Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA

PERAWAT PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA

Rista Apriana1), Menik Kustriyani2) Rakhma Dwi Augustin3)


Program Studi Ners STIKES Widya Husada Semarang
Jl. Subali Raya No.12 Krapyak, Semarang, Telp. 024 – 7612988 – 7612944
Email : rakhmaema11@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses
penyampaian pesan, informasi, pikiran, sikap tertentu antara 2 orang atau lebih.
Komunikasi interpersonal dapat menggambarkan kinerja seorang perawat, Kinerja
perawat merupakan hasil kerja yang dicapai baik secara kualitas maupun kuantitas
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan,
komunikasi interpersonal relationships perawat sangat mempengaruhi kinerja.
Perawat yang professional membutuhkan lebih dari sekedar pengetahuan dan
keterampilan teknikal, akan tetapi juga membutuhkan keterampilan melakukan
komunikasi interpersonal relationships.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini kuantitatif non eksperimental. Tehnik
sampling dengan Total Sampling, sampel sejumlah 52 responden. Pengambilan
data menggunakan lembar kuesioner kemudian di olah kedalam uji statistik
Spearman Rank.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil analisis statistik dengan Rank Spearman, di
dapatkan nilai p value = 0,000 <ά = 0,05 (5%) Ha diterima, sehingga dapat
dikatakan bahwa adaKomunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Perawat
Pelaksana RSUD RAA. Kartini Jepara.
Kesimpulan Penelitian : Ada sehingga dapat dikatakan bahwa adaKomunikasi
Interpersonal terhadap Kinerja Perawat Pelaksana RSUD RAA. Kartini Jepara.
Kata Kunci : komunikasi interpersonal, kinerja perawat.

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA


PERAWAT PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin,
Rista Apriana, Menik Kustriyani.
ABSTRACT

Background: Interpersonal communication is a process of delivering messages,


information, thoughts, attitudes certain between 2 people or more. Interpersonal
communication can describe the performance of a nurse, Nurse performance is the
result of work achieved both in quality and quantity in carrying out tasks in
accordance with the responsibilities given, interpersonal relationships nurse
communication greatly affect performance. Professional nurses require more than
just technical knowledge and skills, but also require interpersonal relationships.
Methods:This type of research is non experimental quantitative. Sampling
technique with Total Sampling, sample of 52 respondents. The data were
collected using questionnaires and then tested into Spearman Rank test statistic.
Research: Based on the result of statistical analysis with Rank Spearman, got
value p value = 0,000 <ά = 0,05 (5%) Ha accepted, so it can be said that there is
Interpersonal Communication to Performance of Nurse of RSA RAA.Kartini
Jepara
Conclusions: There so it can be said that there is Interpersonal Communication to
the Performance of Nurse Implementing RSUD RAA. Kartini Jepara.
Keywords:interpersonal communication, nurse performance.

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA


PERAWAT PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin,
Rista Apriana, Menik Kustriyani.
PENDAHULUAN keperawatan dalam memenuhi kebutuhan
Komunikasi merupakan sebuah pasien.Dalam memberikan asuhan
pentransferan makna maupun pemahaman keperawatan, setiap anggota harus mampu
makna kepada orang lain dalam bentuk mengkomunikasikan dengan perawat
lambang-lambang, simbol, atau anggota lain (Rifiani,2013).
bahasabahasa tertentu sehingga orang yang Menurut hasil penelitian Maya
menerima informasi memahami maksud Zahra (2011) Hasil penelitian
dari informasi tersebut dalam kegiatan menunjukkan bahwa variabel yang
organisasi (Robbins,2006). Menurut berhubungan dengan komunikasi
Effendi (2002), komunikasi dibagi atas interpersonal adalah keterbukaan, empati,
empat bentuk, yaitu komunikasi personal sikap mendukung, sikap positif dan
(komunikasi intrapersonal dan komunikasi kesetaraan. Hasil uji regresi linier berganda
interpersonal), komunikasi kelompok, ditemukan variabel empati dalam
komunikasi massa dan komunikasi medio. komunikasi interpersonal lebih dominan
Dari keempat bentuk komunikasi tersebut, terhadap kinerja perawat pelaksana ruang
komunikasi interpersonal merupakan rawat inap di RSUD dr.Djasamen Saragih
bentuk komunikasi yang paling efektif Pematangsiantar.
untuk mengubah sikap, pendapat atau Salah satu masalah yang ada dalam
perilaku manusia berhubung prosesnya manajemen sumber daya manusia adalah
yang dialogis. masalah kinerja karyawan. Keberhasilan
Komunikasi interpersonal merupakan suatu organisasi yang dianggap penting
suatu proses penyampaian pesan, karena dipengaruhi oleh kinerja itu sendiri.
informasi, pikiran, sikap tertentu antara 2 Kinerja atau prestasi adalah hasil kerja
orang atau lebih dan diantara individu itu yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
terjadi pergantian pesan baik sebagai melakukan tugas sesuai tanggung jawab
komunikasi atau komunikator dengan yang dibebankan kepadanya. Peran
tujuan untuk mencapai saling pengertian, komunikasi sesama rekan sekerja, dengan
mengenai permasalahan yang akan atasan dan dengan bawahan sangat
dibicarakan. penting. Komunikasi yang baik dapat
Berdasarkan penelitian bahwa lebih menjadi sarana yang tepat dalam
dari 80% waktu digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Melalui
berkomunikasi, 16% untuk membaca dan komunikasi, karyawan dapat meminta
4% untuk menulis. Pengembangan petunjuk kepada atasan mengenai
ketrampilan dalam komunikasi merupakan pelaksanaan kerja. Demikian juga sesama
kiat yang sukses bagi tenaga pekerja di karyawan dapat saling bekerja sama satu
rumah sakit (Notoatmodjo,2010). dengan lainnya (Robbins,2006).
Komunikasi interpersonal merupakan Setiap organisasi akan berusaha
proses penyampaian pesan-pesan yang untuk meningkatkan kinerja karyawan
berlangsung antar anggota organisasi, dalam mencapai tujuan organisasi yang
dapat berlangsung antara atasan dengan telah ditetapkan. Berbagai cara ditempuh
bawahan, atasan dengan atasan demikian untuk meningkatkan kinerja karyawan
juga bawahan dengan bawahan. misalnya memberi kesempatan mengikuti
Pada pelayanan organisasi rumah pendidikan dan latihan, pemberian
sakit, proses komunikasi antara kepala kompensasi dan dorongan yang dapat
ruangan dengan perawat pelaksana akan menciptakan suasana kerja yang baik.
menentukan bagaimana kinerja perawat Peningkatan kinerja dalam hal komunikasi
pelaksana dalam menjalankan tugas dan interpersonal akan mendorong kinerja
kewajibannya melalui pelaksanaan asuhan sumber daya manusia secara keseluruhan

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT


PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.
dan memberikan feed back yang tepat petunjuk dalam menjalankan profesi
terhadap perubahan perilaku yang keperawatan. Profesi keperawatan akan
direfleksikan dalam kenaikan produktivitas selalu berupaya mengembangkan dirinya
(Notoatmodjo,2010). dengan secara aktif untuk melaksanakan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang ideal
upaya kesehatan yang menyelenggarakan (Rifiani,2013).
kegiatan pelayanan kesehatan dan Berdasarkan studi pendahuluan
merupakan institusi penyedia jasa. yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal
Pelayanan yang kompleks perlu dikelola 16 Januari di rumah sakit umum RAA.
secara profesional terhadap sumber daya Kartini Jepara, dari 12 orang perawat
manusianya. Salah satu tenaga penyedia rumah sakit umum RAA. Kartini Jepara
jasa pelayanan di rumah sakit adalah yang peneliti wawancarai, terdapat 2
tenaga perawat. Bagi tenaga perawat di perawat mengaku bahwa komunikasi
rumah sakit melakukan praktik sudah baik mereka diterapkan saat
keperawatan yang berupa pelayanan melakukan asuhan keperawatan pada
keperawatan yang dikenal dengan asuhan pasien dan keluarganya. Sementara ada
keperawatan. beberapa pasien maupun keluarga pasien
Profesi keperawatan merupakan menyatakan perawat yang bertugas jarang
profesi yang memiliki sumber daya melibatkan mereka dalam merencanakan
manusia yang relatif besar (50%) suatu tindakan keperawatan, serta dalam
jumlahnya dalam suatu kegiatan rumah melakukan tindakan terkadang perawat
sakit. Pelayanan kesehatan yang baik dan hanya dikerjakan oleh mahasiswa
berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga keperawatan yang sedang praktek, namun
medis dan non medis, salah satu ada juga perawat yang hanya
diantaranya adalah tenaga perawat. Tenaga berkomunikasi dengan pasien pada saat
perawat yang merupakan “the caring melakukan tindakan saja. Dalam hal ini
profession” mempunyai kedudukan perawat belum optimal melaksanakan
penting dalam menghasilkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien. Selain
pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena hal tersebut terdapat 10 orang perawat
pelayanan yang diberikannya berdasarkan pelaksana yang mengeluh terkait dengan
pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual komunikasi kepala ruangan terhadap
merupakan pelayanan yang unik kinerja perawat pelaksana maupun rekan
dilaksanakan selama 24 jam secara kerja dalam hal ini pelaksanaan asuhan
berkesinambungan merupakan kelebihan keperawatan. Kepala ruangan yang belum
tersendiri dibanding pelayanan lainnya mendukung sepenuhnya bagaimana
(Depkes RI,2011). pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
Perawat merupakan tenaga memenuhi kebutuhan pasien, dimana
profesional yang mempunyai kemampuan, kepala ruangan masih ada lulusan
tanggung jawab, dan kewenangan dalam S1 keperawatan sementara perawat
melaksanakan dan memberikan perawatan pelaksana lulusan Ners.
kepada pasien yang mengalami masalah Kinerja perawat dalam memberikan
kesehatan. Seorang perawat harus memiiki tindakan keperawatan kurang sesuai
pengetahuan dan ketrampilan (skill and dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh
knowledge) tentang keperawatan termasuk pihak rumah sakit umum RAA. Kartini
ketrampilan berkomunikasi didalam setiap Jepara, dimana pelayanan keperawatan
prosedur tindakan keperawatan. Standar seperti masalah memandikan pasien
dalam praktik keperawatan menjadi sebuah hampir seluruhnya dilakukan oleh keluarga
pedoman yang harus dipergunakan sebagai pasien, kurang memberikan sapaan, kurang

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT


PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.
menjalankan pencatatan dan npenelitian yang
pendokumentasian asuhan keperawatan berjeniskelamindari 52 responden,
dengan baik. Hal ini berdampak pada sebagian besar responden dengan
indikator pencapaian kinerja rumah sakit jenis kelamin perempuan
umum RAA. Kartini Jepara. sebanyak 30 orang (57,7%).
Berdasarkan tingkat pendidikan
diperoleh hasil bahwa dari 52
responden, sebagian besar
METODELOGI responden dengan tingkat
Jenis penelitian yang digunakan pendidikan Ners sebanyak 29
adalah penelitiankuantitatif non orang (55,8%).
eksperimental, menggunakan rancangan
penelitian cross sectional, penelitian ini B. Analisa Univariat
dilakukan di Puskesmas Mangkang, 1. Komunikasi Interpersonal
penelitian ini menggunakan total Tabel 4.4
Sampling dengan jumlah sampel 52 Distribusi Frekuensi
responden, uji yang di gunakan dalam Responden Berdasarkan
penelitian ini dengan menggunakan uji Komunikasi
Rank spearman Test. di RSUD R. A. Kartini
Jepara
Hasil Penelitian Juli 2017
A. Karakteristik Responden n = 52
Tabel 4.1 Komunikasi Frekuensi (n) Presentase
Distribusi Frekuensi (%)
Karakteristik Responden Baik 27 51,9
di RSUD RAA. Kartini
Cukup 16 30,8
JeparaJuli 2017
n = 52 Kurang 9 17,3
Umur Frekuensi Presentase
(n) (%) Total 52 100,0
20-30 th 9 17,3 Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh
30-40 th 36 69,2 hasil bahwa dari 52 responden,
sebagian besar responden dengan
>40th 7 13,5 komunikasi baik sebanyak 27
orang (51,9%).
Jenis Kelamin 100,0
Laki – laki 22 2. Kinerja Perawat
Perempuan 30 Tabel 4.5
Tingkat Distribusi Frekuensi
Pendidikan Responden Berdasarkan
Ners 29 Kinerja Perawat
D III 23 di RSUD RAA. Kartini
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh Jepara
hasil bahwa dari 52 responden, Juli 2017
sebagian besar responden dengan n = 52
umur 20-30 tahun sebanyak 36 Kinerja Frekuensi Presentase
orang (n) (%)
(69,2%).Diketahuibahwaresponde Baik 21 40,4

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT


PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.
Cukup 17 32,7 hubungan antara Komunikasi
Interpersonal dengan Kinerja
Kurang 14 26,9 Perawat Pelaksana di RSUD
Total 52 100,0 RAA. Kartini Jepara. Nilai
korelasi rank spearman sebesar
Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh 0,524 menunjukkan kekuatan atau
hasil bahwa dari 52 responden, keeratan korelasi sedang dan arah
sebagian besar responden dengan hubungan korelasi positif yang
kinerja baik sebanyak 21 orang artinya semakin baik komunikasi
(40,4%). interpersonal maka semakin baik
kinerja perawat.

C. Analisa Bivariat
Tabel 4.6 PEMBAHASAN
Hubungan Komunikasi A. Karakteristik Responden
Interpersonal terhadap Kinerja 1. Umur
Perawat Pelaksana RSUD RAA. Hasil penelitian menunjukkan
Kartini Jepara bahwa dari 52 responden, sebagian
Juli 2017 besar responden dengan umur 20-
n = 52 30 tahun sebanyak 36 orang
r p
Komu Kinerja Perawat
Total valu
(69,2%).Berdasarkan hasil yang
nikasi
Baik Cukup Kurang e diperoleh peneliti umur perawat
(n) f % (n) % (n) % (n) pada penelitian ini yang peling
f f f %
Baik 17 63, 7 25,9 3 11,1 27 100 0,52 0,00 banyak yaitu usia 20-30 tahun, usia
0 4 0 sangat mempengaruhi dalam
16 100
Cukup 3 18, 8 50,0 5 31,3 kinerja seseorang, karyawan yang
8 9 100 lebih muda cendrung mempunyai
Kurang 1 2 22,2 6 66,7
11, fisik yang kuat. Menurut teori
1 Notoatmodjo, (2006) yang
Total 21 40, 17 32,7 14 26,9 52 100
4 menyatakan bahwa usia seseorang
Berdasarkan Tabel 4.6 terdapat 52 sangat mempengaruhi daya tangkap
responden dengan hasil dan pola pikir seseorang, semakin
komunikasi baik sebanyak 27 matang usia akan semakin
orang (51,9%) dengan kinerja berkembang pula daya tangkap dan
perawat baik 17 orang (32,7%), pola pikirnya, sehingga
cukup baik 7 orang (13,4%) dan pengetahuan yang diperoleh
Kutang baik 3 orang (5,8%). semakin membaik. Menurut
Diperoleh hasil dari uji Rank peneliti usia seseorang sangat
Spearman yang bertujuan untuk mempengaruhi faktor pengetahuan
mengetahui Komunikasi karena dalam penelitian ini peneliti
Interpersonal terhadap Kinerja meneliti pada kelompok usia
Perawat Pelaksana RSUD RAA. dewasa, usia reproduktif dalam
Kartini Jepara didapatkan hasil teori Notoatmotjo (2006).
Pvalue =0,000 < 0,05 (5%) maka Karyawan yang lebih muda
Ho ditolak dan Ha diterima cendrung mempunyai fisik yang
sehingga dapat dikatakan ada kuat, sehingga diharapkan dapat

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT


PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.
bekerja keras dan pada umumnya kemampuan belajar. Namun studi-
mereka belum berkeluarga atau bila studi psikologi telah menemukan
sudah berkeluarga anaknya masih bahwa wanita lebih bersedia untuk
relatif masih sedikit. Tetapi memenuhi wewenang, dan pria
karyawan yang lebih muda lebih besar kemungkinannya dari
umumnya kurang berdisiplin, pada wanita dalam memilki
kurang bertanggung jawab dan pengharapan untuk sukses. Bukti
sering berpindah-pindah pekerjaan yang konsisten juga menyatakan
dibandingkan karyawan yang lebih bahwa wanita mempunyai tingkat
tua, semakin cukup usia seseorang kemangkiran yang lebih tinggi dari
maka tingkat kematangan dan pada pria (Robbins, 2012).
kekuatan seseorang akan lebih 3. Pendidikan
matang dalam berpikir dan bekerja. Hasil penelitian menunjukkan
Semakin dewasa seseorang, maka bahwa secara umum tingkat
cara berfikir semakin matang dan pendidikan responden masih
teratur melakukan suatu tindakan. rendah. Hal ini sesuai dengan hasil
Sehingga semakin matang usia penelitian dimana diperoleh hasil
perawat diharapkan dapat bahwa bahwa dari 52 responden,
meningkatkan kinerja, dan dapat sebagian besar responden dengan
menyalurkan pengetahuan dan tingkat pendidikan Ners sebanyak
pengalamannya untuk 29 orang (55,8%).
meningkatkan pelayanan kepada Berdasarkan hasil penelitian
pasien rumah sakit(Rumpea,2010). ini sesuai dengan pendapat Riyadi
Bertambahnya usia seseorang (2009), bahwa status pendidikan
diharapkan juga matang seseorang terutama yang rendah
pemikirannya sehingga mampu akan menyebabkan orang tersebut
membaca karakter permasalahan lebih mudah mengalami stres
tentang kesehatannya dan mampu dibanding dengan mereka yang
berfikir lebih positif tindakan apa status pendidikannya tinggi. Makin
yang tepat untuk kesehatan dirinya. tinggi pendidikan seseorang makin
2. Jenis Kelamin mudah menerima informasi,
Hasil penelitian menunjukkan sehingga makin banyak pula
bahwa dari 52 responden, sebagian pengetahuan yang dimiliki.
besar responden dengan jenis Sebaliknya semakin rendah atau
kelamin perempuan sebanyak 30 kurang pendidikan akan
orang (57,7%). menghambat perkembangan sikap
Berdasarkan hasil yang seseorang terhadap nilai-nilai yang
diperoleh dari penelitian jumlah baru diperkenalkan, semakin tinggi
responden perempuan lebih besar tingkat pendidikan seseorang, maka
daripada laki - laki, kinerja dan akan mempengaruhi pola pikir yang
kepatuhan seorang karyawan atau akan berdampak pada tingkat
pegawai dapat dilihat dari jenis kepuasan kerja.
kelamin, dalam hal ini tidak ada Peneliti mengasumsikan
perbedaan yang konsisten antara semakin tinggi tingkat pendidikan,
pria dan wanita dalam kemampuan maka tuntutan-tuntutan terhadap
memecahkan masalah, ketrampilan aspek-aspek kerja di tempat
analisis, dorongan kompetitif, kerjanya akan semakin meningkat.
motivasi, sosiabilitas atau

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT


PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.
4. Komunikasi interpersonal back) yang positif. (Meinanda,
Hasil penelitian menyatakan 2007)
bahwa hasil bahwa dari 52 Pelatihan komunikasi
responden, sebagian besar interpersonal adalah satu set
responden dengan komunikasi baik program dan implementasinya
sebanyak 27 orang (51,9%) di tentang komunikasi interpersonal
bandingkan dengan komunikasi dengan fokus utama pada proses
cukup 16 orang (30,8%) dan kurang pembelajaran dan bertujuan untuk
9 orang (17,3%). Hasil penelitian memperbaiki dan mengembangkan
ini menunjukkan bahwa sebagian sikap, perilaku, ketrampilan, dan
besar responden memiliki pengetahuan khususnya tentang
komunikasi interpersonal yang komunikasi interpersonal bagi
baik, hal ini akan memungkinkan pesertanya. Damaiyanti (2008)
responden memiliki kinerja yang menyatakan bahwa komunikasi
baik dalam menjalankan asuhan interpersonal merupakan inti dari
keperawatan terhadap pasien. praktik keperawatan. Komunikasi
Komunikasimerupakan proses interpersonal mempunyai peranan
dimana seorang individu berusaha yang cukup besar untuk mengubah
untuk memperoleh pengertian yang sikap (Wiryanto, 2004).
sama melalui pengiriman pesan Hal inilah yang kemungkinan
simbolik.Komunikasi berlangsung akan dialami oleh responden
apabila terjadi kesamaan makna penelitian ini yang memiliki
dalam pesan yangditerima oleh komunikasi yang baik mempunyai
komunikan. Komunikasi kinerja yang baik dalam
intrapersonal adalah komunikasi menjalankan asuhan keperawatan.
yang dilakukan pada diri sendiri, 5. Kinerja Perawat
yang terdiri dari sensasi, persepsi, Hasil penelitian menunjukkan
memori dan berpikir. Komunikasi bahwa secara umum kepatuhan
ini biasanya dilakukan oleh responden sebagian besar sudah
seseorang ketika merenung tentang patuh. Hal ini sesuai dengan hasil
dirinya atau pada saat melakukan penelitian dimana diperoleh hasil
evaluasi diri. Komunikasi bahwa dari 52 responden, sebagian
interpersonal adalah komunikasi besar responden dengan kinerja
yang dilakukan kepada orang lain baik sebanyak 21 orang (40,4%).
atau komunikasi yang dilakukan Kinerja adalah penampilan
oleh dua orang atau lebih. hasil karya personal, baik secara
Komunikasi kelompok terdiri dari kualitas maupun kuantitas dalam
dua bentuk yaitu komunikasi suatu organisasi. Kinerja dapat
kelompok kecil dan komunikasi merupakan penampilan individu
kelompok besar (Effendy, 2009). maupun kelompok kerja personal.
Setiap komunikasi yang Penampilan hasil karya tidak
dilancarkan pasti mempunyai terbatas kepada personal yang
tujuan, yakni bagaimana hasil dari memangku jabatan fungsional
komunikasi yang dijalankan maupun struktural, tetapi juga
mendapat umpan balik positif. Atau kepada keseluruhan jajaran
dengan kata lain komunikan dapat personal di dalam organisasi (Illyas,
memberikan respon/ tanggapan 2011).
yang merupakan umpan balik (feed Menurut Mangkunegara

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT


PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.
(2009), kinerja adalah hasil kerja perawat baik 3 orang (18,8%),
secara kuantitas dan kualitas yang cukup baik 7 orang (50,0%) dan
dicapai oleh pegawai dalam Kuang baik 5 orang (31,3%), hasil
melaksanakan tugasnya sesuai komunikasi kurang sebanyak 9
dengan tanggung jawab yang orang dengan kinerja perawat baik
diberikan kepadanya. Kinerja 1 orang (11,1%), cukup baik 2
adalah hasil kerja secara kualitas orang (22,2%) dan Kuang baik 6
dan kuantitas yang dicapai seorang orang (66,7%), Diperoleh hasil dari
pegawai dalam melaksanakan uji Rank Spearman yang bertujuan
tugasnya sesuai dengan tanggung untuk mengetahui Komunikasi
jawab yang diberikan kepadanya Interpersonal terhadap Kinerja
(Usman, 2011). Perawat Pelaksana RSUD RAA.
Perawat sebagai salah satu Kartini Jepara didapatkan hasil
tenaga kesehatan di rumah sakit Pvalue =0,009 < 0,05 (5%) maka Ho
memegang peranan penting dalam ditolak dan Ha diterima sehingga
upaya mencapai tujuan dapat dikatakan bahwa ada
pembangunan kesehatan. Komunikasi Interpersonal terhadap
Keberhasilan pelayanan kesehatan Kinerja Perawat Pelaksana RSUD
bergantung pada partisipasi perawat RAA. Kartini Jepara.
dalam memberikan asuhan Jenis komunikasi yang paling
keperawatan yang berkualitas bagi sering digunakan dalam pelayanan
pasien (Potter & Perry, 2009). Hal keperawatan di rumah sakit adalah
ini terkait dengan keberadaan pertukaran informasi secara
perawat yang bertugas selama 24 interpersonal, yaitu komunikasi
jam melayani pasien, serta jumlah interpersonal yang terjalin antara
perawat yang mendominasi tenaga dua orang atau lebih dalam hal ini
kesehatan di rumah sakit, yaitu komunikasi antara perawat dan
berkisar 40–60%. Oleh karena itu, pasien, terutama komunikasi
rumah sakit haruslah memiliki perawat baik dengan pasien
perawat yang berkinerja baik yang maupun keluarga pasien.
akan menunjang kinerja rumah Komunikasi interpersonal biasanya
sakit sehingga dapat tercapai lebih akurat dan tepat, serta juga
kepuasan pelanggan atau pasien merupakan komunikasi yang
(Suroso, 2011). berlangsung dalam rangka
B. Analisa Bivariat membantu memecahkan masalah
1. Hubungan Komunikasi klien demi meningkatkan kepuasan
Interpersonal terhadap Kinerja (Mundakir, 2006).
Perawat Pelaksana. Komunikasi memegang
Hasil penelitian menunjukkan peranan sangat penting dalam
bahwa dari kategori komunikasi pelayanan keperawatan, bahkan
interpersonal terdapat terdapat 52 dapat dikatakan komunikasi
responden dengan hasil komunikasi merupakan kegiatan mutlak dan
baik sebanyak 27 orang dengan menentukan bagi hubungan /
kinerja perawat baik 17 orang interaksi perawat – pasien untuk
(63,0%), cukup baik 7 orang menunjang kesembuhan pasien.
(25,9%) dan Kutang baik 3 orang Sehingga hubungan komunikasi
(11,5%), hasil komunikasi cukup interpersonal menentukan kinerja
sebanyak 16 orang dengan kinerja perawat. Pengembangan

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT


PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.
ketrampilan dalam komunikasi Kesimpulan dari penelitian ini
merupakan kiat yang sukses bagi adalah terdapat hubungan negatif
tenaga pekerja di rumah sakit yang signifikan antara komunikasi
(Notoatmodjo,2010). interpersonal dengan burnout pada
Komunikasi yang baik dapat perawat instalasi rawat inap RSUD
menjadi sarana yang tepat dalam Kota Semarang.
meningkatkan kinerja karyawan. Komunikasi interpersonal yang
Melalui komunikasi, karyawan baik akan dapat menilai kinerja
dapat meminta petunjuk kepada perawat yang baik dalam
atasan mengenai pelaksanaan kerja. menjalankan asuhan keperawatan,
Demikian juga sesama karyawan kemampuan dalam mengambil
dapat saling bekerja sama satu keputusan, berpikir rasional,
dengan lainnya (Robbins,2006). mengendalikan emosi, dan
Setiap organisasi akan bertoleransi terhadap pandangan
berusaha untuk meningkatkan orang lain, sehingga berpengaruh
kinerja karyawan dalam mencapai terhadap peningkatan kinerjanya.
tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Berbagai cara ditempuh Simpulan
untuk meningkatkan kinerja Berdasarkan hasil penelitian
karyawan misalnya memberi tentang hubungankarakteristik perawat
kesempatan mengikuti pendidikan dengan kepatuhan penerapan prosedur
dan latihan, pemberian kompensasi keselamatan pasien di instalasi rawat
dan dorongan yang dapat inap kelas III di RSUD DR. H
menciptakan suasana kerja yang Soewondo Kendal, maka dapat
baik. Peningkatan kinerja dalam hal disimpulkan sebagai berikut :
komunikasi interpersonal akan 1. Mayoritas responden umur 30 – 40
mendorong kinerja sumber daya tahun (69,2%), jenis kelamin
manusia secara keseluruhan dan perempuan(57,7%), Ners (55,8%),
memberikan feed back yang tepat komunikasi interpersonal baik
terhadap perubahan perilaku yang (51,9%), kinerja baik (40,4%).
direfleksikan dalam kenaikan 2. Ada Hubungan Komunikasi
produktivitas (Notoatmodjo,2010). Interpersonal terhadap Kinerja
Penelitian ini sejalan dengan Perawat Pelaksana RSUD RAA.
penelitian yang dilakukan oleh Kartini Jepara (Pvalue =0,000< 0,05).
Risma, 2016 dengan judul
Hubungan Antara Komunikasi
Interpersonal Dengan Burnout Pada DAFTAR PUSTAKA
Perawat Rumah Sakit Umum
Daerah (Rsud) Kota Semarang, Alimul.2009.Metode Penelitian
hasil analisis data menunjukkan Keperawatan dan Teknik Analisa
koefisien korelasi (rxy) sebesar - Data. Salemba Medika : Jakarta.
0.705 dengan dengan tingkat
signifikan korelasi p = 0.000 (p < Arikunto.2010.Prosedur Penelitian Suatu
0.01), yang menunjukkan bahwa Prosedur Praktik.Rineka : Jakarta.
terdapat hubungan negatif yang Budiarto .2009. Metodologi Penelitian.
signifikan antara komunikasi Rineka Cipta : Yogyakarta
interpersonal dengan burnout pada Devito, J.A. 2005. Essentials of human
perawat instalasi rawat inap communication. New York: Pearson.

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT


PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.
Yogyakarta.
Depkes RI. 2001. Standar Manajemen
Pelayanan Keperawatan dan Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan
Kebidanan di Sarana Kesehatan. (aplikasi dalam keperawatan
Cetakan: I, Direktorat Jenderal praktek profesional). Edisi pertama.
Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta: Salemba Medica.
Jakarta.
Meinanda. 2007. Komunikasi Antar
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Dinamika Pribadi. Yogyakarta: Pustaka
Komunikasi, Cetakan Ketujuh. Belajar.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Offset.

Hardjana, A.M. 2003. Komunikasi


intrapersonal dan komunikasi
interpersonal. Yogyakarta:
Kanisius.

ILIyas. 2011. Komunikasi dalam


Keperawatan. Jakarta: EGC.

Mangkunegara. 2008. Service


Management Mewujudkan
Layanan Prima. Yogyakarta : Andi
offset.

Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi


Organisasi. Cetakan kelima.
Jakarta : Bumi Aksara.

Mundakir. 2006. Komunikasi keperawatan.


Yogjakarta: Graha Cipta.

Nasir, A. 2009. Komunikasi dalam


keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

. 2010.Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta : Yogyakarta.
Notoatmodjo.2012.Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta :
Yogyakarta.
. 2007. Komunikasi Keperawatan
Aplikasi dalam Pelayanan.
Yogyakarta.

. 2006. Promosi Kesehatan dan


Ilmu Perilaku. Rineka Cipta :

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT


PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PERAWAT
PELAKSANA RSUD R. A. KARTINI JEPARA.Rakhma Dwi Augustin, Rista Apriana, Menik
Kustriyani.

Anda mungkin juga menyukai