofesional dapat memberikan efek positif terhadap kepuasan pasien
serta meningkatkan kualitas dari tata kelola manajemen rumah sakit. Oleh
karena itu, pelaksanaan kolaborasi interprofesional ini sangat diperlukan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, baik pada pasien/klien
maupun keluarga. Pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan petugas sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja sebuah
system pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh petugasnya.

Tujuan Interprofessional Education menurut Freeth and Reeves (2004)


adalah untuk mempersiapkan profesi kesehatan dengan ilmu keterampilan
sikap dan perilaku profesional yang penting untuk praktik kolaborasi
interprofesional. Secara umum Interprofessional Education bertujuan untuk
melatih siswa untuk mengukur kekuatan larutan basa akan mampu untuk
berkolaborasi dalam baik saat proses perawatan pasien pasien secara
interprofesional akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan
meningkatkan kepuasan pasien. Menurut cooper (2001)
Tujuan pelaksanaan Interprofessional Education antara lain:
• Meningkatkan pemahaman interdisipliner
• Meningkatkan kerjasama
• Membina kerjasama yang kompeten
• Membuat penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien
• Meningkatkan kualitas perawatan pasien yang komprehensif
Menurut Sargeant (2008) Tujuan kolaborasi tim kesehatan adalah:
• Meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan
terhadap pasien
• Meminimalisir masalah-masalah yang berkenaan dengan kebutuhan
kesehatan pasien
• Meningkatkan pemahaman kontribusi setiap anggota tim kesehatan
sehingga masing-masing anggota tim kesehatan dapat berkontribusi
sesuai dengan profesi masing-masing anggota tim kesehatan
• Menumbuhkan komunikasi legalitas, kolegalitas, menghargai dan
memahami orang lain khususnya antar anggota tim kesehatan
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Peran Interprofesional Education maupun Interprofesional Kolaborasi
sangatlah dibutuhkan dimanapun kita berada. Berkaca dari pengalaman
dalam dunia kesehatan saja yang sangat tergantung pada prinsip IPE dan
IPC, dimana tidak hanya antar petugas kesehatan saja namun dalam
memberikan perawatan antar petugas kesehatan juga membutuhkan disiplin
ilmu lainnya seperti bagian teknik dalam menemukan dan juga mendukung
alat-alat kesehatan maupun pengelolaan limbah rumah sakit, system
informasi yang juga menjadi pendukung dalam penulisan ataupun
penyusunan dokumen rahasia rumah sakit dengan menggunakan program
Informatika yang mumpuni. Selain itu juga petugas kesehatan akan sangat
membutuhkan disiplin ilmu dalam bidang manajemen untuk mengatur dan
juga menjalankan fungsi manajemen baik di rumah sakit maupun di
komunitas. Hal diatas membuktikan bahwa baik Interprofesional Education
maupun Interprofesional Kolaborasi merupakan hal yang sangat penting
untuk dapat dipelajari dan diberikan sebagai bekal bagi mahasiswa sebagai
calon pemimpin di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Fitriah dkk. “Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Profesi Kesehatan tentang
Interprofessional Education (IPE) di Universitas Airlangga” Indonesian
Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 1 No. 3 2019. https://e-
journal.unair.ac.id/IMHSJ/article/view/27903/14718 (Diakses 29 Agustus
2021)
Gaghauna Mediana Eunike Eirene “Peran Fungsi Interprofesional Education (IPE)
dan pelaksanaan Interprofesional Collaboration (IPC) Dalam Pendidikan
Kesehatan melalui perspektif Keperawatan Kritis” 1 VOL 2. No. 1 2021
Imallah Nur Rosiana dan Yuni Kurniasih “Interprofessional Collaboration and
Burnout Nurses in Hospital” Vol 4 No 1, February 2021/ page 56-61
Morato Davidz Grace Amaze, et al “Literature Review: Efektivitas
Interprofessional Education (IPE) terhadap Peningkatan Kemampuan dan
Kompetensi antar Profesi Kesehatan” Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021,
hlm 322-329
Purba Veronika Yunis “Komunikasi Interprofessional Sebagai Upaya
Pengembangan Kolaborasi Interprofesi di Rumah Sakit” Vol 1 No 1, Mei
2018
Ratni,Ijang Budiana, 2020 “Implementasi Praktik Kebidanan Menurut Undang
Undang Nomor : 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan Di Kota Tasikmalaya”.
ISBN: 978-602-6697-66-0
Riduan, Fahmi dkk. “Gambaran Kesiapan Mahasiswa dalam Mengikuti
Pembelajaran dengan Pendekatan Interprofesional Education (IPE) dan
Interprofesional Collaboration (IPC) di Universitas Sari Mulia
Banjarmasin” Proceeding of Sari Mulia University Nursing Nation Seminar.
2021.
Risnah “Literatur Review: Aplikasi Model Health Care System Dalam
Interprofessional Collaboration Pada Penanganan Gizi Buruk” EDISI 12
VOLUME (2) 2021
Triana, Neny. 2018. “Interprofessional Education di Institusi dan Rumah Sakit”.
Yogyakarta: Deepublish.
Sulistyowati Endah “Interprofessional Education (IPE) Dalam Kurikulum
Pendidikan Kesehatan Sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan
Maternitas” Jurnal Kebidanan, 8 (2), 2019, 12

Anda mungkin juga menyukai