Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai

sesudahnya persalinan yang terhitung dari saat selesai persalinan sampai

pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil

(Maryunani,A,2016). Dalam masa nifas banyak hal yang terjadi dan

bersifat karakteristik yang memberikan ciri ibu nifas, seorang ibu nifas

memerlukan perawatan khusus untuk memulihkan kondisi kesehatan

tubuhnya termasuk dengan perawatan payudara (Dewi,V.N.L.,dan

Sunarsih, T, 2012).

Menurut Organisasi kesehatan dunia (2007) memperkirakan lebih

dari 1,4 juta orang tidak mengerti tentang perawatan payudara. The

American Society memperkirakan 241.240 wanita Amerika Serikat

mengalami masalah karena payudara yang kurang bersih.Sedangkan di

Kanada jumlah wanita mengalami masalah dengan kebersihan payudara

adalah 24.600 orang dan di Australia sebanyak 14.791 orang. Di Indonesia

diperkirakan berjumlah 876.665 orang wanita yang tidak mengerti sama

sekali mengenai perawatan payudara. Dari antara 60% tersebut disebabkan

oleh kurangnya perawatan masa nifas, termasuk perawatan payudara

(Wulan, S., dan Gurusinga, R., 2017).

Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di

1
2

Dunia (38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi

pembengkakan payudara. Di indonesia angka kejadian mastitis dan puting

susu lecet pada ibu menyusui tahun 2010 disebabkan karena perawatan

payudara yang tidak benar dan 46 % di Indonesia angka kejadian masalah

tersebut diakibatkan oleh perawatan payudara yang kurang dan

diperkirakan jumlah ibu yang mengalami masalah dengan kebersihan

payudara di indonesia diperkirakan berjumlah 876.665 orang. Sementara

hasil survey Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 perawatan dan

perhatian ibu dalam melakukan perawatan payudara kurang sehingga

banyak terjadinya peningkatan angka kejadian bendungan ASI

(Prawita,A.A., dan Salima, M, 2018).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-

2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan

putting susu lecet, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya

perawatan selama masa nifas (Sulistyowati,A,2017). Menurut Piliterry

(2002) masalah yang terjadi pada masa nifas adalah puting susu lecet

dengan insiden mencapai 57 % ibu menyusui. Selain itu menurut

Soetjningsih adapun masalah yang dapat terjadi akibat kurangnya

perawatan payudara dalam masa nifas adalah puting puting susu lecet,

bendungan payudara dan pembengkakan payudara, dan ini berawal dari

pengetahuan ibu yang kurang tentang perawatan payudara (Yanti,P, 2017).

Salah satu masalah pada masa setelah persalinan atau masa nifas

adalah puting susu nyeri, puting susu lecet, payudara bengkak dan mastitis
3

(Vendi,E, 2018). Masalah seperti tidak sedikit ibu nifas yang mengabaikan

perawatan payudara karena malas atau belum mengetahui manfaat dari

perawatan payudara. Oleh karena itu disarankan untuk menjaga kesehatan

payudara saat menyusui, sehingga ibu bisa memberikan ASI pada buah

hati tersayang tanpa perlu merasa cemas (Syafrudin, K., & Mardiana, D,

2011).

Perawatan payudara sering disebut Breast Care yang bertujuan

untuk memelihara kebersihan payudara, memperbanyak atau

memperlancar pengeluaran ASI sehingga tidak terjadi kesukaran dalam

menyusui bayinya (Febrianti, B.I, 2016). Berdasarkan hasil survei yang

dilakukan oleh badan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan,

pada tahun 2002 didapatkan 46% ketidaklancaran ASI terjadi akibat

perawatan payudara yang kurang, 25% akibat frekuensi menyusui yang

kurang dari 8x/hari, 14% akibat BBLR, 10% akibat prematur, dan 5%

akibat penyakit akut maupun kronis (Febrianti, B. I, 2016).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah

Sakit Aura Syifa Kota Kediri, studi pendahuluan dilakukan secara acak

terhadap 10 ibu nifas dan diperoleh hasil 40 % (4 orang) ibu nifas

memiliki pengetahuan yang baik tentang cara melakukan perawatan

payudara yang benar sedangkan 6 orang (60 %) mempunyai pengetahuan

yang buruk tentang cara merawat payudara. Hal ini disebabkan karena

kurangnya informasi mengenai pendidikan kesehatan tentang cara

melakukan perawatan payudara yang benar.


4

Berdasarkan pengalaman praktik di Rumah Sakit Aura syifa

banyak ibu nifas yang tidak melakukan perawatan payudara disebabkan

karena beberapa alasan. Peneliti juga bertanya alasan mengapa tidak

melaksanakan perawatan payudara dari 10 ibu nifas, 4 menyatakan malas

atau jarang melaksanakan perawatan payudara karena ibu menganggap

bahwa perawatan payudara pada ibu nifas tidaklah penting sedangkan 6

ibu nifas lain beralasan belum mengetahui pelaksanaan dalam melakukan

perawatan payudara itu sendiri kemudian belum diajarkannya cara

melakukan perawatan payudara menjadi salah satu penyebab ibu tidak

melaksanakan perawatan payudara. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan

tentang perawatan payudara sangat penting untuk diberikan. Pendidikan

kesehatan adalah suatu proses untuk merubah perilaku yang dinamis

karena individu dapat menerima dan menolak keterangan baru, sikap baru,

dan perilaku baru yang berhubungan dengan tujuan hidup (Maulana,

H.D.J, 2012).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan Sri Aminingsih

tahun 2013 dengan judul “Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan payudara pada ibu

postpartum di RS Dr.OEN Surakarta” menyebutkan hasil penelitian skor

rata-rata keterampilan responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan

lebih tinggi yakni sebesar 71,2 dari pada sebelum diberikan pendidikan

kesehatan yaitu sebesar 95. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa melalui pendidikan kesehatan responden diberi suatu pengetahuan


5

baru yang belum diketahui agar mereka berperilaku berupa keterampilan

dalam melakukan perawatan payudara (Aminingsih,S, 2013).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nindya Kurniawati tahun 2014

dengan judul “Pengaruh konseling perawatan payudara tehadap

pelaksanaan perawatan payudara pada ibu nifas” didapatkan hasil

penelitian yang menunjukan bahwa sejumlah 8 respondenibu nifas (53,33

%) yang tidak diberikan konseling perawatan payudara sebagian besar

tidak melakukan perawatan payudara dan ibu nifas yang diberikan

konseling perawatan payudara seluruhnya sebanyak 15 responden (100%)

melakukan perawatan payudara. Dari hasil penelitian ini menunjukan

bahwa adanya pengaruh konseling perawatan payudara terhadap

pelaksanaan perawatan payudara pada ibu nifas.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Wulan tahun 2012 dengan

judul “Pengaruh Perawatan Payudara (Breast Care) Terhadap Volume Asi

Pada Ibu Post Partum Nifas di RSUD Deli Serdang Sumut ” didapatkan

hasil penelitian menunjukan bahwa sesudah dilakukan perawatan

payudara terdapat 16 (88,9%) responden yang mengalami peningkatan

volume ASI dan 2 (11,1%) responden yang tidak mengalami peningkatan

volume ASI yang berarti ada pengaruh yang signifikan tehadap volume

ASI pada ibu post partum sebelum dan sesudah diberikan perawatan

payudara (Wulan, S., dan Gurusinga, R,2017).

Menurut Sarwono, (2009) menyatakan beberapa dampak masalah

yang terjadi jika tidak melakukan perawatan payudara pada ibu nifas
6

antara lain dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan payudara,

saluran susu tersumbat, infeksi pada payudara, puting tenggelam, puting

susu lecet dan hal ini biasanya terjadi disebabkan karena kurangnya

pengetahuan ibu nifas dalam merawat payudara (Setiawan,A,2017).

Beberapa masalah lain yang timbul jika ibu tidak melakukan perawatan

payudara yakni dapat mengakibatkan bayi tidak mau menyusu atau tidak

mendapatkan ASI secara maksimal sehingga mengakibatkan kebutuhan

gizi bayi tidak akan terpenuhi secara baik dan bayi akan mudah terkena

penyakit bahkan mengalami kematian (Wulandatika, D, 2017). Oleh

karena itu untuk menanggulangi permasalahan diatas perlu dilakukan

upaya preventif dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang

perawatan payudara (Wulandari, C, 2018). Pendidikan kesehatan adalah

suatu bentuk perilaku untuk hidup sehat. Oleh karena itu salah satu kunci

keberhasilan peran bidan dalam mengurangi angka kejadian masalah pada

ibu nifas antara lain dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang

perawatan payudara.

Berdasarkan latar belakang diatas dengan melihat kejadian

tersebut,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan perawatan

payudara oleh ibu nifas”.


7

1.2. Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang diatas, maka rumusan dalam

penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pelaksanaan perawatan payudara oleh ibu nifas ?”

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, penulis memberikan batasan ruang

lingkup dari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti hanya membatasi

permasalahan pada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan

perawatan payudara pada ibu nifas. Dalam penelitian ini peneliti ingin

mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan

perawatan payudara pada ibu nifas dengan menggunakan studi literature

review.

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji adanya pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pelaksanaan perawatan payudara pada ibu nifas.

1.4.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi hasil studi literatur yang berkaitan dengan pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan perawatan payudara oleh

ibu nifas

b. Mengidentifikasi persamaan jurnal yang telah didapatkan

c. Mengidentifikasi Perbedaan jurnal yang telah didapatkan


8

d. Mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pelaksanaan perawatan payudara oleh ibu nifas

1.5. Manfaat

1.5.1. Manfaat Teoritis

Menambah dan mengembangkan informasi tentang pentingnya

pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan perawatan payudara pada ibu

nifas guna untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan ibu tentang

pentingnya pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan perawatan

payudara pada ibu nifas.

1.5.2. Manfaat Institusi Pendidikan

Menambah informasi dan referensi serta dapat bermanfaat sebagai

sarana untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan, pengalaman

serta pembelajaran dalam melakukan penelitian tentang pendidikan

kesehatan terhadap pelaksanaan perawatan payudara pada ibu nifas

1.5.3. Manfaat Klinis

Merupakan upaya bagi tenaga kesehatan dengan adanya

pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan perawatan payudara pada ibu

nifas dapat bermanfaat serta dapat meningkatkan edukasi pengetahuan ibu

tentang pentingnya pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan perawatan

payudara pada ibu nifas

Anda mungkin juga menyukai