PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam
memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan Lanjutan
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian komunikasi terapeutik
b. Tujuan komunikasi terapeutik
c. Proses komunikasi terapeutik
d. Tahap interaksi pada komunikasi terapeutik
e. Komunikasi kesehatan antar mitra kesehatan
f. komunikasi dengan tim kesehatan lain
g. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi
h. Isu terkait aplikasi komunikasi antara perawat dengan ahli gizi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Sumber komunikasi
Sumber komunikasi yaitu pengirim pesan atau sering disebut komunikator
yaitu orang yang menyampaikan atau menyiapkan pesan. Komunikator
dalam makalah ini adalah para perawat yang tugas utamanya ialah
membantu pasien dalam mengatasi masalah sakit akut, sakit kronis, dan
memberikan pertolongan pertama pada pasien dalam keadaan gawat
darurat.
2. Komunikator
Komunikator memiliki peranan penting untuk menentukan keberhasilan
dalam membentuk kesamaan persepsi dengan pihak lain dalam makalah
ini ialah pasien. Kemampuan komunikator mencakup keahliaan atau
kredibilitas daya tarik dan keterpercayaan merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dan menentukan keberhasilan dalam melakukan komunikasi
( tan, 1981:104).
3. Pesan
Pesan merupakan salah satu unsur penting yang harus ada dalam
proses komunikasi. Tanpa kehadiran pesan, proses komunikasi tidak
terjadi. Komunikasi akan berhasil bila pesan yang disampaikan tepat,
dapat dimengerti, dan dapat diterima komunikan.
4
2. Tahap lanjutan
Tahap lanjutan adalah tahap pengenalan lebih jauh, menurut
Purwanto (1994: 25) dialkukan untuk meningkatkan sikap penerimaan
satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, melanjutkan pengkajian
dan evaluasi masalah yang ada.
Komunikasi pada tahap ini mengikatkan pada diri kita untuk lebih
mengenal orang lain dan juga mngungkapkan diri kita. Pada tahap ini
termasuk pada tahap persahabatan yang menghendaki agar kedua pihak
harus merasa mempunyai kedudukan yang sama, dalam artian ada
keseimbangan dan kesejajaran kedudukan.
3. Tahapan terminasi
Pada tahap ini terjadi pengikatan antar pribadi yang lebih jauh,
merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan tentang
kesimpulan perawatan yang didapat dan mempertahankan batas
hubungan yang ditentukan, yang diukur antara lain mengantisipasi
masalah yang akan timbul karena pada tahap ini merupakan tahap
persiapan mental atas rencana pengobatan, melakukan peningkatan
komunikasi untuk mengurangi ketergantungan pasien pada petugas.
Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan antara petugas dengan
klien.
Tahap terminasi dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan terminasi
akhir. Terminasi sementara adalah akhir dari setiap pertemuan, pada
terminasi ini klien akan bertemu kembali pada waktu yang telah
ditentukan, sedangkan terminasi akhir terjadi jika klien selesai menjalani
pengobatan.
5
yang sehat. Komunikasi kesehatan antar mitra kesehatan diperlukan sebuah
cara atau strategi agar komunikasi menjadi komunikasi ksehatan yang efektif.
Beberapa cara agar terjalin komunikasi kesehatan antar mitra kesehatan yang
efektif yaitu berkomunikasi dengan detail, cepat, akurat, dan disertai dengan
bukti. Komunikasi secara detail seperti melakukan pertukaran
informasi dengan lebih terperinci. Contohnya saat perawat melakukan
pengkajia natas data dari klien, perawat memberitahukan
informasi yang didapatkan secara detail kepada dokter atau mitra kesehatan
lainnya. Pada saat berkomunikasi dengan mitra kesehatan, tidak hanya
dibutuhkan komunikasi secara detail, tetapi juga dibutuhkan komunikasi
secara cepat dan akurat. Hal ini untuk meminimalisasi kejadian buruk yang
mungkin terjadi.
Contoh komunikasi secara cepat dan akurat apabila suatu hari klien datang
dengan kondisi yang gawat sehingga mitra kesehatan harus menangani klien
tersebut dengan segera. Pada saat menangani klien tersebut,dibutuhkan kerja
sama oleh tenaga kesehatan lainnya denga cara berkomunikasi secara
cepatdan akurat.
F. Komunikasi dengan tim kesehatan lain
Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai
anggota tim pelayanan kesehatan. Unsur yang membentuk hubungan perawat
klien juga dapat diterapkan dalam hubungan sejawat, yang berfokus pada
pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis.
Komunikasi ini berfokus pada pembentukan tim, fasilitasi proses kelompok,
kolaborasi, konsultasi, delegasi, supervisi, kepemimpinan, dan manajemen.
Dibutuhkan banyak keterampilan komunikasi, termasuk berbicara dalam
presentasi, persuasi, pemecahan masalah kelompok, pemberian tinjauan
performa, dan penulisan laporan. Didalam lingkungan kerja, perawat dan tim
kesehatan membutuhkan interaksi sosial dan terapeutik untuk membangun
kepercayaan dan meperkuat hubungan. Semua orang memilki kebutuhan
interpribadi akan penerimaan, keterlibatan, identitas, privasi, kekuatan dan
kontrol, serta perhatian.
6
Perawat membutuhkan persahabatan, dukungan, bimbingan, dan dorongan
dari pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat stress pekerjaan dan harus
dapat menerapkan komunikasi yang baik dengan klien, sejawat dan rekan
kerja.
7
arah yang baik antara perawat dan ahli gizi agar pemenuhan gizi pasien
sesuai dengan apa yang diharapkan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kenyataanya perawat di samping kodratnya sebagai mahluk
individu dan mahluk sosial, diapun sebagai mahluk profesi memerlukan
tenaga skil di bidangnya, khususnya di bidang keperawatan. Perawat harus
mampu menjalankan segala tahapan dalam komunikasi terapeutik yang
meliputi tahap awal, lanjutan dan terminasi. Mengingat teknologi
kedokteran akhir-akhir ini semakin pesat, senantiasa pula mempengaruhi
perkembangan profesi keperawatan itu sendiri.
Perawat dituntut untuk lebih mengutamakan pelayanan paripurna
terhadap pasien, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasien . Hubungan
yang baik ini akan lebih baik lagi bila perawat dapat meningkatkan
pengetahuannya dalam komunikasi khususnya komunikasi terapeutik yang
sesuai dengan tuntutan jaman.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang paripurna dan
menyeluruh, diharapkan perawat mampu membangun komunikasi antar tim
kesehatan di Rumah Sakit, termasuk Ahli Gizi. Dengan mampu menjalin
hubungan baik dengan petugas kesehatan lain maka perawat menjalankan
fungsi kolaborasinya.
B. Saran
Dalam melakukan komunikasi dengan sesama tim kesehatan dan dengan
profesi keperawatan lain diharapkan perawat dapat berkomunikasi dengan
efektif dan efisien serta menghindari komunikasi yang bersifat bias.
9
DAFTAR PUSTAKA
10