Disusun oleh:
KELOMPOK 13
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan hasil tutorial ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dan tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam yang penuh kebodohan ke alam yang penuh
kepintaran. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu membuat laporan ini serta kepada tutor yang telah membimbing kami
selama proses tutorial berlangsung. Semoga laporan hasil tutorial ini dapat
bermanfaat bagi setiap pihak yang telah membaca laporan ini dan khususnya bagi
tim penyusun sendiri. Semoga setelah membaca laporan ini dapat memperluas
pengetahuan pembaca mengenai sistem reproduksi.
Kelompok 13
SKENARIO 1
Seorang perempuan berusia 14 tahun, nona. Datang ke poliklinik dengan
keluhan tidak haid selama 5 bulan, HPHT tanggal 1 Oktober 2018. Riwayat
menarche di usia 13 tahun dan sebelumnya haid teratur.
KATA SULIT :
Menarche : Periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas seorang
anak perempuan, biasanya terjadi pada usia 10-16 tahun.
KATA KUNCI :
1. Perempuan usia 14 tahun, Nona
2. Tidak haid selama 5 bulan
3. HPHT 1 Oktober 2018
4. Riwayat menarche usia 13 tahun
5. Sebelumnya haid teratur
PERTANYAAN :
1. Apa jenis gangguan yang terjadi pada pasien sesuai skenario ?
2. Apa yang menyebabkan seseorang tidak haid selama 5 bulan ?
3. Bagaimana mekanisme gangguan pada skenario ?
4. Bagaimana langkah-langkah diagnosis sesuai skenario ?
5. Penyakit – Penyakit apa saja yang berhubungan dengan skenario ?
6. Apa tatalaksana awal sesuai skenario ?
7. Bagaimana perspektif islam sesuai skenario ?
1. Apa jenis gangguan yang terjadi pada pasien sesuai skenario ?
Penyebab gangguan haid sangat banyak dan secara sistematis dibagi menjadi
tiga kategori penyebab utama,yaitu :
1. Keadaan patologi panggul
Lesi dalam
a. Adenomiosis difus, mioma uteri, hipertrofi miometrium
b. Endometriosis
c. Malformasi arteri vena pada uterus
Faktor predisposisi
a. Penyakit pada indung telur (ovarium) atau uterus (rahim), misalnya
tumorovarium, fibrosis kistik, dan tumor adrenal.
b. Gangguan produksi hormon akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisis.
kelenjar tifoid, kelenjar adrenal. ovarium (indung telur) maupun bagian
dari sistem reproduksi lainnya. Misalnya. Hipogonadisme
,hipogonadotropik, hipotiroidisme, sindrom adrenogenital,
sindrom penderas-willi, penyakit ovarium polikistik, hiperplasia adrenal
mengentas, dan sindrom cushing yang menghasilkan sejumlah asal
hormon kortisol oleh kelenjar adrenal.
c. Penyakit yang berat misalnya penyakit ginjal kronik.
hipoglikemia,obesitas. dan malnutrisi.
d. Obat-obatan untuk penyakit kronik atau setelah berhenti minum
konstrasepsi oral.
e. Pengangkatan kandung rahim (hysterectomy) atau indung telur (ovarium).
f. Kelainan bawaan pada sistem kehamilan, misalnya tidak memiliki rahim
atau vagina , adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, dan
lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen
imperforata.
g. Penurunan berat badan yang drastis akibat kemiskinan, diet
berlebihan,anoreksia nervosa, dan bulimia.
h. Kelainan kromosom, misalnya sindrom turner atau sindrom swyer
(selhanya mengandung satu kromosom X) dan hermafrodit sejati.
i. Olahraga yang berlebihan.
b. Faktor stress
Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi
intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh
tubuhtermasuk otak dan psikologis. Pengaruh otak dalam reaksi hormonal
terjadi melalui jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium yang meliputi
multiefek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi
aktivasi pada sistem limbik. Sistem ini akan menstimulasi pelepasan
hormon dari hipotalamus yaitu corticotropic releasing hormone (CRH).
Hormon ini secara langsung akan menghambat sekresi GnRH hipotalamus
dari tempat produksinya di nukleus arkuata. Proses ini kemungkinan
terjadi melalui penambahan sekresi opioid endogen.
Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan
adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri
diketahui merupakan opiat endogen yang peranannya terbukti dapat
mengurangi rasa nyeri. Peningkatan kadar ACTH akan menyebabkan
peningkatan pada kadar kortisol darah. Pada wanita dengan gejala amenore
hipotalamik menunjukkan keadaan hiperkortisolisme yang disebabkan
adanya peningkatan CRH dan ACTH. Hormon-hormon tersebut secara
langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan kadar GnRH,
dimana melalui jalan ini maka stres menyebabkan gangguan siklus
menstruasi. Dari yang tadinya siklus menstruasinya normal menjadi
oligomenorea, polimenorea atau amenorea.
c. Diet
Pada diet vegetarian terhadap hormon seks telah diteliti, 9 orang
vegetarian diberi diet yang mengandung daging, ternyata fase folekuler
memanjang, rata-rata 4.2 hari juga FSH meningkat, E2 menurun secara
signifikan. Sebaliknya 16 orang diet biasa beralih ke diet yang kurang
daging selama dua bulan mengalami pemendekan fase folikuler, rata-rata
3.8 hari, mengalami penurunan frekuensi puncak LH dan peningkatan
kadar LH. Setelah mengalami dua kalinjeksi LHRH, terjadi hubungan
antara diet dengan fungsi menstruasi. Pada wanita yang mengkonsumsi
diet vegetarian terjadi peningkatan frekuansi gangguan siklus menstruasi.
Prevalensi ketidakteraturan menstruasi 26.5% pada vegetarian dan 4.9%
pada nonvegetarian.
Sedangkan pada Diet Rendah Lemak hasil penelitian pada diet
rendah lemak dibanding tinggi lemak, ternyata pada diet tinggi lemak
tidak memberikan perbedaan kadar hormon dalam plasma dan urin,
kesimpulannya tidak mempunyai pengaruh pada kadar hormon seks.
Sedangkan pada diet rendah lemak akan menyebabkan tiga efek utama,
yaitu panjang siklus menstruasi meningkat rata-rata 1.3 hari, lamanya
waktu menstruasi meningkat rata-rata 0.5 hari, dan fase folekuler
meningkat rata-rata 0.9 hari. Dengan demikian maka bagi wanita yang
bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah lemak akan memperpanjang
siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya fase menstruasi dan
fase folikuler.
d. Pengaruh obesitas
Perubahan hormonal atau perubahan pada sistem reproduksi bisa
terjadi akibat timbunan lemak pada perempuan obesitas. Timbunan
lemak itu memicu pembuatan hormon, terutama estrogen.
Normalnya, pada usia reproduksi calon hormon estrogen ini berasal
dari ovarium. Selain sebagai penghasil gamet atau ova, ovarium juga
berperan sebagai organ endokrin karena menghasilkan hormon estrogen
dan progesteron. Hanya saja, pada wanita yang obesitas, estrogen ini
tidak hanya berasal dari ovarium tapi juga dari lemak yang berada di
bawah kulit.
Hal inilah yang menyebabkan keluarnya luitenizing hormone (LH)
sebelum waktunya. LH yang terlalu cepat keluar menyebabkan telur
tidak bisa pecah dan progesteron tidak terangsang, sehingga pada suatu
waktu siklusnya menjadi berantakan. Kejadian ini bisa dilihat dari siklus
haid yang tidak teratur, jumlah haid yang keluar cukup banyak, dan juga
masa haid yang lebih lama.
Luitenizing Hormone yang keluar terlalu cepat akan merangsang
keluarnya hormon progesteron dan androgen. Pada siklus normal, hal ini
tidak terlalu masalah, karena hormon androgen akan diubah menjadi
estradiol. Tetapi pada perempuan obesitas, androgen yang keluar terlalu
cepat tidak akan diubah menjadi estradiol. Hal ini dikarenakan hormon
androgen yang keluar itu yang tidak berikat. Inilah yang akan membuat
sel telur tidak berkembang. Akibatnya ovulasi tidak terjadi.
Selain itu pada penderita obesitas akan timbul insulin resistance.
Dimana insulin tidak mampu memasukkan gula secara benar ke
ovarium, karena reseptornya ada yang rusak. Sehingga pertumbuhan sel
telur juga menjadi tidak bagus atau bahkan akan berhenti. Inilah yang
disebut sebagai ovarium polikistik.
Pemeriksaan penunjang :
a). Pemeriksaan ginekologi
Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan. Pada pemakaian
kontrasepsi yang teratur dan benar, pemeriksaan menggunakan spekulum
harus dilakukan apabila terdapat keluhan pendarahan yang menetap, atau
perubahan pendarahan setelah minimal 3 bulan pemakaian kontrasepsi tidak
berhasil dengan terapi medikamentosa, atau apabila belum pernah dilakukan
skrining kanker serviks. Pemakaian kontrasepsi yang benar dan konsisten,
disamping pemeriksaan spekulum, pemeriksaan bimanual harus dilakukan
bila keluhan pendarahan disertai gejala lain (seperti nyeri, dispareunia atau
pernarahan berat).
d). USG
USG panggul, baik abdomen (suprapubik) dan
transvaginal,direkomendasikan sebagai prosedur lini pertama diagnosis
etiologi AUB. Doppler ultrasonografi memberikan informasi tambahan yang
berguna untuk mengetahui kelainan endometrium dan miometrium .
Histeroskopi atau histerosonografi dapat digunakan sebagai prosedur lini
kedua apabila pemeriksaan USG menunjukkan adanya kelainan intrauterin
atau jika perawatan medis gagal setelah 3-6 bulan. Pada pasien dengan
faktor risiko kanker endometrium harus kombinasikan dengan biopsi
terarah.
DEFINISI
Suatu kondisi yang menyerang wanita yang sebelumnya mengalami perdarahan
massif/berat (sampai mengancam nyawanya) saat melahirkan atau paska
melahirkan.
ETIOLOGI
1. Terjadi kerusakan pada kelenjar hipofisis
2. Perdarahan karena kehamilan
3. Nekrosis hipofisis pasca persalinan
4. Syok hipovolemik
5. Hipopituitarisme pascapartum
6. Hipotensi
7. Koagulasi intravaskular diseminata
EPIDEMIOLOGI
1. sering terjadi pada wanita dengan kelainan darah hebat selama atau paska
melahirkan, hipovolemia, dan hipotensi saat melahirkan
2. salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas di negara-negara
berkembang meskipun jarang terjadi di negara maju
PATOGENESIS
Diawali karena adanya kerusakan kelenjar hipofise total oleh trauma, tumor
atau lesi vaskuler menghilangkan semua stimuli yang normalnya diterima oleh
tiroid, kelenjar gonad, dan kelenjar adrenal. Menurunnya pasokan darah akibat
pendarahan masif dan menyebabkan infark hipofisis anterior. Volume hipofisis
meningkat dua kali lipat selama kehamilan. Pembesaran kelenjar hipofisis
dapat menekan pembuluh darah yang mendukung. Hal yang diyakini bahwa
fungsi yang diubah oleh SS yang paling sering adalah sekresi prolaktin dan
GH. Namun, sekresi hormon lain juga mungkin akan terpengaruh. SS dapat
bersifat akut atau kronis. Bentuk akut biasanya jarang. Diagnosis SS biasanya
dibuat beberapa bulan hingga tahunan setelah perdarahan postpartum. Alasan
keterlambatan dalam diagnosis adalah bahwa sebagian besar pasien tidak
memiliki gejala yang menunjukkan diagnosis pada periode awal penyakit.
GEJALA KLINIS
1. Tidak menstruasi (amenore) atau jarang terjadi menstruasi
(oligomenorrhea)
2. Kesulitan menyusui atau produksi ASI menurun (hipoprolaktinemia)
3. Rambut aksila dan pubis berkurang (rontok)
4. Hipotensi , Bradikardi
5. Kelelahan dan Berat badan menurun
6. Anemia Normokromik
7. Kulit kering, pucat dan agak mengkerut
ALUR DIAGNOSIS
Anamnesis
Ditemukan adanya riwayat pendarahan hebat saat atau setelah proses
persalinan. Tidak menstruasi selama minimal 3 bulan berturutturut atau
menstruasi tetapi jumlahnya sedikit dan siklus tidak teratur. Perubahan fisik
akibat hormonal seperti rontoknya rambut di bawah ketiak dan di kemaluan,
produksi ASI berkurang. Tanda-tanda anemia seperti badan lemas, pucat,
pusing, dan mudah lelah
Pemeriksaan Fisis
Tes Dehidrasi
Pemeriksaan Tanda Vital : Saat dehidrasi, denyut nadi dapat meningkat dan
tekanan darah dapat turun karena darah kurang cairan. Suhu dapat diukur untuk
menilai demam.
Pemeriksaan Kulit untuk melihat apakah Turgor kulit menurun (tidak elastis),
apakah ada keringat dan menilai tingkat elastisitas (turgor). Mulut bisa menjadi
kering.
Pengukuran berat badan dapat membantu dalam menilai berapa banyak air
telah hilang dengan keadaan akut.
Capillary Nail Refill Time : merupakan tes yang dilakukan cepat pada daerah
kuku untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan (perfusi).
Nail Blanch Test : Tes ini dilakukan dengan memegang tangan pasien lebih
tinggi dari jantung (mencegah refluks vena ), lalu tekan lembut kuku jari
tangan atau jari kaki sampai putih, kemudian dilepaskan. Catatlah waktu yang
dibutuhkan untuk warna kuku kembali normal (memerah) setelah tekanan
dilepaskan. Jika aliran darah baik ke daerah kuku, warna kuku kembali normal
kurang dari 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Kimia Darah Kelainan elektrolit : Na, Cl, K
Faal Ginjal Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) ↑ dan Kadar Kreatinin ↑
Complete Blood Count untuk Mengetahui jumlah sel darah yang terkonsentrasi
dalam tubuh dan Kadar Hb, Eritrosit dan SADT untuk melihat apakah ada
tanda anemia normositik normokrom
Urinalisis untuk Menentukan konsentrasi urin dan Semakin pekat urin
mengindikasi adanya dehidrasi
TERAPI
Sulih hormon (hormone replacement therapy=HRT) dan Pemberian ACTH,
Hormon Estrogen, Growth Hormon. Kadar hormon diperiksa setiap beberapa
minggu atau bulan pada awal pengobatan HRT, selanjutnya setahun sekali
Kortikosteroid : Prednisone, Hidrokortison 25 mg/hari
Levo-Tiroxin 0,1-0,2 mg/hari
Referensi :
- Yusuf Özkan & Ramis Colak. Sheehan Syndrome: Clinical and
laboratory evaluation of 20 cases. Neuroendocrinol Lett 2016;
26(3):257–260.
- Fatma M, Mouna E, Nabila R, M Mnif, Nadia C and Mohamed A.
Sheehan’s syndrome with pancytopenia: a case report and review
of the literature, Journal of Medical Case Reports 2015, 5:490
- Schrager S, Sabo L. Sheehan syndrome: a rare complication of
postpartum hemorrhage. J Am Board Fam Pract vol 14. 5 p.389–91
(2016)
HYMEN IMPERFORATA
DEFINISI
Himen imperforata adalah kelainan kongenital yang relatif jarang terjadi yang
sering menyebabkan sakit perut pada anak perempuan remaja. Penderita yang
mengalami himen imperforata frekuensinya tidak begitu banyak, yaitu 1
dalam 4000 kelahiran 1 dalam 4000 sampai 10.000 kelahiran.
ETIOLOGI
Kelainan kongenital himen imperforata secara pasti belum jelas, akan tetapi
beberapa peneliti ada yang menganggap karena adanya gangguan pada gen
autosomal resesif , gangguan pada transmitted sex-linked autosommal
dominant.
Penyebabnya mungkin berhubungan dengan kegagalan apoptosis karena
sinyal genetik dikirim, atau mungkin berkaitan dengan lingkungan hormonal
yang tidak pantas. Selain itu mungkin karena warisan familial dalam generasi
berturut-turut telah dijelaskan.
TANDA DAN GEJALA
- Nyeri perut siklik tanpa haid
- Amenorea
- Nyeri pelvis
- Nyeri punggung belakang
- Perut terasa tegang (spasme perut)
- Timbul hymen buldging
- Gangguan miksi berupa disuria
- Gangguan defekasi
ALUR DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
- Terlihat abdomen membesar dan tegang
- Inspeksi vulva kelihatan atresia himen berwarna kebiru – biruan biasanya
menonjol Hymen Buldging
- Massa di abdomen bawah dengan nyeri tekan dan massa kistik di pelvis
- Keluhan miksi mungkin polakisuri sebab kapasitas buli – buli menjadi
kecil
Pemeriksaan penunjang
- Foto abdomen (BNO-IVP), dapat memberikan gambaran imaging untuk
uterovaginal anomali.
- USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau hematometrokolpos,
- MRI untuk mengetahui apakah ada kongenital anomali traktus urinaria
yang menyertai.
PENATALAKSANAAN
Tindakan pembedahan (hymenectomi )
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran hymen
dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan melakukan
insisi silang atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam disebut
insisi stellate.
Referensi :
- Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. 2005. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
- Hong Kong. Emerg. Med.Journal.tahun 2009. Vol. 17/ edisi 5/
Halaman 371 – 373
- Singapore Med Journal. Tahun :2009/ volume 50 / edisi (7)/halaman
:378-379
- Chin Med Assoc Journal: Tahun: 2007 volume 7 edisi(12)
halaman559–561 Vol. 17 edisi 5 hal 371 – 373
- Martius, Gerhard.1982.Bedah Ginekologi.Jakarta : EGC)
KISTA OVARIUM
DEFINISI
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (kista indung
telur)berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak
di indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja.
ETIOLOGI
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium
Faktor penyebab terjadinya kista antara lain adanya penyumbatan pada
saluran yang berisi cairan karena adanya infeksi bakteri dan virus, adanya zat
dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor yang dapat
menurunkan daya tahan tubuh manusia, dan kemudian akan membantu
tumbuhnya kista, Faktor makanan ; lemak berlebih atau lemak yang tidak
sehat yang mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses
metabolisme sehingga akan meningkatkan resiko tumbuhnya kista, dan faktor
genetik.
PATOFISIOLOGI
Ovarium dapat berfungsi menghasilkan estrogen dan progesteron yang
normal. Hal tersebut tergantung pada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovariumtidak akan berfungsi dengan secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium
yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur. Dimana, kegagalan tersebut
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium dan hal tersebut dapat
mengakibatkan terbentuknya kista di dalam ovarium, serta menyebabkan
infertilitas pada seorang wanita.
KLASIFIKASI KISTA OVARIUM
A. Kista Ovarium Non-neoplastik
1. Kista folikel
Kista folikel merupakan struktur normal dan fisiologis yang berasal
dari kegagalam resorbsi cairan folikel yang tidak dapat berkembang
secara sempurna.
2. Kista lutein
Kista luteum yang sesungguhnya,umumnya berasal dari corpus luteum
hematoma. Biasanya gejala-gejala yang di timbulkan sering
menyerupai kehamilan ektopik.
3. Kista stain levental ovary
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan
rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal.
4. Kista korpus luteum
Kista korpus luteum berukuran ≥ 3 cm, dan diameter kista sebesar 10
cm. Keluhan yang biasa dirasakan dari kista tersebut yaitu rasa sakit
yang berat di rongga panggul terjadi selama 14-60 hari setelah periode
menstruasi terakhir.
DIAGNOSA.
Anamnesis
Anamesa / Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara pasien dandokter
atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh
keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita pasien.
Pemeriksaan fisik
Pemerisaan fisik yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan
pemeriksaan kondisi fisik dari pasien. Pemeriksaan fisik meliputi:
1. Inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/
memperhatikan keseluruhan tubuh pasien secara rinci dan sistematis.
2. Palpasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan cara meraba pada bagian tubuh
yang terlihat tidak normal.
3. Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mengetuk daerah tertentu dari
bagian tubuh dengan jari atau alat, guna kemudian mendengar suara
resonansinya dan meneliti resistensinya.
4. Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisikdengan mendengarkan bunyi-bunyi
yang terjadi karena proses fisiologi atau patoligis di dalam tubuh,
biasanya menggunakan alat bantu stetoskop
Pemeriksaan penunjang/tambahan
Pemeriksaan penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas
indikasi tertentu guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dalam kasus kista ovarii antara lain :
1. Laparaskopi : Menentukan asal dan sifat tumor, apakah tumor tersebut
berasal dari ovarium atau tidak, dan apakah jenis tumor tersebut termasuk
jinak atau ganas.
2. Ultrasonografi (USG) :Menentukanletak, batas, dan permukaan tumor
melalui abdomen atau vagina, apakah tumor berasal dari ovarium, uterus,
atau kandung kemih, dan apakah tumor kistik atau solid.
3. Foto rontgen : Menentukan adanya hidrotoraks, apakah di bagian dada
terdapat cairan yang abnormal atau tidak seperti gigi dalam tumor.
4. Pemeriksaan darah : Tes petanda tumor (tumor marker) CA 125adalah
suatu protein yang konsentrasinya sangat tinggi pada sel tumor khususnya
pada kanker ovarium. Lalu, sel tersebut diproduksi oleh sel jinak sebagai
respon terhadap keganasan.
PENATALAKSANAAN
1. Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat
diberikan kepada pasien dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa
nyeri
2. Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin
membesar, lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera
mengangkatnya.Ada 2 tindakan pembedahan yang utama yaitu:
laparaskopi dan laparatomi.
Referensi :
- Prof.dr.Mochamad Anwar, MmedSC, SpOG (K). Ilmu Kandungan
Ed.3. 2011. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Artinya :
"Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah,
Itu adalah sesuatu yang kotor. Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan
jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci,
campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang
yang menyucikan diri."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 222)