Anda di halaman 1dari 4

Komunikasi Terapeutik

komunikasi adalah suatu alat yang penting untuk membina hubungan

teraupetik dan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan.

Komunikasi teraupetik menjadi sangat penting karena dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan

yang diberikan. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dirancang

dan direncanakan untuk tujuan terapi, dalam rangka membina hubungan

antara perawat dengan pasien agar dapat beradaptasi dengan stress,

mengatasi gangguan psikologis, sehingga dapat melegakan serta

membuat pasien merasa nyaman, yang pada akhirnya mempercepat

proses kesembuhan pasien.

Komunikasi terapeutik sangat penting dan merupakan komunikasi yang

direncanakan secara sadar dan dipusatkan serta bertujuan untuk

kesembuhan pasien. Seluruh perilaku dan pesan yang disampaikan

perawat hendaknya bertujuan terapeutik untuk pasien. Komunikasi

terapeutik bukan tentang apa yang dilakukan oleh seorang perawat, tetapi

bagaimana perawat itu melakukan komunikasi dengan pasien serta

mengembangkan hubungan yang saling membantu antara perawat

dengan pasien yang dengan tujuan untuk kesembuhan pasien tersebut.

Hubungan antara pasien dengan perawat yang terapeutik merupakan

pengalaman belajar bersama sekaligus perbaikan emosi pasien.

Komunikasi terapeutik harus berjalan secara efektif antara pasien dengan

perawat sehingga saling menghargai satu sama lainnya. Proses

komunikasi terapeutik harus dengan pendekatan yang direncanakan,

berfokus pada pasien, dan di pimpin oleh seorang profesional. Komunikasi


terapeutik juga mengembangkan hubungan interpersonal antara pasien

dan juga perawat, sehingga perawat mempunyai kemampuan khusus dan

harus memperhatikan setiap interaksi dan tingkah laku nonverbal.

Kelemahan dalam berkomunikasi merupakan masalah yang serius bagi

perawat maupun pasien.

Salah satu hal yang mendukung kesembuhan pasien tidak hanya

memberikan informasi tentang kesehatannya tapi mendengarkan keluhan

pasien, empati, edukasi dan pelayanan yang ramah juga sangat

mempengaruhi kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik yang baik akan

memberikan kepuasan tersendiri oleh pasien, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan di

rumah sakit.

Fungsi komunikasi teraupetik menurut Stuart dan Sundeen (1995):

1. Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri,

penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri.

2. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi.

3. Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan

saling tergantung dan mencintai.

4. Meningkatkan kesejahteraan klien dengan peningkatan fungsi dan

kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang

realistik.

Dalam keperawatan komunikasi sangat penting untuk memengaruhi

secara positif terhadap perilaku pasien (klien) yang berkaitan erat dengan

kesehatan dan tindakan (asuhan) keperawatan penyakit pasien (klien)

yang menggunakan prinsip- prinsip komunikasi. Prosesmemengaruhi

perilaku ini bersifat terapeutik, yakni pada usaha pertolongan, perawatan,


penyembuhan, dan mengedukasi pasien (klien). Komunikasi dalam praktik

keperawatan berlangsung secara kolaborasi antara perawat dan perawat,

perawat dan dokter, perawat dan pasien (klien) secara propesional,

bermoral, dan bertanggung jawab.

Isi komunikasi teraupetik yaitu tentang diagnosa penyakit, manfaat,

urgensinya tindakan medis, resiko, komplikasi yang mungkin dapat terjadi,

prosedur alternatif yang dapat dilakukan, konsekuensi yang dapat terjadi

apabila tidak dilakukan tindakan medis, prognosis penyakit, dampak yang

ditimbulkan dari tindakan medis serta keberhasilan atau ketidakberhasilan

dari tindakan medis tersebut.

Kemampuan perawat dalam menerapkan tehnik komunikasi terapeutik

memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena

komunikasi terjadi tidak hanya tergantung kemampuan tetapi juga dalam

dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan

komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi kesehatan

pasien dan juga kepuasan.

Perawat yang berkomunikasi dengan baik akan menciptakan mutu

pelayanan yang memuaskan untuk pasien dan kelurga pasien dengan

pelayanan kesehatan perawat yang sangat bermutu. Mutu pelayanan

kesehatan dapat di pengaruhi beberapa hal salah satunya iyalah

komunikasi perawat pada pasien.

Referensi:

Herfira, A., & Supratman, L. P. (2019). Komunikasi terapeutik clinical instructor

di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Jurnal Manajemen

Komunikasi, 1(2), 168. https://doi.org/10.24198/jmk.v1i2.11697


Monita, O., Yani, F. F., & Lestari, Y. (2012). Artikel penelitian profil pasien

pneumonia komunitas di bagian anak RSUP DR. M. Djamil Padang Sumatera

Barat. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 218–226.

Patty, M. F., Sari, D. K., & Pradikatama, Y. (2015). Hubungan komunikasi

terapeutik perawat terhadap tingkat stres pasien di ruang neurologi Rumah

Sakit Umum Daerah Dr M.Haulussy Ambon. Jurnal Komunikasi, 9(2), 171–185.

https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol9.iss2.art4

Prasetyo Kusumo, M. (2017). Pengaruh komunikasi terapeutik perawat

terhadap kepuasan pasien di Rawat Jalan RSUD Jogja. Jurnal

Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit 10.18196/Jmmr.2016, 6(1),

72–81. https://doi.org/10.18196/jmmr.6130

Sumber Gambar : https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-

umum/6-etika-menjenguk-orang-sakit-yang-perlu-anda-tahu

( DOC, PROMKES,RSMH)

Anda mungkin juga menyukai