Disusun Oleh:
Anggi Ulfah Mawaddah (215121227)
A. Tinjauan Pustaka
Peneliti melakukan review hasil penelitian sejenis untuk menambahkan kajian dan
referensi dalam penelitian. Yang bertujuan sebagai bahan perbandingan dalam
penelitian ini, akan dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dianggap relevan
dengan penelitian yang telah dilakukan. Pertama, penelitian yang berjudul
"Komunikasi Terapeutik antara Konselor dengan Resident di Rumah Cemara
Bandung”Oleh Arief Rachman Julfikar dari Program Studi Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Kehumasan Universitas Komputer Indonesia pada tahun 2013 (Julfikar,
2013). Penelitian ini dilakukan di Rumah Cemara Bandung dengan tujuan
mengetahui komunikasi Terapeutik Antara Konselor dengan Resident Cemara
Bandung. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data adalah wawancara, dokumentasi, studi pustaka, internet
searching. Dalam penelitian ini, informan yang diwawacarai adalah konselor-konselor
yang ada di Rumah Cemara Bandung yang berjumlah 5 orang. Dari hasil wawancara
yang dilakukan, kemudian peneliti mendeskripsikan hasil wawancara tersebut
berdasarkan definisi yang berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Fase pra-Interaksi itu adalah fase dimana
konselor mempersiapkan diri sebelum langsung berinteraksi dengan resident Fase
Orientasi adalah fase dimana konselor berkenalan dengan resident agar terciptanya
hubungan yang saling. Fase Kerja adalah fase yang konselor dapat fokus terhadap
masalah yang dihadapi oleh resident, dan terakhir. Fase Terminasi adalah hasil
kesimpulan dari semua fase. Kesimpulan dari penelitian menunjukan bahwa tahapan-
tahapan pada komunikasi terapeutik tidak dapat dilakukan dengan mudah dan tidak
sengaja, tetapi harus direncanakan dan dipelajari terlebih dahulu agar tidak terjadinya
bloking atau tidak tahu akan bicara apa saat bertemu resident. Saran penelitian
sebaiknya Rumah Cemara Bandung manfaatkan waktu luang untuk melakukan
komunikasi terapeutik pada resident.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti teliti yaitu
penelitian mengkaji mengenai tahapan-tahapan bagaimana proses terjadinya
komunikasi terapeutik antara konselor dengan resident sedangkan penelitian yang
peneliti teliti mengkaji mengenai tahapan-tahapan bagaimana proses terjadinya
komunikasi terapeutik antara pengasuh dan Orang Gangguan Jiwa. Kedua, penelitian
yang dilakukan oleh Bella Jayanti dari Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi
Manajemen Komunikasi Univeritas Padjajaran pada tahun 2014 (Jayanti, 2014).
Penelitian ini bejudul "Komunikasi Terapeutik pada Anak Autis dalam membangun
Interaksi sosial (Studi Etnografi Komunikasi tentang Terapi Komunikasi di Yayasan
Risantya Bandung). Hal ini menyangkut tentang peristiwa komunikasi yang terjadi,
bentuk komunikasi yang digunakan, serta tindak tutur yang ditunjukkan oleh terapis
dan peserta didik selama kegiatan terapi. Subjek penelitian adalah empat orang terapis
dan empat anak autis dari Yayasan Risantya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif dengan
pendekatan etnografi komunikasi. Teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, serta analisis dokumen. Teknik pengolahan data menggunakan model
Speaking dari Dell Hymes. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pola
komunikasi yang terjalin antara terapis dengan peserta didik merupakan pola
komunikasi komplementaris. Peristiwa komunikasi terdiri dari terapis sebagai penutur,
anak autis sebagai lawan tutur, serta seluruh topik pembicaraan berkaitan dengan
kebutuhan terapi. Tindak tutur yang paling banyak ditunjukkan adalah tindak tutur
ilokusi direktif.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti teliti yaitu
penelitian ini mengkaji mengenai proses dan bentuk komunikasi serta tindak tutur
terapis pada anak autis sedangkan penelitian yang peneliti teliti mengkaji mengenai
komunikasi terapeutik pengasuh dan orang gangguan jiwa. Selain itu metode yang
digunakan pada penelitian ini yaitu etnografi komunikasi sedangkan penelitian yang
peneliti teliti yaitu studi deskriptif. Ketiga, penelitian berjudul “Komunikasi
Interpersonal antara perawat dengan pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas
Komunikasi Terapeutik Antara perawat terhadap pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Moewardi Surakarta) yang dilakukan pada tahun 2009 oleh Abraham
Wahyu Nugroho dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta (Nugroho, 2009).
1) Faktor Psikologik: Interaksi ibi-anak: normal (rasa percaya dan rasa aman) atau
abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus (perasaan
tak percaya dan kebimbangan), Peranan ayah, Persaingan antara saudara kandung,
Intelegensi, Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan, dan masyarakat,
Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu, atau rasa salah.
2) Faktor-faktor Sosio-Budaya (Sosiogenik) atau Sosiokultural: Kestabilan keluarga,
Pola mengasuh anak, Tingkat ekonomi, Perumahan: perkotaan lawan pedesaan.
1) Keadaan Fisik
Orang normal rata-rata mempunyai suhu badan sekitar 37ºC, bila demam
suhu badan berubah. Pada orang yang sedang mengalami gangguan mental
meskipun secara fisik tidak terkena penyakit/sehat kadangkala mengalami
perubahan suhu. Seorang anak yang ditinggal tugas keluar kota oleh ayahnya
suhu tubuhnya naik, ketika ayah pulang, kembali normal.
c. Berkeringat Banyak
Menurut ahli gizi porsi makan manusia agar sehat dan tidak mudah
terserang penyakit harus memenuhi standar umum yang ideal. Orang yang
sedang terganggu kesehatan mentalnya kadang-kadang gairah makan
terganggu, bahkan ada yang hilang pada semua atau beberapa jenis makanan
tertentu.
Pada orang normal sistem organ tubuh berjalan sesuai dengan fungsi
masing-masing, sehingga terjadi keseimbangan. Keseimbangan sistem organ
berdampak pada adanya ketenangan. Sebaliknya bila terjadi gangguan mental,
misalnya kesedihan yang bertubi-tubi, tiba-tiba nafasnya sesak dan batuk tidak
berdahak, hal ini terjadi berlarut-larut pada sistem organ paru-paru meskipun
tidak ada tanda-tanda penyakit secara medis. Tekanan darah tinggi, sakit
jantung dan lain-lainnya.
1) Keadaan Mental
B. Kerangka Pemikiran
2. Fase Orientasi/Perkenalan,
Perkenalan merupakan kegiatan yang pengasuh lakukan saat pertama kali bertemu
ODGJ
3. Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan pengasuh yang terkait erat dengan
pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
4. Fase Terminasi
Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dalam
bentuk tunggal yang mempunyai banyak arti seperti, tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap maupun
cara berpikir. Dalam bentuk jamak yaitu ta etha yang artinya adalah adat kebiasaan.
Arti terakhir inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah etika yang
oleh filsuf Yunani besar Aristoteles sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.
Sehingga etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan.
a. Prinsip Etik
Prinsip berbuat baik, memberikan manfaat yang maksimal dan risiko yang
minimal.
Ada beberapa katagori pelanggaran etik dalam menulis naskah ilmiah antara lain
(Suryanto, 2005).
a. Fabrication
b. Falsifications
c. Plagiarism
Menggunakan kata atau kata-kata gagasan, data atau hasil penelitian orang lain
tanpa penghargaan kepada pemiliknya. Pencurian data atau gagasan lebih serius
lagi karena hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa disadari.
d. Redundant (respetitive)
e. Dubplicate publication
Dubplicate publication adalah publikasi satu artikel atau yang identik atau overla
secara subtansial, tanpa ada ucapan terima kasih, dapat diklasifikan sebagai self
plagiarism. Redundant dan duplication ini dapat cenderung untuk mengubah data
yang ada sebagai bukti ilmiah. Apabila data dikutip dua kali misalnya, keluaran
pada meta analisis yang dilakukan akan invalid.
f. Conlict of interest
4. Pengertian Plagiarisme
Kata plagiarisme berasal dari bahasa latin yaitu plagiarius yang berarti merampok,
pembajak. Plagiarisme merupakan suatu tindakan mencuriatau pembohongani
intelektual. Plagiarisme merupakan pembajakan fakta dari ungkapan kalimat orang
lain secara tidak sah. Selain itu juga plagiarism adalah tindakan pencurian atau
perampasan, penerbitan, menyatakan ide seseorang sebagai milik sendiri walaupun
tulisan yang sebenarnya milik orang lain. Selain itu menurut pendapat dari Alexander
Lindsey dalam tulisannya berjudul Plagiarism and Originality dalam Soelistyo,
Plagiat dapa diartikan sebagai sebuah tindakan penjiplakan ide dan gagasan orang
lain untuk diakui sebagai karya sendiri dengan menggunakan karya orang laintanpa
menyebutkan sumbernya dan berakibat timbulnya spekulasi yang salah dan keliru
terhadapsebuah ide, gagasan, opini dan karya.
1) Plagiarisme tiap kata per kata, merupakan menyalin kalimat secara langsung
dari sebuah dokumen teks tanpa adanya pengutipan atau perizinan.
Contohnya dalam penerapan plagiarisme ini sering dijumpai pada penulisan
karya tulis ilmiah yang ditulis tanpa menggunakan tanda pengutipan.
2) Plagiarisme paraphrase, merupakan salah satu teknik penulisan ulang dengan
mengubah kata atau arti, tetapi teks aslinya masih dapat dikenali. Pengubahan
kata dapat dilihat berdasarkan sinonim dari kata itu sendiri.
a. Turnitin
Turnitin diciptakan oleh iParadigms LLC. Saat pertama kali peluncurannya pada
tahun 1997, Turnitin terhubung dengan dosen dan mahasiswa melakukan scaning
karya ilmiah dengan dosen yang bersangkutan. Sehingga perpustakaan hanya
melayani di luar kelas.Turnitin juga dianggap lebih kompleks sumbernya dan
lebih mudah digunakan. Ide mendatangkan layanan scan anti plagiarisme ini
muncul karena saat ini banyak sekali kasus mahasiswa yang dalam
menyusunkarya ilmiah masih ditemukan tindakan plagiarisme. Aplikasi Turnitin
tidak hanya melakukan pengerjaan scanning untuk pengecekan similaritas, namun
juga menyediakan layanan berupa manajemen aplikasi secara lebih terstruktur.
Untuk dapat menggunakan aplikasi ini, pengguna diwajibkan berlangganan
(berbayar).
Viper Anti-Plagiarism Scanner adalah aplikasi yang dapat digunakan secara open
access. Aplikasi ini tidak sepenuhnya memiliki tampilan berbasis web, namun
sebelum digunakan, pengguna harus melakukan instalasi terlebih dahulu dari
software komputer. Versi yang dirilis terakhir adalah 4.1.90.1039. Sebelum
mengakses aplikasi ini,pengguna harus melakukan registrasi untuk mendapatkan
akun dengan menggunakan email. Setelah registrasi telah dilakukan, aplikasi ini
akan mengirimkan username dan password via email pengguna yang telah
didaftarkan.
c. Plagtracker
d. Plagiarism Detector
Plagiarism Detector adalah aplikasi berbayar, namun aplikasi ini memiliki versi
trial yang dapat digunakan dengan beberapa batasan tertentu. Anti-Plagiarism
Scanner memerlukan instalasi dari pengguna dan untuk mengoperasikan aplikasi
ini, pengguna harus berada dalam status online. Aplikasi ini memiliki
keistimewaan yang ditawarkan bagi penggunanya yaitu menyediakan opsi pilihan
pengecekan baik via websitemaupun dari directory pengguna ataupun dapat
digunakan keduaduanya. Keistimewaan tersebut dapat diperoleh jika pengguna
telebih dahulu harus berlangganan aplikasi tersebut. Untuk versi demo, pilihan
yang hanya diperbolehkan adalah melakukan pengecekan berbasis internet.
REFERENSI
Littlejohn, W, S., & Foss, K. A (2009). Teori Komunikasi (9th ed.). Salemba
Humanika.