Anda di halaman 1dari 7

Makalah Manajemen Kesehatan

Menstruasi

Disusun oleh :
1. Dwi Laras Ayu S.
2. Nurul Khotimah
3. Yuli Setianingsih
XI AK 1

SMK KARYA TEKNOLOGI 2 JATILAWANG


TAHUN PELAJARAN
2019/2020
A. Deskripsi Teori
1. Pengalaman Menstruasi
a. Pengertian Pengalaman Menstruasi Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang
pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai suatu
proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari
pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa
seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.Menstruasi adalah pendarahan yang
bersifat periodik dan siklik dari uterus yang disertai deskuamasi atau pelepasan endometrium.
Dikatakan siklik karena berlangsung secara teratur dalam satu bulan mulai dari hari pertama
menstruasi yang lalu sampai hari pertama menstruasi pada bulan berikutnya. Siklus menstruasi
yang normal adalah 28 ± 4 hari (24 – 32 hari). Jika kurang dari 24 hari disebut polymenorrhoe,
28 ± 4 hari disebut eumenorrhoe, dan lebih dari 32 hari disebut oligomenorrhoe. Disebut
periodik karena lamanya menstruasi berkisar antara 3 – 5 hari, atau dengan variasi jika
berlangsung 1 – 2 hari disebut sebagai hipomenorrhoe, 3 – 5 hari disebut sebagai eumenorrhoe,
dan jika 7 – 8 hari disebut sebagai hipermenorrhoe. Deskuamasi endometrium adalah lepasnya
sebagian lapisan endometrium dan keluar bersama darah menstruasi. Endometrium tersusun
atas 3 lapisan, yaitu zona compacta, zona spongiosa, dan zona basalis, saat menstruasi yang
mengalami deskuamasi adalah seluruh zona compacta dan sebagian zona spongiosa.

b. Menarche Menarche adalah periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas
seorang wanita. Menarche merupakan pertanda adanya suatu perubahan status sosial dari anak-
anak ke dewasa.6 Menarche merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang wanita yang
menunjukkan adanya produksi hormon yang normal yang dibuat oleh hipotalamus dan
kemudian diteruskan pada ovarium dan uterus. Menarche adalah suatu pengalaman yang
mungkin tidak dapat dilupakan untuk sebagian orang, ada yang melaluinya dengan penuh
cemas, ada yang menangis dan ada yang mungkin terpaksa menanggung malu karena
menstruasi pertama biasanya terjadi tanpa disangka, mungkin didapatkan di sekolah saat sedang
belajar atau bermain. Beberapa perubahan psikologis yang umum meliputi cemas, ketegangan
dan kegugupan, cepat marah, depresi, cepat lupa, cepat menangis. Kebanyakan remaja dalam
memahami menarche sebatas mengetahuinya sebagai proses keluranya darahdari dalam tubuh.
Sedikit sekali yang memahami bahwa ia merupakan tanda maturitas seksual, feminimitas, atau
tanda bahwa anak sudah mampu bereproduksi dan merupakan bagian dari proses tumbuh
kembang serta respon fungsional tubuh yang normal terjadi pada wanita.

c. Siklus Menstruasi Satu siklus menstruasi dihitung mulai dari hari pertama menstruasi
sampai hari sebelum menstruasi berikutnya. Setelah menarche (menstruasi pertama) pada jarak
tertentu, mulanya siklus menstruasi remaja memang tidak teratur, tetapi semakin lama semakin
teratur, 4-6 tahun sejak menarche (kira-kira pada umur 17-19 tahun) pola menstruasinya sudah
terbentuk dan berbeda-beda pada setiap wanita. Umumnya menstruasi datang sebulan sekali
(kecuali terputus ketika mengandung), dan berlangsung terus hingga kira-kira berumur 45
tahun, saat itu menstruasi kembali tidak teratur.
Siklus menstruasi dapat dibagi atas empat fase, yakni pascamentruasi, proliferasi, sekretoris,
dan mentruasi
1) Pascamenstruasi Pascamenstruasi berlangsung kurang lebih empat hari. Pada waktu
menstruasi berhenti, stratum compactum dan stratum spongiosum dari endometrium telah
selesai meluruh (mengelupas atau mengalami erosi). Waktu fase ini konsentrasi hormon
estrogen dan progesteron rendah, dan keadaan ini memberikan umpan balik positif bagi
hipotalamus untuk meningkatkan produksi hormon GnRH, sehingga produksi FSH dan LH
mulai pula dinaikkan.
2) Fase Proliferasi Fase ini endometrium mulai menebal kembali secara progresif. Penebalan
dimungkinkan oleh proliferasi atau perbanyakan sel-sel endometrium di lapisan stratum basalis
yang tidak mengalami erosi pada waktu menstrusai. Proliferasi sel diinduksi oleh hormon
estrogen yang dihasilkan oleh teka folikuli interna dari folikel yang sedang berkembang
menjadi folikel de Graaf. Jadi, sementara folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang
diinduksi oleh hormonFSH, endometrium berpoliferasi menjadi tebal oleh hormon estrogen.
Fase poliferasi tidak hanya terjadi penebalan endometrium, akan tetapi juga terjadi regenerasi
kelenjar-kelenjar dan pembuluh darah yang terpotong pada waktu menstruasi. Akhirnya
terbentuk lagi stratum compactum dan stratum spongiosum dari endometrium. Fase proliferasi
yang didominasi oleh estrogen ini berlangsung dari akhir menstruasi hingga ovulasi. Kadar
puncak estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi. Fase ini berlangsung
kurang lebih 12 hari.
3) Fase Sekretoris atau Progestasional Setelah ovulasi, ketika terbentuk korpus luteum baru,
uterus masuk ke fase sekretoris atau progestasional, yang bersamaan waktunya dengan fase
luteal ovarium. Korpus luteum mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan estrogen.
Progesteron mengubah endometrium tebal yang telah dipersiapkan estrogen menjadi jaringan
kaya vaskular dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretoris, karena kelenjar endometrium
aktif mengeluarkan glikogen, atau fase progestasional (sebelum kehamilan), merujuk kepada
lapisan subur endometrium yang mampu menopang kehidupan mudigah, apabila pembuahan
dan implantasi tidak terjadi mka korpus luteum berdegradasi dan fase folikular serta fase
menstruasi baru dimulai kembali. Masa fase sekretoris tebalnya endometrium telah maksimum,
yakni mencapai 5 sampai 7 mm, dari hanya 0.5 sampai 1 mm yang tersisa pada
pascamenstruasi. Bagian basal dari kelenjar-kelenjar uterus yang tersisa bertumbuh memanjang
dan kemudian berkelok-kelok. Diameter kelenjar bertambah. Sel-sel kelenjar banyak
memproduksi glikogen. Masa fase ini bagian apikal sel-sel kelenjar melepaskan diri dan
disekresikan ke ruang uterus bersama glikogen dan sekret lain. Sekret berupa lendir berfungsi
untuk menerima blaskokista, jika terjadi pembuahan. Fase ini berlangsung kurang lebih 8 hari.
4) Fase Menstruasi Masa fase menstruasi apabila ovum tidak dibuahi, maka menjelang
akhir fase sekretoris hormon estrogen dan progesteron makin meningkat. Konsentrasi tinggi
dari kedua hormon tersebut memberikan umpan balik negatif bagi hipotalamus, sehingga
produksi hormon GnRH ditekan dan mengakibatkan penurunan produksi hormon FSH dan LH.
Pada waktu LH berkurang, maka korpus luteum yang membutuhkan LH untuk berfungsi mulai
berdegenerasi dan berubah menjadi korpus albikans. Hal ini mengakibatkan penurunan
konsentrasi hormon estrogen dan progesteron, karena progesteron berfungsi mempertahankan
fase sekretoris dan keutuhan tebalnya endometrium, maka pada waktu konsentrasi hormon
progesteron menurun tajam, stratum compactum dan stratum spongiosum mengalami erosi.
Pembuluh darah terpotong, sehingga terjadi perdarahan. Peristiwa ini disebut menstruasi. Erosi
endometrium tidak terjadi sekaligus, melainkan setempat demi setempat sampai akhir
menstruasi.
Selama menstruasi normal, sekitar 35 ml darah dan 35 ml cairan serosa hilang. Cairan
menstruasi dalam keadaan normal tidak membeku, karena fibrinolisin dikeluarkan bersama
dengan endometrium yang nekrotik.
d. Gangguan Menstruasi Dysfunctional uterine bleeding (DUP) atau perdarahan uterus
disfungsional adalah perdarahan abnormal yang dapat terjadi di dalam siklus maupun di luar
siklus menstruasi, karena gangguan fungsi mekanisme pengaturan hormon (otak-indung
telurrahim), tanpa kelainan organ.17 Siklus menstruasi normal terjadi setiap 21-35 hari dan
berlangsung sekitar 2-7 hari. Pada saat menstruasi, biasanya jumlah darah yang keluar
diperkirakan 35-60 ml, bila perdarahan disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi
perdarahan banyak, yang merupakan keadaan abnormal pada menstruasi.18 Perdarahan rahim
disfungsional merupakan perdarahan rahim abnormal tanpa penyebab organik (gangguan
organ). Seorang wanita pada suatu waktu dapat mengalami perdarahan rahim yang abnormal,
kejadian ini bisa berkaitan dengan pekerjaan, masalah di rumah tangga, kehidupan sosial, 5-10
tahun sebelum menopause atau setelah menarche (menstruasi pertama). Perdarahan rahim
abnormal diantaranya adalah:

1) Amenorea : kondisi lebih dari 6 bulan tanpa menstruasi pada wanita non-menopause

2) Hipermenorea : > 7 hari perdarahan menstruasi

3) Menometroragia: menstruasi yang banyak dan memanjang pada siklus yang biasa

4) Menoragia: perdarahan menstruasi yang berlebihan yaitu kehilangan darah > 80ml

selama periode menstruasi

5) Metroragia: perdarahan ireguler yang terjadi diantara 2 waktu menstruasi

6) Bercak ditengah siklus (midcycle spotting): bercak yang terjadi sesaat sebelum ovulasi,

yang biasanya disebabkan oleh penurunan estrogen.

7) Oligomenorea: siklus menstruasi > 35 hari, biasanya disebabkan oleh memanjangnya fase
folikular

8) Polimenorea: siklus menstruasi < 21 hari, dapat disebabkan gangguan fase luteal

9) Perdarahan pasca senggama: dapat terjadi karena luka di permukaan

10) Perdarahan postmenopause: perdarahan yang terjadi pada wanita menopause > 1 tahun

setelah siklus terakhir

11) Gangguan Menstruasi


 Bagi sebagian perempuan, menjalani masa menstruasi bukanlah hal yang mudah. Tidak
hanya memengaruhi suasana hati, juga rasa sakit yang dialami nyatanya dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari. Berikut adalah empat hal yang terjadi ketika sedang menstruasi berdasarkan
penelitian.

1. Mudah terinfeksi bakteri

Dr Jennifer Wider, juru bicara Society of Women's Health Research, mengatakan, pH pada
vagina dapat meningkat saat haid. Kenaikan kadar pH, ditambah dengan perubahan hormon yang
terjadi selama menstruasi, dapat menyebabkan timbulnya peningkatan infeksi bakteri pada
beberapa perempuan.

2. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan sensitivitas pada rasa sakit

Sebuah penelitian dari Oxford menunjukkan bahwa nyeri yang dialami semasa menstruasi
mungkin memengaruhi bagaimana perempuan mengalami rasa nyeri di luar masa menstruasi.
Setiap perempuan memiliki rasa nyeri dan siklus yang berbeda. Penelitian tersebut menemukan
bahwa perempuan yang mengalami menstruasi yang lebih menyakitkan memiliki peningkatan
sensitivitas terhadap rasa sakit. Hal ini tentu saja berkaitan pula dengan kadar estrogen yang
rendah dalam tubuh. Hal ini memungkinkan perempuan mengalami rasa sakit lebih, bahkan ketika
sedang tidak haid.

3. Rasa sakit saat menstruasi saling berkaitan

Kita mungkin berpikir rasa kram saat menstruasi terletak di perut. Namun, nyatanya rasa sakit
tersebut juga menyebabkan beberapa perempuan mengalami rasa sakit di punggung dan kaki. Dr
Elizabeth Lyster dari Holtorf Medical Group menjelaskan bahwa hal ini ada hubungannya dengan
saraf pada daerah pinggul. "Saraf ini seperti sarang, di mana ranting-ranting dan semuanya saling
berkaitan. Jadi, jika di bagian perut terasa sakit, Anda mungkin akan merasa sakit juga di sisi lain
seperti punggung," ujar Lyster.

4. Siklus menstruasi memengaruhi suara

Menurut penelitian oleh psikolog Nathan Pipitone dan Gordon Gallup, siklus menstruasi dapat
memiliki efek yang signifikan pada perubahan suara. “Produksi suara vokal terkait erat dengan
biologi kita. Sel dari laring (pita suara) dan vagina yang sangat mirip dan menunjukkan reseptor
hormon serupa," ungkap Pipitone.

Hal yang harus diperhatikan saat menstruasi :


1. Rajin Ganti Pembalut
Saat menstruasi, ganti pembalut setiap 2-4 jam sekali. Pasalnya, cairan yang tertampung di
pembalut, baik darah maupun keringat, menciptakan kelembaban yang sangat disukai oleh kuman.
Ini dapat memicu iritasi dan keputihan yang tidak normal, lho. And F.Y.I. honey, keputihan tak
normal adalah penyebab utama infertilitas di Indonesia!

2. Bilas dengan Benar


Bersihkan Miss Cheerful dari depan ke belakang agar kuman yang terdapat di bagian dekat anus
tidak berpindah ke depan. Cara ini juga berlaku saat mengeringkannya ya. Dan bila Anda ingin
mengulang saat mengering sisa air di organ intim, jangan lupa lipat kain pengeringnya agar tidak
mengulang di tempat yang sama.
3. Pentingnya Cuci Tangan
Anda pasti sudah terbiasa mencuci tangan setelah memegang daerah kewanitaan. Namun
mulai sekarang, ada baiknya Anda juga coba membiasakan diri untuk mencuci tangan
sebelum menyentuh Miss Cheerful. Jangan sampai, organ intim Anda terinfeksi akibat
tangan Anda yang kotor.

Hal yang Harus Dihindari saat menstruasi :


1. Berhubungan Seksual
Hubungan seksual yang dilakukan ketika perempuan sedang menstruasi secara tegas dilarang
dalam ajaran agama tertentu. Namun terlepas dari itu, secara medis pun berhubungan intim di kala
perempuan sedang haid tidak disarankan. Beberapa alasan medis yang menyertainya antara lain:

1.1 Tidak steril

Pada saat menstruasi jaringan luar rahim mengalami pelepasan. Peristiwa ini diikuti dengan
membukanya pembuluh darah di daerah tersebut. Kondisi ini menyebabkan organ reproduksi
perempuan menjadi tidak steril, sehingga tidak aman bila berhubungan seksual.

1.2 Menyebabkan infeksi

Bersama dengan perdarahan yang terjadi dimungkinkan munculnya kuman. Kuman-kuman ini bisa
jadi akan menyebabkan infeksi kalau si perempuan melakukan hubungan seksual.

1.3 Bahaya sudden death

Hal terburuk yang mungkin terjadi adalah sudden death atau kematian mendadak. Pada saat
menstruasi banyak pembuluh darah yang membuka. Hubungan intim bisa berakibat terbawanya
udara dari luar masuk melalui pembuluh darah yang terbuka sampai ke jantung. Ini berbahaya dan
bisa menyebabkan kematian.

1.4 Perasaan tidak nyaman

Tak bisa dipungkiri hubungan seksual terkait erat dengan suasana hati. Saat menstruasi banyak
perempuan yang merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini akan terbawa dan mengganggu
suasana hatinya. Bila dipaksakan untuk berhubungan seksual, alih-alih merasakan kepuasan, yang
didapat justru perasaan tidak nyaman itu tadi.

2. Olahraga berat
Banyaknya pembuluh darah arteri yang terbuka pada saat haid dapat menyebabkan perlukaan.
Seorang perempuan yang sedang menstruasi dan melakukan olahraga dikhawatirkan akan
mengalami pendarahan berat. Memang tidak semua olahraga akan menyebabkan hal tersebut, tapi
sebaiknya sesuaikan olahraga yang dipilih dengan kondisi tubuh. Perempuan dengan kondisi
tertentu bisa jadi akan mengalami perdarahan berat ketika memaksakan diri bersenam aerobik saat
haid.
Secara umum pun, perempuan yang sedang menjalani siklus bulanannya akan merasa lebih lemas,
dan beberapa bahkan menderita nyeri perut, mual, pinggang pegal-pegal, pening, bahkan ada yang
sampai pingsan. Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi porsi olahraga yang cukup berat
atau sebaiknya pilih saja olahraga ringan seperti jalan santai.

3. Terbelenggu Mitos
Larangan memotong rambut, menggunting kuku, dan keramas selama haid tidak memiliki
penjelasan secara medis. Khususnya larangan keramas, menurut Mimi jelas tidak tepat. "Apalagi
perempuan yang sedang menstruasi justru harus menjaga kebersihan anggota tubuhnya. Keramas
saja sampai bersih, enggak masalah kok," saran Mimi. Intinya, bila ada mitos-mitos yang dirasa
tidak masuk akal, sebaiknya jangan dituruti.

4. Berenang
Secara teori, pembuluh darah yang membuka dapat mengecil ketika kontak dengan air. Contoh
yang gampang adalah seringkali anak yang jatuh dan terluka dikompres dengan batu es untuk
menghentikan perdarahannya. Bedanya, walau darah yang dikeluarkan saat menstruasi hanya
sekitar 30 cc, tapi kontak dengan air tidak akan menyebabkan darah tersebut terhenti.

Kontak dengan air yang dimaksud di sini di antaranya berenang, menyelam, berendam di bath tub,
whirlpool, dan sejenisnya. Ini penting untuk diketahui, sebab banyak beredar anggapan yang salah,
yaitu perempuan yang sedang menstruasi darahnya akan berhenti ketika berada dalam air. Selain
itu tidak ada yang dapat memastikan apakah air yang digunakan untuk berendam itu steril. Bisa
jadi air kolam renang atau air laut mengandung banyak kuman yang dapat menyebabkan infeksi.
Apalagi bila si perempuan ini berendam dalam waktu lama.

Anda mungkin juga menyukai