KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR.WB
Puja dan puji kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan berujudul
‘’INTERPROFESIONAL EDUCATION DAN INTERPROFESIONAL COLLABORATION’’
ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurang yang mendasar pada makalah ini. oleh
karna kami meminta kesedian Ibu Dosen sangat kami harapkan untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. kritik dan saran dari Ibu sangat kami harapkan
penyempurnaan makalah selanjutnya.
akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Wassalamu’alaikum WR.WB
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………….X
Kata Pengantar……………………………………………………………………XI
daftar isi………………………………………………………………………….XII
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
BAB II
Tinjauan Teori……………………………………………………………………….
Pendahuluan
1.3 Tujuan
tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui gambaran pelaksanaan IPE dan IPC
untuk memiliki hubungan interprofesional yang efektif melalui berbagi keterampilan dan
pengetahuan kolaboratif.
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Faktor pendidikan
Pendidikan antar profesi lebih diperparah oleh keberadaan dari sejumlah faktor pendidikan.
Untuk misalnya, mengingat ketidakseimbangan sosial-politik sejarah yang telah ada antara
profesi kesehatan (Hugman, 1991; Porter, 1995), sangat penting bahwa setiap antar profesi
dilandasi dan secara eksplisit menekankan kesetaraan antara peserta. Disarankan bahwa jenis
aktivitas harus dilakukan di profesional lingkungan belajar yang netral (Parsell, 1998),
memastikan bahwa satu kelompok profesional tidak mengambil kesempatan untuk mendominasi
kegiatan pembelajaran (Funnell, 1995). Penelitian telah menemukan bahwa di mana pendidikan
antar profesi tidak memenuhi kebutuhan belajar siswa (khususnya dalam hal mengembangkan
profesi-spesifik kompetensi) resistensi terhadap kegiatan kolaboratif dapat dihasilkan (Fallsberg
dan Hammar, 2000; Reeves dan Freeth, 2002).
Fasilisator
c. Faktor organisasi
Interprofessional education umumnya dianggap sebagian besar oleh pemerintah meragukan dan
tidak berhasil. Halangan dari luar lebih banyak dibandingkan dengan hambatan dari dalam.
Misalnya, institusi yang berbeda dan adanya kompetisi di antara institusi. Tetapi masalah
tersebut dapat diatasi dengan adanya perencanaan dan adanya koordinasi antar pendidikan
kesehatan
Menurut O’Daniel, komponen kerjasama tim yang efektif, yaitu komunikasi terbuka,
lingkungan yang leluasa, memiliki tujuan yang jelas, peran dan tugas yang jelas bagi angota-
anggota tim, saling menghormati, berbagi tanggung jawab demi kesuksesan tim, keseimbangan
patisipasi setiap anggota dalam mengemban tugas, pengakuan dan pengolahan konflik,
spesifikasi yang jelas mengenai wewenang dan akuntabilitas, mengetahui secara jelas prosedur
pengambilan keputusan, berkomunikasi dan berbagi informasi secara teratur dan rutin,
lingkungan yang mendukung (termasuk akses ke sumber daya yang dibutuhkan), dan mekanisme
untuk mengevaluasi hasil dan menyesuaikan sesuai peraturan yang berlaku.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
IPE dan IPC adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai profesi
dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerja sama dan memberi pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif.
3.2 Saran
Mutu pelayanan kesehatan dapat meningkat dengan adanya kerjasama tim dari
tenaga kesehatan. Penyedia layanan kesehatan masa depan dalam hal ini mahasiswa perlu
menerima pendidikan yang memberi mereka kompetensi yang diperlukan untuk menjadi anggota
tim yang efektif. IPE memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan
kemampuan kerjasama yang dibutuhkan untuk bekerja sebagai anggota tim interprofessional.
Tenaga kesehatan yang kompeten dituntut untuk bekerja sama dalam lingkungan kesehatan yang
kompleks dan dinamis untuk berkolaborasi dalam tim.
Daftar Pustaka
http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/view/25626
http://en.wikipedia.org/wiki/Collaboration.
PENDAHULUAN