Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas III PSIK 2016

Universitas Jember

LAPORAN PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI DESA MAKMUR
TAHUN 2016

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas III

Oleh
Auliya Hidayati
NIM 132310101001

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
BAB I. LATAR BELAKANG
1.1 Analisis Situasi
Berjuta-juta ibu di seluruh dunia telah berhasil menyusui bayinya tanpa
pernah membaca buku tentang Air Susu Ibu (ASI). Bahkan ibu yang buta
huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Banyak yang menyatakan
semua ibu bisa menyusui, namun teknik menyusui yang baik agar air susu
banyak keluar dan puting susu tidak lecet atau bayi tidak menelan udara
terlalu banyak sehingga dapat membuat bayi muntah, belum banyak diketahui
oleh ibu muda atau calon ibu. Ibu yang gagal menyusui terdapat 35,6% dan
20% diantaranya adalah ibu-ibu di negara berkembang (WHO, 2012).
Sementara itu, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2010 dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI kepada
bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang
benar, sehingga sering menderita puting lecet. Hal tersebut membuat ibu tidak
ingin menyusui lagi dan lebih memilih untuk memberikan susu formula.
Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai
teknik-teknik menyusui yang benar (Soetjingsih, 2010).
Angka cakupan ASI di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada
tahun 2013 disetiap Kabupaten Yogyakarta yaitu Kulonprogo jumlah bayi
3.899 ASI Eksklusif 2.744 (70,4%), Bantul jumlah bayi 3.960, ASI Eksklusif,
457 (62,2%), Gunung Kidul jumlah bayi 5,352, ASI Eksklusif 3.078 (56,5%),
Sleman jumlah bayi 7.684 ASI Eksklusif 6,195 (80,6%), Kota Yogyakarta
jumlah bayi 3.061 ASI eksklusif 1.581 (51,6%). (Dinkes DIY, 2014). Menurut
studi pendahuluan tanggal 13 Februari 2015 di Puskesmas Pakualaman
Yogyakarta jumlah cakupan ASI dari bulan Januari hingga Desember 2014
yaitu 62 bayi yang diberi ASI, yang mendapat ASI eksklusif 25 (40,32 %),
yang tidak Eksklusif yaitu 37 bayi (59,67 %).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PBL
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember menemukan data di
Desa Makmur dengan data fokus terkait Teknik menyusui yaitu 150 dari 250
bayi/batita/balita terkena diare. Pengetahuan mengenai teknik menyusui yang
benar dapat mempengaruhi tingkat pemberian ASI tersebut. Seperti yang
dijelaskan oleh beberapa peneliti sebelumnya bahwa menyusui yang salah
akan membuat putting susu lecet sehingga ibu tidak mau memberikan ASInya
lagi.
Selain itu, ibu-ibu di Desa Makmur lebih memilih untuk memberikan
susu formula pada bayinya karena beberapa faktor yang telah disebutkan
sebelumnya sehingga karena pemberian susu formula tersebut dapat
menyebabkan beberapa bayi di Desa Makmur mengalami diare. Diare pada
bayi sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian pada bayi.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah


dalam kegiatan yang akan dilakukan ini yaitu: Bagaimana teknik menyusui
pada bayi di Desa Makmur?

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu mengajarkan teknik menyusui
pada bayi di Desa Makmur
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pentingnya teknik menyusui
2. Mengetahui tujuan teknik menyusui
3. Mampu mendemonstrasikan teknik menyusui
2.2 Manfaat
2.2.1 Menambah pengetahuan masyarakat Desa Makmur mengenai teknik
menyusui;
2.2.2 membantu mencegah terjadinya puting susu ibu lecet dan
pembendungan ASI/bengkak pada payudara;
2.2.3 membantu bayi menyusu dengan maksimal dan nyaman.
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Dasar Pemikiran
Teknik Menyusui yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi pemberian ASI, yaitu:
a. Perubahan Sosial Budaya
1) Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
Kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya
emansipasi wanita dalam hal segala bidang kerja dan kebutuhan yang
semakin meningkat, sehingga ketersediaan menyusui untuk bayinya
berkurang.
2) Meniru teman, tetangga atau orang yang sangat berpengaruh dengan
memberrikan susu botol kepada bayinya. Bahkan ada yang
berpandangan bahwa susu botol sangat cocok untuk bayi.
3) Merasa ketinggalan zaman jika masih menyusui bayinya.
b. Faktor Psikologis
1) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan.
Padahal setiap ibu yang mempunyai bayi selalu mengubah payudara,
walaupun menyusui atau tidak menyusui.
2) Tekanan batin
Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi
sehingga dapat mendesak ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama
menyusui bayinya, bahkan mengurangi menyusui.
c. Faktor Fisik Ibu
Alasan yang cukup sering bagi ibu untuk menyusui adalah karena ibu
sakit, baik sebentar maupun lama. Tetapi sebenarnya jarang sekali ada
penyakit yang mengharuskan berhenti menyusui. Dari jauh lebih
berbahaya untuk mulai memberi bayi makanan buatan daripada
membiarkan bayi menyusu dari ibunya yang sakit.

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
d. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang
mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI.
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara
pemanfaatannya.
e. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI
f. Kurang/ salah informasi Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu
sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah
susu formula bila merasa ASI kurang. Petugas kesehatan masih banyak
yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau
saat memulangkan bayinya.
g. Faktor pengelolaan ASI di Ruang Bersalin untuk menunjang keberhasilan
laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir.
Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak semua dapat
dilaksanakan menyusui dini, seperti persalinan dengan tindakan (seksio
sesaria).
3.2 Kerangka Penyelesaian
Pemateri
menyampaikan
tujuan dan manfaat
teknik menyusui

Pemateri
menyampaikan dampak
teknik menyusui yang
salah

Pemateri mensimulasikan
teknik menyusui
Motivasi Klien
selama penyuluhan
Klien mensimulasikan teknik
menyusui

Klien mampu
menjelaskan tujuan dan
manfaat teknik menyusui

Klien mampu
mensimulasikan teknik
menyusui

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Pendidikan kesehatan yang disertai demonstrasi merupakan upaya
untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
masyarakat khususnya ibu-ibu untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi
trerutama dalam pemberian ASI. Dalam realisasi penyelesaian masalah
mengenai kejadian diare pada bayi akibat pemberian susu formula adalah
dengan melakukan teknik menyusui yang benar.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan dan demonstrasi
ini yaitu ibu-ibu yang ada di Desa Makmur yang akan diajarkan mengenai
teknik menyusui. Teknik menyusui ini dilakukan agar dapat diterapkan
sehari-hari oleh ibu-ibu menyusui untuk mencegah terjadinya puting susu ibu
lecet, mecegah pembendungan ASI/bengkak pada payudara, dan membantu
bayi menyusu dengan maksimal dan nyaman. Keluarga ibu (suami) dalam hal
ini diharapkan dapat membantu ibu saat melakukan teknik menyusui.
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran : konstruktif
2. Landasan teori : diskusi dan demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran
Keterangan:
1. Pemateri
2. Peserta
3. Fasilitator
4. Dosen

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:
Mitra Cendikia offset
Perinasia. 2012. Manajemen Laktasi. Menuju Persalinan Aman dan Bayi Lahir
Sehat, 2nd ed. Jakarta.
Saleha, Siti. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Soetjingsih. 2010. Lama Menyusui.UI. Jakarta. Gramedia.
WHO. 2012. Global and Strategy for Infant and Young Child Feeding. Geneva.
Switzerland: World Health Organization.

Lampiran:
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

: Berita Acara
: Daftar Hadir
: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
: Standar Operasional Prosedur (SOP) bila ada
: Materi
: Media Leaflet

Jember, 30 Maret 2016


Pemateri

Auliya Hidayati
NIM. 132310101001

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
Lampiran 1: Berita Acara
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016
BERITA ACARA
Pada hari ini, _________ tanggal ____ bulan ________ tahun 2016 jam ______
s/d ______WIB bertempat di ________________Jalan________________ No.
___ Telp. (0331)XXXXX Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur (68XXX)
telah dilaksanakan kegiatan Teknik menyusui oleh Mahasiswa PSIK Universitas
Jember. Kegiatan ini diikuti oleh _____ orang (daftar hadir terlampir).
Jember,

2016

Mengetahui,
Tutor PSIK
Universitas Jember

Kepala
Kelurahan

(
NIP.

(
NIP.

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
Lampiran 2: Daftar Hadir
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016
DAFTAR HADIR
Kegiatan
Teknik
menyusui:
Hari__________,
Tanggal
_______Bulan_______________2016
Jam_________-________WIB
Tempat___________________________Kelurahan___________________Kecam
atan________________Jember
NO

NAMA

ALAMAT

TANDA TANGAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jember,

2016

Mengetahui,
Tutor PSIK
Universitas Jember

Kepala
Kelurahan

(
NIP.

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

(
NIP.

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Topik
Sasaran
Waktu
Hari/Tanggal
Tempat

: Teknik menyusui
: Ibu Menyusui
: 08.00 s/d 08.15 WIB (15 menit)
: Jumat, 1 April 2016
: Desa Makmur

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi mengenai teknik menyusui, sasaran akan
dapat mengerti, memahami, dan mampu mendemonstrasikan teknik menyusui.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan teknik menyusui selama 20 menit sasaran akan
mampu:
a. Mengerti dan mampu mempraktekkan teknik menyusui dengan benar
b. Mampu menerapkan ten=knik menyusui bayi sehari-hari
c. Keluarga ibu (suami) mampu membantu ibu dalam melakukan teknik
menyusui
3. Pokok Bahasan
Teknik menyusui
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian teknik menyusui
b. Tujuan dan manfaat teknik menyusui
c. Langkah-langkah teknik menyusui
5. Waktu
1 x 15 menit
6. Bahan/Alat yang diperlukan
a. Materi
b. Leaflet
c. Kursi
d. Bantal
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: Pertemuan Ibu dan keluarga
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
8. Setting Tempat
Keterangan:
5. Pemateri
6. Peserta
7. Fasilitator
8. Dosen
9. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi dan SOP tentang teknik menyusui untuk
ibu di Desa Makmur kemudian membuat media pembelajaran yaitu leaflet.
10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Proses
Pendahuluan

Penyajian

Penutup

11. Evaluasi

Tindakan
Kegiatan Pemateri
1.Salam pembuka
2.Memperkenalkan diri
3.Menjelaskan tujuan umum dan
tujuan khusus
1.Menjelaskan tentang:
a. Pengertian teknik menyusui
b. Tujuan dan manfaat teknik
menyusui
c. Langkah-langkah
teknik
menyusui
2.Memberikan kesempatan kepada ibu
dan keluarganya (suami) untuk
bertanya
3.Menjawab pertanyaan
4.Mendemonstrasikan
teknik
menyusui
5.Memberikan kesempatan kepada ibu
dan suami untuk ikut mempraktikkan
teknik menyusui
1.Menyimpulkan materi yang telah
diberikan
2.Mengevaluasi
hasil
pendidikan
kesehatan dan demonstrasi
3.Memberikan leaflet tentang teknik
menyusui
4.Salam penutup

Kegiatan
Peserta
Memperhatikan

Waktu
1 menit

Memperhatikan
dan
memberi
tanggapan

12 menit

Memperhatikan
dan menanggapi

2 menit

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
Lampiran 4: Standar Operasional Prosedur
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TEKNIK MENYUSUI
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP

1.` Pengertian
2.

Tujuan

3.
4.
5.

Indikasi
Kontraindikasi
Persiapan pasien

6.

Persiapan alat

7.

Persiapan Perawat

7.

Cara kerja

NO DOKUMEN:

NO. REVISI:

HALAMAN
:

TANGGAL TERBIT:

DITETAPKAN OLEH :

Cara yang digunakan oleh ibu untuk menyusui dengan


cara yang benar
1. Mencegah puting susu lecet
2. Bayi bisa menyusu dengan maksimal dan nyaman
3. Mencegah terjadinya pembendungan ASI/bengkak
pada payudara
Ibu perinatal, menyusui
Keganasan pada payudara
1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien
3. Jaga privasi klien
4. Jelaskan maksud dan tujuan
1. Kursi
2. Bantal
1. Lakukan pengkajian: baca catatan keperawata dan
medis
2. Rumuskan diagnosa terkait
3. Buat intervensi
4. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain
jika perlu
5. Cuci tangan dan siapkan alat
1. Berikan salam, perkenalkan nama dan tanggung
jawab perawat
2. Panggil klien dengan nama kesukaan klien
3. Jelaskan prosedur, tujuan, dan lamanya tindakan
pada klien
4. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
5. Berikan petunjuk alternatif komunikasi jika klien
merasa tidak nyaman dengan prosedur yang
dilakukan
6. Jaga privasi klien
7. Cuci tangan
8. Masase payudara dahulu
9. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian oleskan pada puting susu dan areola.

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
10.Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara:

8.

Hasil

a. Ibu duduk atau berbaring santai


b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada kengkung siku ibu dan bokong bayi
terletak pada lengan, kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu
dan yang satu di depan
d. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara (tidak hanya membelokkan
kepala bayi)
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus
f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
11.Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari
yang lain menopang dibawah, jangan menekan
puting susu atau areolanya saja
12.Bayi diberi rangsangan dengan membuka mulut
(rooting refleks) dengan cara: menyentuh pipi dengan
puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi
13.Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala
bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta
areola dimasukkan ke mulut bayi
14.Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi
15.Melepas isapan bayi: jari kelingking ibu dimasukkan
ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu nayi
fitekan ke bawah
16.Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang
belum terkosongkan (yang dihisap terakhir)
17.Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada puting susu dan areola
sekitarnya, biarkan kering dengan sendirinya
18.Jelaskan bahwa tindakan telah selesai
19.Cuci tangan
a. Subyektif
Klien mengatakan bahwa putting susu tidak nyeri
b. Obyektif
Bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada
perut ibu, mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi
menmpel pada payudara ibu, sebagian areola masuk
kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang
masuk, bayi nampak menghisap kuat dengan irama
perlahan.

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
Lampiran 5: Materi
TEKNIK MENYUSUI
1.

Pengertian
Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
(Perinasia, 2012).

2.

Tujuan dan Manfaat


Proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan
jasmani, emosi maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya (Saleha,
2011). Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI
eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara
baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami
(Ambarwati, dkk.2011). Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks.
Pada masa ini, ibu dan anak membentuk satu ikatan yang kuat.
Protokol evidence based yang baru telah diperbaharui oleh WHO dan
UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan
bahwa bayi harus mendapat kontak kulit kekulit ibunya segera setelah lahir
selama paling sedikit satu jam, bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi
menyusu dan ibu dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta
memberikan bantuan bila diperlukan, menunda semua prosedur lainnya yang
harus dilakukan kepada bayi baru lahir sampai dengan inisiasi menyusu
selesai dilakukan (Ambarwati, 2011).

3.

Langkah-langkah Teknik Menyusui


a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

Gambar 1 Cara meletakkan bayi dan cara memegang payudara

b. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh


bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi ke
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember

Gambar 2 Cara merangsang mulut bayi

c. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah


bayi terletak di bawah puting susu.
d. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka
lebar.

Gambar 3 Perlekatan benar

Laporan Keperawatan Keperawatan Komunitas II PSIK 2016


Universitas Jember
Lampiran 6: Media Leaflet

Anda mungkin juga menyukai