KOMUNIKASI TERAPEUTIK
DISUSUN OLEH:
1. THEODORA AYSI (201911052)
2. VERONIKA S.S (201911053)
3. WULANDARI F.P (201911054)
4. YULIANI PUJI.A (201911055)
5. YULINATA.H (201911056)
6. KANTIUS MOM (201811031)
7. JONAS GOO (201811064)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik dirancang dan direncanakan untuk tujuan terapi, dalam rangka
membina hubungan antara perawat dengan pasien agar dapat beradaptasi dengan stress,
mengatasi gangguan psikologis, sehingga dapat melegakan serta membuat pasien merasa
nyaman, yang pada akhirnya mempercepat proses kesembuhan pasien. Untuk itu perawat
memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan
intelektual, tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih
sayang / cinta (Johnson, 1989) dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan
mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra
profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan
ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.
B. Tujuan
1. Umum
a. Mendeskripsikan pengertian komunikasi terapeutik
b. Mendeskripsikan tahap-tahap komunikasi terapeutik
c. Mendeskripsikan cara atau Teknik komunikasi terapeutik
d. Mengetahui hambatan komunikasi terapeutik
e. Mendeskripsikan tentang cara menghadirkan diri secara terapeutik, dimensi
respon serta tindakan
2. Khusus
a. untuk memberika wawasan kepada pembaca tentang apa yang dimaksud dengan
komunikasi terapeutik
b. agar pembaca mengetahui cara pengaplikasian tahapan komunikasi terapeutik
pada saat bekerja maupun dalam kehidupan sehari-hari
c. agar pembaca dapat menghadirkan diri dan dapat memberi respon terapeutik
terhadap orang di sekitar
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TERORI
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dirancang dan direncanakan untuk tujuan
terapi, komunikasi terapiotik merupakan media utama yang digunakan untuk mengaplikasikan
proses keperawatan dalam lingkungan kesehatan jiwa. keterampilan perawat dalam komunikasi
terapiotik mempengaruhi keefektifan banyak intervensi dalam keperawatan jiwa. komunikasi
terapeutik juga merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar. tujuan dan kegiatannya
difokuskan untuk menyembuhkan klien komunikasi terapiotik merupakan media untuk saling
memberi dan menerima antara pasien dan perawat.
Dalam rangka membina hubungan antara perawat dengan pasien agar dapat beradaptasi
dengan stress, mengatasi gangguan psikologis, sehingga dapat melegakan serta membuat pasien
merasa nyaman, yang pada akhirnya mempercepat proses kesembuhan pasien. Berikut adalah
pengertian komunikasi terapeutik dalam beberapa sumber:
Adapun tugas perawat pada tahap persiapan ini adalah mengumpulkan data mengeksplorasi
perasaan harapan, fantasi, atau kekuatan pasien. menganalisis kekuatan profesional dirinya dan
kelemahan dirinya sendiri dan membuat rencana pertemuan dengan pasien atau klien. Tugas
perawat dalam tahap persiapan atau pra interaksi yaitu:
a) Mengeksplorasi perasaan mendefinisikan harapan dan mengidentifikasikan kecemasan
b) Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri
c) Mengumpulkan data tentang klien
d) Merencanakan pertemuan pertama dengan klien
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali perawat bertemu atau
kontak dengan pasien atau klien. Sebaiknya saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan diri
terlebih dahulu kepada pasien atau klien. Dengan memperkenalkan diri berarti perawat telah
menunjukkan salah satu sikap terbuka pada pasien atau klien. Sikap ini diharapkan mendorong
pasien atau klien untuk membuka dirinya. Tujuan tahap ini adalah untuk validasi keakuratan
data-data dan rencana yang telah dibuat tentang kondisi pasien atau klien saat ini, Serta
mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Tugas perawat dalam tahapan orientasi atau perkenalan
adalah :
3.Tahap Kerja
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik.
Pada tahap ini, perawat dan pasien atau klien bekerja bersama-sama mengatasi masalah yang
dihadapi pasien atau kain. Pada tahap kerja ini dituntut kompetensi dan kemampuan perawat
dalam mendorong pasien atau klien dalam mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Perawat
juga dituntut untuk mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap setiap
perubahan dalam respon verbal maupun nonverbal klien. Pada tahap kerja perawat perlu
melakukan aktif listening karena tugas perawat pada tahap kerja ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah pasien atau klien titik pada tahap kerja dalam komunikasi terapeutik
sangat dipengaruhi oleh keterampilan perawat dalam mendengarkan masalah pasien atau klien
dari pengetahuan keperawatan dari perawat. Semakin tinggi kesadaran dan kesabaran perawat
mendengarkan masalah kemungkinan perawat semakin mengenal, mengerti dan mengetahui cara
penanggulangan masalah yang sedang dialami pasien atau klien.
4.Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan pasien atau klien. Proses
terminasi perawat dengan pasien atau klien merupakan aspek penting dalam asuhan keperawatan
rumah sehingga jika hal ini tidak dilakukan dengan baik oleh perawat, maka regresi dan
kecemasan atau kondisi fisik atau psikologis dapat terjadi lagi pada diri pasien atau klien. Pada
tahap terminasi sangat dibutuhkan keterampilan profesional, terutama dalam mengevaluasi
pencapaian tujuan komunikasi terapeutik tersebut. Tahap terminasi dibagi dalam dua bagian
yakni terminasi sementara dan terminasi akhir Adapun tugas perawat pada tahap terminasi yaitu :
Seorang perawat ataupun orang-orang yang berada didalam dunia kesehatan, harus mampu
untuk menjadi pendengar yang aktif. Menjadi pendengar yang aktif disini adalah memiliki
konsentrasi dan perasaan yang baik dengan menggunakan seluruh indra dengan tujuan untuk
menerima segala jenis keluhan, komplain, aduan ataupun protes dari setiap pasien. Cara
untuk menjadi pendengar yang aktif antara lain adalah :
a) Membuat kontak mata dengan pasien dan berusaha menatap wajah pasien ketika pasien
berbicara
b) Jangan melalukan gerakan yang tidak diperlukan, tapi lakukanlah gerakan ketika kamu
merasa pasien butuh dipegang. Seperti misalnya dengan mengusap tangan, mengusap
wajah atau menggenggam tangan pasien.
c) Berikan jawaban setiap pasien bertanya, misalnya dengan langsung berbicara atau hanya
sekedar menggerakkan kepala pertanda kamu mendengarkan pasien.
d) Hadapkan atau arahkan tubuh kepada pasien, dan usahakan untuk tidak membelakangi
pasien ketika berbicara
2. Menerima informasi
Menerima informasi merupakan sebuah langkah yang bertujuan untuk mendukung segala
Informasi yang kamu terima dari pasien. Beberapa cara ataupun langkah-langkah yang harus
kamu lakukan untuk menunjukkan bahwa kamu menerima informasi dari pasien adalah :
a) Ketika pasien bertanya, maka jawablah pertanyaan pasien tersebut sesuai dengan
pengetahuan kamu. Pada saat kamu menjawab pertanyaan pasien, maka disitu kamu
sudah melakukan klarifikasi.
b) Usahakan untuk tetap fokus pada topik yang dimulai oleh pasien, dan kembalikan
pembicaraan ketika kamu merasa bahwa pasien sudah tidak membahas topik yang utama
tadi.
c) Lakukanlah observasi terhadap pasien, misalnya dengan mengamati tingkah laku, gerak
gerik, ekspresi wajah hingga cobalah untuk memahami perasaan pasien.
3. Menawarkan informasi
Menawarkan informasi kepada pasien bertujuan untuk melatih respon dan kecakapan
pasien untuk mendengarkan perawatnya. Kamu dapat menawarkan informasi kepada
pasien dengan mengatakan bahwa :
Kamu akan mencari tahu jawaban atas pertanyaannya
a) Kamu akan memfasilitasi komunikasi dengan dokter
b) Atau ketika ada informasi yang harus kamu tutupi, maka cobalah untuk memberikan
informasi yang dapat menenangkan diri pasien
4. Diam
Ketika pasien sedang berbicara, maka usahakanlah untuk tidak berbicara dengan orang
lain, atau bahkan diamlah sesaat dan dengarkan seluruh informasi yang diberikan oleh
pasien. Ketika kamu diam pada saat pasien berbicara, maka pasien akan merasa bahwa
kamu mau menunggu dirinya selesai berbicara dan dia akan merasa dihormati. Tapi, diam
juga tidak boleh dilakukan terlalu lama karena akan membuat pasien menjadi khawatir
kepada kamu. Bisa jadi, pasien akan merasa kamu menutup-nutupi sesuatu dari dirinya
sehingga Ia menjadi cemas.
5. Meyakinkan
Meyakinkan merupakan sebuah cara ataupun kemampuan perawat untuk memberikan
keyakinan kepada seorang pasien, baik melalui ekspresi wajah, perkataan, hingga
pandangan mata. Dengan mempelajari teknik terapeutik yang satu ini, maka seorang
perawat akan mampu untuk menenangkan dan membuat pasien nyaman meskipun
sebenarnya perawat sedang menutup-nutupi sesuatu tentang diri atau kondisi pasien.
6. Menyimpulkan
Ketika berkomunikasi dengan pasien, maka perawat juga harus mampu untuk
menyimpulkan informasi yang disampaikan oleh pasien. Selain itu, perawat harus mampu
untuk mengambil point penting dari percakapan tersebut dan mengklarifikasinya kepada
pasien dengan kesimpulan yang telah dibuat. Perawat yang mampu menyimpulkan setiap
informasi dari pasien dengan baik, maka akan memberikan sebuah Cara Berkomunikasi
dengan Baik dan efektif.
7. Memberi penghargan
8. Teknik yang selanjutnya yang harus dipelajari oleh seorang perawat adalah mencoba
untuk mampu memberikan penghargaan ketika percakapan atau komunikasi sudah
berakhir. Misalnya dengan memberikan semangan atau memberikan respon-respon yang
sepertinya diharapkan oleh pasien. Dengan memberikan penghargaan kepada pasien,
maka pasien akan merasa dihargai, dihormati dan dirawat dengan baik
9. Membuka komunikasi
Ketika seorang pasien ingin menyampaikan sebuah informasi, namun Ia masih ragu untuk
mengutarakannya, maka seorang perawat harus mampu untuk membuka komunikasi.
Membuka komunikasi akan membuat komunikasi yang terjadi memiliki sifat terbuka dan
tidak ada saling tutup menutupi, sehingga pasien akan secara terus terang dan berkata jujur
untuk memberikan seluruh informasi kepada perawat yang merawatnya. Membuka
komunikasi bisa dengan melakukan beberapa cara seperti:
Ketika melakukan komunikasi terapeutik, setiap orang yang berinteraksi akan memiliki
paerbedaan dalam mempresepsikan pesan yang diterima. Hal ini akan mempengaruhi tujuan
awal dari komunikasi terapeutik yang seharusnya menjadi terapi malah akan menimbulkan
masalah baru. Dengan memperhatikan hal-hal yang dapat menjadi hambatan dalam melakukan
komunikasi terapeutik diharapkan dapat meminimalisir efek yang ditimbulkan. Beberapa
hambatan yang mempengaruhi komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:
1. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu hal yang terjadi. Persepsi dapat
terbentuk dari apa yang diharapkan seseorang dan berdasarkan pada pengalaman. Setiap orang
akan berbeda dalam merasakan, menginterpretasikan, dan memahami pesan yang diterima.
Perbedaan persepsi dari pesan yang diterima akan menjadi kendala dalam komunikasi sehingga
pesan yang seharusnya tidak tercapai.Perlu bagi kita untuk menyatukan persepsi dengan meminta
klien mengulang informasi yang diterima.
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu hal yang dianggap penting dan dapat mempengaruhi pemikiran dan tingkah
laku seseorang.Penting bagi seorang perawat memperhatikan nilai yang ada pada klien. Nilai-
nilai ini dapat berupa nilai kepercayaan, adat istiadat, maupun hal-hal yang ada di dalam
keluarga.
3. Perkembangan
4. Emosi
Budaya adalah cara hidup seseorang yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok
orang.Biasanya budaya seseorang akan ditunjukkan dengan tingkah laku. Perbedaaan bahasa dan
budaya dapat menghambat proses komunikasi. Sehingga untuk keadaan seperti ini, saat perawat
melakukan komunikasi dan perawatan membutuhkan seseorang penerjemah untuk
mempermudah proses komunikasi.
6. Jenis kelamin
Pria dan wanita memiliki ciri khas tersendiri dalam melakukan komunikasi yang dapat
mempengaruhi satu sama lainnya. Biasanya wanita akan lebih menjalin hubungan komunikasi
dibandingkan dengan pria.Perawat perlu memperhatikan perbedaan ini sehingga dapat menjalin
komunikasi dengan baik.
7. Pengetahuan
Terkadang komunikasi akan sangat sulit ketika perawat melakukan komunikasi kepada klien
dengan tingkat pendidikan yang berbeda.Dalam hal ini, perawat perlu mengkaji tingkat
pengetahuan klien demi mempermudah menyampaikan informasi. Perawat perlu menggunakan
bahasa dan kata-kata yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh klien.
Pada saat berkomunikasi dengan rekan sejawat, perawat akan merasa lebih santai dan lebih
nyaman. Berbeda dengan saat perawat dan klien berinteraksi akan lebih sopan dan menghormati
klien.Perawat dan klien berkomunikasi dalam tatanan peran dan hubungan.Disini perlu dilakukan
hubungan saling percaya dengan menerapkan Komunikasi Terapeutik.
2) Dimensi Respon
Dimensi respon yang harus dimiliki oleh seorang perawat ada 4 yaitu:
1. Kesejatian
Kesejatian adalah pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri kitra yang
sebenarnya. Kesejatian dipengaruhu oleh:
a. Kepercayaan diri
Orang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan menunjukan kesejatianya
pada saat keadan yang tidak nyaman dimana kesejatian yang ditampilkan akan
mengakibatkan risiko tertentu
b. Persepsi terhadap orang lain
Apabila seseorang melihat orang lain mempunyai mempuan yang lebih besar dan
menguasi kita, dapat mempengarui bagaimana kita akan menampilkan kesejatiaan
yang sebenarnya
c. Lingkungan
Lingkungan terdiri dari waktu dan tempat. Tempat dimana seseornag berada dimuka
public akan mengakibatkan seseorang merasa sulit untuk menunjukan seperti apa
dirinya yang sebenarnya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain, bahwa kita telah
memahami bagaimana perasaan orang tersebut
3. Respek/Hormat
Respek adalah prilaku yang menunjukan kepedulian/perhatian,rasa suka,dan menghargai
klien. Perawat harus menghargai klien, dan menerima klien tanpa syarat
Prilaku respek dapat ditunjukan dengan melihat kearah klien, memberikan perhatian yang
tidak terbagi, dan memelihara kontak mata
4. Konkret
Perawat menggunakan terminologi yang spesifik dan bukan abstrak pada saat
mendiskusikan dengan klien mengenai perasaan, pengalaman dan tingkah lakunya.
Fungsi dari dimensi ini adalah dapat mempertahankan respon perawat terhadap perasaan
klien, penjelasa yang akurat tentang masalah dan mendorong klien untuk memikirkan
masalah yang spesifik.
3) Dimensi Tindakan
a. Konfrontasi
Merupakan proses interpersonal yang digunakan oleh perawat untuk memfasilitasi,
memodofikasi dan memperluas dari gambaran diri orang lain. Tujuannya adalah agar
orang lain sadar adanya ketidaksesuaian pada dirinya dalam hal perasaan,tingkah laku
dan kepercayaan.
b. Kesegaraan
Kesegeraan berarti seorang perawat harus berespon cepat terhdap apa yang
dikeluhkan oleh pasien dan tidak boleh mengabaikanya atau menunda-nunda
tindakan.
c. Membuka Diri
Seorang perawat harus selalu membuka diri untuk mendengarkan keluhan yang di
sampaikan oleh pasien. Tindakan ini sangat diperlukan agar seorang pasien dapat
menyampaikan semua keluhanya dan perawat bisa mendapatkan informasi yang
lengkap.
BAB III
APLIKASI
2. Tahap Intervensi/perencanaan
Pada tahap ini tugas perawat adalah merumuskan tujuan keperawatan dan
menetapkan kriteria keberhasilan,merencanakan asuhan keperawatan dan tindakan
kolaboratif yang akan dilakukan. Komunikasi yang penting dilakukan perawat pada
fase ini adalah mendiskusikan Kembali rencana yang sudah disusun perawat dan
Bersama klien menunjukan kriteria keberhasilan yang akan dicapai. Jadi, seorang
perawat harus mengkomunikasikan Kembali renca tindakan baik kepada pasien
maupun kepada keluarga pasien sebagai bentuk tanggung jawab professional dan
memudahkan komunikasi antar tim kesehatan untuk asuhan keperawatan yang
bekesinambungan
3. Tahap implementasi/tindakan
Pengaplikaisan komunikasi terapeutik pada tahap implementasi atau tindakan adalah
dengan cara perawat harus berkomunikasi dengan pasien, dan menggunakan seluruh
kemampuan serta pengetahuan pada saat menjelaskan tindakan tertentu, misalnya
memberikan Pendidikan kesehatan,memberikan konseling,menguatkan sistem
pendukung,membantu meningkatkan kemampuan koping dan sebgainya.
Teknik komunikasi terapeutik pada fase ini adalah memberikn informasi. Disamping
komunikasi verbal yang diucapkan dengan kata-kata,mperawat harus menunjukan
sikap terapeutik secara fisik selama berkomunikasi, contihnya:
a. Ekpresi wajah menyenangkan, tampak iklas
b. Mendekat dan membungkuk kearah klien
c. Mempertahankan kontak mata
d. Sikap terbuka tidak melihat tangan atau kaki saat interaksi terjadi
e. Tetap releks
4. Tahap evaluasi
Komunikasi pada tahap evaluasi pada tahap ini perawat menilai keberhasilan dari
asuhan dan tindakan keperawatan yang telah dilakukan titik semua hasil dicatat dalam
buku catatan perkembangan perawat-klien mendiskusikan hasil dengan klien, meminta
tanggapan klien atas keberhasilan atau ketidakberhasilan tindakan yang dilakukan, dan
bersama klien merencanakan tindak lanjut asuhan keperawatannya. Jika belum berhasil
maka perawat dapat mendiskusikan kembali dengan kain apa yang diharapkan dan
Bagaimana peran serta atau keterlibatan klien atau keluarga dalam mencapai tujuan dan
rencana baru asuhan keperawatan klien. Pada setiap fase dalam proses keperawatan
perawat harus menggunakan teknik teknik komunikasi terapeutik dan menggunakan fase-
fase berhubungan intim perawat-klien mulai fase orientasi fase kerja dan fase terminasi.
Setiap Anda diminta latihan, siapkan diri Anda terlebih dahulu dengan Membuat strategi
pelaksanaan atau SP komunikasi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Selain itu sangat disarankan kepada seorang perawat bahwa harus terus belajar untuk
berkomunikasi secara efektif dengan klien, agar klien mudah mengerti dengan apa yang
disampaikan oleh seorang perawat dan dapat terjalin rasa saling percaya antara perawat
dan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Menghadirkan Diri Secara Terapeutik, Dimensi Respon dan Tindakan. Diunduh dari:
https://id.scribd.com/document/453323635/makalah-MENGHADIRKAN-DIRI-
SECARA-TERAPEUTIK-DAN-DIMENSI-RESPON-DAN-TINDAKAN-docx. Diakses
pada 10 Nivember 2020. Pukul 15.30
Google Book.Tahap Komunikasi Terapeutik. Diunduh dari:
https://books.google.co.id/books?
id=erJADwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=tahap+komunikasi+terapeutik&hl=id&s
a=X&ved=2ahUKEwju47P_qffsAhVBbysKHQIGCEQQ6AEwBnoECAgQAg#v=onepa
ge&q=Bab%208&f=false. Diakses pada 10 November 2020. Pukul 15.55