GANGGUAN HAID
BLOK REPRODUKSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
sehingga laporan hasil Tutorial dari kelompok 7 ini dapat terselesaikan dengan
baik. Tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan kita yakni
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang penuh
kebodohan menuju ke alam yang penuh dengan ilmu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan ini dan khususnya kepada dr.Sri Julyani,
M.Kes, Sp.PK yang telah banyak membantu selama proses Tutorial. Dan kami
juga mengucapkan permohonan maaf kepada setiap pihak jika dalam proses
Tutorial kami telah berbuat salah,baik disengaja maupun tidak disengaja.
Semoga laporan hasil PBL ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak yang
telah membaca laporan ini dan khusunya bagi tim penyusun sendiri. Diharapkan
setelah membaca laporan ini dapat memperluas pengetahuan pembaca mengenai
Reproduksi.
Kelompok 7
A. PENGENALAN SKENARIO
Seorang perempuan, berusia 14 tahun, Nona. Datang ke poliklinik dengan
keluhan tidak haid selama 5 bulan, HPHT 1 Oktober 2018 di usia 13 tahun.
Riwayat menarche di usia 13 tahun.
Kata Sulit
Kata Kunci
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Pertanyaan Penting
D. JAWABAN PERTANYAAN
1. Siklus Haid
A. Siklus Endometrium
1. Fase Menstruasi
2. Fase Proliferatif
Pada fase proliferatif terjadi proses perbaikan regeneratif, setelah
endometrium meluruh sewaktu menstruasi. Permukaan endometrium
dibentuk kembali dengan metaplasia sel-sel stroma dan pertumbuhan
keluar sel-sel epitel kelenjar endometrium dan dalam tiga hari setelah
menstruasi berhenti, perbaikan seluruh endometrium sudah selesai.
Pada fase proliferatif dini, endomentrium tipis, kelenjarnya sedikit,
sempit, lurus, dan dilapisi sel kuboid, dan stromanya padat. Fase
regeneratif dini berlangsung dari hari ke tiga siklus menstruasi hingga
hari ke tujuh, ketika proliferasi semakin cepat. Kelenjar-kelenjar epitel
bertambah besar dan tumbuh ke bawah tegak lurus terhadap
permukaan. Sel-selnya menjadi kolumner dengan nukleus di basal sel-
sel stroma berproriferasi, tetap padat dan berbentuk kumparan.
Pembelahan sel terjadi pada kelenjar dan stroma. Pada saat menembus
endometrium basal, masing-masing arteri berjalan lurus, tetapi pada
lapisan superfisial dan media arteri berubah menjadi spiral. 1
3. Fase Luteal
Gangguan Haid 3
1. Gangguan Lama dan Jumlah Darah Haid
a. Hipermenorea (menoragia)
b. Hipomenorea
2. Gangguan Siklus Haid
a. Polimenorea
b. Oligomenorea
c. Amenorea
3. Gangguan Perdarahan di Luar Siklus Haid
a. Menometroragia
4. Gangguan Lain yang Berhubungan dengan Haid
a. Dismenorea
b. Sindroma prahaid
b. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid dengan jumlah darah lebih sedikit
dan atau durasi lebih pendek dari normal. Terdapat beberapa penyebab
hipomenorea yaitu gangguanorganik misalnya pada uterus pascaoperasi
miomektomi dan gangguan endokrin. Hipomenorea menunjukkan bahwa
tebal endometrium tipis dan perlu evaluasi lebih lanjut.3
c. Amenore
b. Sindroma Prahaid
Berbagai keluhan yang muncul sebelum haid, yaitu antara lain cemas,
lelah, susah konsentrasi, susah tidur, hilang energi, sakit kepala, sakit perut,
dan sakit pada payudara. Sindroma prahaid biasanya ditemukan 7 – 10 hari
menjelang haid. Penyebab pasti belum diketahui, tetapi diduga hormon
estrogen, progesteron, prolaktin, dan aldosteron berperan dalam terjadinya
sindroma prahaid. Gangguan keseimbangan hormon estrogen dan progesteron
akan menyebabkan retensi cairan dan natrium sehingga berpotensi
menyebabkan terjadi keluhan sindroma prahaid. Perempuan yang peka
terhadap faktor psikologis, perubahan hormon sering mengalami gangguan
prahaid.3
3. Patofisiologi Amenore
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagau bagian dari
sindrom hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab utama
dari amenore primer. Testicular feminization disebabkan oleh kelainan genetic.
Pasien dengan amenorea primer yang diakibatkan oleh hal ini menganggap dan
menyampaikan dirinya sebagai wanita yang normal, memiliki tubuh feminism.
Vagina kadang-kadang tidak ada atau mengalami kecacatan, tapi biasanya
terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak
terdapat uterus. Gonad, yang secara morfologi adalah testis berada di kanal
inguinalis. Keadaan seperti ini yang menyebabkan pasien mengalami amenorea
yang permanen.5
Amenorea primer juga dapat disebabkan karena kelainan pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropik amenorrhoea menunjukkan
keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan LH dalam serum.
Akibatnya, ketidakadekuatan hormone ini menyebabkan kegagalan stimulus
terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progresteron. Kegagalan
pembentukan estrogen dan progresteron akan menyebabkan tidak menebalnya
endometrium karena tidak ada yang merangsang. Terjadilah amenorea. Hal ini
adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofisis
anterior, seperi adenoma pituitary.5
Hypergonadotropik amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenorea
primer. Hypergonadotropik amenorrhoea adalah kondisi dimana terdapat kadar
FSH dan LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak
mampu menghasilkan estrogen dan progresteron. Hal ini menandakan bahwa
ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari
hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau premature menopause adalah
penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih
muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropik amenorrhoea. Disgenesis
gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami menstruasi dan
tidak memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad (ovarium) tidak
berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.5
Amenorea sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-
hipofisis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium
dapat bekerja secara fungsional. Amenorea yang terjadi mungkin saja
disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar
uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium seperti
kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.5
4. Pembagian Amenore
Amenorea adalah tidak terjadi haid pada seorang perempuan dengan
1. Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun, disertai tidak adanya pertumbuhan
atau perkembangan tanda kelamin sekunder.
2. Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, disertai adanya pertumbuhan
normal dan perkembangan tanda kelamin sekunder.
3. Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut pada
perempuan yang sebelumnya pernah haid.3
Amenorea Galaktorea
Pada wanita dengan oligomenore, amenore, galaktorea atau infertilitas,
harus diperiksa kadar prolaktin serum. Hiperprolaktinemia diperkirakan terjadi
pada 9% wanita dengan amenore, 25% wanita dengan galaktorea, dan 70%
wanita dengan amenore dan galaktorea. Prolaktin merupakan hormon yang
diproduksi oleh sel-sel laktotrof yang terletak di bagian distal lobus anterior
hipofisis. Pengeluaran prolaktin dihambat oleh prolactin inhibiting factor (PIF)
yang identik dengan dopamin. Bila PIF ini tidak berfungsi, atau produksinya
berkurang maka akan terjadi hiperprolaktinemia. Tidak berfungsinya PIF dapat
disebabkan oleh: gangguan di hipotalamus; obat-obatan (psikofarmaka,
estrogen, domperidon, simetidin); kerusakan pada sistem portal hipofisis; dan
tumor hipofisis yang menghasilkan prolaktin (prolaktinoma), hipertiroid, dan
akromegali. 9
Kompartemen IV: Gangguan pada Sistem Saraf Pusat
Amenore Hipotalamik
Gangguan hipotalamus didiagnosis dengan menyingkirkan lesi hipofisis.
Gangguan ini sering berhubungan dengan keadaan yang penuh dengan tekanan.
Penyebab fungsional yang paling sering ditemukan berupa gangguan psikis.
Gangguan fungsional seperti ini paling banyak dijumpai pada wanita
pengungsi, dipenjara, sering mengalami stres, atau hidup dalam ketakutan.
Pasien dengan amenore hipotalamik (hipogonadotropin hipogonadisme)
memiliki defisiensi dari sekresi pulsatil GnRH. Tingkat penekanan GnRH
menentukan bagaimana klinis pasien ini. Penekanan ringan dapat berhubungan
dengan efek marginal dari reproduksi, khususnya fase luteal yang tidak
adekuat. Penekanan sedang dapat menghasilkan anovulasi dengan
ketidakteraturan menstruasi, dan penekanan yang kuat bermanifestasi sebagai
amenore hipotalamik. 9
5. Penyebab Amenore
Berdasarkan skenario, pasien tersebut baru berusia 14 tahun dan telah terjadi
menarche pada usia 13 tahun. Sehingga, kemungkinan untuk terjadinya
gangguan pada kompartemen 1 (Gangguan pada uterus) dan kompartemen 2
(Gangguan pada ovarium) dapat disingkirkan. Kemungkinan pada skenario ini,
terjadi gangguan pada kompartemen 3 (gangguan pada hipofisis) atau bisa juga
terjadi gangguan pada kompartemen 4 (Gangguan pada hipotalamus/ sistem
saraf pusat).
Dari klasifikasi di atas dapat kita lihat bahwa gejala amenorea dijumpai
pada penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan yang bermacam-macam.
Sudah jelas bahwa untuk menegakkan diagnosis yang tepat berdasarkan
etiologi,tidak jarang di perlukan pemeriksaan-pemeriksaan yang beraneka
ragam,rumit, dan mahal harganya. Dewasa ini tidak banyak klinik yang
mempunyai cukup fasilitas untuk melaksanakan semua semua pemeriksaan,
dan hal itu pun tidak selalu perlu. Dibawah ini dibicarakan dahulu metode-
metode yang dapat dilakukan oleh semu klinik, dan disebut pula
pemeriksaan-pemerikasaanyang memerlukan fasilits-fasilitas khusus. Perlu
dikemukakan di sini bahwa ada jenis-jenis amenorea yang memerlukan
pemeriksaan lengkap, akan tetapi ada juga yang dapat ditetapkan
diagnosisnya dengan pemeriksaan sederhana. 11
1. Komplikasi Amenorrhea
2. Komplikasi Menorrhagia
Haid menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir. Dan menurut
arti syara’ ialah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena
suatu sebab, dan pada waktu tertentu.
Sifat darah ini berwarna merah kehitaman yang kental, keluar dalam
jangka waktu tertentu, bersifat panas, dan memiliki bau yang khas atau tidak
sedap. pada setiap wanita kebiasaannya pun berbeda-beda. Ada yang ketika
keluar haid ini disertai dengan rasa sakit pada bagian pinggul, namun ada
yang tidak merasakan sakit. Ada yang lama haidnya 3 hari, ada pula yang
lebih dari 10 hari. Ada yang ketika keluar didahului dengan lendir kuning
kecoklatan, ada pula yang langsung berupa darah merah yang kental. Dan
pada setiap kondisi inilah yang harus dikenali oleh setiap wanita, karena
dengan mengenali masa dan karakteristik darah haid inilah akar dimana
seorang wanita dapat membedakannya dengan darah-darah lain yang keluar
kemudian.
Batasan Haid :
[ ] ویسألونك عن المحيض قل هو أذى فاعتزلوا النساء في المحيض وال تقربوهن حتى یطـهرن
Dalam ayat ini, yang dijadikan Allah sebagai batas akhir larangan adalah
kesucian, bukan berlalunya sehari semalam, atau tiga hari, ataupun lima belas
hari. Hal ini menunjukkan bahwa illat (alasan) hukumnya (larangan
menjauhui istri) adalah haid, yakni ada atau tidaknya. Jadi, jika ada haid
berlakulah hukum itu dan jika telah suci (tidak haid) tidak berlaku lagi
hukum-hukum haid tersebut.
" " افعلي ما یفعل الحاج غير أن ال تطوفي بالبيت حتى تطهري
Kata Aisyah: “ Setelah masuk hari raya kurban, barulah aku suci”. Dalam
shahih Al- Bukhari, diriwayatkan bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda kepada Aisyah :
Dalam hadits ini, yang dijadikan Nabi ‘alaihi wa sallam sebagai batas
akhir larangan adalah kesucian, bukan suatu masa tertentu, ini menunjukkan
bahwa hukum tersebut berkaitan dengan haid, yakni ada dan tidaknya.
Istihadhah
Dalil kondisi pertama, yakni keluarnya darah terus menerus tanpa henti
sama sekali, hadits riwayat Al Bukhari dari Aisyah Radhiayallahu ‘anha
bahwa Fathimah binti Abu Hubaisy berkata kepada Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam :
" أستحاض فال أطهر: وفي روایة." یا رسول اهللا إني أستحاض
Dalam kondisi kedua, yakni darah tidak berhenti kecuali sebentar, hadits
dari Hamnah binti Jahsy ketika datang kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa
sallam dan berkata :
" یــا رســول اهللا إني.والترمــذي وصــححه ونقــل عن اإلمــام أحمــد تصــحيحه وعن البخــاري تحســينه
أستحاض حيضة آبيرة شدیدة " رواه أحمد وأبو داود
dari 'Aisyah 'anha, ia berkata: "Fathimah binti Abi Hubaisy bertanya kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Wahai Rasulullah, aku terkena istihadhah,
sehingga aku tidak bersuci, apakah aku harus meninggalkan shalat? ' Maka
beliau bersabda, " "Jangan, karena itu hanyalah darah penyakit. Akan tetapi
tinggalkanlah shalat selama masa haidmu, setelah itu mandi dan kerjakanlah
shalat." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
َب قَـ ْد ُرهَا فَا ْغ ِسـلِي َ ت ْال َح ْي
َّ فَــا ْت ُر ِكي:ُضة
َ فَـإ ِ َذا َذه،الصـاَل ةَ فِيهَــا ْ َ فَإ ِ َذا أَ ْقبَل،ض ِة
َ ت بِ ْال َح ْي
ْ َوفِي ِر َوايَ ٍة " َولَ ْي َس
صلِّي
َ َع ْنك ال َّد َم َو.
Dalam riwayat yang lain: "itu bukanlah darah haid. Apabila datang masa
haid, hendaklah kamu meninggalkan shalat. Apabila telah berlalu masa-masa
haidnya, hendaklah kamu mandi dan mendirikan shalat." (HR. Al-Bukhrari).
Kesimpulan
1. Ada perbedaan antara darah haid dan darah istihadhah. Adapun darah
istihadzah adalah darah yang keluar kapan saja, sedangkan darah haid
hanya keluar pada waktu tertentu.
2. Darah istihadhah jika menimpa wanita, maka tidak menghalanginya untuk
mengerjakan shalat, atau ibadah yang lainnya, karena hukum wanita
mustahadhah (yang tertimpa istihadhah) adalah suci.
3. Adapun darah haid jika menimpa wanita maka menghalanginya utk
melakukan shalat dan tidak perlu mengantinya.
4. Darah Haid najis maka wajib dicuci.
DAFTAR PUSTAKA