MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah antropologi Kesehatan
Dosen pengajar : Ira Farida, S.Kep, Ners, M.Kes
oleh:
Omay Nurrohmayanti (42010421045)
A. PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Komunikasi melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Komunikasi berjalan karena manusia membutuhkan
satu dengan lainnya. Everet M.Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan komunikasi
merupakan suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang
mendalam.
Dalam dunia kesehatan yakni di dunia keperawatan terdapat komunikasi yang disebut
dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi ini sangat berbeda dengan komunikasi pada
umumnya. Karena komunikasi ini merupakan sebuah komunikasi yang direncanakan secara
sadar dan merupakan seni dari penyembuhan pasien. Sehingga orang yang terapeutik ini,
berarti orang tersebut mampu mengkomunikasikan perasaan, perbuatan, ide, ekspresi yang
mampu memfasilitasi kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi
interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar pasien dan
perawat.(Nasir. H: 142)
Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
komunikasi terapeutik,dan mengetahui manfaat dari komunikasi terapeutik.
Mannfaat
Batasan masalah
Agar pembahasan ini lebih terfokus dan tidak meluas dari pembahasan maka makalah ini
membahas tentang definisi,tujuan,manfaat dan prinsip-prinsip dalam komunikasi terapeutik.
BAB II
PEMBAHASAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran serta perubahan konsep perawatan
dari perawatan orang sakit secara individual kepada perawatan paripurna menyebabkan
peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam memberikan asuhan keperawatan. Dalam
era kemajuan seperti komunikasi dari keperawatan sebagai orang yang terdekat dengan
pasien menjadi lebih penting baik secara verbal maupun non verbal dalam membantu
kesembuhan pasien. Sebab dokter zaman sekarang banyak menggunakan peralatan canggih
seperti computer, sehingga hubungan antara dokter dengan pasien jarang dapat berjalan
dengan baik. Untuk itulah perawat sebagai komponen penting dalam proses perawatan sangat
dituntut untuk mampu berkomunikasi. Pandangan mata, mimic senyum, sentuhan tidak dapat
diganti oleh peralatan canggih apapun. (Muslihah dan Fatmawati, 2010:25)
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada dasarnya komunikasi terapeutik
merupakan komunikasi professional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien.
(Muslihah dan Fatmawati, 2010:25).
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar yang bertujuan
dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi rofesional
yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien (Heri Purwanto, 1994:12).
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang memiliki makna terapeutik bagi pasien dan dilakukan oleh perawat untuk
membantu pasien mencapai kondisi yang adaptif dan positif. Komunikasi terapeutik termasuk
komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat
dengan pasien.
Persoalan mendasar antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan kedalam
komunikasi pribadi diantara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima
bantuan
a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan fikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang adabila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekutan egonya.
d. Mempererat hubungan atau interaksi antara pasien dengan terapis atau tenaga kesehatan secara
professional dan proporsional dalam rangka membantu penyelesian masalah pasien.
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antar
perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkapkan
perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan dalam perawatan. Proses komunikasi yang baik dapat memberikan pengertian
tingkah laku pasien dan membantu pasien dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi
pada tahap perawatan. Sedangkan pada preventif kegunaannya adalah mencegah adanya
tindakan yang negative terhadap pertahanan diri pasien (Muslihah dan Fatmawati, 2010:26).
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta nilai
yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai.
4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk
mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan
dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendirisecara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.
7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
8. Memahami betul arti simpati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati yang
bukan terapeutik.
10. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang lain
tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat fisik,
mental, social, spiritual dan gaya hidup.
12. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang
tanpa rasa takut.
13. Altruisme, mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi.
14. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin keputusan berdasarkan
prinsip kesejahteraan manusia.
15. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya atas
tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain tentang apa yang
dikomunikasikan.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dalam era kemajuan seperti komunikasi dari keperawatan sebagai orang yang terdekat
dengan pasien menjadi lebih penting baik secara verbal maupun non verbal dalam membantu
kesembuhan pasien.
Dalam pengertian lain komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat
memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
pada pasien (Musliha dan Fatmawati 2010:111) Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
yang direncanakan secara sadar yang bertujuan dan kegiatannya difokuskan untuk
kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi rofesional yang mengarah pada tujuan untuk
penyembuhan pasien (Heri Purwanto, 1994:12).
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang memiliki makna terapeutik bagi pasien dan dilakukan oleh perawat untuk
membantu pasien mencapai kondisi yang adaptif dan positif.
Persoalan mendasar antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan kedalam
komunikasi pribadi diantara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima
bantuan 2.1 Tujuan komunikasi terapeutik Tujuan komunikasi terapeutik dalam buku
(Mundakir, 2006:117) adalah: a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan fikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang adabila
pasien percaya pada hal yang diperlukan.
Fungsi komunikasi keperawatan Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan
menganjurkan kerjasama antar perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.
Proses komunikasi yang baik dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan
membantu pasien dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi pada tahap perawatan.