Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN PADA KEJADIAN ASMA DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS MANGKANG KOTA SEMARANG

Anamika Labitta, Budiyono, Mursid Rahardjo


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: anamikalbt@gmail.com

Abstract: Semarang’s Asthma cases have increasing in from 5040 to 5711


cases in 2013. Based on number of cases, which 177 cases on 2014 and 133
case on 2015, the Asthma prevalence of Puskesmas Mangkang is 1,5℅. Asthma
is affected by the family asthma’s occurrence and the air particulate pollution,
such as PM10 and PM2.5. The air pollutant particulates are identified from House
condition. This research aims to identify the correlation between environmental
risk factors and asthma occurrences at Puskesmas Mangkang’s working area.
The research methodology used observational analytic with case control study
design. The sample size are 37 respondents in each case and control groups.
There are using univariate and bivariate analysis with Chi Square test. The
average temperature is 31 degree Celsius, 65% air humidity, and PM10
concentration 585µg/m . The result shows from 8 independent variables there are
3

2 variables those correlate to asthma case, those are indoor air humidity (p-
value= 0,048; OR= 3,96; 95% CI= 1,140-13,756) and furry pets ownership (p-
value=0,036; OR= 2,70; 95% CI= 1,056-6,941). Finally, Indoor air humidity and
furry pets ownership are factors that correlate to asthma’s occurrences in
Puskesmas Mangkang’s working area.

Keywords : Asthma, PM10, Air pollution, Semarang

PENDAHULUAN lebih kecil dan umumnya melewati


Pencemaran udara adalah hidung dan tenggorokan kemudian
masuknya bahan-bahan kimia dan masuk ke dalam paru-paru.(3) Pada
partikel-partikel ke dalam lingkungan umumnya, orang lebih banyak
atmosfer.(1) Pencemar udara menghabiskan waktu untuk
berbentuk partikel dapat berupa melakukan kegiatan di dalam rumah,
partikel padat atau cair. Partikel sehingga rumah menjadi sangat
yang ada di udara dapat berupa penting sebagai lingkungan mikro
debu, jelaga, atau partikel yang berkaitan dengan risiko
lain.(2)Particulate Matter dikenal pencemaran udara. Pencemaran
sebagai partikel polusi, merupakan udara dalam ruang rumah,
campuran kompleks partikel yang dikarenakan penggunaan bahan
berbentuk padatan sangat kecil dan bakar padat sebagai energi untuk
droplet cairan, terdiri dari sejumlah memasak dengan tungku
komponen, termasuk asam seperti sederhana/ kompor tradisional.
nitrat dan sulfat, bahan kimia Keadaan tersebut akan
organik, logam, dan partikel tanah. memperburuk kualitas udara dalam
Particulate Matter10(PM10) adalah ruang rumah apabila kondisi rumah
partikel yang berukuran 10µm atau tidak memenuhi syarat fisik, seperti

779
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ventilasi yang kurang memadai, 2013 sebesar 4,3%. Prevalensi


serta tidak adanya cerobong asap di penyakit asma di Puskesmas
dapur.(4)Gangguan kesehatan Mangkang Kota Semarang sebesar
secara langsung terjadi setelah 1,5% dengan jumlah kasus tahun
terpajan, termasuk asma, 2014 dan 2015 sebanyak 117 dan
hipersensitivitas pneumonia, flu, dan 133 kasus.
penyakit virus lainnya. Rumah Penelitian yang dilakukan di
penduduk Indonesia yang masuk Anchorage dan Seattle ditemukan
dalam kategori rumah sehat hanya hubungan bermakna antara
sekitar 24,9%.(5)Jika konsentrasi pengukuran PM10 dengan
PM10 di udara ruang rumah melebihi peningkatan penyakit asma.
baku mutu berdasarkan Peraturan Peningkatan PM10 10µg/m3
Menteri Kesehatan Republik berhubungan dengan 3%-6%
(9)
Indonesia Nomor penyakit asma. Penyakit asma juga
1077/Menkes/Per/V/2011 tentang merupakan salah satu proporsi
Pedoman Penyehatan Udara dalam terbesar penyakit yang disebabkan
Ruang Rumah yaitu <70µg/m3 maka oleh bencana kabut asap sebesar
akan menimbulkan berbagai efek 3,83% di Provinsi Riau pada
gangguan kesehatan saluran bencana kabut asap tahun 2015.(10)
pernapasan pada manusia.(1)Debu, Konsentrasi debu diduga terkait
Particulate Matter mensensitasi dengan kejadian asma, sehingga
individu alergik (atopi) melalui penelitian ini bertujuan untuk
rangsangan terhadap sel limfosit T mengukur konsentrasi debu dan
sehingga terbentuk sel limfosit T mengetahui hubungan kejadian
yang spesifik terhadap antigen asma dibanding kadar debu di
tertentu dan terbentuk IgE spesifik. Wilayah Kerja Puskesmas
Sekali individu tersensitasi, berarti Mangkang Kota Semarang, yaitu
telah berkembang sel memori Kelurahan Mangkang Wetan,
limfosit T, IgE spesifik, maka ia Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan
mempunyai kecenderungan untuk Mangkang Kulon. Oleh karena itu
terjadinya inflamasi apalagi dengan peneliti memutuskan untuk
pajanan yang terus menerus melakukan penelitian pada subjek di
merangsang timbulnya inflamasi wilayah kerja Puskesmas
kronik saluran napas.(6)Asma adalah Mangkang.
penyakit inflamasi (peradangan)
kronik saluran napas yang ditandai METODE PENELITIAN
adanya mengi, batuk, dan rasa
sesak di dada yang berulang dan Penelitian ini merupakan penelitian
timbul akibat penyumbatan saluran kuantitatif dengan metode
pernapasan. Berdasarkan data dari observasional analitik, dengan
World Health Organization tahun pendekatan case control, yang
2002 dan Global Initiative for Asthma merupakan penelitian epidemiologis
tahun 2011, terdapat 300 juta orang analitik observasional yang
menderita Asma dan tahun 2025 menelaah hubungan antara efek
diperkirakan jumlah pasien asma (penyakit atau kondisi kesehatan)
(7)
mencapai 400 juta. Hasil tertentu dengan faktor risiko tertentu.
prevalensi nasional untuk penyakit
asma pada semua umur adalah 1. PopulasI
4,5%. Prevalensi penyakit asma Populasi dalam penelitian ini
Provinsi Jawa Tengah pada tahun adalah seluruh pasien rawat

780
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

jalan yang berobat di Puskesmas hewan peliharaan dalam rumah,


Mangkang Kota Semarang pada lembar observasi digunakan
bulan November 2015-April untuk keperluan pengamatan.
2016i Selain itu, juga dilakukan
2. Sampel pengukuran konsentrasi
Teknik sampling yang digunakan Particulate Matter (PM10), luas
adalah purposive sampling. ventilasi, suhu udara, dan
Sampel kasus dalam penelitian kelembaban udara dalam rumah.
ini adalah pasien yang
melakukan pengobatan di HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Mangkang Kota 1. Karakteristik Subyek
Semarang pada bulan November Penelitian
2015-April 2016 dan dinyatakan a. Umur
menderita asma berdasarkan Kelompok umur responden dengan
diagnosis dokter/ petugas jumlah persentase terbanyak
paramedis Puskesmas dengan jumlah 16,2% (12
Mangkang Kota Semarang. responden) adalah pada kelompok
Sampel Kontrol pada penelitian umur 31-35 tahun, sedangkan
ini adalah pasien yang berobat di kelompok umur responden dengan
Puskesmas Mangkang pada jumlah persentase paling rendah
bulan November 2015-April sebanyak 1,4% (1 responden)
2016, dinyatakan tidak menderita adalah kelompok umur 61-65 tahun.
asma berdasarkan diagnosis b. JenisKelamin
dokter. Sebagian besar responden berjenis
Penentuan jumlah sampel kelamin perempuan yaitu sebanyak
dihitung dengan menggunakan 44 responden (59,5%), sedangkan
rumus: responden laki laki pada kelompok
n1=n2= kasus maupun kelompok kontrol

൬௓భషഀ ඥଶ௣మ ሺଵି௣మ ሻା ௓భషഁ ඥ௣భ ሺଵି௣భ ሻା௣మ ሺଵି௣మ ሻ൰ sebanyak 30 responden (40,5%).

ሺ௣భ ି௣మ ሻమ c. Pendidikan
Berdasarkan hasil perhitungan Tingkat pendidikan dari 74
diperoleh besar sampel minimal responden paling banyak
adalah 34 responden, namun menempuh pendidikan sampai tamat
untuk menghindari drop out SMA/ SMK yaitu sebanyak 24
maka sampel ditambahkan 10% responden (32,4 %) dan yang paling
menjadi 37. Dengan sedikit pada kelompok tamat
perbandingan 1:1 maka terdapat Perguruan Tinggi sebanyak 7
74 responden yang terdiri dari 37 responden (9,5 %). Selain itu, di
kelompok kasus dan 37 wilayah kelurahan Mangkang Kulon
kelompok kontrol. dan Mangkang Wetan juga terdapat
beberapa pondok pesantren.
3. Instrumen dan Cara Penelitian d. Pekerjaan
Instrumen dalam penelitian ini Sebagian besar responden memiliki
menggunakan kuesioner dan pekerjaan sebagai Wiraswasta yaitu
lembar observasi. Kuesioner sebanyak 20 responden (27 %).
digunakan untuk wawancara Hanya 1 responden (1,4 %) yang
tentang kejadian asma, jenis bekerja sebagai petani
bahan bakar masak yang 2. Analisis Univariat
digunakan, keberadaan asap Analisis univariat dilakukan untuk
rokok dalam rumah, keberadaan menjelaskan dan mendeskripsikan

781
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

karakteristik dari variabel yang dibuat dalam bentuk distribusi


diteliti, yaitu variabel bebas dan frekuensi dan persentase dapat
variabel terikat. Penyajian data dilhat dalam tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian


Variabel f %
Keberadaan asap rokok
Ya 45 60,8
Tidak 29 39,2
Penggunaan obat nyamuk
Ya 38 51,4
Tidak 36 48,6
Suhu di dalam rumah
o o
Tidak memenuhi syarat (<18 C atau >30 C) 62 83,8
o o
Memenuhi syarat (18 C-30 C) 12 16,2
Kelembaban dalam rumah
Tidak memenuhi syarat (<40% atau >60%) 58 78,4
Memenuhi syarat (40%-60%) 16 21,6
Jenis lantai rumah
Tidak memenuhi syarat 7 9,5
Memenuhi syarat 67 90,5
Luas ventilasi rumah
Tidak memenuhi syarat 66 89,2
Memenuhi syarat 8 10,8
Keberadaan hewan peliharaan
Ya 39 52,7
Tidak 35 47,3
Konsentrasi PM10
Ada debu PM10 39 52,7
Tidak ada debu PM10 35 47,3
Riwayat asma dalam Keluarga
Ada 26 35,1
Tidak ada 48 64,9
Jenis bahan bakar memasak
Tidak memenuhi syarat 4 5,4
Memenuhi syarat 70 94,6
Total per variablel 74 100
3. Analisis Bivariat
Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Uji Statistik Variabel Penelitian
Variabel p-value OR 95% CI Keterangan
Keberadaan asap 0,153 2,23 0,861- Tidak ada Bukan faktor risiko
rokok 5,821 hubungan
Penggunaan obat 0,104 2,41 0947- Tidak ada Bukan faktor risiko
nyamuk 6,131 hubungan
Keberadaan 0,036 2,70 1,056- Ada hubungan Faktor risiko
hewan peliharaan 6,941
Luas ventilasi 0,708 1,71 0,391- Tidak ada Bukan faktor risiko
8,021 hubungan
Kelembaban 0,048 3,96 1,140- Ada hubungan Faktor risiko
udara 13,756
Suhu udara 0,752 1,49 0,427- Tidak ada Bukan faktor risiko
5,218 hubungan
Adanya debu 0,641 1,38 0,554- Tidak ada Bukan faktor risiko
Particulate Matter 3,462 hubungan

782
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

(PM10)
Jenis lantai 0,427 2,73 0,49- Tidak ada Bukan faktor risiko
15,095 hubungan
a. Keberadaan asap rokok ketika epitel dan silia rusak,
Hasil analisis diperoleh nilai karena tubuh berusaha
p=0,153 dengan nilai odds ratio mengeluarkan sekret atau benda
(OR)= 2,239 (95% CI= 0,861- asing secara aktif dengan batuk.
5,821) yang berarti tidak ada Menghisap asap 1 buah obat
hubungan antara keberadaan nyamuk sama dengan
asap rokok di dalam rumah menghisap 75-135 batang
dengan kejadian asma. rokok.(13)penelitian ini juga
Partikulat dalam asap rokok sejalan dengan penelitian yang
mengendap dalam lapisan dilakukan oleh Ari Dwi
mukus yang melapisi mukosa Kurniawati di Kota Semarang
bronkus sehingga menghambat pada tahun 2005, dengan nilai
aktivitas silia. Keadaan ini p= 0,934, OR= 0,875 (95% CI=
ditambah dengan gangguan 0,500-1,530) yang menunjukkan
aktivitas silia yang menimbulkan tidak terdapat hubungan yang
gejala batuk kronik signifikan antara penggunaan
dan ekspetorasi. Produk mukus obat nyamuk dengan kejadian
yang berlebihan memudahkan asma.
timbulnya infeksi serta c. Keberadaan hewan
menghambat proses peliharaan
penyembuhan. Keadaan ini Hasil penelitian menunjukkan
merupakan akibat terjadinya nilai p= 0,036 dengan nilai odds
hipersekresi. ratio (OR)= 2,708 (95% CI=
Penelitian ini sejalan dengan 1,056-6,941) yang menyatakan
penelitian yang dilakukan oleh terdapat hubungan signifikan
Ika Dharmayanti, hasil keberadaan hewan peliharaan
penelitiannya menunjukkan dengan kejadian asma.
bahwa keberadaan asap rokok di Responden yang tinggal di
dalam rumah tidak memiliki rumah dengan adanya hewan
hubungan yang signifikan, peliharaan berisiko 2,706 kali
terbukti dengan nilai p= 0,543 lebih besar terkena asma
dengan nilai OR= 1,02 (95% CI= dibandingkan responden yang
0,953-1,095).(11) tinggal di rumah yang tidak
b. Penggunaan obat nyamuk memiliki hewan peliharaan.
Hasil penelitian menunjukkan Protein dalam serpihan kulit
tidak terdapat hubungan yang hewan peliharaan, urin, air liur,
signifikan antara penggunaan rambut, dan feses dari hewan
obat nyamuk dengan kejadian peliharaan tersebut dapat
asma, dapat dilihat dari p-value= memicu timbulnya
0,104. Partikel partikel yang asma.(3)Penelitian ini tidak
terdapat dalam obat nyamuk sejalan dengan hasil penelitian
masuk ke dalam hidung yang dilakukan oleh Reka
kemudian cepat diserap oleh Yuligawati pada tahun 2014 di
paru-paru kemudian menuju Kelurahan Ciputat, yang
peredaran darah. (12)Sel epitel menunjukkan tidak terdapat
menjadi rusak. Akibatnya, keluar hubungan yang signifikan antara
lendir, selanjutnya saluran napas keberadaan hewan peliharaan
akan mengkerut. Batuk terjadi

783
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan kejadian asma, dengan tinggal di rumah yang


nilai p=0,323.(14) mempunyai tingkat kelembaban
d. Luas ventilasi rumah udara yang memenuhi syarat.
Hasil penelitian diperoleh nilai p= Rumah dengan kelembaban
0,708 dengan nilai odds ratio tinggi menjadi tempat yang baik
(OR)= 1,71 (95% CI= 0,391- untuk pertumbuhan
8,021) yang menunjukkan bahwa mikroorganisme antara lain
tidak ada hubungan signifikan seperti bakteri, jamur, dan
antara luas ventilasi rumah virus.(17) Penelitian ini juga
dengan kejadian asma. Menurut sejalan dengan penelitian yang
Kepmenkes RI No. dilakukan oleh Ari Dwi
1077/MENKES/PER/V/2011 Kurniawati, pada tahun 2005, di
Tentang Pedoman Penyehatan Kota Semarang. Ditemukan
Udara dalam Ruang, luas lubang hubungan yang signifikan antara
ventilasi alamiah yang permanen kelembaban udara dengan
minimal 10% dari luas lantai.(4) kejadian asma, berdasarkan
Ventilasi sangat penting karena hasil analisis dengan nilai p=
jika tidak memenuhi syarat maka 0,02, OR= 3,964 (95% CI=
kelembaban udara akan tinggi, 0,879-17,870).(18)
kelembaban udara yang tinggi f. Suhu udara
dapat menjadikan rumah Hasil penelitian menunjukkan
sebagai media pertumbuhan nilai p= 0,752 dan nilai odds ratio
mikroorganisme virus maupun (OR)= 1,493 (95% CI= 0,427-
bakteri. Diperlukan sinar 5,218) yang berarti tidak ada
matahari masuk ke dalam rumah hubungan yang signifikan antara
untuk mencegah berkembang suhu udara rumah dengan
biaknya virus maupun kejadian asma. Menurut
bakteri.(15)Penelitian ini tidak Kepmenkes RI No.
sejalan dengan penelitian yang 1077/MENKES/PER/V/2011
dilakukan Yasmin Darmin pada Tentang Pedoman Penyehatan
tahun 2012 di Kota Gorontalo Udara dalam Ruang, suhu yang
yang menunjukkan adanya baik dalam rumah berkisar
hubungan antara luas ventilasi antara 18oC-30oC.(4). Untuk dapat
dengan kejadian asma dengan bertahan hidup, tungau debu
nilai p=0.001.(16) sebagai faktor pencetus
e. Kelembaban udara terjadinya serangan asma
Hasil penelitian diperoleh p- membutuhkan temperatur yang
value= 0,048 dengan nilai odds cukup tinggi yakni 25oC-30oC,
ratio (OR)= 3,96 (95% CI= suhu ruangan rumah responden
1,140-13,756) yang berada dalam rentang yang
menunjukkan bahwa ada memungkinkan tungau untuk
hubungan yang signifikan antara dapat berkembang dengan
tingkat kelembaban udara dalam optimal.(5)Penelitian ini tidak
rumah dengan kejadian asma. sejalan dengan penelitian yang
Responden yang tinggal di dilakukan Nani Purwanti pada
rumah dengan tingkat tahun 2014 di Purbalingga yang
kelembaban udara yang tidak menyatakan bahwa terdapat
memenuhi syarat berisiko 3,96 hubungan antara suhu di dalam
kali lebih besar terkena asma rumah dengan kejadian asma,
dibandingkan responden yang dengan nilai p= 0,009.(17)

784
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

g. Keberadaan debu PM10 dan tidak basah pada musim


Tidak terdapat hubungan hujan.Hasil penelitian ini sejalan
signifikan antara keberadaan dengan penelitian yang
debu particulate matter (PM10) dilakukan Ika Dharmayanti pada
dalam rumah dengan kejadian tahun 2013, yang menunjukkan
asma, sesuai dengan nilai p= tidak terdapat hubungan yang
0,641, odds ratio (OR)= 1,385 signifikan antara jenis lantai
(95% CI= 0,554-3,462). dengan kejadian asma, dengan
Berdasarkan Kepmenkes RI No. nilai p= 0,365, OR= 1,06 (95%
1077/MENKES/PER/V/2011 CI= 0,930-1,214).(11)
tentang Pedoman Penyehatan
Udara dalam Ruang, konsentrasi
particulate matter (PM10) yang
diperbolehkan adalah < 70 KESIMPULAN
µg/m3.. Secara umum PM10 1. Tidak ada hubungan antara
dapat timbul dari pengaruh udara keberadaan asap rokok di
luar seperti kegiatan manusia dalam rumah dengan kejadian
akibat pembakaran bahan bakar asma
dan aktivitas industri. Sumber 2. Tidak ada hubungan antara
PM10 dalam rumah antara lain penggunaan obat nyamuk
dapat berasal dari perilaku dengan kejadian asma
merokok, penggunaan energi 3. Ada hubungan antara
masak dari bahan bakar keberadaan hewan peliharaan
biomassa, dan penggunaan obat dengan kejadian asma
nyamuk bakar.(4)Tidak 4. Tidak ada hubungan antara luas
terdapatnya hubungan signifikan ventilasi dengan kejadian asma
antara keberadaan particulate 5. Ada hubungan antara
matter (PM10) dengan kejadian kelembaban udara dengan
asma sejalan dengan penelitian kejadian asma
yang dilakukan oleh Sekar 6. Tidak ada hubungan antara
Agustin pada tahun 2012 di suhu udara dalam rumah
Depok, dengan nilai p>0,050.(19) dengan kejadian asma
h. Jenis lantai rumah 7. Tidak ada hubungan antara
Hasil penelitian diperoleh nilai p= konsentrasi Particulate Matter
0,427 dengan nilai odds ratio (PM10) dengan kejadian asma
(OR)= 2,73 (95%CI= 0,490- 8. Tidak ada hubungan antara
15,095) yang menunjukkan jenis lantai dengan kejadian
bahwa tidak ada hubungan yang asma
signifikan antara jenis lantai
dengan kejadian asma.Lantai
DAFTAR PUSTAKA
harus kedap air, karena jenis
lantai yang tidak kedap air 1. Sembel D. Toksikologi
seperti tanah akan Lingkungan. Pramesta A, editor.
menyebabkan kelembaban Yogyakarta: CV. Andi Offset;
udara di dalam rumah
2015. 42 p.
meningkat. Lantai rumah yang
memenuhi syarat kesehatan
terbuat dari ubin atau semen. 2. Sumardjo D. Pengantar Kimia.
Syarat yang penting adalah tidak Hanif A, Manurung J, editors.
berdebu pada musim kemarau Jakarta: Penerbit Buku

785
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kedokteran EGC; 2006. 10.Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. Masalah
3. Particulate Matter (PM) Kesehatan Akibat Kabut Asap
[Internet]. Environmental Kebakaran Hutan dan Lahan
Protection Agency. 2016 [cited Tahun 2015 [Internet]. 2015
2016 Mar 11]. Available from: [cited 2016 May 26]. Available
https://www3.epa.gov/pm/ from:
http://www.depkes.go.id/resourc
4. Menteri Kesehatan Republik es/download/pusdatin/infodatin/i
Indonesia. Pedoman nfodatin-asap.pdf
Penyehatan Udara dalam Ruang
Rumah. Nomor 11.Dharmayanti I, Hapsari D, Azhar
1077/Menkes/Per/V/2011 K. Asma pada anak Indonesia:
Republik Indonesia; 2011. Penyebab dan Pencetus.
Kesmas J Kesehat Masy Nas.
5. Lukman Vfal. Hubungan Kondisi 2015;9(4):320–6.
Fisik Lingkungan Rumah dengan
Kejadian Asma di Wilayah Kerja 12.Prihati DR, Nugraheni I.
Puskesmas Bulu Lor Kecamatan Pengaruh Paparan Obat
Semarang Utara. Diponegoro Nyamuk Terhadap Kadar
University; 2012. Hemoglobin Tikus Betina Usia
Pubertas. J Terpadu Ilmu
6. Mangunnegoro H, Yunus F, Kesehat. 2015;4(2).
Soewarta D. Patogenesis,
Diagnosis, dan Penatalaksanaan 13.Dahniar AR, others. Pengaruh
Asma. Asap Obat Nyamuk Terhadap
Kesehatan dan Struktur Histologi
7. Pohan Y, Yunus F, Wiyono W. Sistem Pernafasan. J Kedokt
Asma dan Polusi Udara Syiah Kuala. 2011;11(1):52–9.
[Internet]. Jakarta;
14.Yuligawati R. Hubungan
8. Dinas Kesehatan Kota Konsentrasi SO2 Udara Ambien
Semarang. Profil Kesehatan dan Faktor-Faktor Lainnya
Kota Semarang Tahun 2014. dengan Gejala Asma Pada Murid
Semarang; 2015. SD Negeri Usia 6-7 Tahun Di
Kelurahan Ciputat Tahun 2014.
9. Suhariyono G. Analisis Tingkat 2015;
Bahaya Partikel Debu PM10 dan
PM2, 5 terhadap Kesehatan 15.Soedarto. Lingkungan dan
Penduduk di Sekitar Pabrik Kesehatan. Jakarta: Sagung
Semen, Citeureup-Bogor. Jurnal, Seto; 2013.
P3TM-BATAN, Yogyakarta.
2003; 16.Darmin Y, Yusuf Z, Abudi R.
Hubungan Kondisi Lingkungan

786
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Fisik Rumah Dan Allergen


Dengan Kejadian Asthma 18.Kurniawati AD. Analisis
Bronchiale Di Wilayah Kerja Hubungan Kondisi Lingkungan
Puskesmas Tamalate Kota Rumah Dan Perilaku Keluarga
Gorontalo. KIM Fak Ilmu-Ilmu Dengan Kejadian Serangan
Kesehat dan Keolahragaan. Asma Anak Di Kota Semarang
2013;1(1). 2005. Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro; 2006.
17.Purwanti N. Hubungan
Kelembaban udara dan suhu 19.Agustin S. Hubungan Particulate
rumah dengan Terjadinya Matter (PM10) dan Nitrogen
Serangan Asma Bronkhial di Dioksida (NO2) dengan Jumlah
RSUD dr. R. Goeteng Asma di Jakarta Pusat Tahun
Taroenadibrata Purbalingga. 2007-2011. 2012;
2014;

787

Anda mungkin juga menyukai