Anda di halaman 1dari 7

Penerapan Teknik Komunikasi Terapeutik oleh Perawat pada Pasien| 58

PENERAPAN TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH PERAWAT


PADA PASIEN

Priyo Sasmito , Majadanlipah, Raihan, Ernawati


STIKES Yarsi Pontianak, Indonesia
Surel/Email priyothegreat2@gmail.com
Abstrak
Proses keperawatan merupakan suatu metode perencanan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan yang tahapnya dilakukan dengan sistematis dan rasional dengan tujuan
menangani masalah kesehatan pasien. Komunikasi dalam bidang keperawatan adalah
merupakan suatu dasar dan kunci dari seorang perawat dalam menjalankan tugas-
tugasnya. Komunikasi merupakan suatu proses untuk menciptakan hubungan antara
perawat dan klien serta dengan tenaga kesehatan lainnya. komunikasi terapeutik adalah
pengiriman pesan antara pengirim dan penerima dengan interaksi diantara keduanya yang
bertujuan untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan penerapan teknik komunikasi
terapeutik oleh perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum YARSI Pontianak. Jenis
penelitian deskriptif analitik korelasional, dengan menggunakan metode kuantitatif
dengan desain pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik total sampling dengan sampel sebanyak 30 orang yang sesuai dengan kriteria
inklusi. Hasil uji statistik mengunakan uji fisher menunjukan hubungan antara motivasi
dengan penerapan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat di ruang rawat inap rumah
sakit umum YARSI Pontianak (p=0,004). Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan
yang signifikan antara motivasi dengan penerapan teknik komunikasi terapeutik oleh
perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum YARSI Pontianak.

Keyword : Teknik Komunikasi, Terapeutik, Pasien

Abstract
The process of nursing is a method of planning and implementation of nursing care stages
performed systematically and rationally with the aim of handling patient health problems.
Communication in the field of nursing is a basic and key of a nurse in carrying out its
duties. Communication is a process for creating relationships between nurses and clients
as well as with other health workers. Therapeutic communication is the sending of
messages between the sender and the recipient with the interaction between the two that
aims to restore the health of a sick person. The Objective is Knowing the relationship
between motivation with the application of therapeutic communication techniques by the
nurses in the inpatient wards of the general hospital YARSI Pontianak. The method is
correlational analytic descriptive research type, using quantitative method with cross
sectional approach design. The sampling technique used total sampling technique with 30
samples according to the inclusion criteria. The result of statistical test using fisher test
showed the correlation between motivation with the application of therapeutic
communication technique by the nurse at the inpatient room of YARSI Pontianak general
hospital (p = 0,004). Conclusion is a significant relationship between motivation with the
application of therapeutic communication techniques by nurses in the inpatient wards of
the general hospital YARSI Pontianak.

Keyword : therapeutic communication techniques, health workers, the inpatient ward

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 2018, Pages 58 – 64


Penerapan Teknik Komunikasi Terapeutik oleh Perawat pada Pasien| 59

PENDAHULUAN non verbal yang digunakan petugas


kesehatan untuk memfokuskan pada
Proses keperawatan merupakan suatu
kebutuhan pasien (Maulana, 2009)
metode perencanan dan pelaksanaan
Penggunaan komunikasi terapeutik
asuhan keperawatan yang tahapnya
yang efektif dengan memperhatikan
dilakukan dengan sistematis dan rasional
pengetahuan, sikap, dan cara yang
dengan tujuan menangani masalah
digunakan oleh perawat sangat besar
kesehatan pasien. Perawat memerlukan
pengaruhnya terhadap usaha mengatasi
keterampilan khusus untuk melakukan
berbagai masalah psikologis pasien.
komunikasi dalam melaksanakan proses
Dengan komunikasi terapeutik, pasien
keperawatan, karena dalam pelaksanaan
akan mengetahui apa yang sedang
proses keperawatan komunikasi
dilakukan dan apa yang akan dilakukan
dibutuhkan sebagai alat untuk menggali
selama di rumah sakit sehingga perasaan
informasi, menentukan apa yang pasien
pasien dan pikiran yang menimbulkan
inginkan dan untuk menilai hasil dari
masalah psikologis pasien dapat teratasi
tindakan keperawatan (Sitepu, 2012).
seperti kecemasan dan ketakutan (Roatib,
Komunikasi dalam bidang
2007).
keperawatan adalah merupakan suatu
Penerapan komunikasi terapeutik
dasar dan kunci dari seorang perawat
oleh perawat merupakan salah satu bentuk
dalam menjalankan tugas-tugasnya.
kinerja nyata dari perawat terhadap
Komunikasi merupakan suatu proses
pasien. Peningkatan kinerja pada perawat
untuk menciptakan hubungan antara
memerlukan usaha yang keras dari
perawat dan klien serta dengan tenaga
seorang perawat agar prestasinya berbeda
kesehatan lainnya. Tanpa komunikasi
dengan orang lain dan perawat tersebut
seseorang akan merasa terasing dan tanpa
harus memiliki keinginan untuk
komunikasi pula suatu tindakan
melakukan sesuatu hal yang lebih baik
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
dari sebelumnya. Kepuasan hasil kerja
klien akan mengalami kesulitan yang
yang dicapai merupakan salah satu hal
sangat berarti (Riyaldi, 2016).
yang mendorong perawat menerapkan
Tercapainya kepuasan pasien dan
komunikasi terapeutik. Penerapan
keluarga terhadap kinerja perawat
komunikasi sendiri dipengaruhi oleh
memerlukan pemahaman tentang
motivasi baik intrinsik ataupun ekstrinsik,
hubungan yang terapeutik dan konstruktif
dimana pada perawat yang memiliki
antara perawat dengan pasien, sehingga
motivasi tinggi mampu menerapkan
penerapan atau praktik dalam melakukan
komunikasi terapeutik jauh lebih baik
komunikasi terapeutik sangat dibutuhkan.
(Sitepu, 2012). Pelaksanaan komunikasi
Penerapan komunikasi terapeutik oleh
terapeutik yang lebih baik akan
perawat di lingkungan rumah sakit
menyebabkan pasien dan keluarga akan
berperan besar untuk mencapai tujuan
merasa lebih puas (Fitria, 2014).
tindakan keperawatan (Sitepu, 2012).
Pelaksanaan komunikasi terapeutik di
Terapeutik berhubungan dengan
RS Islam Sultan Agung Semarang hanya
terapi, yang merupakan suatu usaha untuk
mencapai 80.9% dari 90 orang perawat
memulihkan kesehatan seseorang yang
yang melakukan asuhan keperawatan.
sedang sakit, perawatan penyakit dan
Belum 100% perawat melakukan
pengobatan penyakit, sedangkan
komunikasi terapeutik dikarenakan
komunikasi terapeutik adalah pengiriman
terkadang hanya dilakukan sebagai
pesan antara pengirim dan penerima
bentuk rutinitas dan dilakukan belum
dengan interaksi diantara keduanya yang
secara baik dan benar. Ada beberapa
bertujuan untuk memulihkan kesehatan
kemungkinan kurang berhasilnya
seseorang yang sedang sakit. Komunikasi
komunikasi terapeutik pada pasien
terapeutik merupakan teknik verbal dan

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 2018, Pages 58 – 64


Penerapan Teknik Komunikasi Terapeutik oleh Perawat pada Pasien| 60

diantaranya pengetahuan, sikap perawat, responden yang berumur 31-40 tahun


pengalaman, lingkungan dan jumlah sebesar 8 orang (26,67%)
tenaga yang masih kurang. Untuk
mempunyai sikap positif dalam Tabel 2. Distribusi berdasarkan jenis
komunikasi terapeutik maka diperlukan kelamin
pengetahuan yang baik dan sebaliknya
pengetahuan yang kurang dari perawat Jenis Jumlah Persen
maka sikap dalam komunikasi akan Kelamin (%)
menjadi kurang (Roatib, 2007). Laki-laki 12 40
Perempuan 18 60
METODE Jumlah 30 100
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian deskriptif analitik korelasional Responden yang paling banyak
dengan menggunakan metode kuantitatif ditemui adalah responden yang berjenis
dengan desain pendekatan cross kelamin perempuan dan yang paling
sectional. sedikit ditemui adalah responden berjenis
Pada penelitian ini peneliti kelamin laki-laki
mengambil besar sampel pada penelitian
secara total atau yang lebih dikenal Tabel 3. Distribusi berdasarkan
dengan total sampling yang artinya pendidikan terakhir responden
seluruh populasi dijadikan sampel pada
penelitian ini. Sampel pada penelitian ini Pendidikan Jumlah Persen
30 orang. Terakhir (%)
DIII 23 76,67
Instrument pada penelitian ini berupa Keperawatan
kuesioner yang digunakan untuk S1 7 23,33
mengetahui motivasi perawat dan Keperawatan
penerapan komunikasi terapeutik. Jumlah 30 100
Pengolahan data pada penelitian ini
meliputi editing, koding, skoring, Responden yang paling banyak
tabulasi, analisa data dan interpretasi ditemui adalah responden yang
hasil. Uji statistik non parametrik. pendidikan terakhir DIII keperawatan dan
yang paling sedikit ditemui adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN responden pendidikan terakhir S1
Tabel 1. Distribusi berdasarkan umur keperawatan
responden
Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan
Umur Jumlah Persen lama bekerja
responden (%)
20 – 30 22 73,33 Lama Jumlah Persen
Tahun bekerja (%)
31 – 40 8 26,67 0-5 tahun 16 53,33
Tahun 6-10 tahun 13 43,33
Jumlah 30 100 10 tahun 1 3,34
Jumlah 30 100
Responden yang paling sering
ditemui pada penelitian ini adalah Responden yang paling banyak
responden yang berumur 20-30 tahun ditemui adalah responden yang lama
sebesar 22 otang (73,33%) dan responden bekerja 0-5 tahun dan yang paling sedikit
yang paling jarang ditemui adalah responden yang lama bekerja >10 tahun

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 2018, Pages 58 – 64


Penerapan Teknik Komunikasi Terapeutik oleh Perawat pada Pasien| 61

Tabel 5. Distribusi frekuensi motivasi 3,33%. Responden yang memiliki


motivasi kurang baik dan mempunyai
Motivasi Jumlah Persen penerapan teknik komunikasi baik sebesar
(%) 3,33% dan yang mempunyai motivasi
Rendah 4 13,33 tinggi dan penerapan teknik baik sebesar
Tinggi 26 86,67 83,34%.
Jumlah 30 100 Hasil perhitungan uji statistik,
peneliti menggunakan uji statistik fisher’s
Responden yang memiliki motivasi exact tes dikarenakan uji chi square tidak
tinggi dan yang paling sedikit ditemui memenuhi syarat untuk dilakukan,
adalah responden yang memiliki motivasi didapatkan hasil ρ value sebesar 0,004
rendah yang lebih kecil dari nilai α=0,05
sehingga Ha pada penelitian ini diterima
Tabel 6. Distribusi berdasarkan dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa
penerapan komunikasi terapeutik terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi dengan penerapan teknik
Komunikasi Jumlah Persen komunikasi terapeutik oleh perawat di
(%) ruang rawat inap rumah sakit umum
Kurang baik 4 13,33 YARSI Pontianak.
Baik 26 86,67 Pada penelitian ini responden yang
Jumlah 30 100 paling sering ditemui pada saat penelitian
adalah responden yang berumur 20-30
Responden yang memiliki penerapan tahun sebesar 22 otang (73,33%) dari total
teknik komunikasi terapeutik baik dan 30 responden penelitian. Bila merujuk
yang paling sedikit ditemui adalah pada teori mengenai semakin bertambah
responden yang penerapan teknik umur seseorang maka akan semakin
komunikasi terapeutik kurang baik meningkat tingkat kematangannya, dan
juga semakin baik hubungan
Tabel 7. Hubungan motivasi dengan interpersonalnya.
penerapan teknik komunikasi terapeutik Semakin bertambah umur maka
oleh perawat di rumah sakit umum semakin berkurang tingkat motivasinya
YARSI Pontianak dalam menerapkan komunikasi terapeutik
pada fase kerja. Pengaruh umur terhadap
Variabel Penerapan teknik ρ motivasi tidak mutlak, karena masih ada
value faktor kepuasaan, penghargaan dan beban
Kurang Baik
kerja yang juga dapat berpengaruh
baik
terhadap motivasi perawat dalam
N % N %
menerapkan komunikasi terapeutik
Renda 3 7 1 2
(Roatib, 2007).
h 5 5
Pada penelitian ini responden yang
Tinggi 1 3,8 25 9
paling banyak ditemui pada saat
5 6,1
penelitian adalah responden yang
Total 4 13,3 11 86,7 pendidikan terakhirnya DIII keperawatan
berjumah 23 orang atau sebesar 76,67%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari total 30 responden penelitian.
bahwa proporsi responden yang memiliki Beberapa teori menyatakan bahwa
motivasi rendah dan mempunyai semakin tinggi tingkat pendidikan
penerapan teknik komunikasi kurang baik seseorang, maka akan semakin tinggi pula
sebesar 10% sedangkan yang memiliki pengetahuan dan sikap seseorang. Dengan
motivasi tinggi dan mempunyai adanya pengetahuan yang memadai,
penerapan teknik kurang baik sebesar

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 2018, Pages 58 – 64


Penerapan Teknik Komunikasi Terapeutik oleh Perawat pada Pasien| 62

seseorang dapat memenuhi kebutuhan 86,67% dari total 30 responden dalam


dalam mengaktualisasikan diri dan penelitian. Komunikasi sangat sesuai
menampilkan produktifitas serta kualitas dalam praktek keperawatan dikarenakan
kerja yang tinggi. Pengetahauan yang dapat dijadikan alat untuk membina
tinggi juga dapat memberi kesempatan hubungan yang terapeutik, dalam
untuk mengembangkan dan mewujudkan komunikasi terapeutik juga terjadi
kreatifitas. penyampaian informasi, pertukaran
Pada penelitian ini responden yang perasaan dan pikiran sehingga pada
paling banyak ditemui pada saat akhirnya hasil yang diharapkan adalah
penelitian adalah responden yang lama terjadinya perubahan perilaku menjadi
bekerjanya antara 0-5 tahun berjumlah 16 lebih baik (Sitepu, 2012). Pada penelitian
orang atau sebesar 53,33% dari total 30 ini, penerapan teknik komunikasi
responden penelitian. Menurut penelitian terapeutik baik didukung oleh
yang dilakukan oleh Roatib (2007) karakteristik perawat yang cukup bagus
terdapat hubungan yang terbalik antara dan juga karena adanya kesadaran dari
lama bekerja dengan motivasi. Semakin perawat dalam melaksanakan komunikasi
lama pengalaman kerja seseorang, terapeutik.
perawat justru semakin berkurang Hubungan motivasi dengan
motivasinya dalam menerapkan penerapan teknik komunikasi terapeutik.
komunikasi terapeutik, hal ini tentunya Motivasi merupakan faktor pendorong
ada faktor lain yang mempengaruhi semua tingkah laku. Motivasi merupakan
seperti faktor penghargaan, beban kerja interaksi seseorang dengan situasi tertentu
dan desain pekerjaan. yang dihadapinya dan memberikan
Pada penelitian ini responden yang dorongan penggerak melalui suatu proses
paling banyak ditemui pada saat untuk mencapai tujuan tertentu yang
penelitian adalah responden yang diinginkan atau menjauhi situasi yang
motivasinya tinggi berjumlah 26 orang tidak menyenangkan (Sitepu, 2012).
atau sebesar 86,67% dari 30 responden Motivasi dipandang sebagai
dalam penelitian. Hal ini dikarenakan dorongan mental yang menggerakan dan
umur perawat yang masih muda, sehingga mengarahkan perilaku manusia. Motivasi
motivasi dalam melakukan komunikasi juga sebagai suatu energi penggerak,
terapeutik masih sangat tinggi. Selain itu, pengarah dan memperkuat tingkah laku.
perawat pada penelitian ini masih dalam Motivasi juga dapat dijabarkan sebagai
kategori baru dalam bekerja yaitu pemberi daya penggerak yang
terbanyak 0-5 tahun sehingga motivasi menciptakan kegairahan belajar seseorang
masih sangat tinggi. Motivasi disebut juga agar mau bekerja sama, belajar efektif dan
dorongan yang akan memampukan terintegrasi (Anwar, 2017).
manusia untuk bertindak atau berperilaku Berdasarkan uji statistik yang
sehingga dapat dilihat dalam bentuk dilakukan oleh peneliti didapatkan dari 30
ketekunan seseorang untuk mencapai orang responden yang ikut dalam
keinginan, tujuan dan memenuhi penelitian, sebesar 13,33% responden
kebutuhannya. Dorongan tersebut yang motivasi rendah dengan penerapan
dinyatakan dalam bentuk usaha yang teknik komunikasi kurang baik sebesar
keras (motivasi tinggi) atau lemah 75%. Pada motivasi tinggi sebesar
(motivasi rendah) (Sitepu, 2012). 86,67% dengan penerapan teknik
Pada penelitian ini responden yang komunikasi terapeutik baik sebesar
paling banyak ditemui pada saat 96,15%. Hasil uji fisher pada penelitian
penelitian adalah responden yang ini menunjukan adanya hubungan yang
penerapan teknik komunikasi terapeutik bermakna antara motivasi dengan
baik berjumlah 26 orang atau sebesar penerapan teknik komunikasi terapeutik

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 2018, Pages 58 – 64


Penerapan Teknik Komunikasi Terapeutik oleh Perawat pada Pasien| 63

oleh perawat di ruang rawat inap rumah sebesar 23 orang (76,67%) dan responden
sakit umum Yarsi Pontianak dengan ρ yang berpendidikan S1 keperawatan
value sebesar 0,004 yang lebih kecil dari sebesar 7 orang (23,33%). Berdasarkan
nilai α=0,05. lama bekerja, responden yang lama
Hasil penelitian ini sejalan dengan bekerjanya 0-5 tahun sebesar 16 orang
penelitian yang dilakukan oleh Sitepu (53,33%) dan yang >10 tahun sebesar 1
(2012) yang menyatakan hasil bahwa ada orang (3,34%). Sedangkan motivasi
hubungan yang bermakna antara motivasi responden pada penelitian ini yang
ekstrinsik dengan penerapan komunikasi mempunyai motivasi tinggi yaitu
terapeutik oleh perawat. Semakin baik berjumlah 26 orang (86,67%) dan
persepsi terhadap penilaian kinerja maka responden yang motivasi rendah
anak semakin tinggi motivasinya. Dilihat berjumlah 4 orang (13,33%).Untuk
dari hasil penelitian ini maka dapat penerapan teknik komunikasi terapeutik
disimpulkan bahwa terdapat suatu cara responden dalam penelitian ini yaitu
yang dapat dilakukan untuk penerapan baik sebesar 26 orang
meningkatkan motivasi perawat maka ada (86,67%) dan penerapan kurang baik
kemungkinan semakin banyak perawat sebesar 4 orang (13,33%).Serta terdapat
yang baik dalam menerapkan komunikasi hubungan yang signifikan antara motivasi
terapeutik pada pasien yang menjadi dengan penerapan teknik komunikasi
tanggung jawabnya. terapeutik oleh perawat di ruang rawat
Berbeda hasil dengan penelitian yang inap rumah sakit umum YARSI Pontianak
dilakukan oleh Riyaldi (2016) yang dengan p value sebesar 0.004 lebih kecil
menyatakan hasil bahwa tidak teradapat dari nilai α=0.05.
hubungan yang signifikan antara motivasi
kerja perawat dengan penerapan Daftar Pustaka
komunikasi terapeutik. Semakin tinggi
Anwar, S. (2017). Hubungan Pola Asuh
motivasi kerja seorang perawat maka
Orang Tua Dengan Motivasi
diharapkan semakin tinggi pula minat
Belajar Anak. Skripsi.
perawat dalam melakukan komunikasi
Dipublikasikan.
terapeutik pada klien. Namun hal ini juga
Fitria, N. (2014). Analisis Pelaksanaan
tidak berlaku secara mutlak, sebab ada
Komunikasi Terapeutik Perawat
juga perawat yang mempunyai motivasi
Di Ruang Rawat Inap RS
tinggi namun penerapan komunikasi
Pemerintahan dan RS Swasta
terapeutiknya ada pada kategori sedang.
Semarang Tahun 2014, Skripsi.
Motivasi kerja perwat adalah suatu
Dipublikasikan.
kondisi perawat yang berpengaruh untuk
Maulana, H.D.J. (2009). Promosi
selalu meningkatkan, mengarahkan serta
Kesehatan. Jakarta: EGC.
memelihara perilaku pribadi yang
Nursalam. (2008). Konsep dan
berhubungan dengan pekerjaannya.
Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan:
Penutup
Pedoman Skripsi, Tesis, dan
Simpulan Pada penelitian ini
Instrument Keperawatan.
responden yang berumur 20-30 tahun
Salemba Medika: Jakarta.
sebesar 22 orang (73,33%) dan berumur
Riyaldi, S. (2016). Hubungan Motivasi
31-40 tahun sebesar 8 orang (26,67).
Kerja Dan Lama Kerja Perawat
Responden dengan jenis kelamin
Dengan Penerapan Komunikasi
perempuan yaitu berjumlah 18 orang
Terapeutik Pada Klien Di Ruah
(60%) dan responden laki-laki sebesar 12
Sakit PKU Muhammadiyah
orang (40%). Responden yang
Kota Gede Yogyakarta, Skripsi.
berpendidikan DIII keperawatan yaitu
Dipublikasikan.

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 2018, Pages 58 – 64


Penerapan Teknik Komunikasi Terapeutik oleh Perawat pada Pasien| 64

Roatib, A. (2007). Hubungan Antara


Karakteristik Perawat Dengan
Motivasi Perawat Pelaksana
Dalam Menerapkan Komunikasi
Terapeuti Pada fase kerja Di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang, Skripsi.
Dipublikasikan.
Sitepu, E.C.B. (2012). Hubungan
Motivasi Dengan Penerapan
Komunikasi Terapeutik Oleh
Perawat Pada Pasien Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta,
Skripsi. Dipubikasikan.

Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 2018, Pages 58 – 64

Anda mungkin juga menyukai