Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui adalah suatu proses ilmiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia

berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu

yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik, walaupun demikian

dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah

selalu mudah (Roesli, 2009).

Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan

puting susu lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut

jarang menyusu. Enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi

sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun sering kali

ibu- ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang

menyusui yang benar (Roesli, 2009).

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya

beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun bayi. Pada sebagian ibu yang

tidak paham tentang cara menyusui yang benar, akan mengakibatkan beberapa

dampak yang menjadi alasan ibu untuk menghentikan menyusui. Dampak dari

teknik menyusui yang salah pada ibu yaitu ibu akan mengalami gangguan proses

fisiologis setelah melahirkan, seperti puting susu lecet dan nyeri, payudara

1
2

bengkak bahkan bisa sampai terjadi mastitis atau abses payudara dan sebagainya.

(Suradi dan Hesti, 2004)

Puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu

atau kedua hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu,

atau bayi tidak mengisap dengan baik. Meskipun demikian, bayi dapat belajar

untuk mengisap payudara dengan baik ketika ia melekat dengan tepat saat

menyusu (mereka akan belajar dengan sendirinya). Puting susu yang lecet juga

bisa disebabkan oleh sikap ibu yang kurang menjaga kebersihan pada dirinya

sendiri sehingga menimbulkan infeksi jamur. Infeksi jamur yang terjadi di puting

disebabkan oleh Candida Albicans. Lecet pada puting susu biasanya akan

berkurang seiring bayi menyusu, namun jika lecet cukup parah rasa sakit dapat

berlangsung terus selama proses menyusu. Rasa sakit akibat infeksi jamur

seringkali digambarkan seperti rasa terbakar (Newman, www.nbci.ca : 2009).

Masalah yang sering terjadi pada bayi diantaranya bayi bingung puting,

sering menangis dan menolak untuk menyusu. Masalah tersebut bisa

menyebabkan BB bayi turun, bahkan bisa menyebabkan bayi kuning (ikterik)

karena bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup sehingga ibu memutuskan untuk

memberi bayi susu formula dengan tujuan memenuhi nutrisi pada bayi. (Suradi

dan Hesti, 2004)

Berdasarkan data hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

2007 didapatkan data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di usia kurang 2

bulan hanya mencakup 48,3% dari 486 total bayi. Presentase tersebut menurun

seiring dengan bertambahnya usia bayi yakni 34,4% pada bayi usia 2-3 bulan,

17,8% pada bayi usia 4-5 bulan, yang lebih memprihatinkan sekitar 3 diantara
3

sepuluh anak (28%) bayi dibawah usia 2 bulan telah diberi susu formula dan

27,2% bayi usia 2-3 bulan telah diberikan makanan tambahan (SDKI, 2007).

Rendahnya pemberian ASI eksklusif dapat memicu angkat kesakitan dan

kematian neonatal maupun bayi ini dapat dilihat dari angka kematian dan angka

kesakitan bayi di Indonesia cukup tinggi sesuai dengan data kematian bayi tahun

2007 adalah 34/1000 kalahiran dan 4.000.000 bayi lahir setiap tahun dimana

300.000 meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dikabupaten bandung sendiri

jumlah kematian bayi masih sangat tinggi. Menurut data profil kesehatan Jawa

Barat Kabupaten bandung pada tahun 2007 tercatat 114 bayi meninggal dari

67608 kelahiran bayi. (Depkes JABAR, 2007).

Salah satu cara yang mudah untuk menurunkan angka ini adalah dengan

pemberian ASI terutama ASI eksklusif. Pemberian ASI di Indonesia belum

dilaksanakan sepenuhnya. Upaya peningkatan perilaku menyusui pada ibu yang

memiliki bayi masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial

budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan dan petugas kesehatan yang

belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi PASI.

United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyebutkan bukti ilmiah

yang dikeluarkan oleh jurnal pediatric tahun 2006, terungkap data bahwa bayi

yang diberi susu formula memiliki kemungkinan meninggal dunia pada bulan

pertama kelahirannya dan peluang itu 25 kali lebih tinggi daripada bayi yang

disusui ibunya secara eksklusif. Menurut UNICEF faktor penghambat

terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI eksklusif adalah

ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara atau teknik menyusui yang benar,
4

serta pemasaran yang dilancarkan secara agresif oleh produsen susu

(UNICEF,2008).

Hasil penelitian Winarno (1990), menggolongkan bahwa berbagai faktor

yang dapat mempengaruhi keberhasilan laktasi yaitu, faktor ibu 39,7%, faktor

bayi 36,7%, teknik menyusui 22,1%, faktor anatomis payudara 1,5%. Pada

dasarnya gangguan laktasi tersebut dapat dicegah dan diatasi sehingga tidak

menimbulkan kesukaran. Suatu contoh kasus misalnya sekitar 57% dari ibu

menyusui menderita kelecetan putingnya. (www. Digilib.unimus.ac.id : 2011)

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Juni 2012

terhadap 10 ibu menyusui (0-6 bulan) di BPS. Hj. T yaitu 8 ibu menyusui

mengalami puting susu lecet dan 2 ibu tidak mengalami puting susu lecet, setelah

ditelaah ulang dari 10 responden tersebut hanya 3 orang yang mengetahui cara

menyusui yang benar dan 7 orang belum mengetahui cara menyusui yang benar.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Cara Menyusui dengan Kejadian Lecet

Pada Puting Susu Ibu di BPS. Hj. T Kabupaten Bandung Periode Juni-Juli

Tahun 2012 ”.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tersebut penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut “Apakah ada hubungan antara cara menyusui

dengan kejadian lecet pada puting susu ibu di BPS. Hj. T Kabupaten Bandung

Periode Juni-Juli Tahun 2012 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan cara menyusui dengan kejadian lecet pada puting

susu di BPS. Hj. T Kabupaten Bandung Periode Juni-Juli Tahun 2012

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi cara ibu menyusui di BPS. Hj. T Kabupaten

Bandung Periode Juni-Juli Tahun 2012.


b. Mengidentifikasi kejadian lecet pada puting susu di BPS. Hj. T

Kabupaten Bandung Periode Juni-Juli Tahun 2012.


c. Mengidentifikasi hubungan cara menyusui dengan kejadian lecet pada

puting susu di BPS. Hj. T Kabupaten Bandung Periode Juni-Juli Tahun

2012.
6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk meningkatkan wawasan bagi pengembangan ilmu kebidanan,

serta sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya khususnya pada

penelitian cara menyusui dan penyebab lain dari puting susu lecet tersebut

dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Ibu
Diharapkan menjadi bahan pengetahuan ibu terhadap cara

menyusui yang benar sehingga dapat berkurangnya angka kejadian

puting susu yang lecet.


b. Bagi Lahan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

informasi yang berguna tentang tehnik dan cara menyusui yang benar,

sehingga pihak terkait lebih meningkatkan lagi tentang promosi

kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak satupun

makanan lain yang dapat disamakan dengan ASI, karena ASI mempunyai

kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek

kejiwaan berupa jalinan kasih sayang penting untuk perkembangan mental

kecerdasan anak (Depkes RI,2005), dengan demikian jika seorang ibu enggan

menyusui bayinya hanya karena beberapa masalah yang sesungguhnya bisa

ditangani dari awal seperti lecet pada puting susu karena kesalahan cara

menyusui tidak seharusnya itu tidak dijadikan alasan bayi tidak mendapat ASI.
7

Hal tersebut melatar belakangi penelitian ini untuk meneliti Hubungan cara

menyusui dengan kejadian lecet pada puting susu. Jenis data primer (Bulan

Juni-Juli 2012) dengan menggunakan formulir observasi sebagai instrumen

penelitiannya.Variabel yang akan ditelitinya yaitu cara menyusui ibu dan

kejadian lecet pada puting susu di BPS. Hj. T . Pengambilan sampel dilakukan

dengam teknik purposive sampling. Waktu penelitian bulan Juni-Juli 2012.

Anda mungkin juga menyukai