Askeb Komplementer
Di Susun Oleh :
Identitas Artikel
Ratih Subekti
Pendahuluan
Latar Belakang Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2010 dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI
ekslusif kepada bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu
tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering menderita
putting lecet dan retak (Riskesdas, 2010). Keberhasilan menyusui
harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat
pemberian ASI. Kegagalan dalam proses menyusui sering
disebabkan karena timbulnya beberapa masalah pada ibu dan
bayi. Perilaku menyusui yang salah dapat mengakibatkan puting
susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau enggan menyusui
(Proverawati, 2010).
Review Artikel 2
Identitas Artikel
Tahun 2021
Nama penulis
Marchatus Soleha dan Apriyanti Aini
Pendahuluan
Review Artikel 3
Identitas Artikel
Judul Artikel Hambatan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0 - 6 Bulan
JIKSH
Jurnal
Volume, Nomor
Volume 10| Nomor 1| Juni|2021
dan Halaman
Tahun 2021
Pendahuluan
Latar Belakang Air Susu Ibu adalah makanan ideal untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Rekomendasi dari United Nation Childrens
Funds dan World Health organization menyatakan bahwa
sebaiknya anak hanya disusui ASI selama paling sedikit enam
bulan dan makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak
berumur enam bulan dan pemberian ASI dilanjutkan sampai
anak berumur dua tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari
WHO dan UNICEF pada tahun 2018, secara global
menunjukkan tingkat pemberian ASI eksklusif cukup rendah
yaitu hanya 41persen. Di Indonesia dari data Riset Kesehatan
Dasar yang dilakukan pada tahun 2018 menunjukkan
bahwatingkat pemberian ASI eksklusif hanya mencapai 37
persen (Unicef, 2020).
Review Artikel 4
Identitas Artikel Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dan Cara
Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Judul Artikel Puskesmas
Segiri Samarinda
Pendahuluan
Latar belakang Pada tahun 2020, di Indonesia persentase bayi dengan usia
kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif sekitar
66,1%. Pencapaian indeks persentase bayi di bawah 6 bulan yang
diberi ASI sudah mencapai target tahun 2020 sebesar 40%.
Target nasional adalah 80% sehingga pencapaian tersebut perlu
ditingkatkan lagi agar bisa tercapai target nasional. Persentase
bayi dengan usia kurang 6 bulan mendapat ASI eksklusif di
Kalimantan Timur sebanyak 75,87%. Persentase bayi usia
kurang 6 bulan mendapat ASI Eksklusif di Kota Samarinda
sebanyak 66%. Puskesmas Segiri merupakan salah satu
puskesmas di Kota Samarinda dengan persentase keberhasilan
ASI eksklusif masih di bawah target yaitu 69%. Manfaat yang
didapatkan apabila memberikan ASI eksklusif pada bayi adalah
meningkatkan kekebalan tubuh bayi, membuat anak lebih cerdas,
mengurangi obesitas dan memperkuat ikatan emosional antara
ibu dan bayi. Akibat yang didapatkan apabila tidak memberikan
ASI eksklusif yaitu bayi lebih mudah sakit, tumbuh kembang
yang tidak optimal, dan bayi akan lebih mudah mengalami diare
dan infeksi lainnya
kesimpulan Sebagian besar usia ibu menyusui di RSUD Sidoarjo adalah 20-
35 tahun dan paritas ibu menyusui adalah multipara. Hampir
setengahnya pendidikan ibu menyusui adalah SMA. Sebagian
besar status pekerjaan ibu menyusui adalah tidak bekerja.
Hampir seluruh keadaan payudara ibu menyusui
adalah normal atau tidak bermasalah. Hampir seluruh usia gestasi
adalah ≥37 minggu dan berat badan lahir di RSUD
Sidoarjo adalah ≥2500 gram. Sebagian besar ibu menyusui
melakukan teknik menyusui dengan posisi, perlekatan dan
hampir seluruh bayi memiliki keefektifan menghisap yang baik.
Sebagian besar kesalahan dalam teknik menyusui terdapat pada
keefektifan menghisap bayi. Tidak ada hubungan antara usia
ibu, dengan teknik menyusui. Ada hubungan antara paritas,
pendidikan, status pekerjaan, masalah payudara, usia
gestasi dengan teknik menyusui. Beberapa faktor lain yang dapat
mempengaruhi keberhasilan menyusui antara lain jenis
persalinan, pengetahuan, informasi dari petugas kesehatan dan
sarana prasarana