Anda di halaman 1dari 22

‘’ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH ’’

Nama kelompok 1 :

1. Inozenzia Herdian 201711043


2. Jessica Putri Budianti 201711045
3. Irianti Making 201711044
4. Leonora Rehulesin 201711049
5. Nadila Adelinda 201711056
6. Nova Incarna Meli 201711057
7. Yuli Listyawati 201711066

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES ST. ELISABETH SEMARANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri. Konsep
diri secara langsung mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang tentang
dirinya sendiri. Perkembangan dan pengelolaan konsep diri dimulai pada usia
muda dan terus berlangsung sepanjang masa kehidupan. Konsep diri menurut
Rosenberg menyatakan bahwa konsep diri merupakan struktur mental, suatu
totalitas pikiran, perasaan dalam hubungannya dengan diri sendiri, bahwa konsep
diri merupakan kesan individu terhadap dirinya secara keseluruhan meliputi
pendapatan tentang diri sendiri, tentang citra diri di mata orang lain, dan hal-hal
yang dapat dicapai.1
Gangguan konsep diri merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami
atau berisiko mengalami kondisi perubahan perasaan pikiran atau pandangan
dirinya sendiri yang negatif. Gangguan konsep diri merupakan salah satu bentuk
masalah kejiwaan yang sering terjadi. Gangguan konsep diri meliputi gangguan
pada: gambaran diri, ideal diri, penampilan peran, identitas diri, dan harga diri.
Menurut data World Health Organitation (WHO) tahun 2009, prevalensi masalah
kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi 25% dari penduduk dunia pernah menderita
masalah kesehatan jiwa, 1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat, potensi
seseorang mudah terserang gangguan jiwa memang tinggi, setiap saat 450 juta
orang di seluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa, saraf maupun perilaku
dan jumlahnya terus meningkat. Menurut Sekjen Depkes, H. Syafii Ahmad,
kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara
termasuk indonesia. Menurut data dari departemen kesehatan orang yang
mengalami gangguan masalah kejiwaan yang didalamnya termaksud orang-orang
yang mengalami gangguan konsep diri yaitu sebesar 2,5 juta jiwa, yang diambil
dari data Rumah sakit jiwa di Indonesia.2
Individu dengan konsep diri yang positif mampu lebih baik membentuk,
mengembangkan, dan mempertahankan hubungan dengan diri sendiri, melawan
penyakit psikologis dan fisik. Individu yang memiliki konsep diri yang kuat
mempunyai kemampuan sangat baik untuk menerima sesuatu atau beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi selama hidupnya baik itu menyangkut dirinya
sendiri atau dengan orang lain. Namun apabila terjadi ketidakseimbangan diantara
hal tersebut maka akan terjadi gangguan konsep diri.3

1.2 Tujuan
1.2.1 tujuan umum
Mengaplikasikan kemampuan dalam menganalisa penerapan berbagai
konsep Keperawatan jiwa : gangguan Risiko Perilaku Kekerasan,
Risiko Bunuh Diri, Waham, Halusinasi, Isolasi Sosial, Defisit
Perawatan Diri, klien dengan gangguan konsep diri, klien dengan
kecemasan dan kehilangan, klien dengan ketidakberdayaan dan
keputusasaan, dan dengan distress spiritual.
1.2.2 tujuan khusus
1. mahasiswa mampu memahami tentang defenisi gangguan konsep
diri
2. mahasiswa mampu memahami tentang etiologi gangguan konsep
diri
3. mahasiswa mampu memahami tentang tanda dan gejala gangguan
konsep diri
4. mahasiswa mampu memahami tentang intervensi
keperawatan/strategi pelaksanaan
5. mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan
gangguan konsep diri

1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menerapkan asuhan keperawatan pada
pasien gangguan jiwa dengan kasus gangguan konsep diri.
BAB II

KONSEP TEORI

A. Definisi
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negative
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi
secara :

a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, missal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll. Pada
klien yang dirawat dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy
yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik sembarangan, pemasangan
alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan perianal, dll),
harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai
b. Kronik, Evaluasi diri/ perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama

B. Etiologi
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi :
a. Faktor Predisposisi

1) Citra tubuh
 Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi).
 Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh (akibat tumbuh
kembang atau penyakit).
 Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi
tubuh.
 Proses pengobatan, seperti radiasi dan kemoterapi.
2) Harga diri
 Penolakan.
 Kurang penghargaan.
 Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten. terlalu dituruti,
terlalu di tuntut.
 Persaingan antar keluarga.
 Kesalahan dan kegagalan berulang.
 Tidak mampu mencapai standar.
3) Ideal diri
 Cita-cita yang terlalu tinggi.
 Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
 Ideal diri samara tau tidak jelas.
4) Peran.
 Stereotype peran seks.
 Tuntutan peran kerja.
 Harapan peran kultural.

b. Faktor Presipitasi
1) Trauma
2) Ketegangan peran
3) Transisi peran pengembangan
4) Transisi peran situasi
5) Transisi peran sehat sakit
C. Tanda dan Gejala
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktivitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
6. Lebih banyak menunduk
7. Bicara lambat dengan suara lemah
8. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadappenyakit
9. Rasa bersalah terhadap dir sendiri
10. Merendahkan martabat sendiri
11. Menarik diri
12. Percaya diri kurang
13. Konsentrasi kurang
14. Regresi perkembangan
15. Mencederai diri.
Selain tanda dan gejala tersebut kita juga mengamati penampilan seseorang
dengan harga diri rendah yang tampak kurang memperhatikan perawatan.

D. Pohon Masalah
Effect Isolasi social

Core Problem Harga diri rendah kronis

Causa Koping individu tidak efektif

E. Masalah Keperawatan
1. Koping individu tidak efektif
2. Harga diri rendah kronis
3. Isolasi social

F. Intervensi Keperawatan/Strategi pelaksanaan


a. SP 1 : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu
pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan membantu pasien memilih
atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam
rencana harian.
b. SP 2 : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien
BAB III

PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Kasus

1. Pengkajian
Perawat yang mengkaji : Inozen
Unit : Rawat Inap
Ruang/kamar : Anggrek /111bed 3
Tanggal/waktu masuk RS : 16 Juli 2019, pukul 10.00 WIB
Tanggal/waktu pengkajian : 17 Juli 2019, pukul 14.00 WIB
Cara pengkajian : Autoanamnesa, Auloanamnesa, RM

2. Identitas Klien
Nama : Nn. M
Umur : 31 Tahun
Tempat/tgl lahir : Semarang, 25 Desember 1988
Alamat : Jl. kagok dalam III, nomor 57
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani

3. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. F
Umur : 32 Tahun
Alamat : Jl. kagok dalam III, nomor 57
Hubungan dengan klien : Ibu

I. ALASAN MASUK
Keluarga pasien mengatakan bahwa 2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering
menyendiri, membanting barang, bicara sedikit, sulit komunikasi, bicara sendiri dan sulit
tidur.
II. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil √ Kurang berhasil
  Tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya fisik   
Aniaya seksual   
Kekerasan dalam keluarga   
Tindakan kriminal   

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±3 tahun yang lalu, pernah rawat jalan di
RSJ. SUNGAI BANGKONG
2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil
3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
4. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu ia jatuh dari
sepeda.
Masalah Keperawatan : Distress Spiritual

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


 ya √
Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan /perawatan

Masalah Keperawatan : Tidak ada


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Masalah Keperawatan: Tidak ada


III. FISIK
1. Tanda vital TD: 130/90 mmHg N: 90x/mnt S:36,5oC RR: 19x/mnt
2. Ukuran TB: 160 cm BB: 50 kg  Turun  Naik
3. Keluhan Fisik  ya √Tidak
Jelaskan : TTV dalam keadaan normal, IMT Normal
Masalah Keperawatan :-

IV. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Jelaskan :

2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah mata
karena bisa melihat.
b. Identitas : Klien mengatakan anak ke-5 dari 5 bersaudara.
c. Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah sebagai anak.
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa bosan
dan ingin bekerja lagi.
e. Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain
selain ibu dan adiknya,klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain,
kurang interaksi sosial.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang dekat dengan klien adalah ibu, istri dan ke dua anak ny.
b. Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering mengikuti gotong
royong didesanya.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan / berobat
jalan temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi.
Masalah Kepeawatan : Menarik diri
4. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien shabis sholat
klien berdoa agar cepat sembuh.

V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Tidak rapi
 √ Cara berpakaian tidak
 Penggunaan pakaian 
tidak sesuai seperti biasanya
Jelaskan : Pihak keluarga menjelaskan bahwa pasien selalu memperhatikan
penampilan dirinya karena pasien ingin selalu diperhatikan oleh orang-orang
disekitarnya.
Masalah Keperawatan : Kealpaan Tubuh Unilateral
2. Pembicaraan
 Cepat  Keras  Gagap √ Inkoheren

 Apatis  Lambat  Membisu  Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan : Nn.M ketika berbicara dengan keluarganya, keluarga sulit menerima
perkataan yang diucapkan karena sulit dipahami, karena berbeda makna.
Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
 Lesu  Tegang  Gelisah √ Agitasi

 Tik  Grimasen  Tremor  Kompulsif
Jelaskan : Nn.M merasa agitasi karena ditinggal oleh suaminya
Masalah Keperawatan : Duka Cita
4. Alam Perasaan

Sedih  Ketakutan  Putus asa
 Khawatir  Gembira berlebihan
Jelaskan : Nn.M ditinggal oleh suaminya
Masalah Keperawatan : Duka Cita
5. Afek
 Datar  Tumpul √ Labil
  Tidak sesuai
Jelaskan : Nn.M tiba-tiba gembira, kadang sedih karena di tinggal suaminya,
akhirnya Nn.M melakukan ritual sesajen agar awet muda
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Koping
6. Interaksi selama wawancara
 Bermusuhan √ Tidak
  Mudah
kooperatif tersinggung

Jelaskan : Nn.M saat diwawancara tidak kooperatif karena bahasa yang digunakan
tidak bisa di pahami oleh perawat
Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal
7. Proses Pikir
 Sirkumstansial  Tangensial  Kehilangan Asosiasi

 Flight of ideas  Blocking  pengulangan


pembicaraan /
persevarasi
Jelaskan : Topik pembicaraan Nn.M selalu berbelit-belit karena bahasa yang
digunakan sangat berbeda dan perawat kurang memahaminya
Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal
8. Isi Pikir
 Obsesi Fobia Hipokondria
 Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
 Agama  Somatik  Kebesaran  Curiga
 Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Masalah Keperawatan : -
9. Tingkat kesadaran
√Bingung  Sedasi  Stupor

Disorientasi :
 Waktu  Tempat  Orang
Jelaskan : Saat perawat hendak mewanwarai Nn.M, tampak bingung dari pertanyaan
yang diajukan
Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi Verbal
10. Memori
 Gangguan daya ingat  Gangguan daya ingat jangka
pendek
Gangguan daya ingat saat ini  Konfabulasi
Jelaskan : tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung



Mudah beralih Tidak mampu  Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan : Saat perawat hendak mewawancarai Nn.M, ia tampak bingung dari
pertanyaan yang diajukan
Masalah Keperawatan :

12. Kemampuan penilaian



Gangguan ringan  Gangguan bermakna
Jelaskan : Nn. M jika di ajak bicara berupa saran selalu pembawaan dengan tidak
mendengarkan orang lain sehingga setiap orang yang mendekatinya Nn.M
selalu menolak dan marah
Masalah Keperawatan : Konflik pengambilan keputusan
13. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang Menyalahkan hal-hal di luar
diderita dirinya
Jelaskan : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
a. Makan

Bantuan minimal  Bantuan total
b. Defekasi/berkemih

Bantuan minimal  Bantuan total
c. Mandi

Bantuan minimal  Bantuan total
d. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal  Bantuan total
e. Istirahat dan tidur
√ Tidur siang lama: 12.30 s/d 14.00 WIB

√ Tidur malam lama: 21.00 s/d 06.00 WIB

 Aktivitas sebelum/setelah tidur: s/d
f. Penggunaan obat

Bantuan minimal  Bantuan total
g. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan √
 
Sistem pendukung √
 
h. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √
 
Menjaga kerapian rumah √
 
Mencuci pakaian √
 
Mengatur keuangan √
 

i. Aktivitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja √
 
Transportasi  
Lain-lain  

Jelaskan :
Masalah Keperawatan :

VII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain  Minum alkohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebih
 Teknik relokasi  Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif √  Menghindar
 Olahraga  Mencederai diri
 Lainnya  Lainnya
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


(Masalah dengan pendidikan)
 Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
________________________
√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan

Klien mempunyai masalah yang berhubungan dengan lingkungan karena Ny.A selalu
melakukan ritual sesajen dan menggangu warga sekitar lingkungannya
 Masalah dengan pendidikan, uraikan
__________________________________________________________
 Masalah dengan pekerjaan, uraikan
__________________________________________________________
 Masalah dengan perumahan, uraikan

 Masalah dengan ekonomi, uraikan


__________________________________________________________
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
__________________________________________________________
 Masalah lainnya, uraikan
Masalah Keperawatan : Distress Spiritual
IX. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:
 Penyakit jiwa  Sistem pendukung
√ Faktor presipitasi
  Penyakit fisik
 Koping  Obat-obatan
 Lainnya :___________________________________________________
Masalah Keperawatan : Distress Spiritual
X. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik: Tidak Terkaji
Terapi Medik: Tidak Terpkaji
XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

XII. ANALISA DATA

Tgl/ja Data focus Masalah Etiologi


m
17 Juli DS: Harga Diri Rendah Koping
2019 - Klien mengatakan teman berkurang Individu
Jam semenjak sakit Tidak Efektif
14.00 - Klien malu dengan teman karena klien
WIB merasa tidak pantas diantara mereka

DO:
- Klien tampak malu saat berbicara

17 Juli DS: Menarik Diri Harga Diri


2019 Klien mengatakan sering menunduk, Rendah
Jam kurangnya interaksi sosial
14.00
WIB
DO:
Klien tampak menyendiri
XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/Jam No. Dx Tujuan Perencanaa
Dx Kepera
watan
Kriteria Evaluasi Intervensi
17 Juli 1 Harga TUM 1. Klien mampu 1. Lakukan
2019 Diri -Klien dapat duduk pendekatan dengan
Jam Rendah melakukan berdampingan baik, menerima
14.00 berhubun keputusan yang dengan perawat klien apa adanya
WIB gan efektif untuk 2. Klien mampu dan bersikap
dengan mengendalikan berbincang - empati
Koping situasi kehidupan bincang dengan 2. Cepat
Individu yang demikian perawat mengendalikan
Tidak menurunkan 3. Klien mampu perasaan dan reaksi
Efektif perasaan rendah merespon perawatan diri
diri tindakan perawat sendiri misalnya
rasa marah ,empati.
-Klien dapat 3. Sediakan waktu
menbina untuk berdiskusi
hubungan dan bina hubungan
terapeutik dengan yang sopan.
perawat 4. Berikan
kesempatan kepada
klien untuk
merespon.
-Klien dapat 1. Klien dapat 1. Tunjukan
mengenali dan mengungkapkan emosional yang
mengekspresikan perasaannya sesuai
emosinya 2. Klien mampu 2. Gunakan tekhnik
mengenali komunikasi
emosinya dan terapeutik terbuka,
dapat 3. Bantu klien
mengekspresikan mengekspresikan
nya perasaannya
4. Bantu klien
mengidentifikasika
n situasi kehidupan
yang tidak berada
dalam kemampuan
dan mengontrolnya
5. Dorong untuk
menyatakan secara
verbal perasaan –
perasaan yang
berhubungan
dengan ketidak
mampuannya.
-Klien dapat  Klien dapat 1. Diskusikan
memodifikasi mengidentifikasi masalah yang
pola kognitif yang pemikiran yang dihadapi klien
negative negatif dengan
 Klien dpat memintanya untuk
menurunkan menyimpulkannya
penilaian yang 2. Identifikasi
negatifpada pemikiran negatif
dirinya. klien dan bantu
untuk menurunkan
melalui interupsi
dan substitusi
3. Evaluasi ketetapan
persepsi logika dan
kesimpulan yang
dibuat klien
4. Kurangi penilaian
klien yang negatif
terhadap dirinya
5. Bantu klien
menerima nilai
yang dimilikinya
atau perilakunya
atau perubahan
yang terjadi pada
dirinya.
-Klien dapat  Klien mampu 1. Libatkan klien
berpartisipasi menentukan dalam menetapkan
dalam mengambil kebutuhan untuk tujuan yang ingin
keputusan yang perawatan pada dicapai
berkenan dengan dirinya 2. Motivasi klien
perawatan dirinya  Klien dapat untuk membuat
berpartisipasi jadwal aktivitas
dalam perawatan dirinya
pengambilan 3. Berikan privasi
keputusan sesuai kebutuhan
yang ditentukan
4. Berikan
reinsforcement
posotif tentang
pencapaian
kegiatan yang telah
sesuai dengan
keputusan yang
ditentukannya
2. Menarik TUM
Diri -Klien dapat 1. Klien ekspresi 1. Beri salam / panggil
berhubun berhubungan wajah nama
gan dengan orang lain bersahabat. 2. yang disukai
dengan secara optimal. 2. Klien 3. Jelaskan BHSP
dengan komunikasi
harga -Klien dapat menunjukan rasa
terapeutik
Diri membina senang. 4. Memperkenalkan diri
Rendah hubungan saling 3. Klien mau kontak dengan sopan
percaya mata. 5. Tanyakan nama
4. Klien mau lengkap dan
berjabat tangan. panggilan tujuan
6. Jujur dan menepati
5. Klien mau
janji
membalas salam. 7. Tunjukan sikap
6. Klien mau duduk empati dan menerima
berdampingan. klien apa adanya
7. dengan perawat. 8. Lakukan kontak
8. Klien mau singkat tapi sering
menyebut nama
dan mau
mengutaraka
masalah yang
dihadapi.
-Klien dapat 1. Klien mampu 1. Diskusikan
mengidentifikasi mengidentifikasi kemampuan dan
kemampuan dan kemampuan aspek positif yang
aspek positif yang yang dimiliki dimiliki
dimiliki 2. Aspek positif 2. Hindarkan dari
keluarga penilaian yang
3. Aspek positif negatif
lingkungan yang 3. Utamakan
dimiliki klien pemberian pujian
yang realistic
1. Klien mampu 2. Diskusikan
-Klien dapat menilai kemampuan yang
menilai kemampuan dapat digunakan
kemampuan yang yang dimiliki selama sakit
dimiliki selama sakit 3. Diskusikan
kemampuan yang
dapat ditunjukan
penggunaannya
-Klien dapat 1. Klien dapat 2. Rencanakan
menetapkan membuat bersama klien
perencanaan rencana kegiatan aktifitas yang dapat
kegiatan sesuai harian dilakukan setiap
dengan hari
kemampuannya - Kegiatan
mandiri
- Dibantu
sebagian
- Dengan
bantuan total
Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
toleransi kondisi klien
3. Beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien lakukan
-Klien dapat 1. Klien melakukan 2. Beri kesempatan
melakukan kegiatan yang klien untuk
kegiatan sesuai sesuai mencoba kegiatan
kondisi sakit dan dengankondisi yang telah
kemampuannya sakit dan direncanakan
kemampuannya 3. Beri pujian atas
keberhasilan klien
4. Diskusikan
kemungkinan
melaksanakan
dirumah.
-Klien dapat 1. Klien dapat 1. Beri pendidikan
memanfaatkan memanfaatkan kesehatan cara
sistem pendukung system perawatan klien
yang ada pendukung dengan Harga Diri
dikeluarga secara Rendah
optimal 2. Bantu keluarga
2. Klien daoat menyiapkan
memanfaatkan lingkungan di
system rumah.
pendukung
dilingkungan
sekitar.

XIV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Tanggal / Jam No Implementasi Evaluasi
18 Juli 2019 1 1. Bina hubungan saling percaya S:
Jam 12.30 1 dengan :  Klien menjawab salam dan mengatakan
 Menyapa klien dengan selamat pagi,menyebutkan nama dan
ramah alamat
 Memperkenalkan diri O:
dengan sopan  Klien mau berjabat tangan
 Menanyakan nama lengkap  Klien mau duduk berdampingan
serta alamat klien dengan perawat
 Menunjukan sikap empati,  Klien mau mengutarakan masalahnya
jujur dan menempati janji A : SP 1 tercapai
 Menanyakan masalah yang Pp :
dihadapi Lanjutkan SP 2 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien untuk dapat menyapa
perawat jika bertemu dan percaya jika
perawat akan membantu masalah yang
dihadapi
18 Juli 2019 2. Bina hubungan terapeutik S:
Jam 15.30 dengan perawat dengan :  Klien mau duduk berdampingan
 Pendekatan dengan baik dengan perawat
,menerima klien apa adanya O:
 Mengidentifikasi perasaan  Klien mampu berbincang – bincang
dan reaksi perawatan diri dengan perawat
sendiri  Klien mampu merespon tindakan
 Menyediakan waktu untuk perawat.
bina hubungan yang sopan A : SP 2 tercapai
 Menberikan kesempatan P:
untuk merespon -Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.

-Anjurkan klien mampu


berkomunikasi,mampu memulai berbicara
dan tidak canggung.

S:
19 Juli 2019 3. Mengidentifikasi kemampuan  Klien mengatakan cara penilaian positif
Jam 17.00 dan aspek positif yang dimiliki tidak boleh berfikir jelek terhadap
dengan : orang lain,sopan santun dan ramah
 Membantu yang diutamakan.
mengidentifikasi dengan O:
aspek yang positif  Klien dapat mengungkapkan
 Mendorong agar perasaannya
berpenilaian positif A : SP 2 tercapai
 Membantu P:
mengungkapkan -lanjutkan SP 1 keluarga
perasaannya
-Anjurkan klien untuk mempertahankan
hubungan saling percaya berinteraksi secara
terarah.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengkajian dan perawatan pada Nn.M dengan gangguan konsep
diri : harga diri rendah, dapat menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan perawatan
jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling percaya dan juga membutuhkan
kolaborasi yang baik dengan tenaga medis (dokter dan perawat), keluarga dan juga
lingkungan (tetangga dan masyarakat) secara terapeutik, agar semua maksud dan tujuan
klien maupun perawat tercapai.

B. SARAN
1. Klien
- Libatkan klien dalam aktivitas positif
- Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B
- Memahami aspek positif dan kemampuan yang dimilikinya
- Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain
2. Keluarga
- Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien
- Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif
- Menerima klien apa adanya
- Hindari pemberian penilaian negatif
3. Perawat
- Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien
- Menyarankan keluarga untuk menyiapkan lingkungan dirumah
- Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan perawatan klien
- Memberi reinforcement
DAFTAR PUSTAKA

1. Muhith A, Pendidikan Keperawatan Jiwa. Surabaya:Penerbit Andi. 2015. 64


2. Widiarti PW, KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) DAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL DALAM PENDAMPINGAN PADA SISWA SMP SE KOTA
YOGYAKARTA. Jurnal Informasi Kajian Ilmu Komunikasi. 2017 Juni;47(1): 148-
135
3. Keliat A. Gangguan Konsep Diri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1992. 6

Anda mungkin juga menyukai