BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengganti dengan makanan atau minuman apapun. Hal ini sesuai dengan
beberapa cairan yang boleh dikonsumsi oleh bayi pada keadaan tertentu yaitu
vitamin, suplemen mineral atau obat-obatan. Hal ini juga didukung oleh
Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund UNICEF) pada tahun
2012 hanya 39% bayi di bawah usia 6 bulan yang mendapatkan ASI secara
pada tahun 2015, yaitu hanya 40% keberhasilan pemberian ASI eksklusif di
seluruh dunia. Cina yang merupakan salah satu negara dengan jumlah
usia 6 bulan secara drastis dari 11,7% pada tahun 2000 menjadi 74% pada
tahun 2010. Negara lain yaitu Tunisia memberikan kabar buruk dalam kurun
ekslusif terendah dunia menurut data dari UNICEF antara lain Somalia,
Presentase pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada
tahun 2010 hanya sebesar 15,3% dan meningkat tahun 2013 yaitu sebesar
54,3%, selanjutnya juga terjadi peningkatan pada tahun 2015 yaitu sebesar
2013 cakupan ASI eksklusif tertinggi juga terdapat di Nusa Tenggara Barat
79,70% dan Jawa Tengah 58,40%. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan
(KemenKes, 2015)
3
cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2013 sebesar 55,7%. Angka
Pengetahuan serta pemahaman yang benar tentang ASI juga berperan penting
maupun teknik menyusui yang benar (Onah, Ignatius, Osuorah, Ebenebe, &
Ezechukwu, 2014).
Hasil penelitian Coca KP, Gamba MA, Silva RS, Freitas V, Abrão AC.
(2011) ditemukan masalah yang paling sering dialami oleh ibu menyusui
adalah puting susu lecet. Sekitar 57,4% ibu yang menyusui mengalami puting
lecet disertai nyeri. Masalah puting susu lecet ini 95% terjadi pada wanita
yang menyusui bayinya dengan posisi yang tidak benar. Kesalahan dari
teknik menyusui dikarenakan posisi bayi yang menyusu tidak sampai areola
hanya pada puting susu saja. Kesalahan lain juga bisa disebabkan saat ibu
4
dilakukan oleh Rinata & Iflahah (2015) tentang “Teknik Menyusui Yang
Benar Ditinjau Dari Usia Ibu, Paritas, Usia Gestasi Dan Berat Badan Lahir Di
RSUD Sidoarjo” terdapat 53, 3% ibu yang yang masih salah dalam hal teknik
menyusui.
antara lain: faktor payudara, beberapa ibu memiliki masalah pada payudara
misalnya puting susu datar yang dapat membuat bayi kesulitan dalam
menyusui yang benar dapat memberikan anggapan bahwa menyusui itu suatu
proses yang alami sehingga setiap ibu yang melahirkan menganggap dapat
menyusui bayi dengan benar tanpa harus dipelajari. Selain itu hanya sebagian
teknik menyusui yang benar (Rinata & Iflahah, 2015). Hal ini sejalan dengan
& Ezechukwu (2014), yang mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang
pengetahuan (82%).
Informasi tentang teknik menyusui yang baik dan benar harus diberikan
pada masa kehamilan dan nifas, seperti beberapa hasil penelitian bahwa
serta kepuasan dalam menyusui pada kehamilan dengan usia 20-36 minggu
(Indriyani, 2013). Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Glaser,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
menyusui.
6
D. Manfaat
1. Manfaat praktis
2. Manfaat Teoritis
mengembangkan penelitian.
E. Keaslian Penelitian
duplikasi maupun plagiat dari penelitian lain, penelitian yang serupa yang
a. Penelitian oleh Rinata & Iflahah (2015) dengan judul “Teknik Menyusui
Yang Benar Ditinjau Dari Usia Ibu, Paritas, Usia Gestasi Dan Berat Badan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia ibu,
paritas, usia gestasi dan berat badan lahir dengan teknik menyusui yang
teknik belah-lintang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu nifas
yang masih dirawat inap dan ibu yang datang untuk menyusui bayinya di
data dan lembar observasi kemudian dianalisis dengan uji chi-square dan
exact fisher.
salah. Tidak ada hubungan antara usia, paritas, usia gestasi, dan berat
badan lahir bayi dengan teknik menyusui yang benar. Beberapa faktor lain
ibu tentang teknik menyusui dengan perilaku pemberian ASI pada ibu
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang menyusui di
Desa Tarai Bangun wilayah kerja Puskesmas Tambang dari bulan Januari-
Juli tahun 2015 yaitu berjumlah 126 orang. Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian ibu nifas yang menyusui di Desa Tarai Bangun wilayah
sampling.
baik, (2) sikap ibu primipara dengan teknik menyusui dalam pemberian
ASI Positif, (3) teknik menyusui pada pemberian ASI baik, (4) ada
pemberian ASI di RSU Budi Mulia Bitung, (4) ada hubungan sikap ibu
Mulia Bitung.
12
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
1. Pengertian
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi
dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial
budaya.
stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah
3. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang
yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
14
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain,
kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk
f. Evaluasi (Evaluation)
a. Pendidikan
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan
aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah
Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, maka akan
b. Informasi/media massa
Informasi adalah adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada pula
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
c. Pekerjaan
2012).
seseorang.
e. Lingkungan
18
f. Pengalaman
secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerja.
g. Usia
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat
hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional
berikut:
pengetahuan.
5. Pengukuran Pengetahuan
yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian
skor yang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan. Skor
1. ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi alami bagi bayi yang merupakan
suatu emulsi lemak yang mudah dicerna dan disekresi oleh kedua kelenjar
mamae dari ibu melalui proses laktasi. ASI terdiri dari air, alfa-
penyakit pada bayi. Sedangkan nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200
unsur zat makanan termasuk hidrat arang, lemak, protein, vitamin, dan
adalah makanan terbaik bagi bayi sehingga haus diberikan ASI utamanya
2. Fisiologi menyusui
yaitu:
menghasilkan kolostrum.
1) Refleks prolaktin
saraf pada puting susu dan aerola berfungsi sebagai wadah dan
2) Reflek letdwon
c. Mekanisme menyusui
Reflek ini muncul ketika payudara ibu menempel pada pipi atau
reflek ini akan muncul, putting susu yang secara langsung masuk
dalam mulut bayi maka akan menarik lebih jauh dan menekan
Ketika mulut bayi sudah terisi dengan ASI maka reflek ini akan
3. Manfaat menyusui
a. Bagi bayi
sebagai berikut:
2) Mengandung antibody
ASI dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu
terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat
4) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan ibu
dan anak
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega
yang mendapat ASI ekslusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
1) Kontrasepsi alami
menstruasi kembali.
4) Aspek psikologis
4. Teknik menyusui
27
pelekatan posisi ibu dan bayi dengan tepat (Arini, 2012). Teknik
menyusui akan dibutuhkan agar ibu dan bayi merasa nyaman dan bayi
2014).
masing 5-15 menit hingga air susu berhenti keluar dan bayi berhenti
d. Ketika bayi tidur lebih dari 3 jam maka bangunkan, dan susui
f. Ketika bayi sudah kenyang, tetapi payudara masih terasa penuh ibu
a. Cucilah tangan dengan air bersih sehingga bakteri dan kuman tidak
sebelum menyusui.
yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
tengadah.
badan ibu.
3) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan 4 jari dan ibu jari
isapan bayi Setalah menyusui melepas isapan bayi dengan cara jari
disekitarnya.
lambung agar bayi tidak gumoh atau muntah setelah disusui. Bayi
yang dapat dilakukan oleh ibu. Cara menyusui yang biasa dilakukan
adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring, dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
kursi yang rendah, biasanya kursi yang disertai sandaran lebih baik.
posisi ini baik digunakan karena untuk bayi kembar atau jika sulit
ibu berbaring pada sisi yang ia bisa tidur. Rasa nyaman bisa dibantu
yang lain di bawah dada. Tubuh bayi diletakkan dekat dengan ibu dan
33
Salah satu masalah dalam menyusui yaitu ASI yang keluar sedikit, puting
susu lecet, nyeri dan tidak nyaman sehingga ibu menganggap dirinya
tidak mampu untuk menyusui. Selain itu, masalah lainnya adalah ibu
menyusui yang terjadi menurut Nagtalon & Ramos, (2014) dan Rinata &
a. Kurang informasi
sebagai pengganti ASI yang dainggap sama baiknya bahkan lebih baik
dari ASI dan ibu tidak mengetahui cara pemberian ASI dan menyusui
secara efektif dan manfaat dari ASI itu sendiri untuk bayinya.
perlekatan yang tidak benar dan posisi yang tidak tepat, sehingga
untuk memutus isapan dengan tepat, mengatur ulang posisi bayi, dan
dapat menggosokkan air susu atau lanolin ultra purified pada putting
lebih banyak. Secara alami, payudara ibu akan terasa penuh, lebih
besar, lebih berat, dan bahkan dapat sedikit nyeri. Pengisian yang
pengosongan yang tidak rutin dan tidak lengkap dari payudara sebagai
akibat dari perlekatan yang buruk dan posisi yang tidak tepat, jarang
dengan baik.
dan nyeri yang biasa unilateral. Kondisi ini bukan merupakan kondisi
satu jenis infeksi masa postpartum. Terjadi pada masa nifas 1-3
h. Kelainan anatomis pada puting susu seperti puting inversi atau datar.
j. Ibu bekerja.
Penyebab utama penyapihan adalah ibu yang aktif bekerja. Dan ibu
1. Pengertian
yang secara langsung dari payudara ibu sendiri. Menyusui adalah proses
perlekatan bayi tidak hanya pada puting saja, namun mencapai hingga
d. Kondisi fisik dan mental ibu. Kondisi ibu yang biasanya sangat
1. Pengertian
hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
(Notoatmodjo,2012).
2. Pembentukan Perilaku
1) Bentuk Perilaku
2) Perubahan perilaku
a) Perubahan alamiah
mengalami perubahan.
b) Perubahan terancam
40
menjadi 2 yakni:
seseorang.
3. Skema Perilaku
sebagai berikut:
41
Fasilitas Persepsi
sosiobudaya Pengetahuan Perilaku
Keyakinan
Keinginan
Respon
Motivasi
Eksternal
Niat
sikap Bentuk pasif/negative
Bentuk aktif/positif
Internal
Gambar. 2.11. Skema terbentuknya suatu perilaku
macam, yakni:
a. Bentuk pasif
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain,
Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu
b. Bentuk aktif
perilaku mereka ibu sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka
yang sehat akan dapat mengosongkan satu payudara sekitar 15 menit dan
ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. d) Pada
awalnya bayi disusui tidak teratur dan akan mempunyai pola tertentu
bekerja diluar rumah, dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
payudara terasa kosong agar produksi ASI lebih baik. i) Setiap kali
menempel pada perut ibu. c) Mulut bayi terbuka lebar. d) Dagu ibu
bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk. f) Bayi nampak menghisap
kuat dengan irama perlahan. g) Putting susu tidak terasa nyeri. h) Telinga
Dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. i) Kepala bayi agak
menengadah.
membuat bayi akan merasa nyaman dan tenang ketika disusui, sehingga
melekatkan bayi, jika bayi tidak melekat dengan sempurna atau ibu
bayi puting dapat mengalami abrasi atau luka. Puting yang lecet sangat
Selain menyebebkan puting susu lecet perilaku menyusui yang salah juga
44
E. Kerangka Teori
Pengetahuan
Keterangan:
: tidak diteliti
F. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Pengetahuan tentang Perilaku Ibu
teknik menyusui menyusui
G. Hipotesis
Menurut Notoatmodjo (2014) “hipotesis merupakan dugaan sementara
dirumuskan dalam bentuk hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Ha: Ada hubungan pengetahuan tentang teknik menyusui dengan perilaku ibu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
cross sectional adalah suatu pendekatan penelitian yang menekan pada waktu
pengukuran atau observasi data variable bebas dan variable tergantung, hanya
dependen adalah pelaksanaan teknik menyusui yang benar akan diteliti disaat
yang bersamaan.
yang terdiri atas objek ataupun subjek yang mempunyai kualitas dan
kemudian ditarik kesimpulannya, jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga
47
objek dan benda – benda alam yang lain sehingga populasi adalah keseluruhan
Dalam penelitian ini populasi adalah ibu menyusui yang ada di daerah
binaan Puskesmas X , populasi target dalam penelitian ini adalah semua ibu
minimal sekolah dasar, dapat berkomunikasi dengan baik, dapat membaca dan
menulis, melahirkan dengan bayi hidup dan sehat, Ibu sehat yang tidak
dengan kata lain semple adalah elemen – elemen populasi yang dipilih
hasil penelitian.
C. Teknik Sampling
Secara ada dua teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling dan
Menurut Nursalam (2014) apabila jumlah sampel kecil atau kurang dari
rumus :
𝑁
n = 1+𝑁 (𝑑2 )
Keterangan :
n = besar sampel
N = jumlah populasi
49
D. Variabel Penelitian
Menurut Nursalam, (2014) variable yang dikaji pada penelitian ini adalah
ditentukan oleh variable lain. Variable dependen pada penelitian ini adalah
E. Definisi Operasional
yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional.
1. Pengetahuan
benar dan masalah dalam menyusui. Alat ukur yang digunakan untuk
yaitu ya atau tidak. Bila pertanyaan benar diberi nilai 1 dan salah diberi
3. Perilaku pemberian ASI adalah tindakan nyata yang dilakukan ibu secara
yang benar. Parameter dari variable ini adalah kemampuan ibu dalam
melakukan pemberian ASI dengan teknik yang benar. Alat ukur variable
F. Instrument Penelitian
1. Bentuk Instrumen
Instrument adalah alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Alat
2. Uji Instrumen
1. Uji validitas
yang digunakan.
benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Dengan kata
lain, uji validitas ialah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap
nilai kritis pada taraf signifikan 0,05 dan 0,01. Tinggi rendahnya validitas
umum ada dua rumus atau cara Uji Validitas yaitu dengan Korelasi
Bevariate Pearson adalah salah satu rumus yang dapat digunakan untuk
melakukan uji validitas data dengan program SPSS versi 17.0 dengan
Keterangan:
X = Skor variabel
n = Jumlah responden
a. Jika r hitung ≥ r tabel (uji dua pihak dengan sig. 0,05) maka
b. Jika r hitung < r tabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen
2. Uji Reliabilitas
sampel yang berbeda. Dalam program SPSS versi 17.0 akan dibahas
digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5) atau skor rentangan
Keterangan:
= Reliabilitas instrument
reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item
reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki
reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya jika alpha>
0,90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka
moderat. Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah,
H. Rencana Penelitian
penelitian. Rencana yang akan digunakan the one case study, rancangan ini
hanya melibatkan satu kelompok atau kejadian pada periode waktu tertentu.
1) Tahap persiapan
responden, menyiapkan buku atau berbagai bacaan yang masih bisa dibaca
2) Tahap pelaksanaan
I. Metode Analisa
desain cross sectional. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisa bivariat, yaitu analisa yang bersifat untuk melihat hubungan
memberikan ASI. Product and Service Solution (SPSS) versi 17.0 windows.
data peneliti menggunakan data primer yang diambil sendiri dari responden
56
lewat instrument penelitian yaitu angket, hasil observasi dan hasil evaluasi
kognitif.
3) Processing
4) Cleaning
5) Penyajian data
Penyajian dilakukan dalam bentuk yang mudah dibaca dan difahami agar
dikumpulkan
57
J. Etika Penelitian
1. Otonomi
Merupakan hak untuk memilih apakah ikut atau tidak dalam suatu
2. Kerahasiaan
pada lembar kuisioner dan observasi yang akan diisi. Lembar kuisioner
4. Nonmalefience