JURNAL KESEHATAN
http://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs
Sejarah Artikel: Campak merupakan penyakit sangat menular, penyebab utama kematian anak
Diterima 7 Mei 2019 serta masih menjadi masalah global termasuk di Indonesia (Nadhirin 2010).
Disetujui 27 Mei 2019 Pada kurun waktu 2010-2017 terdapat 129 kasus campak di Kota
Di Publikasi 30 Mei Tanjungpinang (Dinkes Kota Tanjungpinang 2010). Penelitian ini bertujuan
2019 mengetahui pola hubungan variabel cuaca (curah hujan, kelembaban udara, suhu
udara, dan kecepatan angin) terhadap kejadian campak di Kota Tanjungpinang
Kata Kunci : Tahun 2010-2017. Desain penelitian merupakan studi ekologi dengan
Ekologi, cuaca, campak pendekatan spasial-temporal. Unit analisis adalah kelompok individu (agregat)
mengukur paparan/faktor resiko kejadian penyakit dengan pertimbangkan faktor
temporal atau waktu ditingkat populasi. Populasi penelitian adalah wilayah
administrasi Kota Tanjungpinang dengan kejadian penderita campak selama
periode tahun 2010-2017. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari
instansi terkait. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara variabel
curah hujan dan kelembaban udara dengan kejadian campak per tahun di Kota
Tanjungpinang periode tahun 2010-2017. Sedangkan variabel suhu udara rata-
rata, suhu udara minimum, suhu udara maksimum serta kecepatan angin, tidak
berhubungan dengan kejadian campak. Saran kepada Dinas Kesehatan Kota
Tanjungpinang maupun Dinkes Provinsi Kepri perlu menggunakan data variabel
cuaca dalam hal upaya survailance penyakit campak untuk upaya mitigasi dan
kewaspadaan dini terhadap peningkatan kejadian campak terutama pada musim
hujan setiap tahunnya.
Abstract
Measles is a highly contagious disease, the main cause of child mortality and is still
a global problem, including in Indonesia (Nadhirin 2010). During the period of
2010-2017, there were 129 cases of measles in Tanjungpinang City (Dinkes Kota
Tanjungpinang 2010). This study aimed to determine the pattern of weather
variables (rainfall, air humidity, air temperature, and wind speed) on measles cases
in Tanjungpinang City in 2010-2017. The study design was an ecological study with
a spatial-temporal approach. The unit of analysis was a group of individuals
(aggregate) measuring exposure/risk factors for disease events by considering
temporal factors or time at the population level. The study population is the
administrative area of Tanjungpinang City with the incidence of measles sufferers
during the period 2010-2017. The data used were secondary data from related
agencies. Based on the results of the study there is a relationship between the
variables of rainfall and air humidity with the incidence of measles per year in
Tanjungpinang City in the period 2010-2017. While the variable average air
temperature, minimum air temperature, maximum air temperature, and wind speed,
were not related to the incidence of measles. The Health Office of Tanjungpinang
City and the Riau Provincial Health Office need to use weather variable data in
terms of surveillance measures for measles for
Alamat korespondensi:
Poltekkes Kemenkes Ternate, Ternate - West Maluku Utara , Indonesia ISSN 2597-7520
Email: uppmpoltekkesternate@gmail.co.id
60
70
80
90
100
10.0
20.0
30.0
0.0
1000
0
500
n- 1 1
10 0 0
Jun-10 Jun-10 Jun-10
Nov-10 Nov-10 Nov-10
Apr-11 Apr-11 Apr-11
Sep-11 Sep-11 Sep-11
Feb-12 Feb-12 Feb-12
Jul-12 Jul-12 Jul-12
Dec-
12May- Dec-
13 12May-13 Dec-12May-13
Oct-
a
e
Curah Hujan
Oct-13 Oct-13 13
Suhu Minimum
Kelembaban Udara
Mar-14 Mar-14 Mar-14
Aug-14 Aug-14 Aug-14
Jan-15 Jan-15 Jan-15
Campak
Campak
Nov-15 Nov-15 Nov-15
Apr-16 Apr-16 Apr-16
Angin (f) dengan Kasus Campak per bulan periode tahun 2010-2017
Sep-16 Sep-16 Sep-16
Feb-17 Feb-17 Feb-17
Jul-17 Jul-17 Jul-17
10
20
10
20
10
20
17 17 17
30
32
34
36
10
0
5
24.0
26.0
28.0
30.0
Jan-10 Jan-10
Jan-10
Jun-10 Jun-10
Nov- Jun-10
Nov-10 10
Nov-10
Apr-11 Apr-11
Apr-11
Sep-11 Sep-11
Sep-11
D D
Feb-12 e Feb-12 e
c Feb-12 c
- -
1 Jul-12 1
Jul-12 2 2
M
Jul-12 M
a Dec- a
y y
- 12 -
1 1
3 3
O O
c May-13 c
t t
- -
1 1
3 Oct-13 3
M M
b
a a
d
r r
f
Suhu Rata-rata
- -
Suhu Maksimum
1 1
Kecepatan Angin
4
Mar-14 4
Aug-
Aug-14 Aug-14 14
Jan-15 Jan-15
Jan-
15Ju
n-
Jun-15Nov- 15N
Campak
Campak
ov-
15
Campak
Jun-15Nov-15 15
Apr-16 Apr-16
STUDI EKOLOGI VARIABEL CUACA TERHADAP KEJADIAN CAMPAK DI KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2010-2017
Apr-16
Sep-16 Sep-16 Sep-16
0
10
20
10
20
114
Dec-17 Dec-17
10
20
Dec-17
STUDI EKOLOGI VARIABEL CUACA TERHADAP KEJADIAN CAMPAK DI KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2010-2017 115
350.00 90 86.00 90
80 85.50 80
300.00
70 70
250.00 85.00
60 60
84.50
200.00 50 50
84.00
150.00 40 40
83.50 30
30
100.00 83.00
20 20
50.00 82.50 10
10
0.00 0 82.00 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Campak Curah Hujan Campak Kelembaban Udara
a b
33.80 90 27.80 90
33.60 80 80
27.60
33.40 70 70
33.20 27.40
60 60
33.00
50 27.20 50
32.80
32.60 40 27.00 40
32.40 30 30
26.80
20 20
32.20
32.00 10 26.60
10
31.80 0 26.40 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Campak Suhu Maksimum Campak Suhu Rata-rata
c d
Gambar 3. Grafik Curah Hujan (a), Kelembaban Udara (b), Suhu Maksimum (c) dan Suhu Udara Rata-rata (d) dengan Kejadian Campak Per Tahun di Kota
Tanjungpinang, 2010-2017
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 12 (1), 2019, Pages 109 – 118
STUDI EKOLOGI VARIABEL CUACA TERHADAP KEJADIAN CAMPAK DI 116
KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2010-2017
Gambar 4. Peta Kejadian Campak Per Tahun Per Kecamatan di Kota Tanjungpinang, 2010-2017
Iklim merupakan rata-rata cuaca pada menunjukan bahwa infeksi adenovirus, campak,
suatu wilayah tertentu yang meliputi suhu, Aseptic viral meningitis, Q-fever, gastroenteritis,
kelembapan, curah hujan di permukaan bumi. tularaemia, shigellosis and trichinosis memiliki
Iklim dapat mempengaruhi ekosistem, habitat asosiasi dengan indeks North Atlantic Oscillation
binatang, bahkan tumbuh kembang agen penyakit. (NAO) terutama dengan fase positif musim dingin
Dengan demikian, secara langsung maupun tidak pada bulan November hingga Februari dengan
langsung iklim dapat mempengaruhi munculnya kondisi suhu udara dan curah hujan diatas rata-rata
suatu penyakit(Achmadi, 2010). Dari berbagai (Morand et al., 2003).
penelitian faktor perubahan iklim memiliki Pada penelitian ini kelembaban memiliki
hubungan baik secara langsung maupun tidak hubungan signifikan dengan kejadian campak. Hal
langsung pada kehidupan manusia terutama tersebut sama halnya dengan temuan penelitian
kesehatan(Liang & Gong, 2017). Perubahan cuaca dilakukan oleh Yang (2014) di Guangzhou, China
secara umum berhubungan dengan variabel menejelaskan bahwa terdapat asosiasi variabel
penenentu cuaca berupa suhu udara, curah hujan, kelembaban udara relatif dengan campak serta
dan kelembaban udara yang mempunyai efek kelembaban udara merupakan faktor resiko
langsung maupun tidak langsung yang morbiditas penyakit campak. Penelitian tersebut
berkontribusi dalam kejadian suatu penyakit menyarankan bahwa perlunya menyoroti
infeksi, ketersedian air, penyakit tular vektor dan transformasi cuaca disamping juga meningkatkan
penyakit tular dengan transmisi udara termasuk kekebalan populasi rentan untuk melakukan
didalamnya diare, campak, rubella, malaria, DBD, eliminasi campak(Yang et al., 2014).
chikungunya dan penyakit infeksi
lainnya(Kamruzzaman et al., 2015). Penutup
Pada penelitian ini baik berdasarkan Berdasarkan analisis statistik ataupun grafik
analisis statistik ataupun grafik time-trend terdapat time-trend terdapat hubungan antara variabel
hubungan antara variabel curah hujan dan curah hujan dan kelembaban udara dengan
kelembaban udara dengan kejadian campak per kejadian campak per tahun di Kota Tanjungpinang
tahun di Kota Tanjungpinang periode tahun 2010- periode tahun 2010-2017. Sedangkan variabel
2017. Sejalan dengan penelitian Kamruzzaman suhu udara rata-rata, suhu udara minimum, suhu
dkk (2015) bahwa transmisi penyakit campak udara maksimum serta kecepatan angina, tidak
biasanya menular melalui udara terutama melalui berhubungan dengan kejadian campak.
batuk dan droplet pada sistem pernafasan dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun
biasanya meningkat selama periode sebelum Provinsi perlu menggunakan data variabel cuaca
musim dingin dan awal musim panas atau setelah dalam hal upaya survailance penyakit campak
musim hujan pada daerah yang beriklim tropis. untuk upaya mitigasi dan kewaspadaan dini
Sejalan dengan hasil penelitian Bonnic et al. terhadap peningkatan kejadian campak terutama
(2006) serta Lindgren dan Ebu (2010) menyatakan pada musim hujan setiap tahunnya. Perlunya
penyakit campak akan lebih meningkat pada peningkatan persentasi populasi yang kebal
musim hujan karena pada musim hujan, orang terhadap campak karena bagaimanapun campak
akan berasa lebih sering di dalam rumah yang adalah penyakit yang dapat dicegah dengan
mempengaruhi kepadatan hunian lalu berimbas imunisasi. Persentasi cakupan imunisasi yang
pada mudahnya penularan virus ke anggota tinggi diharapkan menghasilkan populasi yang
keluarga lain. Hasil penelitian Ferrari et al. (2010) rentan terhadap campak dan bias menurunkan
menyatakan sebenarnya pengaruh iklim tidak lah ataupun mengeliminasi kejadian campak.
berdampak langsung pada kejadian campak
melainkan kepadatan penduduk dan interaksi antar
manusia yang memungkinkan terjadi peningkatan Daftar Pustaka
penularan campak Sedangkan variabel suhu udara Achmadi, U. F. (2010). Manajemen Penyakit
rata-rata, suhu udara minimum, suhu udara Berbasis Wilayah. Jakarta: UI Press.
maksimum serta kecepatan angin, kepadatan Bonnic, B. B. (2006). Human Healthy
penduduk serta cakupan imunisasi tidak Vuberability and Public Health Adaptation
berhubungan dengan kejadian campak. Hal ini to Climate Change: Risks and Responses.
berbeda dengan penelitian di Bangladesh oleh Ghana.
Kamruzzaman (2015) menunjukan bahwa insiden
campak memiliki korelasi positif dengan suhu Ferrari, M. J. (n.d.). Rural-urban Gradient in
udara maksimum dan berkorelasi negatif dengan Seasonal Forcing of Measles Transmission
suhu udara rata-rata. Laporan penelitian lain in Niger. Proceedings of The Royal Society
mengenai hubungan antara variabel cuaca dan 277; 2775-2782.
kejadian luar biasa penyakit infeksi di Eropa Kamruzzaman, A. K. M., Jahan, S., Rahman, R.,
& Khatun, M. M. (2015). Impact of climate