JURNAL KESEHATAN
http://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs
1 2 3
Ika Yudianti , Cindy Virdiana Aisyah , Annisa
1
Poltekkes Kemenkes Malang, Jawa Timur, Indonesia
1
Surel/Email ikyudmidwife@gmail.com
Sejarah Artikel: WHO dan UNICEF merilis, dari 136,7 juta bayi lahir hanya 32,6% yang disusui
Diterima 28 april 2019 secara eksklusif, sedangkan cakupan ASI ekslusif di Indonesia tahun 2016
Disetujui 27 Mei sampai bayi usia enam bulan tepat hanya 29,5%. Kebiasaan menyusui eksklusif
Di Publikasi 30 Mei 2019 salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan ibu tentang teknik menyusui yang
benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektifitas penggunaan
Keywords: aplikasi video dan boneka peraga dalam meningkatkan kemampuan ibu dalam
breastfeeding, menyusui, menyusui. Disain penelitian ini adalah kuasi ekspresimen, dengan pendekatan
ASI eksklusif, media pre-tes dan post-tes dua kelompok. Sampel yang digunakan adalah ibu nifas hari
pendidikan kesehatan ke-3 s.d. 10 sebanyak 24 orang, yang dibagi menjadi kelompok yang menerima
pendidikan kesehatan menggunakan aplikasi video dan kelompok boneka
peraga. Evaluasi terhadap kemampuan menyusui dilakukan menggunakan
instrumen daftar tilik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang
menerima pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui yang benar
menggunakan aplikasi video memiliki kemampuan menyusui yang lebih baik
(ρ=0,002) dari pada kelompok boneka peraga (ρ=0,005). Dengan demikian,
terdapat perbedaan efektivitas penggunaan aplikasi video dan boneka peraga
dalam kemampuan menyusui.
Abstract
WHO and UNICEF released, of the 136.7 million babies born, only 32.6% were
exclusively breastfed, while the coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia
in 2016 to babies aged six months was just 29.5%. Exclusive breastfeeding
habits are influenced by the mother's ability to correct breastfeeding techniques.
The purpose of this study was to test the effectiveness of the use of video
applications and dolls to improve the ability of mothers to breastfeed. The
design of this study was quasi-experiment, with the two groups pre-test and
post-test approaches. The sample used was postpartum mothers on the 3rd day
th
to 10 as many as 24 people, who were divided into groups that received health
education using a video application and a dolls group. Evaluation of
breastfeeding ability is carried out using a checklist instrument. The results
showed that the group that received health education about the correct
breastfeeding technique using the video application had better breastfeeding
ability (ρ = 0.002) than the dolls group (ρ = 0.005). Thus, there are differences
in the effectiveness of the use of video applications and dolls in breastfeeding
abilities.
Pendahuluan
UNICEF dan WHO merekomendasikan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
sebaiknya anak hanya diberi ASI saja selama
efektifitas penggunaan aplikasi video dan boneka
paling sedikit 6 bulan dalam rangka menurunkan
peraga dalam meningkatkan kemampuan
angka morbiditas dan mortalitas anak. Menurut
menyusui pada ibu nifas/menyusui.
WHO dan UNICEF, dari 136,7 juta bayi lahir
diseluruh dunia hanya 32,6% dari mereka yang
Metode
disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama
(UNICEF, 2012). Pencapaian cakupan ASI Disain penelitian yang digunakan adalah
eksklusif pada tahun 2016 di Jawa Timur yaitu kuasi eksperimental, dengan pendekatan dua
31,3% pada bayi yang diberi ASI sampai usia 6 kelompok yang dilakukan pengujian sebelum dan
bulan tepat dan 48,1% pada bayi yang diberi ASI sesudah perlakuan. Sampel yang digunakan adalah
sampai usia 5 bulan (Kemenkes RI, 2017). ibu nifas sekaligus menyusui yang diambil secara
Pencapaian target cakupan ASI eksklusif di total tanpa randomisasi. Kriteria sampel antara
Kabupaten Malang pada tahun 2016 yaitu 70% lain: primipara, berada dalam hari ke-3 masa nifas,
dari target 80% (Dinkes Kab. Malang, 2017). melakukan praktik menyusui langsung ke bayinya,
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan tidak mengalami masalah pada payudara, bayi
peneliti di tiga lokasi Praktik Mandiri Bidan tidak memiliki kelainan konginetal pada daerah
(PMB) di Kab. Malang, sebagian besar ibu nifas mulut dan tenggorokan, berpendidikan lulus SMA,
belum mampu menunjukkan teknik menyusui serta memiliki telepon genggam dengan sistem
yang benar. Teknik menyusui yang kurang tepat operasi Android.
dapat menyebabkan kebutuhan ASI bayi tidak Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yakni
tercukupi dengan baik, kenaikan berat badan tidak kelompok aplikasi video dan kelompok boneka
optimal, dan pada akhirnya produksi ASI akan peraga. Pada setiap kelompok diberikan
terus menurun sebab yang dikeluarkan juga pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui
sedikit, sehingga ibu merasa perlu untuk yang benar secara terpisah, menggunakan media
menambah asupan nutrisi bayinya dengan susu sesuai kelompoknya di hari ke-3 masa nifas.
formula. Inilah yang membuat pemberian ASI Aplikasi video dibagikan kepada sampel melalui
eksklusif jarang mencapai usia bayi enam bulan. aplikasi bluetooh atau whatsapp. Peneliti menilai
Salah satu faktor yang memengaruhi keterampilan menyusui yang benar pada setiap
perilaku kesehatan adalah pengetahuan. Cakupan sampel menggunakan daftar tilik, yang dilakukan
ASI dapat meningkat, jika ibu mendapatkan sebelum dan sesudah memberikan pendidikan
informasi yang tepat mengenai cara menyusui kesehatan. Sampel disebut mampu menunjukkan
yang benar. Cara untuk meningkatkan teknik menyusui dengan benar apabila skor yang
pengetahuan dan kemampuan ibu nifas adalah diperoleh dari daftar tilik keterampilan menyusui
dengan memberikan pendidikan kesehatan, yang mencapai minimal 80, dan sebaliknya, bila skor
bertujuan untuk mengubah perilaku individu, yang diperoleh dari daftar tilik kurang dari 80
kelompok, keluarga dan masyarakat dalam bidang maka sampel disebut tidak mampu menunjukkan
kesehatan (Maulana, 2009). Penggunaan media keterampilan teknik menyusui yang benar.
dalam pendidikan kesehatan dapat berpengaruh Data yang didapat diolah secara univariate
besar dalam penyerapan informasi yang dan bivariate untuk setiap kelompok sampel. Uji
disampaikan. Media pendidikan kesehatan Wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis,
digunakan untuk membantu audiens menerima yaitu membandingkan pengamatan sebelum dan
informasi yang diberikan dengan menggunakan setelah perlakuan pada masing-masing kelompok.
panca inderanya. Semakin banyak indera yang
digunakan, semakin baik penerimaan materi
pembelajarannya (Suliha, 2010). Jenis media yang
melibatkan beberapa panca indera antara lain
boneka peraga laktasi dan pemutaran film atau
video sebagai alat bantu visual.