SETTING KLINIK
TUGAS KELOMPOK
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Nur Hafni Hasim (215121233)
2. Indah Kurniawati (215121208)
3. Reni Fatmawati (215121220)
4. Kanapi (215121221)
5. Mohamad Cahyadi (215121218)
6. Ivony FN Putriningtyas (215121236)
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dengan nikmat-Nya yang luar
biasa telah menunjukan Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tugas ini.
Alhamdulilah, penulis dapat menyelesaikan makalah penugasan ini mengenai
pembahasan artikel ilmiah terkait penggunaan IPE dan IPC dalam tatanan klinik.
Adapun pembuatan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah
Pendidikan Dalam Keperawatan pada Program Magister Keperawatan di Fakultasi Ilmu
dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, baik secara moril
maupun materil.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan untuk perbaikan di kemudian hari. Akhirnya, penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kesehatan adalah profesional dengan berbagai keterampilan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas yang berfokus pada kesehatan dan
kesembuhan pasien. Kesehatan merupakan suatu keadaan sejahtera baik itu secara
fisik, mental, sosial yang bukan hanya terhindar dari penyakit (WHO). Masyarakat
dapat mencapai kondisi sehat apabila didukung dengan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, bermutu tanpa membedakan suku, bangsa, agama, kepercayaan politik
dan kondisi sosial ekonomi seseorang. Untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi
dalam pelayanan kesehatan, maka diperlukan adanya kolaborasi antar tenaga
kesehatan yang baik antar profesi kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan, kepuasan pasien dan peningkatan mutu pelayanan melalui
Interprofessional Education (IPE) dan Interprofessional Collaboration (IPC).
IPE merupakan suatu proses dimana sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan
yang memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda melakukan pembelajaran
bersama dalam periode tertentu, berinteraksi sebagai tujuan yang utama, serta untuk
berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam
pelayanan kesehatan. Sedangkan IPC adalah kerja sama dengan satu atau lebih
anggota tim kesehatan, untuk mencapai tujuan umum dimana masing-masing anggota
memberikan kontribusi yang unik sesuai dengan batasannya masing-masing. Profesi
tenaga kesehatan yang terlibat dalam IPE dan IPC yaitu antara lain dokter, perawat,
farmasi, ahli gizi, psikolog, dan fisioterapi dimana setiap profesi tersebut memiliki
kelebihan dan kekurang masing-masing, sehingga dengan adanya kerjasama dan
kolaborasi antar profesi menjadi hal yang sangat penting untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang paripurna dan optimal. (Health Professional Education
Quality (HPEQ), 2011)
B. Tujuan
Tujuan Umum : Untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan IPE dan IPC
berdasarkan analisis artikel ilmiah di tatanan klinik
Tujuan Khusus :
1. Untuk menjelaskan konsep Interprofessional Education (IPE)
2. Untuk menjelaskan konsep Interprofessional Collaboration (IPC)
3. Untuk menjelaskan pelaksanaan IPE dan IPC pada tatanan klinik
C. Manfaat
Diharapkan dari pembuatan makalah ini dapat dijadikan sumber bacaan dan literature
bagi mahasiswa
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Interprofessional Education
1. Pengertian
Menurut WHO (2010) interprofessional education (IPE) adalah proses pendidikan
yang melibatkan dua atau lebih jenis profesi. IPE bisa terjadi apabila beberapa
mahasiswa dari berbagai profesi belajar tentang profesi lain, belajar bersama satu
sama lain untuk menciptakan kolaborasi efektif dan pada akhirnya meningkatkan
outcome kesehatan yang diinginkan.
IPE adalah bahwa siswa atau mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan berlatih
sampai tingkat penuh dalam pendidikan dan pelatihan mereka dan dalam
prosesnya, mengeksplorasi batasan dari praktik mereka. Pada saat yang sama,
mahasiswa belajar bagaimana memiliki hubungan interprofessional yang efektif
melalui berbagi keterampilan dan pengetahuan kolaboratif. Unsur praktik
kolaboratif meliputi tanggung jawab, akuntabilitas, koordinasi, komunikasi,
kerjasama, ketegasan, otonomi, saling percaya dan rasa hormat (Sullivan, 2015).
Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 2006)
menyebutkan, IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan belajar bersama,
belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masing-masing profesi
kesehatan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan
kesehatan. IPE adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau
lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan
dan pelakasanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap
sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan
yang profesional (Lorente, 2006). IPE adalah metode pembelajaran yang
interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan dengan menciptakan suasana
belajar berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga
untuk menyampaikan pemahaman mengenai interpersonal, kelompok, organisasi
dan hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi (Pittilo,1998).
2. Tujuan Interprofessional Education
CAIPE (2001) mengemukakan prinsip dari IPE yang efektif yang bertujuan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan dengan kemampuan sebagai berikut :
a. Bekerja untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
b. Berfokus pada kebutuhan pasien dan keluarga.
c. Melibatkan pasien dan keluarga.
d. Mempromosikan kolaborasi interprofesi.
e. Mendorong profesi kesehatan untuk belajar bersama dengan, dari dan tentang
satu sama lain.
f. Meningkatkan praktek masing-masing profesi. IPE membantu setiap profesi
untuk meningkatkan kemampuan praktik profesinya masing-masing dan
memahami bagaimana praktik yang dilengkapi oleh profesi lain.
g. Menghormati integritas dan kontribusai masing-masing profesi. IPE tidak
mengancam identitas dan wilayah profesi lain. Dalam proses IPE terjadi
proses menghargai kontribusi khas masing-masing profesi dalam proses
belajar, praktek, dan memperlakukan semua profesi secara setara.
h. Meningkatkan tingkat kepuasan profesional. IPE menumbuhkan sikap saling
mendukung antar profesi, mendorong fleksibilitas dan memenuhi praktik
kerja, tetapi juga menetapkan batas yang dibuat pada masing-masing profesi.
4. Kerjasama tim
Belajar untuk berkolaborasi antar tim berarti juga belajar menjadi pemain
yang baik dalam tim tersebut. Perilaku kerja tim dapat diaplikasikan setiap
saat dimana ada interaksi antar anggota tim antar profesi dengan tujuan
yang sama yaitu untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada klien,
keluarga dan masyarakat. Sering kali terjadi konflik di dalam tim antar
profesi diakibatkan ketidakmampuan anggota tim berperan sesuai dengan
perannya di dalam. Oleh sebab itu, kepemimpinan dalam tim antar profesi
sangat diperlukan untuk dapat memfasilitasi komunikasi dan kerja sama
antar anggota untuk mencapai tujuan yang disepakati. Peran pemimpin
juga sangat diperlukan untuk memfasilitasi keahlian masing-masing
anggota tim sehingga dengan demikian pelayanan kepada klien dapat
dikoordinasikan dengan tepat dan efektif.
B. Interprofessional Collaboration
1. Pengertian Interprofessional Collaboration (IPC)
Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam mengembangkan dan
mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, pasien,
keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan (D’Amour,
2005). IPC merupakan kondisi dimana berbagai profesi kesehatan bekerjasama
dengan pasien, keluarga pasien, masyarakat dan profesi kesehatan lain untuk
memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas terbaik. Selain itu menurut
Hardin et all (2018) IPC dalam pelayanan perawatan kesehatan adalah ketika
terjadinya interaksi dari tenaga kesehatan dengan latar belakang profesional yang
berbeda dengan tujuan memberikan layanan komprehensif dengan bekerjasama
memberikan pelayanan efektif yang berpusat pada pasien.
1. Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas.
2. Bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan
perawatan dan pengobatan untuk pasien.
3. Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan dan memantau
perawatan klien
4. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain.
5. Memfasilitasi pertemuan interprofessional
6. Memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.
ANALISIS JURNAL
Bridges DR, Davidson RA, Odegard PS, Maki IV, Tomkowiak J.Interprofessional
collaboration: three best practice models of interprofessional education. Med Educ
Online. 2011
CAIPE (UK Center for the Advancement of Interprofessional Education). 2006. CAIPE
Reissues Its Statement of The Definition and Principles of Interprofessional Education.
CAIPE Bulletin 26.
D'Amour D, Ferrada-Videla M. San Martin Rodriguez L, Beaulieu MD. The conceptual
basis for interprofessional collaboration: core concepts and theoretical frameworks. J
Interprof Care. 2005;((suppl 1)):116–131.
Interprofessional Education Collaborative (IPEC).2011. Core competencies for
interprofessional collaborative practice: Report of an expert panel. Washington,D.C.:
Interprofessional Education Collaborative
Ita, K., Pramana, Y., & Righo, A. IMPLEMENTASI INTERPROFESSIONAL
COLLABORATION ANTAR TENAGA KESEHATAN YANG ADA DI RUMAH
SAKIT INDONESIA; LITERATURE REVIEW. Jurnal ProNers, 6(1).
Macdonald J, Kartz A. ‘Physicians’ perceptions of nurse practitioners'. Can Nurse.
2002;98(7):28–31.
Martiningsih W. Praktik kolaborasi perawat-dokter dan faktor yang memengaruhinya. Jurnal
Ners. 2011;6(2):147–155.
Matziou V, et al. Physician and nursing perceptions concerning interprofessional
communication and collaboration. J Interprof Care. 2014;28(6):526–533.
Mongo T. Nurses' Perceptions of Physician-Nurse Collaboration in the Home Health Setting:
A Pilot Study. Gardner-Webb University School of Nursing; 2010.
Odegard A. Exploring perceptions of interprofessional collaboration in child mental health
care. Int J Integrated Care. 2006;6:25
Putriana, N A & Saragih Y. (2020). Pendidikan Interprofesional dan Kolaborasi
Interprofesional. Majalah Farmasetika, 5(1) 2020, 18-22.
https://doi.org/10/24198/mfarmasetika.v5i1.25626.
Poltekes Kemenkes Surabaya. (2020). Modul Pembelajaran Interprofessional Education
(IPE).
Sullivan. Mary, Kiovsky. Richard, J. Mason, Diana, Cordelia LMSW; Dukes, Carissa.
Interprofessional Collaboration and Education. AJN The American Journal of Nursing:
March 2015 - Volume 115 – Issue 3 - p 47–54
World Health Organization. Framework for Action on Interprofessional Education and
Collaborative Practice. Geneva: World Health Organization; 2010.