Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

MAKALAH

oleh

Auliya Hidayati
NIM 132310101001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2015
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA:
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABUSE

MAKALAH

diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II


dengan dosen: Ns. Latifa Aini S, M.Kep, Sp. Kom

oleh

Auliya Hidayati
NIM 122310101001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2015
A. Definisi Abuse
Abuse merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang sekali atau
berulang baik disengaja maupun tidak disengaja atau akibat kurangnya
kepercayaan dalam suatu hubungan sehingga menyebabkan kecacatan seperti
cedera, pelanggaran hak asasi manusia, dan penurunan kualitas hidup seseorang
atau penderitaan bagi lanjut usia (Bhatia, Srivastava, & Bansal, 2008). Menurut
WHO menjelaskan bahwa abuse merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan
dapat menyebabkan cidera, penyakit, penurunan produktivitas, isolasi, dan
perasaan putus asa (WHO, 2002).

B. Faktor yang Mempengaruhi


Menurut Hazard et al (2003), ada beberapa faktor resiko yang dapat
mempengaruhi abuse adalah sebagai berikut :
1. Menurunnya kesehatan dan adanya gangguan fungsional
Kesehatan lansia yang buruk disertai dengan adanya gangguan fungsional
dapat mengurangi kemampuan lansia dalam mencari dan atau
mempertahankan dirinya sendiri sehingga hal ini dapat memicu ketegangan
antara lansia dengan caregiver. Hal ini dapat mengakibatkan lansia tersebut
lebih mudah mendapatkan abuse.
2. Gangguan kognitif
Lansia yang mempunyai gangguan kognitif biasanya memiliki perilaku
yang agresif dan dapat memicu terjadinya ketegangan pada caregiver atau
anggota keluarga lainnya.
3. Pelaku abuser yang menyimpang
Pelaku mempunyai kebiasaan yang buruk seperti pecandu alkohol atau
narkoba dan memiliki penyakit mental yang serius dapat menyebabkan
pelaku kehilangan kontrol sehingga memicu timbulnya perilaku kasar
terhadap usia lanjut.
4. Ketergantungan pelaku pada korban
Pelaku sangat bergantung pada korban dalam hal finansial dalam
pemenuhan sehari-hari dan menyalahgunakan hasil berupa uang oleh
kerabat atau untuk mendapatkan harta warisan dari lansia tersebut.
Akibatnya jika lansia tidak memenuhi permintaan abuser, maka abuser
dapat bertindak abuse kepada lansia.
5. Pengaturan hidup bersama
Lansia yang hidup bersama dengan pasangan atau anggota keluarga akan
mudah mendapatkan tekanan dan konflik dimana pada umumnya mengarah
ke dalam insiden abuse terhadap usia lanjut.
6. Status perkawinan
Abuse juga dapat terjadi pada pasangan suami istri yang diakibatkan adanya
tekanan atau konflik di dalam rumah tangga. Elder abuse dapat terjadi
apabila pasangan memiliki riwayat kekerasan, pecandu alkohol, dan
memiliki gangguan mental (Matteson & Connel, 2007).
7. Faktor eksternal yang menyebabkan stres
Peristiwa hidup yang penuh dengan tekanan dan ketegangan finansial dapat
menurunkan kekuatan keluarga dan meningkatkan kemungkinan terjadinya
abuse.
8. Isolasi sosial
Lansia dengan minimnya kontak sosial akan mudah menjadi korban abuse.
Dengan berkurangnya isolasi pada lansia memungkinkan tindakan abuse
untuk dideteksi dan dihentikan. Dukungan sosial berperan sangat penting
bagi kelangsungan hidup lansia karena dapat menjadi penahan dalam
melawan stres.
9. Sejarah adanya kekerasan
Riwayat kekerasan di dalam suatu hubungan mungkin dapat berubah
menjadi prediksi adanya elder abuse di kehidupan selanjutnya.
C. Tanda dan Gejala Elder Abuse
Tanda dan gejala dari elder abusemenurut Hazard et al (2003) adalah
sebagai berikut:
1. Physically abuse
a) Memar dan bilur yang tidak dapat dijelaskan seperti di wajah, bibir,
mulut, badan, punggung, pantat, atau paha, dan membentuk pola yang
teratur atau mencerminkan bentuk alat yang digunakan untuk melakukan
abuse (kabel, listrik, ikat pinggang, dan lain-lain).
b) Luka bakar yang tidak dapat dijelaskan seperti luka sundutan rokok (di
telapak kaki, telapak tangan, punggung atau pantat), luka bakar celup
(luka bakar yang berbentuk seperi kaus kaki), berpola (seperti bentuk alat
setrika, pembakar listrik, dan lain-lain), dan luka bakar karena tali pada
lengan, tungkai, leher, atau badan.
c) Fraktur yang tidak dapat dijelaskan seperti di wajah (pada tengkorak,
hidung, atau struktur wajah lainnya), fraktur dalam proses penyembuhan.
d) Laserasi atau abrasi yang tidak dapat dijelaskan seperti di bagian mulut,
bibir, gusi, mata, atau genitalia eksterna.
2. Psychological abuse
a) Gangguan kebiasaan seperti menghisap, menggigit, bergoyang-goyang.
b) Gangguan tingkah laku seperti antisosial, dan destruktif.
c) Sikap neurotik seperti gangguan tidur, gangguan bicara.
d) Reaksi psikoneurotik seperti histeria, obsesi, fobia, dan hipokondria.
e) Fraktur yang tidak dapat dijelaskan seperti di wajah (pada tengkorak,
hidung, atau struktur wajah lainnya), fraktur dalam proses penyembuhan.
f) Laserasi atau abrasi yang tidak dapat dijelaskan seperti di bagian mulut,
bibir, gusi, mata, atau genitalia eksterna.
3. Neglect/pengabaian
a) Kehilangan berat badan yang drastis, malnutrisi, dan dehidrasi.
b) Adanya masalah fisik seperti luka tekan.
c) Kondisi lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat seperti kotor,
berdebu, seprei dan pakaian yang berantakan.
d) Pakaian yang tidak cocok dengan musimnya
e) Kondisi tempat tinggal yang tidak aman.
4. Eksploitasi finansial
a) Tidak adekuatnya makanan dan obat-obatan.
b) Kurangya pengetahuan tentang status finansial.
c) Perubahan mendadak dalam kondisi keuangan milik lansia.
d) Uang tunai milik lansia hilang di rumah.
e) Perubahan yang mencurigakan dalam isi surat wasiat dan surat kuasa.
f) Tagihan yang belum dibayar atau kurangnya perawatan medis meskipun
lansia memiliki cukup uang untuk berobat.

D. Dampak Elder Abuse


Menurut Bain & Spencer (2009) dampak yang terjadi setelah lansia
mengalami Abuse adalah sebagai berikut :
1. Dampak secara fisik
Abuse merupakan sumber utama yang menyebabkan lansia mudah
mengalami tekanan (stres) sehingga hal ini memiliki efek jangka panjang
bagi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Stres yang diakibatkan oleh abuse
dapat memicu timbulnya rasa nyeri dada atau angina, masalah jantung
lainnya, tekanan darah tinggi, masalah pernapasan, masalah perut (maag),
dan serangan panik. Selain itu elder abuse dapat menyebabkan lansia
mengalami kecacatan/cedera seperti patah tulang.
2. Dampak secara finansial
Elder abuse dapat berpengaruh pada kesejahteraan seorang lansia sehingga
hal ini membuat ketegangan keuangan milik lansia. Selain itu lansia juga
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
pengobatan karena sebagian uang miliknya atau bahkan seluruh uangnya
berada di tangan anggota keluarganya.
3. Dampak secara sosial
Elder abuse dapat menjadi kebiasaan turun-temurun hingga menjadi sebuah
tradisi.
DAFTAR PUSTAKA

Kuspriyani, Fitri. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Resiko


Terjadinya Elder Abuse Di Desa Jomegatan Ngestiharjo Kasihan
Bantul. Diakses
http://thesis.umy.ac.id/index.php?opo=tampilBibliografi&id=SKP&cs
=1&hal=201. Tanggal 12 September 2015 pukul 09.55 WIB.
Hurt, Anne. 2002. How to Stop Eldery Abuse. iUniverse, Inc.
SOAL

Ny. A berusia 60 tahun datang ke rumah sakit diantar oleh tetangganya dengan
keluhan pusing sudah 3 hari. Pasien terlihat kurus, lemah, pucat, dan ditemukan
lebam di sekitar punggung. Tetangganya mengatakan bahwa pasien jarang keluar
rumah dan berinteraksi dengan tetangga di sekitarnya karena tidak diperbolehkan
oleh anaknya namun setelah ditanyakan ternyata Ny. A sering dipukuli oleh
menantunya karena makanan yang diberikan sering tidak dihabiskan.
1. Berdasarkan kasus tersebut, apa yang mempengaruhi abuse pada lansia?
a. Status perkawinan
b. Isolasi sosial
c. Menurunnya kesehatan dan adanya gangguan fungsional
d. Sejarah adanya kekerasan
e. Faktor eksternal yang menyebabkan stres
2. Apakah dampak yang terjadi setelah lansia mengalami abuse menurut Bain &
Spencer (2009)?
a. Dampak secara fisik
b. Dampak secara finansial
c. Dampak secara sosial
d. Dampak campuran
e. Dampak turun temurun
3. Masalah keperawatan apakah yang prioritas sesuai kasus tersebut?
a. Ansietas
b. Ketidakseimbangan nutrisi
c. Resiko injury
d. Defisit volume cairan
e. Hipertermi
4. Data subjektif apakah yang dapat mendukung masalah keperawatan yang
prioritas tersebut?
a. Lebam
b. Tampak pucat dan kurus
c. Tetangga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah
berinteraksi dengan tetangganya karena tidak diperbolehkan oleh
anaknya
d. Pasien tidak mau makan
e. Pasien diam saja
5. Intervensi apakah yang harus ditegakkan sesuai dengan diagnosa keperawatan
prioritas?
a. Beri kompres hangat
b. Kaji status nutrisi pasien
c. Kolaborasi pemberian oksigen
d. Kaji tingkat depresi pasien
e. Ajarkan teknik relaksasi

Tn. B berusia 50 tahun datang ke rumah sakit diantar oleh cucunya dengan
keluhan lebam dan nyilu di bagian lengan. Pasien terlihat kurus dan tampak pucat.
Cucunya mengatakan bahwa pasien sering dipukuli oleh Tn. A yaitu anak dari Tn.
B. Tn. A memiliki riwayat alkohol sehingga mudah marah dan tidak dapat
mengontrol emosi. Sehingga saat Tn. B menonton televisi diatas pukul 21.00, Tn.
A marah-marah dan tidak segan untuk memukul Tn. B.
6. Berdasarkan kasus tersebut, apa yang mempengaruhi abuse pada lansia?
a. Status perkawinan
b. Isolasi sosial
c. Pelaku abuser yang menyimpang
d. Sejarah adanya kekerasan
e. Faktor eksternal yang menyebabkan stres
7. Apakah dampak yang terjadi setelah lansia mengalami abuse menurut Bain &
Spencer (2009)?
a. Dampak secara fisik
b. Dampak secara finansial
c. Dampak secara sosial
d. Dampak campuran
e. Dampak turun temurun
8. Masalah keperawatan apakah yang prioritas sesuai kasus tersebut?
a. Ansietas
b. Ketidakseimbangan nutrisi
c. Kerusakan integritas kulit
d. Defisit volume cairan
e. Hipertermi
9. Data objektif apakah yang dapat mendukung masalah keperawatan yang
prioritas tersebut?
a. Lebam dan nyilu di bagian lengan
b. Tampak kurus dan pucat
c. Cucu pasien mengatakan bahwa pasien sering dipukuli oleh Tn. A
d. Pasien menonton televisi diatas pukul 21.00
e. Pasien diam saja
10. Intervensi apakah yang harus ditegakkan sesuai dengan diagnosa keperawatan
prioritas?
a. Beri kompres dingin
b. Kaji status nutrisi pasien
c. Kolaborasi pemberian oksigen
d. Kaji tingkat depresi pasien
e. Ajarkan teknik relaksasi

Anda mungkin juga menyukai